Home / Romansa / Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu / Bab 4. Hanya Punya Dua Opsi

Share

Bab 4. Hanya Punya Dua Opsi

Author: Irana
last update Last Updated: 2025-03-19 13:31:14

Jantung Alea seakan berhenti berdetak dan dadanya terasa sesak, seolah-olah ada yang meraup oksigennya secara paksa. Manakala dia melihat pria yang semalam sudah menemaninya dan pria itu juga sudah memberikan kenangan ciuman pertama untuknya.

"Ke-kenapa dia bisa ada di sini?" desis Alea sembari menggigit bibirnya sendiri, guna menahan rasa gugup itu. Namun, apa yang dilakukannya itu sia-sia, lantaran dia malah menunjukkan kegugupannya.

Alea semakin tidak aman, ketika pria itu tiba-tiba saja berhenti di depannya dan menatapnya dengan tajam. Alea pun langsung menundukkan kepalanya, untuk menyembunyikan wajahnya dan berharap bahwa Juno tidak mengenalinya.

"Kumohon, pergi sajalah dari sini." Mulut Alea komat-kamit dan meminta agar pria itu segera pergi dari hadapannya.

"Angkat kepala kamu!" titah lelaki itu dengan suara dinginnya pada Alea.

Semua orang yang ada di sana, sontak saja melihat ke arah Alea dan Presdir baru itu. Mereka bertanya-tanya apa yang telah dilakukan oleh Alea atau apakah Alea dan Juno saling mengenal sebelumnya?

"Kamu tuli?" tanya Juno dengan sinis.

"Tidak pak!" jawab Alea dengan cepat.

Dengan memberanikan diri, Alea mengangkat kepalanya. Akhirnya dia pun bertatapan dengan Juno, pria tadi malam yang sudah bersamanya dan mengetahui kegilaannya tadi malam. Alea juga berpikir, kalau mereka sudah tidur bersama.

Juno memandang wajah wanita itu dengan intens. Entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini. Tapi Juno berhasil membuat Alea deg-degan.

Setelah beberapa detik mengamati wajah Alea, Juno kembali berjalan dengan pandangan lurus ke depan. Langkahnya mantap, diikuti oleh dua orang di belakangnya. Satunya adalah pria berkacamata bulat dengan ekspresi serius, sementara yang lainnya bertubuh tinggi dan mengenakan kacamata hitam, tampak waspada.

"Siapa dia?" tanya Juno, suaranya tenang namun mengandung ketegasan.

Pertanyaan itu seketika membuat kedua pria di belakangnya menghentikan langkah. Mereka saling bertukar pandang sejenak sebelum salah satunya membuka mulut, seolah ragu untuk menjawab.

"Siapa Pak?"

"Wanita yang tadi saya lihat. Siapa?"

"Saya tidak tahu Pak. Saya baru melihatnya hari ini," jawab pria berkacamata bulat yang bernama Adrian itu. Dia adalah sekretaris Juno.

Juno lalu memerintahkan kepada sekretarisnya. "Cari tahu tentang dia dan suruh dia ke ruangan saya, setelah ini."

"Baik, Pak." Adrian mengangguk. Wajahnya terlihat gelisah, dia khawatir kalau wanita itu membuat kesalahan pada Juno. Sampai-sampai Juno memanggilnya.

Sementara itu Alea, yang masih berdiri di tempatnya, merasakan detak jantungnya semakin cepat. Tatapan Juno tadi yang tajam seolah menelanjangi pikirannya, seakan dia akan mati saat itu juga.

"Aku hampir nggak bisa napas saat pak Juno lewat di depan kita,"ucap salah seorang karyawan sambil mengelus dadanya sendiri.

"Gila, ganteng banget Presdir baru kita. Aku jadi yakin, kalau aku bakalan makin betah kerja di sini seumur hidup!"

Para karyawati itu terpesona dengan ketampanan Juno. Visualnya bagaikan patung pahatan dewa Yunani. Tampan, berkarisma, tapi auranya benar-benar tegas dan mencirikan kalau dia memang benar-benar seorang penguasa besar.

"Ngomong-ngomong ... Bu Alea."

Alea menoleh ke arah salah satu anggota timnya yang memanggil namanya. "Iya?"

"Apa Bu Alea kenal sama pak Juno?" tanyanya yang seketika membuat Alea tersenyum canggung.

"Enggak! Saya gak kenal!" sanggah Alea dengan cepat.

"Oh gitu ya? Tapi tadi pak presdir lihatin bu Alea sampe segitunya loh. Saya kira, pak presdir mungkin kenal sama Bu Alea. Atau Bu Alea kenal sama beliau."

Alea menahan diri untuk tidak terlihat gugup dengan memperlihatkan senyumannya. Dia juga berdusta. "Enggak kok. Saya baru melihatnya hari ini."

'Mampus aku. Kayaknya dia benar-benar ngenalin aku. Gimana ini? Ini hari pertamaku kerja di sini' Alea mengigit bibirnya sendiri. Dia takut hari pertamanya bekerja di perusahaan ini, malah menjadi hari terakhirnya bekerja juga.

Saat Alea baru akan memulai pekerjaannya, Gunawan memberitahu Alea kalau dia mendapatkan amanat dari sekretaris presdir, kalau Alea harus pergi ke kantor presdir sekarang juga.

"Ada apa ya, Pak? Kenapa pak presdir manggil saya?" tanya Alea yang mulai deg-degan.

"Mungkin karena Bu Alea masih baru di tim kami, jadi pak presdir ingin bicara sedikit dengan Ibu."

Penjelasan Gunawan setidaknya membuat Alea sedikit berpikiran positif. Lagi pula Juno mungkin tidak ingat dirinya dan hanya membahas masalah yang berkaitan dengan pekerjaan saja. Alea berusaha berpikiran positif.

Dia menaiki lift karyawan menuju ke ruangan presdir yang berada di lantai atas. Jantungnya masih berdegup tak karuan, meskipun dia berusaha untuk menyingkirkan kegelisahannya.

"Pak presdir ada di dalam, Bu." Adrian mempersilahkan Alea untuk masuk ke dalam ruangan presdir.

"Bapak ikut ke dalam juga, kan?" tanya Alea, karena Adrian diam saja di sana dan tidak mengikutinya ke dalam.

"Saya di sini, Bu. Karena pak presdir ingin bicara berdua dengan Ibu."

Wajah Alea langsung berubah pucat pasi saat mendengarnya. "Be-berdua?"

Namun, dia tetap melangkah masuk ke dalam ruangan itu. Dia menarik napas dalam-dalam, berusaha untuk menetralkan jantungnya yang saat ini tak baik-baik saja.

"Tenang Alea. Tidak akan terjadi apa-apa sama kamu."

Akhirnya langkahnya sampai di depan meja lebar dengan tumpukan dokumen di sana. Tapi yang lebih membuat Alea khawatir adalah pria yang sedang duduk di depan tumpukan dokumen tersebut.

"Kamu sudah datang?"

"I-iya Pak."

Juno mendongak dan menatap Alea dengan tatapan matanya yang tajam. Hingga Alea kesulitan untuk menelan air liurnya sendiri.

"Apa kamu sudah tidak mabuk?"

"Apa maksud Bapak? Siapa yang mabuk, Pak? Saya baik-baik saja," sahut Alea dengan senyuman lebarnya.

Juno tersenyum sinis mendengar kata-kata Alea dan melihat gerak-gerik wanita itu yang berpura-pura polos. "Jadi kamu berpura-pura tidak tahu siapa saya?"

"Saya memang tidak tahu siapa Bapak dan saya baru melihat bapak hari ini." Alea masih menyangkalnya. Namun, Juno malah tersenyum tipis mendengarnya.

"Benarkah? Lalu bagaimana bisa saya tahu ukuran bra kamu ya? Ukuran 36 CD kan?"

Seketika kedua mata Alea langsung terbelalak kala mendengar perkataan Juno. Bisa-bisanya pria itu menyebutkan ukuran branya.

"Dasar laki-laki mesum!"

Akhirnya Alea pun meledak dan membuatnya ketahuan.

"Siapa yang kamu sebut mesum? Kamulah semalam yang menggoda saya, Nona."

"Saya tidak menggoda Anda!" sanggah Alea tak mau kalah. Wajahnya memerah, mengingat potongan kejadian memalukan semalam.

"Padahal semalam kamu sangat ganas menggoda saya. Tidak disangka, ternyata kamu orangnya sangat jaim," ucap Juno dengan sarkas.

"Bisakah Bapak melupakan saja kejadian semalam?" pinta Alea sambil menahan rasa malunya.

"Jadi kamu akhirnya mengaku juga, kalau kamu—"

Alea langsung memotong perkataan Juno, karena dia merasa malu. "Ya, saya mengaku! Jadi tolong jangan bahas ini lagi, Pak."

"Sa-saya pergi dulu."

Wanita itu segera membalikkan badan dan sepertinya dia memang berniat untuk melangkah pergi dari sana.

"Tunggu!"

Langkah Alea terhenti, kala Juno memanggilnya. Alea membalikkan badan dan melihat ke arah Juno.

"Iya Pak?"

"Kamu hanya punya dua opsi, Nona Alea."

Alea menelan salivanya, saat Juno berbicara dengan nada dingin dan raut wajah yang tampak datar. Maksud kata-katanya juga terkesan ambigu.

"Ya?" Alea mengerutkan keningnya, tak paham.

"Jadi pacar saya, atau keluar dari perusahaan ini."

"APA?"

TBC

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 5. Pagutan Bibir

    Alea menelan salivanya sendiri dan mematung ketika Juno mengatakan bahwa dia hanya memiliki dua pilihan. Kata-kata pria itu terdengar begitu ambigu, membuat pikirannya dipenuhi berbagai spekulasi."A-apa maksud Bapak? Kenapa Bapak bicara aneh seperti ini?" tanya Alea dengan gugup. Dia berusaha menerka maksud sebenarnya di balik ucapan Juno.Apakah dia salah dengar? Atau justru pria itu benar-benar mengatakan sesuatu yang sulit dipercaya?"Apa saya salah dengar? Bapak meminta saya untuk berpacaran dengan Bapak?" tanyanya lagi, kini dengan suara pelan seperti berbisik.Namun, Juno hanya tersenyum tipis tanpa segera memberikan jawaban. Tatapan matanya tetap tenang, seolah menikmati kebingungan Alea. Sementara itu, Alea mulai kehilangan kesabaran."Pak, saya lagi tanya sama Bapak!" ujar Alea dengan nada lebih tinggi. Dia merasa perlu mendapatkan kepastian.Juno mengangkat sebelah alisnya sebelum akhirnya berucap, "Saya tidak tuli, jadi kamu tidak usah berteriak seperti itu untuk berbicara

    Last Updated : 2025-03-19
  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 6. Pria Mesum Tidak Diajak

    Tatapan Juno, suaranya yang terdengar datar, entah kenapa malah terasa menyeramkan bagi Alea. Wajah wanita cantik itu menegang, kedua matanya melebar, terutama saat melihat seringai tipis di bibir Juno."Kamu akan menyesal karena telah menolak perintah saya, Nona."Hening. Beberapa detik berlalu tanpa ada yang bersuara. Seringai itu lenyap, digantikan oleh ekspresi dingin tanpa emosi. Alea menelan salivanya sendiri, melihat raut wajah Juno yang menyeramkan."Keluar."Namun, Alea tetap terpaku di tempat. Perubahan sikap Juno yang begitu cepat membingungkannya."Saya bilang keluar!" Kali ini, nada suara Juno lebih tegas, bahkan nyaris membentak. Alea tersentak. Tanpa berpikir panjang, dia segera melangkah keluar dari ruangan itu.Demi apa pun, jantungnya masih berdegup kencang setelah kejadian barusan. Nafasnya sedikit memburu, seolah dia baru saja keluar dari sebuah situasi berbahaya.Saat itu, Adrian, sekretaris Juno, melihatnya berjalan dengan langkah tergesa-gesa keluar dari ruangan

    Last Updated : 2025-03-25
  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 7. Wanita Golden Night

    Semua orang yang berada di meja itu langsung membisu. Napas mereka tertahan, takut melihat reaksi Juno setelah mendengar kata-kata Alea yang sangat berani, atau lebih tepatnya, nekat.Pak Gunawan, yang duduk di sebelah Alea, dengan panik mencoba meredakan situasi. "Maaf, Pak Presdir. Bu Alea benar-benar tidak sadar dengan apa yang dia katakan..."Namun, Juno tetap diam dan itu membuat suasana menjadi horor. Tatapannya tertuju pada Alea, yang tampak tidak peduli dan malah menuangkan lebih banyak minuman ke gelasnya. Wanita itu benar-benar menantangnya."Hey wanita Gold Night!" Suara Juno dalam, hampir seperti bisikan, tapi mengandung ancaman yang jelas. Gold Night adalah nama klub malam tempat Alea dan Juno bertemu semalam.Alea mendongak, menatapnya dengan mata yang mulai kehilangan fokus. "Apa?" jawabnya enteng, masih dengan nada menantang.Juno mendekat. Sekretarisnya, Adrian, terlihat tegang di belakangnya. Tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan pria itu.Lalu, dalam hitungan

    Last Updated : 2025-03-26
  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 8. Om punya pacar?

    Alea semakin panik. Juno semakin mendekat ke wajahnya, membuatnya merasa terpojok. "M-melecehkan? Saya?" suaranya bergetar. Dia mencoba mengingat kejadian semalam, tapi dia hanya ingat makan malam bersama dengan rekan-rekan barunya di kantor.Juno menatapnya dengan tatapan tajam, lalu tersenyum miring. "Kamu mabuk, lalu menggoda saya. Bahkan sempat menyentuh wajah saya dan bilang saya tampan. Jangan lupa, kamu muntah dibaju saya. Lalu kita—"Alea merasakan wajahnya memanas, saat Juno dengan sengaja menjeda kalimatnya di sana. "Saya… saya tidak ingat!" serunya."Sayangnya, saya ingat dengan jelas," ujar Juno, mengusap dagunya seolah berpikir. "Dan sekarang, saya ingin kompensasi atas apa yang kita lakukan semalam."Alea menelan ludah, tubuhnya semakin tegang. "Kompensasi apa? Tidak ada kompensasi!"Juno mendekat, matanya menatap lekat ke dalam mata Alea yang penuh ketakutan. "Oh tentu harus ada. Sebelum kita having sex bersama, saya masih perjaka. Setelah kamu melecehkan saya dua kali,

    Last Updated : 2025-03-26
  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 1. Masih Sempit

    "Aahh... Lebih cepat, sayang. Terus ... aarggh." Jantung Alea berdegup kencang saat mendengar erangan dan desahan dari dalam apartemen kekasihnya. Suara itu membuat kakinya gemetar, tetapi ia tetap melangkah, mengikuti sumbernya. Semakin dekat ke kamar, suara itu semakin jelas—menusuk telinganya seperti belati tajam. Jemarinya mencengkeram erat kotak merah yang dibawanya, hadiah kecil berisi kue yang dibuat dengan penuh cinta untuk kekasihnya, Martin. Namun, saat berdiri di ambang pintu, dunianya runtuh dalam sekejap. Napasnya tertahan. Kedua matanya membelalak, memaku pandangannya pada pemandangan yang menghancurkan hatinya. Di atas ranjang, Martin terbaring tanpa sehelai benang pun di tubuhnya—bersama seorang wanita yang sangat dikenalnya.  Dadanya sesak, seolah udara menghilang dari ruangan. Kotak merah dalam genggamannya bergetar, hampir terlepas dari tangannya. Semua rasa cinta dan harapan yang dia bawa kini luruh, berganti dengan nyeri yang mengoyak hatinya tanpa ampun.

    Last Updated : 2025-03-19
  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 2. Anu oleh gigolo

    "Kamu masih virgin?" Seketika rasa panas, gairah dan nafsu yang semula membuncah itu langsung hilang dalam sekejap. Sebelumnya, Juno berpikir sikap Alea yang agresif, seperti orang yang sudah pro melakukan hubungan intim. Tetapi, yang dia temui justru hal sebaliknya. Sadar dirinya bisa jadi menodai seorang gadis suci, apalagi kondisi gadis itu mabuk berat, Juno langsung mengurungkan niatnya. "Ayo Om. Sentuh aku lagi." Alea yang kehilangan sensasi dari sentuhan itu protes. "Om, ayo...." "Saya tidak bisa melanjutkannya." Pria itu berkata sambil mengambil pakaiannya yang tergeletak di lantai. Dia memakai pakaiannya kembali dan mulai mengancingkan kemejanya satu persatu. Alea menatap Juno dengan sorot mata penuh kebingungan. Nafasnya masih memburu, dadanya naik turun dengan cepat, namun kini ada sedikit ketakutan di sana. Dia tidak mengerti mengapa pria itu tiba-tiba berhenti, padahal tadi Juno terlihat begitu menginginkannya. "Kenapa, Om? Aku mau ini. Aku sudah siap," suara Alea

    Last Updated : 2025-03-19
  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 3. Presdir Baru

    Kenapa dia bisa melakukan hal sebodoh itu? Apa yang membuatnya begitu ceroboh? Pertanyaan itu terus berputar di kepala Alea ketika gadis itu di perjalanan pulang. Apalagi setelah pemilik klub yang menyewakan gigolo itu mengatakan bahwa semalam, pria yang seharusnya menemani Alea justru pergi ke kamar yang salah dan melayani tamu lain. Pemilik klub bahkan sudah mengembalikan uang Alea tanpa banyak penjelasan. "Jadi, siapa pria itu?" gumam Alea, berusaha mengingat sosok pria yang tidur dengannya tadi malam. Wajahnya samar-samar terbayang dalam benaknya, "Tapi dia sangat tampan… dan hot juga," ucapnya pelan, merasakan debaran aneh di dada. Alea menggelengkan kepala cepat. "Dasar kamu sudah gila, Alea! Bukannya khawatir apakah dia benar-benar tidur denganmu atau tidak, kamu malah sibuk memikirkan ketampanannya," gerutunya, sambil memukul pelan kepalanya sendiri. Beberapa menit kemudian, Alea sampai di depan rumahnya, diantar tukang ojeg. Namun, alangkah terkejutnya dia saat matanya m

    Last Updated : 2025-03-19

Latest chapter

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 8. Om punya pacar?

    Alea semakin panik. Juno semakin mendekat ke wajahnya, membuatnya merasa terpojok. "M-melecehkan? Saya?" suaranya bergetar. Dia mencoba mengingat kejadian semalam, tapi dia hanya ingat makan malam bersama dengan rekan-rekan barunya di kantor.Juno menatapnya dengan tatapan tajam, lalu tersenyum miring. "Kamu mabuk, lalu menggoda saya. Bahkan sempat menyentuh wajah saya dan bilang saya tampan. Jangan lupa, kamu muntah dibaju saya. Lalu kita—"Alea merasakan wajahnya memanas, saat Juno dengan sengaja menjeda kalimatnya di sana. "Saya… saya tidak ingat!" serunya."Sayangnya, saya ingat dengan jelas," ujar Juno, mengusap dagunya seolah berpikir. "Dan sekarang, saya ingin kompensasi atas apa yang kita lakukan semalam."Alea menelan ludah, tubuhnya semakin tegang. "Kompensasi apa? Tidak ada kompensasi!"Juno mendekat, matanya menatap lekat ke dalam mata Alea yang penuh ketakutan. "Oh tentu harus ada. Sebelum kita having sex bersama, saya masih perjaka. Setelah kamu melecehkan saya dua kali,

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 7. Wanita Golden Night

    Semua orang yang berada di meja itu langsung membisu. Napas mereka tertahan, takut melihat reaksi Juno setelah mendengar kata-kata Alea yang sangat berani, atau lebih tepatnya, nekat.Pak Gunawan, yang duduk di sebelah Alea, dengan panik mencoba meredakan situasi. "Maaf, Pak Presdir. Bu Alea benar-benar tidak sadar dengan apa yang dia katakan..."Namun, Juno tetap diam dan itu membuat suasana menjadi horor. Tatapannya tertuju pada Alea, yang tampak tidak peduli dan malah menuangkan lebih banyak minuman ke gelasnya. Wanita itu benar-benar menantangnya."Hey wanita Gold Night!" Suara Juno dalam, hampir seperti bisikan, tapi mengandung ancaman yang jelas. Gold Night adalah nama klub malam tempat Alea dan Juno bertemu semalam.Alea mendongak, menatapnya dengan mata yang mulai kehilangan fokus. "Apa?" jawabnya enteng, masih dengan nada menantang.Juno mendekat. Sekretarisnya, Adrian, terlihat tegang di belakangnya. Tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan pria itu.Lalu, dalam hitungan

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 6. Pria Mesum Tidak Diajak

    Tatapan Juno, suaranya yang terdengar datar, entah kenapa malah terasa menyeramkan bagi Alea. Wajah wanita cantik itu menegang, kedua matanya melebar, terutama saat melihat seringai tipis di bibir Juno."Kamu akan menyesal karena telah menolak perintah saya, Nona."Hening. Beberapa detik berlalu tanpa ada yang bersuara. Seringai itu lenyap, digantikan oleh ekspresi dingin tanpa emosi. Alea menelan salivanya sendiri, melihat raut wajah Juno yang menyeramkan."Keluar."Namun, Alea tetap terpaku di tempat. Perubahan sikap Juno yang begitu cepat membingungkannya."Saya bilang keluar!" Kali ini, nada suara Juno lebih tegas, bahkan nyaris membentak. Alea tersentak. Tanpa berpikir panjang, dia segera melangkah keluar dari ruangan itu.Demi apa pun, jantungnya masih berdegup kencang setelah kejadian barusan. Nafasnya sedikit memburu, seolah dia baru saja keluar dari sebuah situasi berbahaya.Saat itu, Adrian, sekretaris Juno, melihatnya berjalan dengan langkah tergesa-gesa keluar dari ruangan

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 5. Pagutan Bibir

    Alea menelan salivanya sendiri dan mematung ketika Juno mengatakan bahwa dia hanya memiliki dua pilihan. Kata-kata pria itu terdengar begitu ambigu, membuat pikirannya dipenuhi berbagai spekulasi."A-apa maksud Bapak? Kenapa Bapak bicara aneh seperti ini?" tanya Alea dengan gugup. Dia berusaha menerka maksud sebenarnya di balik ucapan Juno.Apakah dia salah dengar? Atau justru pria itu benar-benar mengatakan sesuatu yang sulit dipercaya?"Apa saya salah dengar? Bapak meminta saya untuk berpacaran dengan Bapak?" tanyanya lagi, kini dengan suara pelan seperti berbisik.Namun, Juno hanya tersenyum tipis tanpa segera memberikan jawaban. Tatapan matanya tetap tenang, seolah menikmati kebingungan Alea. Sementara itu, Alea mulai kehilangan kesabaran."Pak, saya lagi tanya sama Bapak!" ujar Alea dengan nada lebih tinggi. Dia merasa perlu mendapatkan kepastian.Juno mengangkat sebelah alisnya sebelum akhirnya berucap, "Saya tidak tuli, jadi kamu tidak usah berteriak seperti itu untuk berbicara

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 4. Hanya Punya Dua Opsi

    Jantung Alea seakan berhenti berdetak dan dadanya terasa sesak, seolah-olah ada yang meraup oksigennya secara paksa. Manakala dia melihat pria yang semalam sudah menemaninya dan pria itu juga sudah memberikan kenangan ciuman pertama untuknya."Ke-kenapa dia bisa ada di sini?" desis Alea sembari menggigit bibirnya sendiri, guna menahan rasa gugup itu. Namun, apa yang dilakukannya itu sia-sia, lantaran dia malah menunjukkan kegugupannya.Alea semakin tidak aman, ketika pria itu tiba-tiba saja berhenti di depannya dan menatapnya dengan tajam. Alea pun langsung menundukkan kepalanya, untuk menyembunyikan wajahnya dan berharap bahwa Juno tidak mengenalinya."Kumohon, pergi sajalah dari sini." Mulut Alea komat-kamit dan meminta agar pria itu segera pergi dari hadapannya."Angkat kepala kamu!" titah lelaki itu dengan suara dinginnya pada Alea.Semua orang yang ada di sana, sontak saja melihat ke arah Alea dan Presdir baru itu. Mereka bertanya-tanya apa yang telah dilakukan oleh Alea atau apa

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 3. Presdir Baru

    Kenapa dia bisa melakukan hal sebodoh itu? Apa yang membuatnya begitu ceroboh? Pertanyaan itu terus berputar di kepala Alea ketika gadis itu di perjalanan pulang. Apalagi setelah pemilik klub yang menyewakan gigolo itu mengatakan bahwa semalam, pria yang seharusnya menemani Alea justru pergi ke kamar yang salah dan melayani tamu lain. Pemilik klub bahkan sudah mengembalikan uang Alea tanpa banyak penjelasan. "Jadi, siapa pria itu?" gumam Alea, berusaha mengingat sosok pria yang tidur dengannya tadi malam. Wajahnya samar-samar terbayang dalam benaknya, "Tapi dia sangat tampan… dan hot juga," ucapnya pelan, merasakan debaran aneh di dada. Alea menggelengkan kepala cepat. "Dasar kamu sudah gila, Alea! Bukannya khawatir apakah dia benar-benar tidur denganmu atau tidak, kamu malah sibuk memikirkan ketampanannya," gerutunya, sambil memukul pelan kepalanya sendiri. Beberapa menit kemudian, Alea sampai di depan rumahnya, diantar tukang ojeg. Namun, alangkah terkejutnya dia saat matanya m

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 2. Anu oleh gigolo

    "Kamu masih virgin?" Seketika rasa panas, gairah dan nafsu yang semula membuncah itu langsung hilang dalam sekejap. Sebelumnya, Juno berpikir sikap Alea yang agresif, seperti orang yang sudah pro melakukan hubungan intim. Tetapi, yang dia temui justru hal sebaliknya. Sadar dirinya bisa jadi menodai seorang gadis suci, apalagi kondisi gadis itu mabuk berat, Juno langsung mengurungkan niatnya. "Ayo Om. Sentuh aku lagi." Alea yang kehilangan sensasi dari sentuhan itu protes. "Om, ayo...." "Saya tidak bisa melanjutkannya." Pria itu berkata sambil mengambil pakaiannya yang tergeletak di lantai. Dia memakai pakaiannya kembali dan mulai mengancingkan kemejanya satu persatu. Alea menatap Juno dengan sorot mata penuh kebingungan. Nafasnya masih memburu, dadanya naik turun dengan cepat, namun kini ada sedikit ketakutan di sana. Dia tidak mengerti mengapa pria itu tiba-tiba berhenti, padahal tadi Juno terlihat begitu menginginkannya. "Kenapa, Om? Aku mau ini. Aku sudah siap," suara Alea

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 1. Masih Sempit

    "Aahh... Lebih cepat, sayang. Terus ... aarggh." Jantung Alea berdegup kencang saat mendengar erangan dan desahan dari dalam apartemen kekasihnya. Suara itu membuat kakinya gemetar, tetapi ia tetap melangkah, mengikuti sumbernya. Semakin dekat ke kamar, suara itu semakin jelas—menusuk telinganya seperti belati tajam. Jemarinya mencengkeram erat kotak merah yang dibawanya, hadiah kecil berisi kue yang dibuat dengan penuh cinta untuk kekasihnya, Martin. Namun, saat berdiri di ambang pintu, dunianya runtuh dalam sekejap. Napasnya tertahan. Kedua matanya membelalak, memaku pandangannya pada pemandangan yang menghancurkan hatinya. Di atas ranjang, Martin terbaring tanpa sehelai benang pun di tubuhnya—bersama seorang wanita yang sangat dikenalnya.  Dadanya sesak, seolah udara menghilang dari ruangan. Kotak merah dalam genggamannya bergetar, hampir terlepas dari tangannya. Semua rasa cinta dan harapan yang dia bawa kini luruh, berganti dengan nyeri yang mengoyak hatinya tanpa ampun.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status