Beranda / Rumah Tangga / Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu / Sudah Dapat Kepuasan Dari Wanita Lain?

Share

Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu
Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu
Penulis: Ayuraa

Sudah Dapat Kepuasan Dari Wanita Lain?

Penulis: Ayuraa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-16 17:26:18

Sarah yang baru saja selesai mandi, segera mengenakan lingerie dengan warna kesukaan suaminya, hitam.

Sekarang sudah jam tujuh malam. Sebentar lagi, Aris akan pulang.

Sebenarnya Sarah sudah mandi sore tadi, namun karena untuk menyambut kepulangan sang suami, ia memutuskan untuk mandi lagi agar tubuhnya tetap segar dan wangi.

Dari arah luar kamar, terdengar suara mobil Aris datang.

Sarah pun tersenyum senang, ia buru-buru meletakkan satu kantung teh dan gula di dalam gelas kemudian ia menyeduhnya dengan air panas dari tupperware.

Sarah memang sengaja menyediakan minuman di dalam kamar, karena ia tidak mungkin turun ke bawah dengan pakaian seperti ini. Sarah tentu merasa malu jika di lihat oleh mertuanya.

Ceklek ..

Aris membuka pintu kamar mereka. melihat kedatangan suaminya, Sarah melemparkan senyuman manis ke arah pria itu dan segera menyambut tangan Aris kemudian menciumnya.

"Aku senang Mas Aris sudah pulang .." Sarah segera melingkarkan tangan di lengan Aris.

Mereka pun berjalan ke arah sofa yang berada di dalam kamar.

Aris memang baru saja pulang dari luar kota, mengerjakan beberapa pekerjaan selama satu minggu di sana.

"Aku sudah menyiapkan teh manis dan air hangat di kamar mandi untuk kamu mandi, Mas," ucap Sarah dengan nada bicara yang lembut dan manja.

Sarah mengulurkan segelas teh manis itu kepada Aris. Dan pria itu hanya menerima sembari melemparkan senyuman simpul kepada istrinya.

"Kamu pasti capek ya, Mas? Jadi, kamu mau aku pijat dulu atau mau mandi dulu?" tanya Sarah memberikan dua pilihan.

"Badan aku terasa gerah dan lengket, jadi aku mau mandi aja," jawab Aris setelah menyeruput tehnya.

Sarah hanya mengangguk, kemudian segera beranjak dari sofa dan menyiapkan handuk untuk Aris.

"Terimakasih sayang, aku mandi dulu ya!" serunya sambil menerima handuk itu.

Aris pun segera masuk ke dalam kamar mandi. Sembari menunggunya keluar dari sana, Sarah berjalan ke arah meja rias untuk memastikan penampilan nya saat ini.

Wajah Sarah masih cantik dengan riasan makeup yang tidak terlalu tebal.

Aroma tubuh nya juga wangi. Ia sangat seksi malam ini, tapi .. kenapa Aris terlihat begitu cuek bahkan dia tidak memuji Sarah sama sekali?!

Saat Sarah cium punggung tangannya pun, dia tidak membalas mencium dahi atau pipi Sarah sama sekali.

"Apa penampilanku kurang menggoda untuknya?" batin Sarah.

Sarah berpikir keras, mengenai respon suaminya yang tidak seperti yang ia mau.

"Mungkin akan lebih menggoda jika aku ikat rambutku!" gumam Sarah.

Sarah mengambil tali rambut, kemudian ia ikat satu rambutnya secara asal-asalan sehingga masih ada helaian rambut yang tidak terikat dengan rapih, menambah kesan seksi, menurut nya.

Tidak lama kemudian, Aris keluar dari kamar mandi.

Dengan hanya mengenakan handuk yang menutupi bagian bawah perutnya, pria itu terlihat sangat tampan dan menggoda.

Bagaimana bisa Sarah tahan melihat pemandangan indah roti sobek Aris?

Sarah pun segera menyusulnya dengan langkah yang bersemangat.

Entah mengapa, malam ini Sarah sangat merindukan suaminya dan ingin pria itu manjakan.

"Mas .. bagaimana penampilanku malam ini?" tanya Sarah memancing.

Aris menatap Sarah dari bawah hingga ke atas dengan cepat.

"Cantik. Setiap hari kamu selalu terlihat cantik, Sayang!" jawabnya sembari tersenyum.

Sarah sangat senang mendengar pujian dari suami nya.

Namun bukannya Aris menubruk tubuh Sarah, ia justru berjalan ke arah lemarinya dan mengambil pakaiannya dari sana.

Sebelum ia mengenakan pakaian, Sarah kembali mendekatinya.

"Mas .." panggil Sarah.

"Kenapa?" tanya Aris sembari mengenakan underwear nya (tanpa melepas handuk yang masih menutupi bagian sensitif itu).

Untuk mengungkapkan keinginan nya sekarang, dengan susah payah Sarah menelan saliva nya.

"Aku mau kita melakukannya sekarang!" ujar Sarah tanpa rasa malu lagi.

"Apa kamu lupa yang aku bilang tadi, Ra? Aku capek! Kamu ngerti kan?!" ujar Aris dengan raut wajah yang datar dan dingin.

lagi-lagi, Sarah di tolak. Ia sangat merasa kecewa saat Aris lagi-lagi menolak untuk memberi kebutuhan batin nya.

"Satu minggu kamu ninggalin aku ke luar kota, Mas. Sekarang aku minta kamu melakukan kewajiban kamu sebagai seorang suami untuk aku, kamu malah menolak!" ucap Sarah kesal.

"Kalo aku capek gimana? Aku kan baru pulang kerja, masa kamu malah minta begituan. Yang bener aja, gak ngertiin banget! Aku kerja juga kan untuk kamu!" omel Aris.

"Tapi setiap kali aku minta itu, kamu selalu beralasan capek, Mas!"

"Kita sudah menikah selama satu tahun, tapi selama ini, kamu gak pernah mau memberikan kebutuhan batin aku. Kenapa? Apa kamu gak cinta sama aku?!" Sarah bertanya sembari menangis, merasa malu dan terhina karena Aris selalu saja menolak ajakan nya berkali-kali.

Sarah dan Aris tidak pernah berpacaran, mereka hanya melakukan pendekatan selama satu bulan dan dalam waktu secepat itu, Aris langsung mengajaknya menikah. Sarah pun langsung menyetujui nya.

"Selama satu tahun pernikahan kita, apa kamu pernah mencumbu aku layaknya seorang istri?" tanya Sarah dengan menahan sesak di dada.

"Bahkan aku selalu berusaha untuk berpenampilan seksi seperti ini untuk menyenangkan kamu pun, kamu gak pernah merasa tergoda sama sekali!" imbuh nya.

Sarah melihat suami nya tengah duduk di tepi ranjang sembari meremas rambutnya.

"Sudah lah, Ra. Jangan mulai lagi, aku tidak mau ribut denganmu," ucapnya.

"Tidak mau ribut bagaimana? Selama ini, kamu seperti tidak pernah menganggap ku sebagai istri. Selama ini juga aku selalu diam dan menerima."

"Apakah normal seorang suami tidak merasa nafsu kepada istrinya selama ini? Atau.. apa kamu sudah mendapatkan kepuasan dari wanita lain di luaran sana? Hingga kamu tidak membutuhkan aku lagi untuk memuaskan batinmu." Sarah yang sudah tidak tahan menahan emosi, akhirnya melontarkan pertanyaan yang selama ini menyiksa pikiran nya.

Mendengar pertanyaan sang istri, Aris pun menoleh, "kamu ini bikin pusing suami saja! Bukan nya memaklumi aku yang capek, malah nuduh yang enggak-enggak! Istri macam apa kamu?!" ucapnya kemudian mendengus kesal.

Alih-alih membujuk Sarah dan meminta maaf, ia justru pergi meninggalkan Sarah begitu saja.

Bab terkait

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Aku Akan Cari Tahu Semuanya!

    Keesokan harinya.. Seperti biasanya, pagi-pagi sekali Sarah sudah sibuk di dapur. Membuat sarapan untuk suami dan mertuanya. Meskipun semalam ia sudah di buat sakit hati oleh Aris, namun Sarah tetap melakukan aktivitasnya dengan baik. Ia tidak mau membiarkan suami dan mertuanya kelaparan karena ia tidak membuatkan sarapan. Selama ia belum benar-benar mengetahui perselingkuhan Aris, ia akan tetap berusaha untuk menjadi istri yang baik. Melayani dan menyiapkan semua kebutuhan Aris dengan baik. "Selamat pagi, Sarah! Menantu Ibu bikin sarapan apa pagi ini?" tanya Ibu Susi. "Bubur ayam, Bu. Kemarin Sarah gak sengaja denger katanya Ibu lagi pengen bubur ayam, dan kebetulan bubur ayam langganan gak jualan. Jadi, pagi ini Sarah inisiatif bikin sarapan bubur ayam deh. Ya semoga aja rasanya cocok di lidah Ibu," sahut Sarah sembari tersenyum manis. Wanita itu sedang menuangkan kecap cair yang sudah ia bumbui ke dalam mangkuk beling. "Kamu perhatian banget Sarah, sampe mau repot-repot bik

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Privasi?

    Selama satu tahun pernikahan, Sarah tidak pernah mengecek ponsel Aris sama sekali. Begitupun dengan Aris, pria itu juga tidak pernah menyentuh barang-barang miliki Sarah, termasuk handphone. Aris juga terlihat tidak begitu tertarik dengan apapun mengenai istrinya. Ia tidak mau kepo mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Sarah. ** Biasanya setiap pulang kerja, Sarah selalu menyambutnya dengan hangat. Kini wanita itu terlihat begitu dingin karena ia masih merasa sakit hati atas sikap Aris yang sudah menamparnya semalam. Dari pagi tadi, sikap Sarah tidak seperti biasanya. Sebenarnya Aris menyadari perubahan istrinya, namun ia memilih untuk mengabaikannya. Sudah satu hari, pasangan suami istri itu hanya berbicara seperlunya. Sampai Aris memutuskan untuk tidur pun, Sarah tidak berbicara apapun yang menurutnya tidak perlu. "Dasar suami nyebelin! Istrinya ngambek, dia gak ada niatan sama sekali untuk membujuk," batin Sarah kesal. "Sebenarnya aku ini di anggap istri atau gak sih sama

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Akan Mengusahakan Kebahagiaan Sendiri

    Aris mengacak-acak rambutnya frustasi, "seharian kamu bersikap dingin ke aku, terus sekarang, kamu malah ngajak aku ribut dan menuduh aku yang tidak-tidak. Bikin pusing aja!" teriaknya. "Aku seperti ini juga karena sikap kamu sendiri, Mas. Apa kamu gak sadar, kalo sikap kamu itu gak umum seperti para suami di luaran sana?! Apa lagi setelah menampar aku, kamu juga bersikap abai meskipun kamu tau aku masih marah sama kamu." "Bukan nya semalam aku udah minta maaf karena udah gak sengaja nampar kamu. Terus, kenapa sekarang masih bahas soal itu? Kamu ini ribet banget jadi perempuan, heran!" "Minta maaf pun gak tulus dari hati, percuma." "Terserah deh, males aku berdebat sama kamu. Kenapa sih sekarang kamu kok sering banget ngelawan sama suami? Mau menjadi istri yang durhaka ya?!" "Kalo sikap kamu benar menjadi suami, sebagai seorang istri aku gak akan melawan kamu, Mas!" "Terserah, capek aku denger ocehan kamu. Mau tidur!" Aris kembali naik ke atas tempat tidur, menyimpan ponselnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Aris Kesal Karena Sarah Mengadu

    Setelah mengantarkan teh untuk Aris, Sarah kembali keluar dari kamarnya. "Sore-sore gini udah rapih aja, mau keluar sama Aris ya?" tanya Pak Bambang. Sarah menggeleng dengan cepat, "enggak kok, Pak. Ibu dimana?" "Ibu ada di kamar, baru selesai mandi." "Wah kebetulan dong ibu sudah mandi. Sarah mau ajak ibu keluar jalan-jalan, Bapak mau ikut gak?" "Enggak, Nak. Bapak di rumah aja. Pergilah sama ibu mu saja, hati-hati di jalan ya!" "Siap, Pak! Kalo gitu, Sarah ke kamar ibu ya." Setelah mendapatkan anggukan dari bapak mertuanya, Sarah pun segera melangkahkan kakinya menuju ke kamar Bu Susi. "Bu.. Ibu.. sudah selesai belum Bu?" tanya Sarah sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar mertuanya. "Sudah Sarah, ada apa?" tanya Bu Susi yang membukakan pintu. "Bu, kita jalan-jalan ke mall yuk! Belanja, Sarah bayarin deh! Suntuk kan di rumah terus?" ajak Sarah dengan wajahnya yang terlihat begitu bahagia. "Seriusan Sarah?" tanya Bu Susi memastikan. Sarah mengangguk, "ya serius dong, Bu. Mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Berharap Bisa Menjaga Hati Dari Rasa Sakit

    Di posisi lain, Sarah dan Bu Susi dengan semangat menelusuri setiap sudut mall. Mereka mencari barang-barang yang ingin mereka beli, yang mereka suka dan yang cocok untuk mereka, tentunya. "Sarah lihat itu, kalung itu cocok untuk kamu. Ayo kita lihat-lihat dulu!" seru Bu Susi saat ia akan melewati toko perhiasan. Sarah mengangguk, mereka pun berhenti di toko tersebut dan melihat semua perhiasan yang di pajang. Saat melihat perhiasaan yang cantik-cantik, perasaan Sarah campur aduk. Antara senang dan sedih. "Sudah satu tahun menikah, Mas Aris gak pernah kepikiran beliin aku perhiasaan. Jangankan kasih kejutan, ajak aku ke toko perhiasan aja gak pernah," batin Sarah. "Ah.. apaan sih Sarah? Ngapain juga aku sedih lagi gara-gara suami yang gak pernah mau mengerti perasaan aku? Aku punya uang, aku suka perhiasan di sini, aku kan bisa tinggal beli," sambungnya mengingatkan diri sendiri agar tidak bersedih untuk Aris. "Yang ini juga bagus untuk kamu, Sarah!" seru Bu Susi membuyark

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Punya Suami Tapi Berasa Jomblo

    Meskipun memiliki suami yang kurang perhatian kepadanya, namun Sarah bersyukur karena memiliki mertua yang baik dan menyayanginya."Oh iya, Nak, tadi Aris mencari mu. Katanya sih dia lagi kurang enak badan, minta di kerok dan di pijit. Lebih baik kamu segera temui dia ya!" "Baik, Pak. Kalau begitu Sarah permisi dulu ya.""Iya Sarah sayang. Sekali lagi makasih banyak ya, Nak!" Saking bahagianya hari ini, Bu Susi sampai tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih. "Iya Bu, sama-sama." Sarah menyahuti dengan senyuman manisnya.Wanita cantik itu melenggang menaiki deretan anak tangga menuju ke kamar dengan membawa beberapa bingkisan di kedua tangannya.Ceklek..Sarah membuka pintu kamarnya, di atas tempat tidur tidak ada siapapun."Mas.. kamu dimana?" Setelah menutup kembali pintu kamar, wanita itu melangkah kan kakinya mendekati ranjang.Menaruh barang bawaannya di atas meja sembari terus mencari keberadaan suaminya."Ngapain cari aku? Udah happy-happy nya?!" ujar Aris yang baru saja

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Masih Menjalin Hubungan Dengan Sinta

    Di samping Sarah yang merasa kesepian di dalam kamar, Aris justru keluar rumah dan menemui wanita lain di luar.Pria tampan yang sudah menyandang status sebagai seorang suami itu, kini tengah duduk di taman restoran yang mewah.Di hadapannya terdapat wanita cantik yang tidak lain adalah kekasihnya. Ya wanita itu bernama Sinta.Rasanya tentu sangat tidak adil bagi Sarah. Ia istrinya saja tidak pernah di ajak makan di restoran mewah. Jangankan makan di restoran, bahkan di ajak makan di pinggir jalan saja itu sangat jarang sekali.Sedangkan selingkuhan Aris? Selalu saja di ajak ke tempat-tempat mewah dan selalu di manjakan oleh nya.Selama ini Pak Bambang dan Bu Susi telah salah mengira. Mereka pikir, setelah putranya menikahi Sarah, Aris sudah benar-benar putus dan terlepas dari Sinta. Namun nyatanya, putranya itu justru tetap menjalin hubungan asmara dengan sang pacar, di belakang istri sah nya."Kamu kok keliatannya lagi banyak pikiran, kenapa? Apa ada kerjaan kantor yang membuat kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Kamu Selingkuh, Kan?!

    Sekitar pukul satu malam, Aris baru sampai rumah. Ruang tamu dan ruang tengah sudah gelap, pria itu tersenyum miring karena ia pikir semua penghuni rumah sudah tidur. Begitupun dengan Sarah. Namun saat ia baru saja menyalakan lampu untuk menerangi jalan nya menaiki tangga, Bu Susi yang berdiri di depan pintu kamarnya berdehem. "Jam berapa ini Aris? Kenapa baru pulang?!" sentak wanita baya itu. Mendengar suara sang ibu, Aris pun menoleh ke arahnya sambil nyengir kuda. "Jam sebelas, Bu. Kenapa memangnya?" Bu Susi menggeleng-gelengkan kepalanya, menatap tajam ke arah sang putra. Wanita itu melangkahkan kakinya menuju ke arah sofa, kemudian duduk di sana. "Duduk dulu, ada yang ingin Ibu bicarakan dengan kamu!" perintahnya. Tidak seperti biasanya, Bu Susi terlihat sangat serius seperti ini. Aris pun mengangguk dan segera duduk di sebelah ibu nya. "Ada apa Bu? Kok tumben Ibu keliatannya serius banget?" "Ya, Ibu memang ingin bicara serius sama kamu." "Bicara apa?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20

Bab terbaru

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Sinta Hamil

    Aris menemui selingkuhannya di tempat yang mereka sudah janjikan.Sesampainya ia di sana, ternyata Sinta sudah sampai lebih dulu.Dengan senyuman yang merekah, Aris berjalan menghampiri wanita itu."Sayang.. sudah menunggu lama?" tanyanya."Baru sampai kok. Ayo cepat duduk!" ujar Sinta dengan wajah yang terlihat serius."Ada apa? Apa yang ingin kamu tunjukkan ke aku?" tanya Aris penasaran.Wanita cantik itu segera mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya, kemudian menunjukkan nya kepada Aris.Sebuah testpack bergaris dua. Melihat itu, Aris tersenyum senang."Entah itu adalah kabar baik untuk kita, atau kabar buruk," ujar Sinta tanpa ekspresi."Kamu beneran hamil, Sayang?" tanya Aris memastikan. Sinta mengangguk dengan cepat."Tapi tunggu.. kamu beneran hamil anak aku kan?""Ya iya lah, Mas. Anak siapa lagi? Aku udah telat mens satu bulan, begitu aku cek ternyata hasilnya positif."Senyuman Aris semakin lebar, ia pun langsung memeluk tubuh Sinta dengan perasaan yang bahagia."Aku senang

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Mengetahui Perselingkuhan Aris

    Sudah satu bulan setelah hari itu, hubungan Aris dan Sarah tetap tidak ada perubahan. Aris hanya bersikap manis saat sedang membujuk Sarah agar tidak mengganggunya. Mereka satu rumah bahkan satu ranjang, namun tidak ada cinta dan kehangatan. Aris yang baru saja pulang kerja, segera bergegas mandi. Ponselnya yang ia taruh di dalam tas kerja, terus berbunyi beberapakali. Sarah tahu itu, namun ia enggan untuk mengeceknya. Ia khawatir jika saat ia sedang mengecek telepon tersebut, Aris tiba-tiba keluar dari kamar mandi dan memarahinya karena sudah lancang menyentuh ponselnya, seperti dulu. Beberapa menit kemudian, Aris keluar dan segera mengambil ponselnya yang sedari tadi terus berbunyi. Tanpa mengenakan pakaian terlebih dahulu, ia langsung mengangkat telepon itu dan keluar dari kamar menuju balkon. "Dari tadi gak ada henti-hentinya orang itu nelpon Mas Aris. Sebenarnya dia siapa sih? Dan ada kepentingan apa, sampe nyepam telpon begitu?" ucap Sarah penasaran. Untuk menjawab rasa

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Selingkuh Di Kantor

    Setelah menjalani aktivitas seperti biasanya. Sarah pun memasak untuk makan siang, kemudian buru-buru mandi dan siap-siap untuk pergi ke kantor suaminya. "Demi Ibu, aku akan berusaha sekali lagi untuk mengambil hati Mas Aris dan memperjuangkan rumah tangga kami," batin Sarah. "Bu, Sarah izin keluar dulu ya!" ucapnya pada Bu Susi yang sedang menonton televisi di ruang tengah. "Kamu mau kemana, Sarah?" "Ke kantor Mas Aris, nganterin makan siang," sahut Sarah sembari tersenyum manis. "Yasudah hati-hati ya, Nak. Aris pasti senang kamu ke sana sambil bawa makan siang untuknya." "Semoga aja ya, Bu. Kalo gitu, Sarah pamit ya! Assalamualaikum." Setelah mencium punggung tangan ibu mertuanya, Sarah pun melangkah meninggalkan rumah. "Wa'alaikumussalam." Sarah pergi menggunakan taksi. Begitu ia sudah sampai di depan kantor Aris, ia sangat bersemangat untuk bertemu dengan suaminya dan memberikan makan siang yang sudah ia buat dengan penuh cinta itu. "Semoga aja Mas Aris suka, aku

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Tidak Berjanji Untuk Tidak Menyerah

    Sepulangnya dari masjid, Bu Susi langsung ke kamar Sarah. Niatnya mau memastikan apakah semalam rencananya berjalan dengan lancar atau tidak.Kebetulan sekali Sarah keluar dari kamarnya, saat ibu mertuanya itu hendak mengetuk pintu kamar."Loh Ibu, Ibu kok ada di sini?" tanya Sarah.Bu Susi menarik tangan Sarah dengan lembut, membawa menantunya itu menuruni deretan anak tangga."Ibu mau tanya sama kamu Sarah. Ayo kita duduk dulu!" serunya mengajak Sarah untuk duduk di ruang tengah."Mau tanya soal apa, Bu?" tanya Sarah lagi."Soal semalam. Tadi, waktu Ibu dan bapak mau sholat subuh ke masjid, kok tiba-tiba Aris datang dari luar. Dia sebenarnya semalam pergi kemana?" Sarah menggeleng dengan cepat, "aku juga gak tau, Bu. Mas Aris tiba-tiba pergi begitu saja tanpa bilang apapun ke aku," jawabnya.Mendengar jawaban Sarah, Bu Susi menyipitkan matanya, dahinya berkerut. "Jadi.. apa semalam kalian belum sempat bersenang-senang?" tanyanya memastikan."Iya Bu. Semua yang kita rencanakan gagal

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Terlalu Sakit Dan Kecewa

    Aris sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan Sarah sekarang. Karena selama ini, Sarah memang tidak pernah ada di dalam pikirannya.Aris mencoba menahan hasratnya, keluar dari rumah dengan menggunakan mobil. Hendak kemana ia sekarang?Selama lima belas menit perjalanan, pria itu akhirnya menghentikan mobilnya tepat di halaman rumah yang megah.Seperti sudah mengetahui kedatangannya, seorang wanita cantik dari dalam rumah tersebut keluar dan menarik tangan Aris mengajaknya untuk buru-buru masuk.Tanpa ucapan apapun, Aris segera menyambar tubuh wanita yang tak lain adalah Sinta. Ia melakukan tindakan apa yang tadi hendak ia lakukan kepada Sarah.Sinta bingung, karena tidak seperti biasanya pacarnya itu beringas begitu."Sabar dong, Mas. Kita belum sampai kamar, kenapa kamu langsung memeluk dan menciumi dengan kasar begini?" ucap Sinta sembari mendorong tubuh Aris agar melepaskan pelukannya."Aku udah gak tahan, Sayang," ucap Aris.Wajah Aris terlihat sangat bernafsu malam ini. Ha

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Ayo Kita Lakukan Sekarang!

    Melihat Sarah hanya turun sendiri, Pak Bambang pun menanyakan keberadaan putranya. "Kok kamu turun sendiri, Aris mana?" tanya bapak mertua. "Mas Aris masih capek, Pak. Katanya sih belum lapar, jadi nanti biar aku bawakan dia makanan ke kamar aja setelah selesai makan." "Yaudah gak papa. Ayo makan, Nak!" seru Pak Bambang. Sarah mengangguk, mereka pun menikmati makan malam mereka. Setelah selesai makan, Sarah membantu mencuci piring kemudian menyiapkan sepiring nasi beserta lauknya untuk Aris makan di kamar. Sementara Bu Susi, ia sedang sibuk bikin jamu. "Jamu nya masih lama gak Bu?" tanya Sarah. "Kamu duluan aja bawa makanan nya ke kamar, suruh Aris makan. Nanti biar Ibu yang bawakan jamu nya ke kamar kalian," sahut Bu Susi. "Yaudah Bu kalo gitu. Sarah duluan ya!" Wanita itu masuk ke dalam kamar dengan nampan yang berisi makanan dan air putih. "Mas, ini aku bawa makan malam untuk kamu. Nanti di makan ya!" "Aku ngantuk Sarah, males makan." "Seenggaknya makan lah meskipun se

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Sabar Sarah, Sabar!

    Aris masuk ke dalam kamar, tidak seperti biasanya pria itu terlihat bersemangat saat menatap Sarah.Ia tersenyum lebar menambah ketampanan wajahnya, sembari berjalan selangkah demi selangkah menghampiri Sarah yang sudah tertidur pulas."Sarah Sayang.. ayo bangun dong. Mari kita melakukan apa yang sudah kita tahan selama ini, Sayang!" ucapnya sembari membelai rambut Sarah dengan lembut.Mendengar suara dan sentuhan dari Aris, membuat Sarah langsung membuka matanya."Mas.. mau ap-"Belum sempat menyelesaikan ucapannya, pria tampan itu langsung menarik tubuh Sarah ke dalam dekapan nya. Aris terus memberikan kecupan dan sentuhan-sentuhan mesra pada tubuh istrinya. Itu adalah pertama kalinya Sarah merasakan kehangatan dan cinta dari Aris seutuhnya. Mereka menikmati kemesraan mereka hingga ke adegan ranjang yang menggairahkan.Tokk.. tok.. tok.."Sarah.. kamu masih tidur atau sudah bangun, Nak? Ibu dan bapak mau pergi ke acara teman, jadi tolong kunci pintu ya!" ucap Bu Susi dari depan k

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Jamu Pemacu Hasrat?!

    Bu Susi pernah muda, apalagi dulu, ia juga pernah mengalami hal yang sama dengan mantan suaminya (bukan Pak Bambang). Ya, sebelum ia menikah dengan Pak Bambang dan mempunyai anak Aris, Bu Susi memang sudah menjadi janda.Dulu, bersama mantan suaminya, Bu Susi juga tidak mendapatkan kebahagiaan, tidak di anggap dan selalu di abaikan. Karena tidak kuat selalu merasa tertekan, ia pun akhirnya memilih untuk menyerah.Karena pernah merasakan berada di posisi Sarah, jadi, Bu Susi bisa tahu betul bagaimana sikap dan ciri-ciri pria yang mempunyai wanita lain di luar.Namun Aris hanya diam, ia tidak menjawab iya dan tidak juga mengelak.Melihat putranya yang tidak bisa jawab, Bu Susi semakin yakin, bahwa dugaannya itu benar.Karena merasa kecewa, ia pun segera beranjak dari sofa dan pergi meninggalkan Aris, sembari mengusap pipinya yang basah.Melihat ibunya masuk kembali ke dalam kamar, Aris meremas rambutnya frustasi."Kenapa Ibu bisa-bisanya bicara seperti itu ke aku? Dan kenapa.. kenapa d

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Kamu Selingkuh, Kan?!

    Sekitar pukul satu malam, Aris baru sampai rumah. Ruang tamu dan ruang tengah sudah gelap, pria itu tersenyum miring karena ia pikir semua penghuni rumah sudah tidur. Begitupun dengan Sarah. Namun saat ia baru saja menyalakan lampu untuk menerangi jalan nya menaiki tangga, Bu Susi yang berdiri di depan pintu kamarnya berdehem. "Jam berapa ini Aris? Kenapa baru pulang?!" sentak wanita baya itu. Mendengar suara sang ibu, Aris pun menoleh ke arahnya sambil nyengir kuda. "Jam sebelas, Bu. Kenapa memangnya?" Bu Susi menggeleng-gelengkan kepalanya, menatap tajam ke arah sang putra. Wanita itu melangkahkan kakinya menuju ke arah sofa, kemudian duduk di sana. "Duduk dulu, ada yang ingin Ibu bicarakan dengan kamu!" perintahnya. Tidak seperti biasanya, Bu Susi terlihat sangat serius seperti ini. Aris pun mengangguk dan segera duduk di sebelah ibu nya. "Ada apa Bu? Kok tumben Ibu keliatannya serius banget?" "Ya, Ibu memang ingin bicara serius sama kamu." "Bicara apa?"

DMCA.com Protection Status