Share

Aku Akan Cari Tahu Semuanya!

Author: Ayuraa
last update Last Updated: 2024-12-16 17:26:47

Keesokan harinya..

Seperti biasanya, pagi-pagi sekali Sarah sudah sibuk di dapur. Membuat sarapan untuk suami dan mertuanya.

Meskipun semalam ia sudah di buat sakit hati oleh Aris, namun Sarah tetap melakukan aktivitasnya dengan baik.

Ia tidak mau membiarkan suami dan mertuanya kelaparan karena ia tidak membuatkan sarapan. Selama ia belum benar-benar mengetahui perselingkuhan Aris, ia akan tetap berusaha untuk menjadi istri yang baik. Melayani dan menyiapkan semua kebutuhan Aris dengan baik.

"Selamat pagi, Sarah! Menantu Ibu bikin sarapan apa pagi ini?" tanya Ibu Susi.

"Bubur ayam, Bu. Kemarin Sarah gak sengaja denger katanya Ibu lagi pengen bubur ayam, dan kebetulan bubur ayam langganan gak jualan. Jadi, pagi ini Sarah inisiatif bikin sarapan bubur ayam deh. Ya semoga aja rasanya cocok di lidah Ibu," sahut Sarah sembari tersenyum manis.

Wanita itu sedang menuangkan kecap cair yang sudah ia bumbui ke dalam mangkuk beling.

"Kamu perhatian banget Sarah, sampe mau repot-repot bikin bubur ayam segala. Ibu jadi makin sayang. Makasih ya, Nak."

"Iya Bu, sama-sama."

Bubur ayam beserta topingnya sudah siap, Sarah di bantu oleh ibu mertua untuk menata menu sarapan tersebut di atas meja.

Saat semuanya sudah beres, Aris dan Pak Bambang datang dan duduk bergabung di meja makan.

"Ayo makan, Pak. Hari ini Sarah bikin bubur ayam untuk kita loh! Dia tau kalau kemarin kita mau bubur ayam, jadi sekarang dia bikinin deh!" ujar Bu Susi.

"Aris pintar banget pilih menantu untuk kita ya, Bu. Udah cantik, baik, sopan, perhatian lagi! Paket komplit deh!" sanjung Pak Bambang memuji semua sikap baik Sarah.

"Ah Bapak, bisa aja deh," ucap Sarah malu-malu.

Melihat orang tuanya yang begitu sangat senang dengan perhatian Sarah, membuat Aris semakin merasa menyesal karena sudah bersikap kasar kepada istrinya, semalam.

Sarah memang sangat baik, lembut dan penuh perhatian. Ia tidak pantas mendapatkan perlakuan buruk dari orang lain, apalagi dari suaminya sendiri.

Aris yang merasa canggung dengan Sarah, menoleh ke arah istrinya. Namun Sarah hanya fokus dengan makanannya dan sengaja tidak ingin kontak mata dengannya.

"Bubur ayamnya enak banget loh, Sarah! Tukang bubur ayam langganan Ibu aja kalah!" puji Pak Bambang.

"Iya benar, Pak. Untung aja yang menjadi menantu kita itu Sarah ya, Pak. Bukan mantannya Aris yang itu!" ujar Bu Susi agak julit.

"Uhuk.. uhuk.."

Mendengar ucapan ibunya, Aris langsung batuk-batuk karena tersedak.

Pria itu segera meraih segelas air putih, kemudian buru-buru meminumnya.

"Hati-hati dong makan nya, Ris. Kok sampe batuk-batuk begitu."

"Iya, Pak."

"Bener kan yang Ibu bilang itu, Ris? Kamu beruntung loh punya istri seperti Sarah. Orangnya sederhana tapi semuanya serba bisa. Kalo aja dulu Ibu merestui hubungan kamu sama si Sinta itu, Ibu yakin dia gak akan bisa apa-apa. Dia hanya bisa buang-buang uang dan menghabiskan uangmu saja!"

"Udah lah Bu, gak usah bahas yang gak penting. Buat apa sih? Orang lagi makan juga, ngapain sih ngomongin orang lain?" ucap Aris sembari mengelap mulutnya dengan tisu.

"Hmmm.. iya-iya maaf."

"Sinta? Sinta mantan Mas Aris yang mana ya yang ibu maksud?" batin Sarah.

"Yaudah kalo gitu, aku pamit berangkat ke kantor dulu ya Pak, Bu, Sarah." Aris beranjak dari tempat duduknya, meraih punggung tangan kedua orang tuanya kemudian mengulurkan tangannya ke hadapan Sarah.

"Loh, ini kan kamu belum habis makan nya, Ris. Di habisin dulu dong baru berangkat!" ujar Bu Susi.

"Enggak ah Bu, aku udah kenyang. Jadi sekarang aku langsung berangkat aja, takut keburu macet dan telat sampe kantor!"

"Udah kenyang atau gak napsu makan gara-gara ucapan Ibu, tadi?" goda Bu Susi.

Aris sebenarnya mendengar godaan dari ibunya, namun ia memilih untuk mengabaikan.

"Lagian Ibu sih, ngapain coba bahasa-bahas si Sinta?" ucap Pak Bambang.

"Ya biarin aja, Pak. Perempuan itu memang gak baik buat Aris. Dia sangat jauh berbeda dengan Sarah. Ibu bicara seperti itu, supaya Aris itu bisa selalu bersyukur karena memiliki istri seperti Sarah," sahut Bu Susi.

**

Setelah selesai dengan pekerjaan rumah, Sarah pun merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Sebenarnya mertuanya itu tidak menuntut Sarah untuk melakukan semua pekerjaan rumah tangga, justru mereka menyuruh Aris untuk menyewa asisten rumah tangga agar Sarah tidak perlu capek-capek mengerjakan semuanya.

Namun, Sarah menolaknya. Sebagai seorang menantu yang tinggal satu rumah dengan mertua, ia tentu merasa tidak enak jika tidak melakukan kegiatan apapun dan hanya ongkang-ongkang kaki saja di rumah.

Bagi Sarah, selama ia bisa melakukan semuanya, ia tidak akan pernah merasa keberatan untuk menunjukkan baktinya kepada suami dan mertua.

Lagipula dari dulu ia sudah terbiasa dengan semua pekerjaan itu dan tentu ia juga suka melakukannya.

Di sela istirahatnya, Sarah kembali teringat dengan ucapan Bu Susi mengenai mantan Aris.

"Apa Mas Aris tidak mau melakukan kewajibannya sebagai suami yang meniduri istrinya, itu karena Sinta? Apa dia sebenarnya masih mencintai mantan pacarnya? Sehingga dia tidak mau menggauli ku karena rasa cintanya kepada wanita di masa lalunya itu masih utuh?" gumam Sarah.

"Jika memang seperti itu, lalu kenapa dia tidak memperjuangkan cintanya kepada Sinta? Kenapa dia justru mendekati aku dan menikahi aku, jika pada akhirnya dia tidak bisa menjadikan aku selayaknya istri pada umumnya?" imbuh nya.

Asumsi-asumsi negatif kini telah memenuhi pikiran Sarah. Wanita itu merasa tidak bisa tenang, menerka-nerka perasaan suami nya yang sebenarnya.

"Aku harus cari tau semuanya! Aku harus tau siapa si Sinta itu! Aku akan memastikan apakah Mas Aris sebenarnya masih berkomunikasi dengan mantan pacarnya di belakang ku, atau tidak."

"Jika nanti aku mendapatkan bukti perselingkuhan mereka, maka aku tidak akan segan-segan untuk meminta pisah dan meninggalkan Mas Aris. Aku tidak peduli dengan status janda, jika memang bukan aku wanita yang Mas Aris inginkan, maka aku akan mundur dengan terhormat. Sebagai perempuan,aku masih mempunyai harga diri, aku tidak mau menjadi perempuan yang bisa di remehkan oleh laki-laki!"

Related chapters

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Privasi?

    Selama satu tahun pernikahan, Sarah tidak pernah mengecek ponsel Aris sama sekali. Begitupun dengan Aris, pria itu juga tidak pernah menyentuh barang-barang miliki Sarah, termasuk handphone. Aris juga terlihat tidak begitu tertarik dengan apapun mengenai istrinya. Ia tidak mau kepo mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Sarah. ** Biasanya setiap pulang kerja, Sarah selalu menyambutnya dengan hangat. Kini wanita itu terlihat begitu dingin karena ia masih merasa sakit hati atas sikap Aris yang sudah menamparnya semalam. Dari pagi tadi, sikap Sarah tidak seperti biasanya. Sebenarnya Aris menyadari perubahan istrinya, namun ia memilih untuk mengabaikannya. Sudah satu hari, pasangan suami istri itu hanya berbicara seperlunya. Sampai Aris memutuskan untuk tidur pun, Sarah tidak berbicara apapun yang menurutnya tidak perlu. "Dasar suami nyebelin! Istrinya ngambek, dia gak ada niatan sama sekali untuk membujuk," batin Sarah kesal. "Sebenarnya aku ini di anggap istri atau gak sih sama

    Last Updated : 2024-12-16
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Akan Mengusahakan Kebahagiaan Sendiri

    Aris mengacak-acak rambutnya frustasi, "seharian kamu bersikap dingin ke aku, terus sekarang, kamu malah ngajak aku ribut dan menuduh aku yang tidak-tidak. Bikin pusing aja!" teriaknya. "Aku seperti ini juga karena sikap kamu sendiri, Mas. Apa kamu gak sadar, kalo sikap kamu itu gak umum seperti para suami di luaran sana?! Apa lagi setelah menampar aku, kamu juga bersikap abai meskipun kamu tau aku masih marah sama kamu." "Bukan nya semalam aku udah minta maaf karena udah gak sengaja nampar kamu. Terus, kenapa sekarang masih bahas soal itu? Kamu ini ribet banget jadi perempuan, heran!" "Minta maaf pun gak tulus dari hati, percuma." "Terserah deh, males aku berdebat sama kamu. Kenapa sih sekarang kamu kok sering banget ngelawan sama suami? Mau menjadi istri yang durhaka ya?!" "Kalo sikap kamu benar menjadi suami, sebagai seorang istri aku gak akan melawan kamu, Mas!" "Terserah, capek aku denger ocehan kamu. Mau tidur!" Aris kembali naik ke atas tempat tidur, menyimpan ponselnya

    Last Updated : 2024-12-16
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Aris Kesal Karena Sarah Mengadu

    Setelah mengantarkan teh untuk Aris, Sarah kembali keluar dari kamarnya. "Sore-sore gini udah rapih aja, mau keluar sama Aris ya?" tanya Pak Bambang. Sarah menggeleng dengan cepat, "enggak kok, Pak. Ibu dimana?" "Ibu ada di kamar, baru selesai mandi." "Wah kebetulan dong ibu sudah mandi. Sarah mau ajak ibu keluar jalan-jalan, Bapak mau ikut gak?" "Enggak, Nak. Bapak di rumah aja. Pergilah sama ibu mu saja, hati-hati di jalan ya!" "Siap, Pak! Kalo gitu, Sarah ke kamar ibu ya." Setelah mendapatkan anggukan dari bapak mertuanya, Sarah pun segera melangkahkan kakinya menuju ke kamar Bu Susi. "Bu.. Ibu.. sudah selesai belum Bu?" tanya Sarah sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar mertuanya. "Sudah Sarah, ada apa?" tanya Bu Susi yang membukakan pintu. "Bu, kita jalan-jalan ke mall yuk! Belanja, Sarah bayarin deh! Suntuk kan di rumah terus?" ajak Sarah dengan wajahnya yang terlihat begitu bahagia. "Seriusan Sarah?" tanya Bu Susi memastikan. Sarah mengangguk, "ya serius dong, Bu. Mas

    Last Updated : 2024-12-16
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Berharap Bisa Menjaga Hati Dari Rasa Sakit

    Di posisi lain, Sarah dan Bu Susi dengan semangat menelusuri setiap sudut mall. Mereka mencari barang-barang yang ingin mereka beli, yang mereka suka dan yang cocok untuk mereka, tentunya. "Sarah lihat itu, kalung itu cocok untuk kamu. Ayo kita lihat-lihat dulu!" seru Bu Susi saat ia akan melewati toko perhiasan. Sarah mengangguk, mereka pun berhenti di toko tersebut dan melihat semua perhiasan yang di pajang. Saat melihat perhiasaan yang cantik-cantik, perasaan Sarah campur aduk. Antara senang dan sedih. "Sudah satu tahun menikah, Mas Aris gak pernah kepikiran beliin aku perhiasaan. Jangankan kasih kejutan, ajak aku ke toko perhiasan aja gak pernah," batin Sarah. "Ah.. apaan sih Sarah? Ngapain juga aku sedih lagi gara-gara suami yang gak pernah mau mengerti perasaan aku? Aku punya uang, aku suka perhiasan di sini, aku kan bisa tinggal beli," sambungnya mengingatkan diri sendiri agar tidak bersedih untuk Aris. "Yang ini juga bagus untuk kamu, Sarah!" seru Bu Susi membuyark

    Last Updated : 2024-12-16
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Punya Suami Tapi Berasa Jomblo

    Meskipun memiliki suami yang kurang perhatian kepadanya, namun Sarah bersyukur karena memiliki mertua yang baik dan menyayanginya."Oh iya, Nak, tadi Aris mencari mu. Katanya sih dia lagi kurang enak badan, minta di kerok dan di pijit. Lebih baik kamu segera temui dia ya!" "Baik, Pak. Kalau begitu Sarah permisi dulu ya.""Iya Sarah sayang. Sekali lagi makasih banyak ya, Nak!" Saking bahagianya hari ini, Bu Susi sampai tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih. "Iya Bu, sama-sama." Sarah menyahuti dengan senyuman manisnya.Wanita cantik itu melenggang menaiki deretan anak tangga menuju ke kamar dengan membawa beberapa bingkisan di kedua tangannya.Ceklek..Sarah membuka pintu kamarnya, di atas tempat tidur tidak ada siapapun."Mas.. kamu dimana?" Setelah menutup kembali pintu kamar, wanita itu melangkah kan kakinya mendekati ranjang.Menaruh barang bawaannya di atas meja sembari terus mencari keberadaan suaminya."Ngapain cari aku? Udah happy-happy nya?!" ujar Aris yang baru saja

    Last Updated : 2024-12-20
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Masih Menjalin Hubungan Dengan Sinta

    Di samping Sarah yang merasa kesepian di dalam kamar, Aris justru keluar rumah dan menemui wanita lain di luar.Pria tampan yang sudah menyandang status sebagai seorang suami itu, kini tengah duduk di taman restoran yang mewah.Di hadapannya terdapat wanita cantik yang tidak lain adalah kekasihnya. Ya wanita itu bernama Sinta.Rasanya tentu sangat tidak adil bagi Sarah. Ia istrinya saja tidak pernah di ajak makan di restoran mewah. Jangankan makan di restoran, bahkan di ajak makan di pinggir jalan saja itu sangat jarang sekali.Sedangkan selingkuhan Aris? Selalu saja di ajak ke tempat-tempat mewah dan selalu di manjakan oleh nya.Selama ini Pak Bambang dan Bu Susi telah salah mengira. Mereka pikir, setelah putranya menikahi Sarah, Aris sudah benar-benar putus dan terlepas dari Sinta. Namun nyatanya, putranya itu justru tetap menjalin hubungan asmara dengan sang pacar, di belakang istri sah nya."Kamu kok keliatannya lagi banyak pikiran, kenapa? Apa ada kerjaan kantor yang membuat kamu

    Last Updated : 2024-12-20
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Kamu Selingkuh, Kan?!

    Sekitar pukul satu malam, Aris baru sampai rumah. Ruang tamu dan ruang tengah sudah gelap, pria itu tersenyum miring karena ia pikir semua penghuni rumah sudah tidur. Begitupun dengan Sarah. Namun saat ia baru saja menyalakan lampu untuk menerangi jalan nya menaiki tangga, Bu Susi yang berdiri di depan pintu kamarnya berdehem. "Jam berapa ini Aris? Kenapa baru pulang?!" sentak wanita baya itu. Mendengar suara sang ibu, Aris pun menoleh ke arahnya sambil nyengir kuda. "Jam sebelas, Bu. Kenapa memangnya?" Bu Susi menggeleng-gelengkan kepalanya, menatap tajam ke arah sang putra. Wanita itu melangkahkan kakinya menuju ke arah sofa, kemudian duduk di sana. "Duduk dulu, ada yang ingin Ibu bicarakan dengan kamu!" perintahnya. Tidak seperti biasanya, Bu Susi terlihat sangat serius seperti ini. Aris pun mengangguk dan segera duduk di sebelah ibu nya. "Ada apa Bu? Kok tumben Ibu keliatannya serius banget?" "Ya, Ibu memang ingin bicara serius sama kamu." "Bicara apa?"

    Last Updated : 2024-12-20
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Jamu Pemacu Hasrat?!

    Bu Susi pernah muda, apalagi dulu, ia juga pernah mengalami hal yang sama dengan mantan suaminya (bukan Pak Bambang). Ya, sebelum ia menikah dengan Pak Bambang dan mempunyai anak Aris, Bu Susi memang sudah menjadi janda.Dulu, bersama mantan suaminya, Bu Susi juga tidak mendapatkan kebahagiaan, tidak di anggap dan selalu di abaikan. Karena tidak kuat selalu merasa tertekan, ia pun akhirnya memilih untuk menyerah.Karena pernah merasakan berada di posisi Sarah, jadi, Bu Susi bisa tahu betul bagaimana sikap dan ciri-ciri pria yang mempunyai wanita lain di luar.Namun Aris hanya diam, ia tidak menjawab iya dan tidak juga mengelak.Melihat putranya yang tidak bisa jawab, Bu Susi semakin yakin, bahwa dugaannya itu benar.Karena merasa kecewa, ia pun segera beranjak dari sofa dan pergi meninggalkan Aris, sembari mengusap pipinya yang basah.Melihat ibunya masuk kembali ke dalam kamar, Aris meremas rambutnya frustasi."Kenapa Ibu bisa-bisanya bicara seperti itu ke aku? Dan kenapa.. kenapa d

    Last Updated : 2025-01-03

Latest chapter

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Melihat Sinta, Azof Merasa Malas

    Sarah sampai di rumah Azof lebih dulu, saat itu kebetulan sekali sang pemilik rumah sedang bersantai di taman depan sembari menikmati secangkir kopinya. "Sarah!" panggil Azof saat melihat wanita itu turun dari taksi. Sarah menoleh, ia tersenyum kepada Azof. Saat bos nya melambaikan tangan dan memanggilnya untuk mendekat, ia pun segera berjalan cepat menghampirinya. "Silahkan duduk! Mau minum apa?" tawar Azof. Sarah mengangguk kemudian duduk di hadapan bos nya. "Gak perlu repot-repot, Pak. Saya tidak haus." "Bukan nya kamu mau ke sini sama Sinta? Kok kamu dateng sendirian? Terus.. kenapa muka kamu kelihatan berbeda? Apa ada masalah?" cecar Azof khawatir. Sarah tidak mungkin menceritakan semuanya kepada Azof, karena ia tidak mau jika sang bos berubah pikiran dan tidak jadi mengizinkan Sinta untuk tetap tinggal di rumahnya. Ia pun tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepalanya, "saya gak papa kok, Pak. Saya memang sengaja naik taksi karena aku males satu mobil sama Sinta dan Ma

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Wanita Lugu Berubah Menjadi Kejam

    Sarah semakin berani saja, Aris pun mencengkram rahang Sarah dengan kuat. "Bisa apa kamu, hah?!" bentak Aris. Sarah menjambak rambut Aris sekuat-kuatnya, saat cengkraman pria itu sudah melemah, Sarah pun membentur-benturkan kepala Aris ke mobil dengan membabi buta. Melihat perilaku Sarah, Sinta ingin membantu Aris untuk menyerang Sarah. Namun Sarah yang sudah membaca gerakan Sinta, segera meludahi wajah wanita itu berkali-kali. Hingga Sinta merasa jijik dan buru-buru mengusap wajahnya dengan tisu basah. Benturan-benturan pada kepala Aris, mengakibatkan kepalanya sedikit berdarah. Melihat Aris yang sedang merasa kesakitan, Sarah segera keluar dari mobil itu dan menghentikan taxi yang lewat. "Sialan! Berani-beraninya dia melakukan hal ini kepada kamu, Mas!" ucap Sinta. Ia segera pindah tempat duduk, mengambil kotak p3k dan mengobati luka Aris. "Aw.. pelan-pelan," lenguh Aris. "Iya, ini juga udah pelan kok!" "Aku bener-bener gak nyangka kalau dia akan berani berlaku sen

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Cemburu? Sorry..

    Sinta segera mengganti baju dengan semangat, sementara di ruang tengah, Sarah sudah menunggunya. "Aku yang akan mengantar kalian ke rumah, Azof," seru Aris saat Sinta telah kembali. "Bagus lah, dengan begitu aku jadi gak perlu pesan taksi," ujar Sarah kemudian beranjak dari tempat duduknya. "Kami berangkat dulu ya, Bu!" pamitnya pada Bu Susi. Wanita itu melenggang terlebih dahulu, kemudian di ikuti oleh Aris dan Sinta di belakangnya. Sesampainya di halaman rumah, Aris berinisiatif untuk membukakan pintu mobil tepat di sebelah kursi pengemudi. Saat Sinta hendak masuk ke dalamnya, Sarah langsung menyingkirkan tubuh Sinta. "Permisi!" serunya kemudian ia lah yang mengisi kursi tersebut. "Apa-apaan sih kamu, Sarah? Mas Aris kan bukain pintu itu untuk aku, bukan buat kamu!" ucap Sinta kesal. "Ekhemm.. mohon maaf sebelumnya. Di sini, siapa yang istri sah nya Mas Aris?" tanya Sarah sembari menaikan sebelah alisnya. "Tapi aku juga kan calon istrinya Mas Aris!" jawab Sinta. "Mas, kam

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Satu Masalah Terselesaikan!

    Tok.. tok.. tok.."Bu.. Pak.. ini Sarah. Ada yang mau Sarah bicarakan dengan Ibu dan Bapak," ucap Sarah sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar mertuanya.Sinta dan Aris yang mendengar ucapan Sarah, segera menoleh ke arah wanita cantik yang berdiri tidak jauh dari mereka.Tidak lama, Bu Susi keluar dari kamarnya."Ada apa, Sarah?" tanya nya."Bapak mana, Bu?" Bukannya menjawab, Sarah justru balik bertanya."Bapak lagi di belakang, katanya sumpek berada di dalam rumah karena ada tamu yang tidak di undang," jawab Bu Susi sengaja menaikan volume ucapannya."Ibu yang sabar ya. Sinta hanya sebentar kok di sini," jawab Sarah.Mendengar ucapan Sarah, Sinta langsung beranjak dari tempat duduk dan menghampirinya."Maksud kamu apa, Sarah? Kamu mau mengusir aku?" tanyanya."Aku gak ngusir kok. Tapi kan emang belum saatnya kamu ada di sini. Jadi, aku harap kamu bisa mengerti.""Kamu cemburu ya karena Mas Aris jauh lebih sayang dan cinta sama aku daripada sama kamu?""Ini bukan tentang aku cemburu ata

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Mukamu Bikin Aku Mual!

    Sebelum ia ke kamar, Bu Susi sempat menyuarakan kekhawatiran dan ketidaknyamanannya mengenai keberadaan Sinta.Mertuanya itu meminta Sarah untuk melakukan sesuatu agar Sinta tidak tinggal di sini sebelum wanita itu sah menjadi istri Aris.Sarah yang sudah berjanji akan memikirkan cara dan menyanggupi keinginan mertuanya, segera masuk ke dalam kamarnya kemudian membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi.Ia menyalakan shower untuk membahasi seluruh tubuhnya.Selain rasa lelah, ia juga merasa penat memikirkan permasalahan suami dan selingkuhan suaminya.Setiap harinya ada saja gebrakan yang mereka lakukan.Sebenarnya ia tidak peduli dengan yang di lakukan oleh Aris dan Sinta, namun yang ia pedulikan adalah perasaan dan kesehatan mertuanya.Air yang dingin begitu terasa sangat menyegarkan. Mampu menghilangkan beban pikiran dan rasa lelah pada diri Sarah."Kasihan ibu, ibu pasti tidak bisa tenang jika Sinta tinggal di sini sekarang. Apalagi, waktu dia dan Mas Aris menikah masih cukup lama

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Belum Saatnya Dia Tinggal Di Sini!

    "Aku minta sama kamu, Sarah, bilang ke semua teman kantor kamu untuk men-takedown vidio itu. Karena gara-gara vidio itu viral, sekarang Sinta jadi harus kehilangan janinnya!" ujar Aris."Dan apa kamu tau? Dia juga hampir kehilangan nyawanya karena gak kuat menerima semua hujatan dari para netizen!" lanjutnya.Mendengar ucapan Aris, Sarah langsung menoleh ke arah Sinta. Ia melihat mantan sahabatnya itu memang tidak seperti biasanya.Mata Sinta terlihat sayu, wajahnya juga murung. Wanita itu pasti merasa tidak tenang dan banyak menangis hari ini.Melihat kabar duka mengenai Sinta, hati Sarah tersentuh, ia jadi merasa iba, namun tetap saja, rasa dendamnya jauh lebih besar dari rasa prihatinnya.Lagipula, itu semua bukan salahnya dan tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya. Melainkan, itu adalah kesalahan dan kebodohan Sinta sendiri.'Meskipun perbuatan mereka salah, tapi aku tidak pernah berharap jika dia dan Mas Aris kehilangan calon anak mereka,' batin Sarah.Wanita itu menatap wajah

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Pelaku Berlagak Korban

    Sesampainya di halaman rumah, sebelum turun dari mobil, Aris mengecek ke arah sekeliling rumahnya. Memastikan bahwa kondisi aman dan tidak ada tetangga yang berada di sekitar sana."Aman, kita bisa turun sekarang, Sayang!" ujarnya.Aris turun dari mobil kemudian menarik pergelangan tangan Sinta dengan lembut dan buru-buru membawanya masuk ke dalam rumah.Di ruang tengah, Bu Susi dan Pak Bambang sedari tadi sudah menunggunya.Melihat Aris yang datang bersama Sinta, membuat Bu Susi langsung naik pitam."Untuk apa kamu bawa dia ke sini, Aris?!" bentaknya."Mulai hari ini, Sinta akan tinggal di sini bersama kita, Bu!" tegas Aris."Jangan ngawur kamu! Ibu gak setuju!" tolak Bu Susi."Kalian itu belum menikah, mau di taruh di mana muka Ibu dan Bapak hah?!""Apa kamu mau rumah kita didemo sama tetangga gara-gara kamu membawa pelakor tinggal di sini? Sedangkan kalian saja belum sah menjadi suami istri!" ucap Bu Susi, wanita itu yang awalnya duduk, kini langsung berdiri."Iya, Ris. Kamu janga

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Akan Membawa Sinta Tinggal Serumah?!

    Karena suasana yang sudah tidak kondusif, Aris pun menarik tangan Sinta untuk pergi dari tempat tersebut. Yang kemudian di susul oleh pemilik kontrakan. Karena tidak ingin orang-orang pada kabur dan rugi besar, akhirnya ibu pemilik kontrakan pun terpaksa tidak jadi menyewakan rumahnya kepada Aris dan Sinta. "Mas, Mbak, maaf ya. Saya tidak bisa menyewakan rumah ini untuk kalian. Karena mau bagaimana pun juga, mereka lah yang lebih dulu tinggal di kontrakan saya selama bertahun-tahun. Saya sudah mencoba bicara kepada mereka, tapi mereka tetap kekeh tidak mau menerima kalian dan bahkan melakukan hal-hal yang tidak di inginkan. Jadi, mau tidak mau, dengan terpaksa saya tidak bisa memberikan kontrakan ini kepada kalian. Karena saya gak mau rugi." Aris dan Sinta yang sedari tadi hanya diam, tidak bisa berbuat apa-apa. Karena percuma saja jika ia ikut berbicara dan melawan para ibu-ibu itu, yang ada nama mereka akan semakin jelek di mata semua orang. "Udah lah Mas, aku juga gak mau ti

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Perlakuan Buruk Orang Lain Kepada Sinta

    Aris membawa Sinta ke pemilik kontrakan yang menurutnya terbaik dan ingin menyewa salah satu rumah untuk tempat tinggal Sinta sementara waktu."Permisi Bu.. Di sini masih ada kontrakan yang kosong kan?" tanya Aris pada pemilik kontrakan tersebut.Mengetahui bahwa pria dan wanita tersebut sedang menjadi perbincangan orang-orang, sang pemilik kontrakan pun langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat."Tidak ada. Semua kontrakan di sini sudah penuh," jawabnya dengan pandangan yang terlihat sinis. Ia masuk ke dalam rumahnya dan buru-buru menutup pintu tidak ingin menghiraukan keberadaan sejoli itu.Namun Aris dengan cepat menahan pintu tersebut, "tunggu dong Bu, saya belum selesai bicara.""Mau ngomong apa lagi? Kan udah saya bilang, semua kontrakan saya sudah penuh!""Ibu jangan bohong dong, saya lihat di depan ada tulisan 'sedia kontrakan, satu rumah' Kalo emang kontrakannya udah di isi sama orang, seharusnya Ibu copot tulisan itu. Iya kan?" ujar Aris."Begini deh, Bu. Saya berani ba

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status