Share

Privasi?

Penulis: Ayuraa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-16 17:27:10

Selama satu tahun pernikahan, Sarah tidak pernah mengecek ponsel Aris sama sekali.

Begitupun dengan Aris, pria itu juga tidak pernah menyentuh barang-barang miliki Sarah, termasuk handphone.

Aris juga terlihat tidak begitu tertarik dengan apapun mengenai istrinya. Ia tidak mau kepo mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Sarah.

**

Biasanya setiap pulang kerja, Sarah selalu menyambutnya dengan hangat. Kini wanita itu terlihat begitu dingin karena ia masih merasa sakit hati atas sikap Aris yang sudah menamparnya semalam.

Dari pagi tadi, sikap Sarah tidak seperti biasanya. Sebenarnya Aris menyadari perubahan istrinya, namun ia memilih untuk mengabaikannya.

Sudah satu hari, pasangan suami istri itu hanya berbicara seperlunya. Sampai Aris memutuskan untuk tidur pun, Sarah tidak berbicara apapun yang menurutnya tidak perlu.

"Dasar suami nyebelin! Istrinya ngambek, dia gak ada niatan sama sekali untuk membujuk," batin Sarah kesal.

"Sebenarnya aku ini di anggap istri atau gak sih sama dia? Kok dia keliatan gak peduli sama sekali meskipun dia tau aku masih sakit hati dan kesal karenanya."

Sarah merebahkan tubuhnya membelakangi pria yang juga tidur membelakanginya.

Melihat sikap Aris tang acuh kepadanya, membuat Sarah semakin merasa penasaran.

Sebenarnya di dalam hati suaminya itu terdapat dirinya atau tidak? Atau justru terdapat wanita lain, yang tidak lain adalah masa lalunya?

Dengan kondisi pikiran yang tidak tenang, Sarah tentu tidak bisa tidur. Ia menunggu sampai satu jam untuk memastikan bahwa suaminya itu benar-benar sudah tertidur pulas, barulah ia akan mengecek ponsel milik Aris.

Sarah menoleh ke arah belakang, mengecek posisi suaminya sedang apa.

"Udah satu jam lebih, dan Mas Aris tidak merubah posisi tidurnya sama sekali. Itu artinya, dia sudah benar-benar tidur pulas dan sudah nyaman dengan posisi tidurnya. Bagus lah, aku rasa ini adalah waktu yang tepat untuk aku mengecek semua isi di handphone nya!"

Secara perlahan Sarah membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Pelan tapi pasti, wanita itu turun dari ranjang dan berjalan secara hati-hati ke arah nakas yang berada tepat di sebelah Aris.

Sambil menahan nafas, Sarah meraih ponsel milik suaminya dari atas nakas tersebut berharap agar suaminya itu tidak terbangun.

"Emmmm.."

Aris menggeliat kemudian mengubah posisi tubuhnya menjadi telentang.

Sarah yang baru saja berhasil mengambil ponsel tersebut, merasa deg-degan khawatir ketahuan.

Begitu melihat Aris yang kembali tertidur pulas, Sarah pun merasa lega.

Segera ia duduk di sofa yang berada di kamar itu sembari mencoba membuka ponsel yang rupanya di kunci oleh si pemiliknya.

"Aduh.. ternyata handphone Mas Aris di kunci. Ya wajar sih, hari gini siapa sih yang enggak ngunci handphone nya?!" ucap Sarah.

"Tapi.. kira-kira pasword nya apa ya? Apa mungkin tanggal jadian kami dulu? Atau.. tanggal pernikahan kami?"

Sarah pun mencoba mengetikan tanggal-tanggal penting mengenai mereka. Mulai tanggal pernikahan, tanggal jadian, hingga tanggal pertama kali mereka bertemu.

Namun semua tanggal-tanggal itu bukanlah pasword yang tepat.

"Salah semua. Kok bisa ya gak ada moment yang spesial mengenai aku di hidup Mas Aris?"

"Ah.. itu gak terlalu penting. Aku masih mempunyai kesempatan mencoba satu kali lagi. Aku harap, tanggal lahir Mas Aris bisa dapat membuka pasword handphone nya!"

Sarah pun mengetikan tanggal, bulan dan akhir tahun kelahiran suaminya. Dan.. pasword ponsel tersebut berhasil terbuka.

Sarah tersenyum puas, karena tebakan terakhirnya tepat.

Yang pertama Sarah buka adalah aplikasi pesan berwarna hijau. Namun saat meng-klik aplikasi tersebut, ia berdecak kesal karena lagi-lagi aplikasi itu terkunci.

Tidak ingin membuang-buang waktu untuk mencoba membuka aplikasi tersebut, Sarah pun kini beralih ke galeri.

Untungnya tidak terkunci, ia membuka semua album yang ada. Mengecek satu persatu apakah ada foto mantan pacar Aris atau wanita lain di sana.

"Semua foto aman. Gak ada yang mencurigakan, semuanya cuma ada foto Mas Aris dan semua hal yang berkaitan dengan pekerjaannya."

Meskipun Sarah sempat mendengus kesal karena tidak terdapat foto nya sama sekali di ponsel suaminya, namun wanita itu masih bisa bernafas lega karena tidak ada juga foto wanita lain di sana.

Setelah puas mengecek galeri foto, ia ingin kembali ke aplikasi pesan dan ingin mencoba membukanya.

"Sarah kamu sedang apa?!" Suara Aris berhasil mengagetkan Sarah yang baru saja mengetikan dua angka pasword di aplikasi tersebut.

Namun karena mendengar suara Aris dan melihat suaminya itu terbangun dari tidurnya, Sarah pun merasa takut dan menjadi gugup saat ingin menjawab.

Ia sadar, ia masih memegang ponsel Aris. Wanita itu pun berusaha untuk menyembunyikannya, namun Aris lebih dulu menyadarinya.

"Kamu ngapain pegang handphone aku?!" sentak Aris.

Melihat ponselnya yang tengah berada dalam genggaman Sarah, membuat Aris kesal dan segera beranjak dari tempat tidurnya.

Dengan kasar, ia pun segera mengambil kembali ponsel itu dari genggaman tangan Sarah.

Sarah hanya diam, ia pikir Aris hanya bertanya biasa saja. Namun ia enggan untuk menjawabnya.

"SEJAK KAPAN AKU MENGIZINKAN ORANG LAIN MENYENTUH BARANG PRIBADI AKU?!" bentak Aris.

"DASAR LANCANG!" sambungnya.

Sarah tidak menyangka jika suaminya akan melotot sembari membentaknya seperti itu. Dan lebih membuatnya tidak menyangka lagi, pria itu menyebutnya orang lain.

"Orang lain katamu? Aku ini istri kamu, Mas, bukan orang lain!" tegas Sarah melawan rasa takutnya.

"Sekarang aku tanya, apa aku pernah menyentuh barang-barang kamu?" ucap Aris.

"Kamu emang gak pernah nyentuh handphone aku, tapi kalaupun kamu mau meminjam handphone aku, aku juga pasti bakal kasih kok. Gak akan aku marah-marah begitu ke kamu, lebay banget deh!" ujar Sarah sembari nyengir dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Lebay kamu bilang? Aku tegaskan ke kamu ya, aku gak suka kamu sentuh handphone aku, paham?!"

"Jadi, aku minta sama kamu, jangan pernah sentuh handphone aku lagi!"

"Emangnya kenapa sih, Mas? Kenapa aku gak boleh sentuh handphone kamu? Emangnya di handphone kamu itu ada apaan?" Sarah menatap suaminya dengan ekspresi wajah yang sengaja ia buat semenyebalkan mungkin.

"Kamu gak ngerti? Apa aku harus jelasin ke kamu, kalo handphone itu privasi?!" tegas Aris.

Mendengar jawaban suaminya, Sarah tertawa kecil. "Privasi? Seharusnya udah gak akan ada lagi kata privasi antara suami dan istri, kalo gak ada yang kamu sembunyikan dari aku, Mas!"

"Gak semua hal harus kamu tau, Sarah! Aku butuh privasi, dan kamu harus bisa menghargai itu. Lagi pula, aku juga gak mau tau mengenai hal-hal pribadi kamu kok. Jadi aku harap, kamu juga gak usah kepo sama hal-hal pribadi aku, sesimpel itu."

"Tapi, Mas, aku gak punya privasi apapun.Kamu boleh tau apapun mengenai aku, kalo kamu mau. Tapi sayangnya, kamu kan memang gak pernah mau tau apapun soal aku, iya kan?" ucap Sarah.

"Terus, dari tadi kok ngomongnya privasi dan hal-hal pribadi terus sih? Kamu kok semarah itu dan melarang keras aku pegang handphone kamu, memangnya di sana ada chat kamu sama perempuan lain, hmm?" sambungnya dengan wajah tengil, sengaja memancing emosi suaminya lebih dalam lagi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Akan Mengusahakan Kebahagiaan Sendiri

    Aris mengacak-acak rambutnya frustasi, "seharian kamu bersikap dingin ke aku, terus sekarang, kamu malah ngajak aku ribut dan menuduh aku yang tidak-tidak. Bikin pusing aja!" teriaknya. "Aku seperti ini juga karena sikap kamu sendiri, Mas. Apa kamu gak sadar, kalo sikap kamu itu gak umum seperti para suami di luaran sana?! Apa lagi setelah menampar aku, kamu juga bersikap abai meskipun kamu tau aku masih marah sama kamu." "Bukan nya semalam aku udah minta maaf karena udah gak sengaja nampar kamu. Terus, kenapa sekarang masih bahas soal itu? Kamu ini ribet banget jadi perempuan, heran!" "Minta maaf pun gak tulus dari hati, percuma." "Terserah deh, males aku berdebat sama kamu. Kenapa sih sekarang kamu kok sering banget ngelawan sama suami? Mau menjadi istri yang durhaka ya?!" "Kalo sikap kamu benar menjadi suami, sebagai seorang istri aku gak akan melawan kamu, Mas!" "Terserah, capek aku denger ocehan kamu. Mau tidur!" Aris kembali naik ke atas tempat tidur, menyimpan ponselnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Aris Kesal Karena Sarah Mengadu

    Setelah mengantarkan teh untuk Aris, Sarah kembali keluar dari kamarnya. "Sore-sore gini udah rapih aja, mau keluar sama Aris ya?" tanya Pak Bambang. Sarah menggeleng dengan cepat, "enggak kok, Pak. Ibu dimana?" "Ibu ada di kamar, baru selesai mandi." "Wah kebetulan dong ibu sudah mandi. Sarah mau ajak ibu keluar jalan-jalan, Bapak mau ikut gak?" "Enggak, Nak. Bapak di rumah aja. Pergilah sama ibu mu saja, hati-hati di jalan ya!" "Siap, Pak! Kalo gitu, Sarah ke kamar ibu ya." Setelah mendapatkan anggukan dari bapak mertuanya, Sarah pun segera melangkahkan kakinya menuju ke kamar Bu Susi. "Bu.. Ibu.. sudah selesai belum Bu?" tanya Sarah sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar mertuanya. "Sudah Sarah, ada apa?" tanya Bu Susi yang membukakan pintu. "Bu, kita jalan-jalan ke mall yuk! Belanja, Sarah bayarin deh! Suntuk kan di rumah terus?" ajak Sarah dengan wajahnya yang terlihat begitu bahagia. "Seriusan Sarah?" tanya Bu Susi memastikan. Sarah mengangguk, "ya serius dong, Bu. Mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Berharap Bisa Menjaga Hati Dari Rasa Sakit

    Di posisi lain, Sarah dan Bu Susi dengan semangat menelusuri setiap sudut mall. Mereka mencari barang-barang yang ingin mereka beli, yang mereka suka dan yang cocok untuk mereka, tentunya. "Sarah lihat itu, kalung itu cocok untuk kamu. Ayo kita lihat-lihat dulu!" seru Bu Susi saat ia akan melewati toko perhiasan. Sarah mengangguk, mereka pun berhenti di toko tersebut dan melihat semua perhiasan yang di pajang. Saat melihat perhiasaan yang cantik-cantik, perasaan Sarah campur aduk. Antara senang dan sedih. "Sudah satu tahun menikah, Mas Aris gak pernah kepikiran beliin aku perhiasaan. Jangankan kasih kejutan, ajak aku ke toko perhiasan aja gak pernah," batin Sarah. "Ah.. apaan sih Sarah? Ngapain juga aku sedih lagi gara-gara suami yang gak pernah mau mengerti perasaan aku? Aku punya uang, aku suka perhiasan di sini, aku kan bisa tinggal beli," sambungnya mengingatkan diri sendiri agar tidak bersedih untuk Aris. "Yang ini juga bagus untuk kamu, Sarah!" seru Bu Susi membuyark

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Punya Suami Tapi Berasa Jomblo

    Meskipun memiliki suami yang kurang perhatian kepadanya, namun Sarah bersyukur karena memiliki mertua yang baik dan menyayanginya."Oh iya, Nak, tadi Aris mencari mu. Katanya sih dia lagi kurang enak badan, minta di kerok dan di pijit. Lebih baik kamu segera temui dia ya!" "Baik, Pak. Kalau begitu Sarah permisi dulu ya.""Iya Sarah sayang. Sekali lagi makasih banyak ya, Nak!" Saking bahagianya hari ini, Bu Susi sampai tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih. "Iya Bu, sama-sama." Sarah menyahuti dengan senyuman manisnya.Wanita cantik itu melenggang menaiki deretan anak tangga menuju ke kamar dengan membawa beberapa bingkisan di kedua tangannya.Ceklek..Sarah membuka pintu kamarnya, di atas tempat tidur tidak ada siapapun."Mas.. kamu dimana?" Setelah menutup kembali pintu kamar, wanita itu melangkah kan kakinya mendekati ranjang.Menaruh barang bawaannya di atas meja sembari terus mencari keberadaan suaminya."Ngapain cari aku? Udah happy-happy nya?!" ujar Aris yang baru saja

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Masih Menjalin Hubungan Dengan Sinta

    Di samping Sarah yang merasa kesepian di dalam kamar, Aris justru keluar rumah dan menemui wanita lain di luar.Pria tampan yang sudah menyandang status sebagai seorang suami itu, kini tengah duduk di taman restoran yang mewah.Di hadapannya terdapat wanita cantik yang tidak lain adalah kekasihnya. Ya wanita itu bernama Sinta.Rasanya tentu sangat tidak adil bagi Sarah. Ia istrinya saja tidak pernah di ajak makan di restoran mewah. Jangankan makan di restoran, bahkan di ajak makan di pinggir jalan saja itu sangat jarang sekali.Sedangkan selingkuhan Aris? Selalu saja di ajak ke tempat-tempat mewah dan selalu di manjakan oleh nya.Selama ini Pak Bambang dan Bu Susi telah salah mengira. Mereka pikir, setelah putranya menikahi Sarah, Aris sudah benar-benar putus dan terlepas dari Sinta. Namun nyatanya, putranya itu justru tetap menjalin hubungan asmara dengan sang pacar, di belakang istri sah nya."Kamu kok keliatannya lagi banyak pikiran, kenapa? Apa ada kerjaan kantor yang membuat kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Kamu Selingkuh, Kan?!

    Sekitar pukul satu malam, Aris baru sampai rumah. Ruang tamu dan ruang tengah sudah gelap, pria itu tersenyum miring karena ia pikir semua penghuni rumah sudah tidur. Begitupun dengan Sarah. Namun saat ia baru saja menyalakan lampu untuk menerangi jalan nya menaiki tangga, Bu Susi yang berdiri di depan pintu kamarnya berdehem. "Jam berapa ini Aris? Kenapa baru pulang?!" sentak wanita baya itu. Mendengar suara sang ibu, Aris pun menoleh ke arahnya sambil nyengir kuda. "Jam sebelas, Bu. Kenapa memangnya?" Bu Susi menggeleng-gelengkan kepalanya, menatap tajam ke arah sang putra. Wanita itu melangkahkan kakinya menuju ke arah sofa, kemudian duduk di sana. "Duduk dulu, ada yang ingin Ibu bicarakan dengan kamu!" perintahnya. Tidak seperti biasanya, Bu Susi terlihat sangat serius seperti ini. Aris pun mengangguk dan segera duduk di sebelah ibu nya. "Ada apa Bu? Kok tumben Ibu keliatannya serius banget?" "Ya, Ibu memang ingin bicara serius sama kamu." "Bicara apa?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Jamu Pemacu Hasrat?!

    Bu Susi pernah muda, apalagi dulu, ia juga pernah mengalami hal yang sama dengan mantan suaminya (bukan Pak Bambang). Ya, sebelum ia menikah dengan Pak Bambang dan mempunyai anak Aris, Bu Susi memang sudah menjadi janda.Dulu, bersama mantan suaminya, Bu Susi juga tidak mendapatkan kebahagiaan, tidak di anggap dan selalu di abaikan. Karena tidak kuat selalu merasa tertekan, ia pun akhirnya memilih untuk menyerah.Karena pernah merasakan berada di posisi Sarah, jadi, Bu Susi bisa tahu betul bagaimana sikap dan ciri-ciri pria yang mempunyai wanita lain di luar.Namun Aris hanya diam, ia tidak menjawab iya dan tidak juga mengelak.Melihat putranya yang tidak bisa jawab, Bu Susi semakin yakin, bahwa dugaannya itu benar.Karena merasa kecewa, ia pun segera beranjak dari sofa dan pergi meninggalkan Aris, sembari mengusap pipinya yang basah.Melihat ibunya masuk kembali ke dalam kamar, Aris meremas rambutnya frustasi."Kenapa Ibu bisa-bisanya bicara seperti itu ke aku? Dan kenapa.. kenapa d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Sabar Sarah, Sabar!

    Aris masuk ke dalam kamar, tidak seperti biasanya pria itu terlihat bersemangat saat menatap Sarah.Ia tersenyum lebar menambah ketampanan wajahnya, sembari berjalan selangkah demi selangkah menghampiri Sarah yang sudah tertidur pulas."Sarah Sayang.. ayo bangun dong. Mari kita melakukan apa yang sudah kita tahan selama ini, Sayang!" ucapnya sembari membelai rambut Sarah dengan lembut.Mendengar suara dan sentuhan dari Aris, membuat Sarah langsung membuka matanya."Mas.. mau ap-"Belum sempat menyelesaikan ucapannya, pria tampan itu langsung menarik tubuh Sarah ke dalam dekapan nya. Aris terus memberikan kecupan dan sentuhan-sentuhan mesra pada tubuh istrinya. Itu adalah pertama kalinya Sarah merasakan kehangatan dan cinta dari Aris seutuhnya. Mereka menikmati kemesraan mereka hingga ke adegan ranjang yang menggairahkan.Tokk.. tok.. tok.."Sarah.. kamu masih tidur atau sudah bangun, Nak? Ibu dan bapak mau pergi ke acara teman, jadi tolong kunci pintu ya!" ucap Bu Susi dari depan k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03

Bab terbaru

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Sarah Salah Paham

    "Bu, lagi ngapain sih di depan pintu kamar Aris dan Sinta? Ibu lagi nguping mereka?!" Pak Bambang tiba-tiba saja mengejutkan Bu Susi yang sedari tadi sedang asik mendengarkan pertengkaran anak sam menantunya dari kamar tersebut. "Aduh, Pak, ngagetin Ibu aja deh!" ucap Bu Susi sembari mengelus-elus dadanya. "Lagian Ibu ini kurang kerjaan banget sih berdiri di sini! Katanya mau siap-siap untuk masak makan malam? Dari tadi Bapak pikir udah lagi sibuk di dapur, taunya malah kepo sama urusan anak dan menantunya. Gak baik loh, Bu, menguping pembicaraan orang lain. Telinga Ibu bisa di tusuk sama besi panas di akhirat nanti!" Mata Bu Susi langsung terbelalak saat mendengar ucapan suaminya, "astaghfirullahal'adzim, Pak! Kok Bapak tega sih nyumpahin Ibu begitu!" "Loh, Bapak itu ngingetin Ibu, bukan nyumpahin. Udah ayo cepat masak ah! Jangan nguping-nguping lagi!" Pak Bambang menarik lengan Bu Susi untuk menjauh dari kamar putranya. Pak Bambang mengambil air dari dispenser, kemudian meminum

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Aris Dan Sinta Ribut

    Cklek.. Aris membuka pintu kamar, saat itu juga, Sinta langsung menatapnya dengan tatapan sinis dan setajam silet. "Dari mana aja kamu, Mas? Baru ingat, kalo punya istri lain selain Sarah?!" sindirnya. Aris berjalan mendekat dan duduk di atas tempat tidur. "Kamu ini kenapa sensi terus sih? Dari siang, aku kamu marahin terus. Apa kamu gak capek hari ini marah-marah mulu?" tanya Aris dengan lembut. "Ya gimana aku gak marah sama kamu? Kamu itu sadar gak sih, kalo itu bikin aku kesal dan cemburu?!" ucap Sinta dengan wajah yang cemberut. "Apalagi tadi, kamu cuma diam aja saat ibu memarahi aku!" sambungnya. "Iya-iya aku minta maaf, Sayang. Soalnya aku bingung harus gimana, di tambah lagi aku juga kesel karena kamu naro garam banyak di jus yang aku minum, tenggorokan aku sampe sakit loh!" "Salah kamu sendiri lah, itu kan jus yang seharusnya di minum sama Sarah! Kenapa kamu mau-mau aja tuker minuman kamu sama minuman punya Sarah?! Karena itu, rencana aku jadi gagal deh!" omel Sinta.

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Aris Sudah Benar-Benar Mencintai Sarah?!

    "Kamar ini adalah milikku, hak aku, aku yang lebih dulu menempatinya. Jadi aku gak akan mau memberikannya kepada Sinta. Ingat janji kamu ke aku, bahwa kamu akan bersikap adil kepada aku dan istri barumu itu!" lanjutnya. Mendengar semua ucapan Sarah, Aris manggut-manggut. Pria itu mengelus-elus tangan Sarah, menenangkan nya supaya Sarah tidak marah. "Iya-iya, aku gak akan memaksa kamu kok. Kalau memang kamu gak mau kasih kamar ini buat Sinta, yaudah gak papa. Nanti biar aku bicara sama dia. Aku gak mau kalo kamu sampe mikir bahwa aku gak sayang sama kamu karena aku lebih mementingkan keinginan dia daripada menjaga perasaan kamu," ujar Aris sembari tersenyum. "Bagus deh kalau begitu," ucap Sarah. "Yaudah gih sekarang kamu temuin Sinta, bilang ke dia kalo aku gak mau menuruti keinginannya!" "Gampang lah, bisa nanti. Lagian kamu gak kangen sama aku, apa?" "Bukan nya gak kangen, Mas. Cuma kalo kamu di sini terus dan ngebiarin Sinta sendirian di kamar, kan aku jadi gak enak s

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Sinta Ingin Bertukar Kamar Denganku?

    Bu Susi dan Pak Bambang geleng-geleng kepala melihat ulah Sinta yang baru setengah hari resmi menjadi menantu mereka."Lihat tuh, Ris! Istri baru kamu, belum genap sehari tinggal di rumah ini, sdah bikin masalah aja dengan Sarah!" ujar Bu Susi."Lagian Ibu sih, ngapain coba banding-bandingkan Sinta dengan Sarah terus? Jadi Sinta merasa iri dan kesel deh sama Sarah. Coba aja kalo sikap Ibu itu adil kepada mereka berdua, Sinta pasti gak ada kepikiran buat ngisengin Sarah, Bu," sahut Aris."Kamu ini, istri gak benar masih aja di bela! Lagian kan Ibu itu cuma ngasih tau Sinta dan bicara apa adanya. Emang dianya aja yang punya hati busuk, iri dan dengki terhadap Sarah!""Benar kata Aris, Bu. Sebaiknya Ibu juga harus bisa menjaga perasaan Sinta, jangan selalu memojokkan dia dan membanding-bandingkan nya dengan Sarah. Bagaimanapun Sinta juga kan menantu Ibu, mereka berdua sama-sama istri sah nya Aris, jadi Ibu harus menyayangi mereka dan jangan membandingkan satu sama lain. Dengan begitu, me

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   1-0

    "Kenapa?" tanya Aris. "Mas, kayaknya lebih pekat punya kamu. Gimana kalo kita tukeran? Soalnya aku pengen punya kamu!" ucap Sarah dengan nada bicara yang manja. "Masa sih? Emangnya Sinta bikinnya gak sama?" tanya Aris. Sinta menggelengkan kepalanya, memberi isyarat agar suaminya itu tidak mau menukar gelasnya dengan gelas milik Sarah. "Sama aja kok, Mas," jawab Sinta. "Gak ada yang beda, jadi kamu gak perlu menukar minuman kamu dengan minuman Mas Aris, Sarah!" sambungnya Sinta. "Tuh, kata Sinta, minuman kita sama. Dia pasti bikinnya barengan sekalian, mana mungkin bikin satu persatu?" "Tapi tetep aja, Mas. Jus punya kamu pasti rasanya lebih enak, karena Sinta bikinnya penuh cinta. Kita tukeran ya! Masa sih soal minuman aja kamu gak mau ngalah sama aku? Katanya, kamu sayang sama aku?" cecar Sarah. Ia sengaja membuat madunya cemburu dan kepanasan. "Udahlah, Ris. Kalo memang jusnya sama aja, apa salahnya kamu menuruti permintaan Sarah? Kan rasanya juga gak akan berbeda, yang pent

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Sinta Ingin Membalas Sarah?

    "Lihat Sarah, dia baru pulang kerja. Sekarang cepat bikinkan minuman untuk Sarah, sekalian untuk Ibu, Bapak dan Aris juga. Kalo kamu mau, buat juga untuk kamu." "Bu, jangan begitu dong," tegur Pak Bambang. "Kenapasih, Pak? Bikin minum doang kan hanya pekerjaan yang mudah, Sinta tentu gak merasa keberatan dong. Biasanya juga Sarah selalu bikin kan minuman untuk kita, gak apa-apa." "Iya, Pak, gak papa kok. Ibu dan Bapak mau di buatkan minuman apa?" tanya Sinta. "Saya mau teh pake perasan lemon, jangan terlalu manis, dan jangan terlalu asam. Jadi, rasa gula dan perasan air lemon nya harus seimbang ya!" pinta Bu Susi. "Iya, Bu." "Kalo Bapak kopi aja, jangan terlalu pait ya, Sinta." "Baik, Pak." "Sarah, cepat pesan kamu mau di buatkan minuman apa sama adik madumu itu?" "Jus mangga aja. Kamu juga mau jus mangga kan, Mas?" ucap Sarah sembari menoleh ke arah Aris. Sinta menatap Aris, memberikan isyarat agar suaminya itu tidak mengiyakan ucapan Sarah. "Iya sudah cepat buatkan jus ma

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Kesal Karena Terus-Terusan Disindir

    Sesampainya di depan pintu rumah, Sarah menghela nafasnya saat ingin memasuki rumah tersebut.Ia tahu pasti akan banyak drama saat Sinta tinggal satu atap bersamanya, karena itu, ia harus siapkan mental dan memutar otaknya agar ia bisa menjalankan rencananya dengan elegan."Assalamualaikum.. Pak, Bu, Mas Aris.. aku pulang!" Sarah mengucapkan salam, ia pulang dengan membawa paperbag yang berisi hamburger."Wa'alaikumussalam, Nak! Sudah pulang ya, mau di buatkan minum apa?" tawar Bu Susi."Gak perlu, Bu. Nanti gampang Sarah bisa bikin minum sendiri kok," sahut Sarah.Sarah segera mencium punggung tangan bapak dan ibu mertuanya."Kamu bawa apa, Sarah?" tanya Pak Bambang."Oh ini, Sarah beli hamburger, Pak. Ini untuk Bapak dan ini untuk Ibu. Sarah sengaja beli nya varian yang berbeda karena kan selera Ibu dan Bapak beda," ucapnya."Makasih ya Sarah, kamu memang menantu yang perhatian dan pengertian!" puji Bu Susi."Iya, Bu. Sama-sama.""Kamu sering banget traktir Ibu dan Bapak, Sarah. Apa

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Sebenarnya Apa Rencana Sarah?

    Mendapatkan penolakan dari Sinta, membuat Aris merasa kesal. "Gak Sarah, gak Sinta, semuanya sama-sama sulit banget kalo di ajak berhubungan! Punya istri dua dua-duanya gak bisa nyenengin hati suami!" batin Aris menggerutu. Sekarang Aris tidak bisa berbuat hal lain selain bersabar. Sembari ia juga harus memikirkan bagaimana cara ia berbicara kepada Sarah agar istri pertamanya itu mau mengalah dan mau memberikan kamarnya untuk Sinta. Meskipun sebenarnya ia merasa tidak yakin jika Sarah mau melepas kamarnya, namun ia akan tetap mencoba berbicara terlebih dahulu. ** Bu Susi dan Pak Bambang baru tiba di rumah, melihat suasana rumah yang sepi, membuat mereka mencari keberadaan anak dan menantu baru mereka. "Aris dan istri barunya kemana ya, Pak? Kok rumah sepi banget." "Mungkin mereka lagi istirahat Bu, sudah biarkan saja." "Masih siang bolong begini masa sih mereka mau-" "Sudah lah, Bu. Mereka kan sudah sah menjadi suami istri, jadi terserah mereka lah mau ngapain," ucap Pak Bam

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Baru Menikah, Sudah Ribut?

    Di sisi lain, Sinta dan Aris merasa bahagia, tetapi juga kesal karena melihat Sarah datang bersama Azof. Apalagi saat melihat mereka berdua masuk ke dalam mobil yang sama sembari bercanda. Hal itu sungguh membuat Aris merasa cemburu. Melihat raut wajah Aris yang tidak bahagia seperti yang seharusnya, membuat Sinta semakin merasa dongkol. "Mas, kamu kok dari tadi diem aja sih? Kenapa muka kamu kayak bt begitu? Kamu gak bahagia menikah sama aku?" cecar Sinta dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya. "Bahagia lah, masa enggak," sahut Aris. "Kamu cemburu ya ngeliat istri pertama kamu itu datang dengan Mas Azof? Iya?!" omelnya. "Apaan sih, gak jelas banget kamu ini! Ayo kita pulang!" Aris menarik tangan Sinta dan mengajaknya untuk pulang. Karena jarak antara masjid dan rumah Aris tidak terlalu jauh, mereka pun hanya perlu berjalan kaki saja untuk sampai ke rumah. Aris masuk ke dalam kamarnya dan Sarah, yang kemudian di ikuti oleh Sinta. "Kamu ngapain masuk ke sini, Sinta?" tany

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status