Share

Privasi?

Penulis: Ayuraa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-16 17:27:10

Selama satu tahun pernikahan, Sarah tidak pernah mengecek ponsel Aris sama sekali.

Begitupun dengan Aris, pria itu juga tidak pernah menyentuh barang-barang miliki Sarah, termasuk handphone.

Aris juga terlihat tidak begitu tertarik dengan apapun mengenai istrinya. Ia tidak mau kepo mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Sarah.

**

Biasanya setiap pulang kerja, Sarah selalu menyambutnya dengan hangat. Kini wanita itu terlihat begitu dingin karena ia masih merasa sakit hati atas sikap Aris yang sudah menamparnya semalam.

Dari pagi tadi, sikap Sarah tidak seperti biasanya. Sebenarnya Aris menyadari perubahan istrinya, namun ia memilih untuk mengabaikannya.

Sudah satu hari, pasangan suami istri itu hanya berbicara seperlunya. Sampai Aris memutuskan untuk tidur pun, Sarah tidak berbicara apapun yang menurutnya tidak perlu.

"Dasar suami nyebelin! Istrinya ngambek, dia gak ada niatan sama sekali untuk membujuk," batin Sarah kesal.

"Sebenarnya aku ini di anggap istri atau gak sih sama dia? Kok dia keliatan gak peduli sama sekali meskipun dia tau aku masih sakit hati dan kesal karenanya."

Sarah merebahkan tubuhnya membelakangi pria yang juga tidur membelakanginya.

Melihat sikap Aris tang acuh kepadanya, membuat Sarah semakin merasa penasaran.

Sebenarnya di dalam hati suaminya itu terdapat dirinya atau tidak? Atau justru terdapat wanita lain, yang tidak lain adalah masa lalunya?

Dengan kondisi pikiran yang tidak tenang, Sarah tentu tidak bisa tidur. Ia menunggu sampai satu jam untuk memastikan bahwa suaminya itu benar-benar sudah tertidur pulas, barulah ia akan mengecek ponsel milik Aris.

Sarah menoleh ke arah belakang, mengecek posisi suaminya sedang apa.

"Udah satu jam lebih, dan Mas Aris tidak merubah posisi tidurnya sama sekali. Itu artinya, dia sudah benar-benar tidur pulas dan sudah nyaman dengan posisi tidurnya. Bagus lah, aku rasa ini adalah waktu yang tepat untuk aku mengecek semua isi di handphone nya!"

Secara perlahan Sarah membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Pelan tapi pasti, wanita itu turun dari ranjang dan berjalan secara hati-hati ke arah nakas yang berada tepat di sebelah Aris.

Sambil menahan nafas, Sarah meraih ponsel milik suaminya dari atas nakas tersebut berharap agar suaminya itu tidak terbangun.

"Emmmm.."

Aris menggeliat kemudian mengubah posisi tubuhnya menjadi telentang.

Sarah yang baru saja berhasil mengambil ponsel tersebut, merasa deg-degan khawatir ketahuan.

Begitu melihat Aris yang kembali tertidur pulas, Sarah pun merasa lega.

Segera ia duduk di sofa yang berada di kamar itu sembari mencoba membuka ponsel yang rupanya di kunci oleh si pemiliknya.

"Aduh.. ternyata handphone Mas Aris di kunci. Ya wajar sih, hari gini siapa sih yang enggak ngunci handphone nya?!" ucap Sarah.

"Tapi.. kira-kira pasword nya apa ya? Apa mungkin tanggal jadian kami dulu? Atau.. tanggal pernikahan kami?"

Sarah pun mencoba mengetikan tanggal-tanggal penting mengenai mereka. Mulai tanggal pernikahan, tanggal jadian, hingga tanggal pertama kali mereka bertemu.

Namun semua tanggal-tanggal itu bukanlah pasword yang tepat.

"Salah semua. Kok bisa ya gak ada moment yang spesial mengenai aku di hidup Mas Aris?"

"Ah.. itu gak terlalu penting. Aku masih mempunyai kesempatan mencoba satu kali lagi. Aku harap, tanggal lahir Mas Aris bisa dapat membuka pasword handphone nya!"

Sarah pun mengetikan tanggal, bulan dan akhir tahun kelahiran suaminya. Dan.. pasword ponsel tersebut berhasil terbuka.

Sarah tersenyum puas, karena tebakan terakhirnya tepat.

Yang pertama Sarah buka adalah aplikasi pesan berwarna hijau. Namun saat meng-klik aplikasi tersebut, ia berdecak kesal karena lagi-lagi aplikasi itu terkunci.

Tidak ingin membuang-buang waktu untuk mencoba membuka aplikasi tersebut, Sarah pun kini beralih ke galeri.

Untungnya tidak terkunci, ia membuka semua album yang ada. Mengecek satu persatu apakah ada foto mantan pacar Aris atau wanita lain di sana.

"Semua foto aman. Gak ada yang mencurigakan, semuanya cuma ada foto Mas Aris dan semua hal yang berkaitan dengan pekerjaannya."

Meskipun Sarah sempat mendengus kesal karena tidak terdapat foto nya sama sekali di ponsel suaminya, namun wanita itu masih bisa bernafas lega karena tidak ada juga foto wanita lain di sana.

Setelah puas mengecek galeri foto, ia ingin kembali ke aplikasi pesan dan ingin mencoba membukanya.

"Sarah kamu sedang apa?!" Suara Aris berhasil mengagetkan Sarah yang baru saja mengetikan dua angka pasword di aplikasi tersebut.

Namun karena mendengar suara Aris dan melihat suaminya itu terbangun dari tidurnya, Sarah pun merasa takut dan menjadi gugup saat ingin menjawab.

Ia sadar, ia masih memegang ponsel Aris. Wanita itu pun berusaha untuk menyembunyikannya, namun Aris lebih dulu menyadarinya.

"Kamu ngapain pegang handphone aku?!" sentak Aris.

Melihat ponselnya yang tengah berada dalam genggaman Sarah, membuat Aris kesal dan segera beranjak dari tempat tidurnya.

Dengan kasar, ia pun segera mengambil kembali ponsel itu dari genggaman tangan Sarah.

Sarah hanya diam, ia pikir Aris hanya bertanya biasa saja. Namun ia enggan untuk menjawabnya.

"SEJAK KAPAN AKU MENGIZINKAN ORANG LAIN MENYENTUH BARANG PRIBADI AKU?!" bentak Aris.

"DASAR LANCANG!" sambungnya.

Sarah tidak menyangka jika suaminya akan melotot sembari membentaknya seperti itu. Dan lebih membuatnya tidak menyangka lagi, pria itu menyebutnya orang lain.

"Orang lain katamu? Aku ini istri kamu, Mas, bukan orang lain!" tegas Sarah melawan rasa takutnya.

"Sekarang aku tanya, apa aku pernah menyentuh barang-barang kamu?" ucap Aris.

"Kamu emang gak pernah nyentuh handphone aku, tapi kalaupun kamu mau meminjam handphone aku, aku juga pasti bakal kasih kok. Gak akan aku marah-marah begitu ke kamu, lebay banget deh!" ujar Sarah sembari nyengir dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Lebay kamu bilang? Aku tegaskan ke kamu ya, aku gak suka kamu sentuh handphone aku, paham?!"

"Jadi, aku minta sama kamu, jangan pernah sentuh handphone aku lagi!"

"Emangnya kenapa sih, Mas? Kenapa aku gak boleh sentuh handphone kamu? Emangnya di handphone kamu itu ada apaan?" Sarah menatap suaminya dengan ekspresi wajah yang sengaja ia buat semenyebalkan mungkin.

"Kamu gak ngerti? Apa aku harus jelasin ke kamu, kalo handphone itu privasi?!" tegas Aris.

Mendengar jawaban suaminya, Sarah tertawa kecil. "Privasi? Seharusnya udah gak akan ada lagi kata privasi antara suami dan istri, kalo gak ada yang kamu sembunyikan dari aku, Mas!"

"Gak semua hal harus kamu tau, Sarah! Aku butuh privasi, dan kamu harus bisa menghargai itu. Lagi pula, aku juga gak mau tau mengenai hal-hal pribadi kamu kok. Jadi aku harap, kamu juga gak usah kepo sama hal-hal pribadi aku, sesimpel itu."

"Tapi, Mas, aku gak punya privasi apapun.Kamu boleh tau apapun mengenai aku, kalo kamu mau. Tapi sayangnya, kamu kan memang gak pernah mau tau apapun soal aku, iya kan?" ucap Sarah.

"Terus, dari tadi kok ngomongnya privasi dan hal-hal pribadi terus sih? Kamu kok semarah itu dan melarang keras aku pegang handphone kamu, memangnya di sana ada chat kamu sama perempuan lain, hmm?" sambungnya dengan wajah tengil, sengaja memancing emosi suaminya lebih dalam lagi.

Bab terkait

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Akan Mengusahakan Kebahagiaan Sendiri

    Aris mengacak-acak rambutnya frustasi, "seharian kamu bersikap dingin ke aku, terus sekarang, kamu malah ngajak aku ribut dan menuduh aku yang tidak-tidak. Bikin pusing aja!" teriaknya. "Aku seperti ini juga karena sikap kamu sendiri, Mas. Apa kamu gak sadar, kalo sikap kamu itu gak umum seperti para suami di luaran sana?! Apa lagi setelah menampar aku, kamu juga bersikap abai meskipun kamu tau aku masih marah sama kamu." "Bukan nya semalam aku udah minta maaf karena udah gak sengaja nampar kamu. Terus, kenapa sekarang masih bahas soal itu? Kamu ini ribet banget jadi perempuan, heran!" "Minta maaf pun gak tulus dari hati, percuma." "Terserah deh, males aku berdebat sama kamu. Kenapa sih sekarang kamu kok sering banget ngelawan sama suami? Mau menjadi istri yang durhaka ya?!" "Kalo sikap kamu benar menjadi suami, sebagai seorang istri aku gak akan melawan kamu, Mas!" "Terserah, capek aku denger ocehan kamu. Mau tidur!" Aris kembali naik ke atas tempat tidur, menyimpan ponselnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Aris Kesal Karena Sarah Mengadu

    Setelah mengantarkan teh untuk Aris, Sarah kembali keluar dari kamarnya. "Sore-sore gini udah rapih aja, mau keluar sama Aris ya?" tanya Pak Bambang. Sarah menggeleng dengan cepat, "enggak kok, Pak. Ibu dimana?" "Ibu ada di kamar, baru selesai mandi." "Wah kebetulan dong ibu sudah mandi. Sarah mau ajak ibu keluar jalan-jalan, Bapak mau ikut gak?" "Enggak, Nak. Bapak di rumah aja. Pergilah sama ibu mu saja, hati-hati di jalan ya!" "Siap, Pak! Kalo gitu, Sarah ke kamar ibu ya." Setelah mendapatkan anggukan dari bapak mertuanya, Sarah pun segera melangkahkan kakinya menuju ke kamar Bu Susi. "Bu.. Ibu.. sudah selesai belum Bu?" tanya Sarah sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar mertuanya. "Sudah Sarah, ada apa?" tanya Bu Susi yang membukakan pintu. "Bu, kita jalan-jalan ke mall yuk! Belanja, Sarah bayarin deh! Suntuk kan di rumah terus?" ajak Sarah dengan wajahnya yang terlihat begitu bahagia. "Seriusan Sarah?" tanya Bu Susi memastikan. Sarah mengangguk, "ya serius dong, Bu. Mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Berharap Bisa Menjaga Hati Dari Rasa Sakit

    Di posisi lain, Sarah dan Bu Susi dengan semangat menelusuri setiap sudut mall. Mereka mencari barang-barang yang ingin mereka beli, yang mereka suka dan yang cocok untuk mereka, tentunya. "Sarah lihat itu, kalung itu cocok untuk kamu. Ayo kita lihat-lihat dulu!" seru Bu Susi saat ia akan melewati toko perhiasan. Sarah mengangguk, mereka pun berhenti di toko tersebut dan melihat semua perhiasan yang di pajang. Saat melihat perhiasaan yang cantik-cantik, perasaan Sarah campur aduk. Antara senang dan sedih. "Sudah satu tahun menikah, Mas Aris gak pernah kepikiran beliin aku perhiasaan. Jangankan kasih kejutan, ajak aku ke toko perhiasan aja gak pernah," batin Sarah. "Ah.. apaan sih Sarah? Ngapain juga aku sedih lagi gara-gara suami yang gak pernah mau mengerti perasaan aku? Aku punya uang, aku suka perhiasan di sini, aku kan bisa tinggal beli," sambungnya mengingatkan diri sendiri agar tidak bersedih untuk Aris. "Yang ini juga bagus untuk kamu, Sarah!" seru Bu Susi membuyark

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Punya Suami Tapi Berasa Jomblo

    Meskipun memiliki suami yang kurang perhatian kepadanya, namun Sarah bersyukur karena memiliki mertua yang baik dan menyayanginya."Oh iya, Nak, tadi Aris mencari mu. Katanya sih dia lagi kurang enak badan, minta di kerok dan di pijit. Lebih baik kamu segera temui dia ya!" "Baik, Pak. Kalau begitu Sarah permisi dulu ya.""Iya Sarah sayang. Sekali lagi makasih banyak ya, Nak!" Saking bahagianya hari ini, Bu Susi sampai tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih. "Iya Bu, sama-sama." Sarah menyahuti dengan senyuman manisnya.Wanita cantik itu melenggang menaiki deretan anak tangga menuju ke kamar dengan membawa beberapa bingkisan di kedua tangannya.Ceklek..Sarah membuka pintu kamarnya, di atas tempat tidur tidak ada siapapun."Mas.. kamu dimana?" Setelah menutup kembali pintu kamar, wanita itu melangkah kan kakinya mendekati ranjang.Menaruh barang bawaannya di atas meja sembari terus mencari keberadaan suaminya."Ngapain cari aku? Udah happy-happy nya?!" ujar Aris yang baru saja

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Masih Menjalin Hubungan Dengan Sinta

    Di samping Sarah yang merasa kesepian di dalam kamar, Aris justru keluar rumah dan menemui wanita lain di luar.Pria tampan yang sudah menyandang status sebagai seorang suami itu, kini tengah duduk di taman restoran yang mewah.Di hadapannya terdapat wanita cantik yang tidak lain adalah kekasihnya. Ya wanita itu bernama Sinta.Rasanya tentu sangat tidak adil bagi Sarah. Ia istrinya saja tidak pernah di ajak makan di restoran mewah. Jangankan makan di restoran, bahkan di ajak makan di pinggir jalan saja itu sangat jarang sekali.Sedangkan selingkuhan Aris? Selalu saja di ajak ke tempat-tempat mewah dan selalu di manjakan oleh nya.Selama ini Pak Bambang dan Bu Susi telah salah mengira. Mereka pikir, setelah putranya menikahi Sarah, Aris sudah benar-benar putus dan terlepas dari Sinta. Namun nyatanya, putranya itu justru tetap menjalin hubungan asmara dengan sang pacar, di belakang istri sah nya."Kamu kok keliatannya lagi banyak pikiran, kenapa? Apa ada kerjaan kantor yang membuat kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Kamu Selingkuh, Kan?!

    Sekitar pukul satu malam, Aris baru sampai rumah. Ruang tamu dan ruang tengah sudah gelap, pria itu tersenyum miring karena ia pikir semua penghuni rumah sudah tidur. Begitupun dengan Sarah. Namun saat ia baru saja menyalakan lampu untuk menerangi jalan nya menaiki tangga, Bu Susi yang berdiri di depan pintu kamarnya berdehem. "Jam berapa ini Aris? Kenapa baru pulang?!" sentak wanita baya itu. Mendengar suara sang ibu, Aris pun menoleh ke arahnya sambil nyengir kuda. "Jam sebelas, Bu. Kenapa memangnya?" Bu Susi menggeleng-gelengkan kepalanya, menatap tajam ke arah sang putra. Wanita itu melangkahkan kakinya menuju ke arah sofa, kemudian duduk di sana. "Duduk dulu, ada yang ingin Ibu bicarakan dengan kamu!" perintahnya. Tidak seperti biasanya, Bu Susi terlihat sangat serius seperti ini. Aris pun mengangguk dan segera duduk di sebelah ibu nya. "Ada apa Bu? Kok tumben Ibu keliatannya serius banget?" "Ya, Ibu memang ingin bicara serius sama kamu." "Bicara apa?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Jamu Pemacu Hasrat?!

    Bu Susi pernah muda, apalagi dulu, ia juga pernah mengalami hal yang sama dengan mantan suaminya (bukan Pak Bambang). Ya, sebelum ia menikah dengan Pak Bambang dan mempunyai anak Aris, Bu Susi memang sudah menjadi janda.Dulu, bersama mantan suaminya, Bu Susi juga tidak mendapatkan kebahagiaan, tidak di anggap dan selalu di abaikan. Karena tidak kuat selalu merasa tertekan, ia pun akhirnya memilih untuk menyerah.Karena pernah merasakan berada di posisi Sarah, jadi, Bu Susi bisa tahu betul bagaimana sikap dan ciri-ciri pria yang mempunyai wanita lain di luar.Namun Aris hanya diam, ia tidak menjawab iya dan tidak juga mengelak.Melihat putranya yang tidak bisa jawab, Bu Susi semakin yakin, bahwa dugaannya itu benar.Karena merasa kecewa, ia pun segera beranjak dari sofa dan pergi meninggalkan Aris, sembari mengusap pipinya yang basah.Melihat ibunya masuk kembali ke dalam kamar, Aris meremas rambutnya frustasi."Kenapa Ibu bisa-bisanya bicara seperti itu ke aku? Dan kenapa.. kenapa d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Sabar Sarah, Sabar!

    Aris masuk ke dalam kamar, tidak seperti biasanya pria itu terlihat bersemangat saat menatap Sarah.Ia tersenyum lebar menambah ketampanan wajahnya, sembari berjalan selangkah demi selangkah menghampiri Sarah yang sudah tertidur pulas."Sarah Sayang.. ayo bangun dong. Mari kita melakukan apa yang sudah kita tahan selama ini, Sayang!" ucapnya sembari membelai rambut Sarah dengan lembut.Mendengar suara dan sentuhan dari Aris, membuat Sarah langsung membuka matanya."Mas.. mau ap-"Belum sempat menyelesaikan ucapannya, pria tampan itu langsung menarik tubuh Sarah ke dalam dekapan nya. Aris terus memberikan kecupan dan sentuhan-sentuhan mesra pada tubuh istrinya. Itu adalah pertama kalinya Sarah merasakan kehangatan dan cinta dari Aris seutuhnya. Mereka menikmati kemesraan mereka hingga ke adegan ranjang yang menggairahkan.Tokk.. tok.. tok.."Sarah.. kamu masih tidur atau sudah bangun, Nak? Ibu dan bapak mau pergi ke acara teman, jadi tolong kunci pintu ya!" ucap Bu Susi dari depan k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03

Bab terbaru

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Melihat Sinta, Azof Merasa Malas

    Sarah sampai di rumah Azof lebih dulu, saat itu kebetulan sekali sang pemilik rumah sedang bersantai di taman depan sembari menikmati secangkir kopinya. "Sarah!" panggil Azof saat melihat wanita itu turun dari taksi. Sarah menoleh, ia tersenyum kepada Azof. Saat bos nya melambaikan tangan dan memanggilnya untuk mendekat, ia pun segera berjalan cepat menghampirinya. "Silahkan duduk! Mau minum apa?" tawar Azof. Sarah mengangguk kemudian duduk di hadapan bos nya. "Gak perlu repot-repot, Pak. Saya tidak haus." "Bukan nya kamu mau ke sini sama Sinta? Kok kamu dateng sendirian? Terus.. kenapa muka kamu kelihatan berbeda? Apa ada masalah?" cecar Azof khawatir. Sarah tidak mungkin menceritakan semuanya kepada Azof, karena ia tidak mau jika sang bos berubah pikiran dan tidak jadi mengizinkan Sinta untuk tetap tinggal di rumahnya. Ia pun tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepalanya, "saya gak papa kok, Pak. Saya memang sengaja naik taksi karena aku males satu mobil sama Sinta dan Ma

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Wanita Lugu Berubah Menjadi Kejam

    Sarah semakin berani saja, Aris pun mencengkram rahang Sarah dengan kuat. "Bisa apa kamu, hah?!" bentak Aris. Sarah menjambak rambut Aris sekuat-kuatnya, saat cengkraman pria itu sudah melemah, Sarah pun membentur-benturkan kepala Aris ke mobil dengan membabi buta. Melihat perilaku Sarah, Sinta ingin membantu Aris untuk menyerang Sarah. Namun Sarah yang sudah membaca gerakan Sinta, segera meludahi wajah wanita itu berkali-kali. Hingga Sinta merasa jijik dan buru-buru mengusap wajahnya dengan tisu basah. Benturan-benturan pada kepala Aris, mengakibatkan kepalanya sedikit berdarah. Melihat Aris yang sedang merasa kesakitan, Sarah segera keluar dari mobil itu dan menghentikan taxi yang lewat. "Sialan! Berani-beraninya dia melakukan hal ini kepada kamu, Mas!" ucap Sinta. Ia segera pindah tempat duduk, mengambil kotak p3k dan mengobati luka Aris. "Aw.. pelan-pelan," lenguh Aris. "Iya, ini juga udah pelan kok!" "Aku bener-bener gak nyangka kalau dia akan berani berlaku sen

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Cemburu? Sorry..

    Sinta segera mengganti baju dengan semangat, sementara di ruang tengah, Sarah sudah menunggunya. "Aku yang akan mengantar kalian ke rumah, Azof," seru Aris saat Sinta telah kembali. "Bagus lah, dengan begitu aku jadi gak perlu pesan taksi," ujar Sarah kemudian beranjak dari tempat duduknya. "Kami berangkat dulu ya, Bu!" pamitnya pada Bu Susi. Wanita itu melenggang terlebih dahulu, kemudian di ikuti oleh Aris dan Sinta di belakangnya. Sesampainya di halaman rumah, Aris berinisiatif untuk membukakan pintu mobil tepat di sebelah kursi pengemudi. Saat Sinta hendak masuk ke dalamnya, Sarah langsung menyingkirkan tubuh Sinta. "Permisi!" serunya kemudian ia lah yang mengisi kursi tersebut. "Apa-apaan sih kamu, Sarah? Mas Aris kan bukain pintu itu untuk aku, bukan buat kamu!" ucap Sinta kesal. "Ekhemm.. mohon maaf sebelumnya. Di sini, siapa yang istri sah nya Mas Aris?" tanya Sarah sembari menaikan sebelah alisnya. "Tapi aku juga kan calon istrinya Mas Aris!" jawab Sinta. "Mas, kam

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Satu Masalah Terselesaikan!

    Tok.. tok.. tok.."Bu.. Pak.. ini Sarah. Ada yang mau Sarah bicarakan dengan Ibu dan Bapak," ucap Sarah sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar mertuanya.Sinta dan Aris yang mendengar ucapan Sarah, segera menoleh ke arah wanita cantik yang berdiri tidak jauh dari mereka.Tidak lama, Bu Susi keluar dari kamarnya."Ada apa, Sarah?" tanya nya."Bapak mana, Bu?" Bukannya menjawab, Sarah justru balik bertanya."Bapak lagi di belakang, katanya sumpek berada di dalam rumah karena ada tamu yang tidak di undang," jawab Bu Susi sengaja menaikan volume ucapannya."Ibu yang sabar ya. Sinta hanya sebentar kok di sini," jawab Sarah.Mendengar ucapan Sarah, Sinta langsung beranjak dari tempat duduk dan menghampirinya."Maksud kamu apa, Sarah? Kamu mau mengusir aku?" tanyanya."Aku gak ngusir kok. Tapi kan emang belum saatnya kamu ada di sini. Jadi, aku harap kamu bisa mengerti.""Kamu cemburu ya karena Mas Aris jauh lebih sayang dan cinta sama aku daripada sama kamu?""Ini bukan tentang aku cemburu ata

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Mukamu Bikin Aku Mual!

    Sebelum ia ke kamar, Bu Susi sempat menyuarakan kekhawatiran dan ketidaknyamanannya mengenai keberadaan Sinta.Mertuanya itu meminta Sarah untuk melakukan sesuatu agar Sinta tidak tinggal di sini sebelum wanita itu sah menjadi istri Aris.Sarah yang sudah berjanji akan memikirkan cara dan menyanggupi keinginan mertuanya, segera masuk ke dalam kamarnya kemudian membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi.Ia menyalakan shower untuk membahasi seluruh tubuhnya.Selain rasa lelah, ia juga merasa penat memikirkan permasalahan suami dan selingkuhan suaminya.Setiap harinya ada saja gebrakan yang mereka lakukan.Sebenarnya ia tidak peduli dengan yang di lakukan oleh Aris dan Sinta, namun yang ia pedulikan adalah perasaan dan kesehatan mertuanya.Air yang dingin begitu terasa sangat menyegarkan. Mampu menghilangkan beban pikiran dan rasa lelah pada diri Sarah."Kasihan ibu, ibu pasti tidak bisa tenang jika Sinta tinggal di sini sekarang. Apalagi, waktu dia dan Mas Aris menikah masih cukup lama

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Belum Saatnya Dia Tinggal Di Sini!

    "Aku minta sama kamu, Sarah, bilang ke semua teman kantor kamu untuk men-takedown vidio itu. Karena gara-gara vidio itu viral, sekarang Sinta jadi harus kehilangan janinnya!" ujar Aris."Dan apa kamu tau? Dia juga hampir kehilangan nyawanya karena gak kuat menerima semua hujatan dari para netizen!" lanjutnya.Mendengar ucapan Aris, Sarah langsung menoleh ke arah Sinta. Ia melihat mantan sahabatnya itu memang tidak seperti biasanya.Mata Sinta terlihat sayu, wajahnya juga murung. Wanita itu pasti merasa tidak tenang dan banyak menangis hari ini.Melihat kabar duka mengenai Sinta, hati Sarah tersentuh, ia jadi merasa iba, namun tetap saja, rasa dendamnya jauh lebih besar dari rasa prihatinnya.Lagipula, itu semua bukan salahnya dan tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya. Melainkan, itu adalah kesalahan dan kebodohan Sinta sendiri.'Meskipun perbuatan mereka salah, tapi aku tidak pernah berharap jika dia dan Mas Aris kehilangan calon anak mereka,' batin Sarah.Wanita itu menatap wajah

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Pelaku Berlagak Korban

    Sesampainya di halaman rumah, sebelum turun dari mobil, Aris mengecek ke arah sekeliling rumahnya. Memastikan bahwa kondisi aman dan tidak ada tetangga yang berada di sekitar sana."Aman, kita bisa turun sekarang, Sayang!" ujarnya.Aris turun dari mobil kemudian menarik pergelangan tangan Sinta dengan lembut dan buru-buru membawanya masuk ke dalam rumah.Di ruang tengah, Bu Susi dan Pak Bambang sedari tadi sudah menunggunya.Melihat Aris yang datang bersama Sinta, membuat Bu Susi langsung naik pitam."Untuk apa kamu bawa dia ke sini, Aris?!" bentaknya."Mulai hari ini, Sinta akan tinggal di sini bersama kita, Bu!" tegas Aris."Jangan ngawur kamu! Ibu gak setuju!" tolak Bu Susi."Kalian itu belum menikah, mau di taruh di mana muka Ibu dan Bapak hah?!""Apa kamu mau rumah kita didemo sama tetangga gara-gara kamu membawa pelakor tinggal di sini? Sedangkan kalian saja belum sah menjadi suami istri!" ucap Bu Susi, wanita itu yang awalnya duduk, kini langsung berdiri."Iya, Ris. Kamu janga

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Akan Membawa Sinta Tinggal Serumah?!

    Karena suasana yang sudah tidak kondusif, Aris pun menarik tangan Sinta untuk pergi dari tempat tersebut. Yang kemudian di susul oleh pemilik kontrakan. Karena tidak ingin orang-orang pada kabur dan rugi besar, akhirnya ibu pemilik kontrakan pun terpaksa tidak jadi menyewakan rumahnya kepada Aris dan Sinta. "Mas, Mbak, maaf ya. Saya tidak bisa menyewakan rumah ini untuk kalian. Karena mau bagaimana pun juga, mereka lah yang lebih dulu tinggal di kontrakan saya selama bertahun-tahun. Saya sudah mencoba bicara kepada mereka, tapi mereka tetap kekeh tidak mau menerima kalian dan bahkan melakukan hal-hal yang tidak di inginkan. Jadi, mau tidak mau, dengan terpaksa saya tidak bisa memberikan kontrakan ini kepada kalian. Karena saya gak mau rugi." Aris dan Sinta yang sedari tadi hanya diam, tidak bisa berbuat apa-apa. Karena percuma saja jika ia ikut berbicara dan melawan para ibu-ibu itu, yang ada nama mereka akan semakin jelek di mata semua orang. "Udah lah Mas, aku juga gak mau ti

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Perlakuan Buruk Orang Lain Kepada Sinta

    Aris membawa Sinta ke pemilik kontrakan yang menurutnya terbaik dan ingin menyewa salah satu rumah untuk tempat tinggal Sinta sementara waktu."Permisi Bu.. Di sini masih ada kontrakan yang kosong kan?" tanya Aris pada pemilik kontrakan tersebut.Mengetahui bahwa pria dan wanita tersebut sedang menjadi perbincangan orang-orang, sang pemilik kontrakan pun langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat."Tidak ada. Semua kontrakan di sini sudah penuh," jawabnya dengan pandangan yang terlihat sinis. Ia masuk ke dalam rumahnya dan buru-buru menutup pintu tidak ingin menghiraukan keberadaan sejoli itu.Namun Aris dengan cepat menahan pintu tersebut, "tunggu dong Bu, saya belum selesai bicara.""Mau ngomong apa lagi? Kan udah saya bilang, semua kontrakan saya sudah penuh!""Ibu jangan bohong dong, saya lihat di depan ada tulisan 'sedia kontrakan, satu rumah' Kalo emang kontrakannya udah di isi sama orang, seharusnya Ibu copot tulisan itu. Iya kan?" ujar Aris."Begini deh, Bu. Saya berani ba

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status