Share

Jamu Pemacu Hasrat?!

Author: Ayuraa
last update Last Updated: 2025-01-03 16:50:33

Bu Susi pernah muda, apalagi dulu, ia juga pernah mengalami hal yang sama dengan mantan suaminya (bukan Pak Bambang).

Ya, sebelum ia menikah dengan Pak Bambang dan mempunyai anak Aris, Bu Susi memang sudah menjadi janda.

Dulu, bersama mantan suaminya, Bu Susi juga tidak mendapatkan kebahagiaan, tidak di anggap dan selalu di abaikan. Karena tidak kuat selalu merasa tertekan, ia pun akhirnya memilih untuk menyerah.

Karena pernah merasakan berada di posisi Sarah, jadi, Bu Susi bisa tahu betul bagaimana sikap dan ciri-ciri pria yang mempunyai wanita lain di luar.

Namun Aris hanya diam, ia tidak menjawab iya dan tidak juga mengelak.

Melihat putranya yang tidak bisa jawab, Bu Susi semakin yakin, bahwa dugaannya itu benar.

Karena merasa kecewa, ia pun segera beranjak dari sofa dan pergi meninggalkan Aris, sembari mengusap pipinya yang basah.

Melihat ibunya masuk kembali ke dalam kamar, Aris meremas rambutnya frustasi.

"Kenapa Ibu bisa-bisanya bicara seperti itu ke aku? Dan kenapa.. kenapa d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Sabar Sarah, Sabar!

    Aris masuk ke dalam kamar, tidak seperti biasanya pria itu terlihat bersemangat saat menatap Sarah.Ia tersenyum lebar menambah ketampanan wajahnya, sembari berjalan selangkah demi selangkah menghampiri Sarah yang sudah tertidur pulas."Sarah Sayang.. ayo bangun dong. Mari kita melakukan apa yang sudah kita tahan selama ini, Sayang!" ucapnya sembari membelai rambut Sarah dengan lembut.Mendengar suara dan sentuhan dari Aris, membuat Sarah langsung membuka matanya."Mas.. mau ap-"Belum sempat menyelesaikan ucapannya, pria tampan itu langsung menarik tubuh Sarah ke dalam dekapan nya. Aris terus memberikan kecupan dan sentuhan-sentuhan mesra pada tubuh istrinya. Itu adalah pertama kalinya Sarah merasakan kehangatan dan cinta dari Aris seutuhnya. Mereka menikmati kemesraan mereka hingga ke adegan ranjang yang menggairahkan.Tokk.. tok.. tok.."Sarah.. kamu masih tidur atau sudah bangun, Nak? Ibu dan bapak mau pergi ke acara teman, jadi tolong kunci pintu ya!" ucap Bu Susi dari depan k

    Last Updated : 2025-01-03
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Ayo Kita Lakukan Sekarang!

    Melihat Sarah hanya turun sendiri, Pak Bambang pun menanyakan keberadaan putranya. "Kok kamu turun sendiri, Aris mana?" tanya bapak mertua. "Mas Aris masih capek, Pak. Katanya sih belum lapar, jadi nanti biar aku bawakan dia makanan ke kamar aja setelah selesai makan." "Yaudah gak papa. Ayo makan, Nak!" seru Pak Bambang. Sarah mengangguk, mereka pun menikmati makan malam mereka. Setelah selesai makan, Sarah membantu mencuci piring kemudian menyiapkan sepiring nasi beserta lauknya untuk Aris makan di kamar. Sementara Bu Susi, ia sedang sibuk bikin jamu. "Jamu nya masih lama gak Bu?" tanya Sarah. "Kamu duluan aja bawa makanan nya ke kamar, suruh Aris makan. Nanti biar Ibu yang bawakan jamu nya ke kamar kalian," sahut Bu Susi. "Yaudah Bu kalo gitu. Sarah duluan ya!" Wanita itu masuk ke dalam kamar dengan nampan yang berisi makanan dan air putih. "Mas, ini aku bawa makan malam untuk kamu. Nanti di makan ya!" "Aku ngantuk Sarah, males makan." "Seenggaknya makan lah meskipun se

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Terlalu Sakit Dan Kecewa

    Aris sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan Sarah sekarang. Karena selama ini, Sarah memang tidak pernah ada di dalam pikirannya.Aris mencoba menahan hasratnya, keluar dari rumah dengan menggunakan mobil. Hendak kemana ia sekarang?Selama lima belas menit perjalanan, pria itu akhirnya menghentikan mobilnya tepat di halaman rumah yang megah.Seperti sudah mengetahui kedatangannya, seorang wanita cantik dari dalam rumah tersebut keluar dan menarik tangan Aris mengajaknya untuk buru-buru masuk.Tanpa ucapan apapun, Aris segera menyambar tubuh wanita yang tak lain adalah Sinta. Ia melakukan tindakan apa yang tadi hendak ia lakukan kepada Sarah.Sinta bingung, karena tidak seperti biasanya pacarnya itu beringas begitu."Sabar dong, Mas. Kita belum sampai kamar, kenapa kamu langsung memeluk dan menciumi dengan kasar begini?" ucap Sinta sembari mendorong tubuh Aris agar melepaskan pelukannya."Aku udah gak tahan, Sayang," ucap Aris.Wajah Aris terlihat sangat bernafsu malam ini. Ha

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Tidak Berjanji Untuk Tidak Menyerah

    Sepulangnya dari masjid, Bu Susi langsung ke kamar Sarah. Niatnya mau memastikan apakah semalam rencananya berjalan dengan lancar atau tidak.Kebetulan sekali Sarah keluar dari kamarnya, saat ibu mertuanya itu hendak mengetuk pintu kamar."Loh Ibu, Ibu kok ada di sini?" tanya Sarah.Bu Susi menarik tangan Sarah dengan lembut, membawa menantunya itu menuruni deretan anak tangga."Ibu mau tanya sama kamu Sarah. Ayo kita duduk dulu!" serunya mengajak Sarah untuk duduk di ruang tengah."Mau tanya soal apa, Bu?" tanya Sarah lagi."Soal semalam. Tadi, waktu Ibu dan bapak mau sholat subuh ke masjid, kok tiba-tiba Aris datang dari luar. Dia sebenarnya semalam pergi kemana?" Sarah menggeleng dengan cepat, "aku juga gak tau, Bu. Mas Aris tiba-tiba pergi begitu saja tanpa bilang apapun ke aku," jawabnya.Mendengar jawaban Sarah, Bu Susi menyipitkan matanya, dahinya berkerut. "Jadi.. apa semalam kalian belum sempat bersenang-senang?" tanyanya memastikan."Iya Bu. Semua yang kita rencanakan gagal

    Last Updated : 2025-01-05
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Selingkuh Di Kantor

    Setelah menjalani aktivitas seperti biasanya. Sarah pun memasak untuk makan siang, kemudian buru-buru mandi dan siap-siap untuk pergi ke kantor suaminya. "Demi Ibu, aku akan berusaha sekali lagi untuk mengambil hati Mas Aris dan memperjuangkan rumah tangga kami," batin Sarah. "Bu, Sarah izin keluar dulu ya!" ucapnya pada Bu Susi yang sedang menonton televisi di ruang tengah. "Kamu mau kemana, Sarah?" "Ke kantor Mas Aris, nganterin makan siang," sahut Sarah sembari tersenyum manis. "Yasudah hati-hati ya, Nak. Aris pasti senang kamu ke sana sambil bawa makan siang untuknya." "Semoga aja ya, Bu. Kalo gitu, Sarah pamit ya! Assalamualaikum." Setelah mencium punggung tangan ibu mertuanya, Sarah pun melangkah meninggalkan rumah. "Wa'alaikumussalam." Sarah pergi menggunakan taksi. Begitu ia sudah sampai di depan kantor Aris, ia sangat bersemangat untuk bertemu dengan suaminya dan memberikan makan siang yang sudah ia buat dengan penuh cinta itu. "Semoga aja Mas Aris suka, aku

    Last Updated : 2025-01-05
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Mengetahui Perselingkuhan Aris

    Sudah satu bulan setelah hari itu, hubungan Aris dan Sarah tetap tidak ada perubahan. Aris hanya bersikap manis saat sedang membujuk Sarah agar tidak mengganggunya. Mereka satu rumah bahkan satu ranjang, namun tidak ada cinta dan kehangatan. Aris yang baru saja pulang kerja, segera bergegas mandi. Ponselnya yang ia taruh di dalam tas kerja, terus berbunyi beberapakali. Sarah tahu itu, namun ia hanya membiarkannya saja karena merasa enggan untuk mengeceknya. Ia khawatir jika saat ia sedang mengecek telepon tersebut, Aris tiba-tiba keluar dari kamar mandi dan memarahinya karena sudah lancang menyentuh ponselnya, seperti dulu. Beberapa menit kemudian, Aris keluar dan segera mengambil ponselnya yang sedari tadi terus berbunyi. Tanpa mengenakan pakaian terlebih dahulu, pria itu buru-buru langsung mengangkat telepon tersebut dan bergegas keluar dari kamar menuju balkon. 'Dari tadi gak ada henti-hentinya orang itu nelpon Mas Aris. Sebenarnya dia siapa sih? Dan ada kepentingan apa

    Last Updated : 2025-01-06
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Sinta Hamil

    Aris menemui selingkuhannya di tempat yang mereka sudah janjikan.Sesampainya ia di sana, ternyata Sinta sudah sampai lebih dulu.Dengan senyuman yang merekah, Aris berjalan menghampiri wanita itu."Sayang.. sudah menunggu lama?" tanyanya."Baru sampai kok. Ayo cepat duduk!" ujar Sinta dengan wajah yang terlihat serius."Ada apa? Apa yang ingin kamu tunjukkan ke aku?" tanya Aris penasaran.Wanita cantik itu segera mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya, kemudian menunjukkan nya kepada Aris.Sebuah testpack bergaris dua. Melihat itu, Aris tersenyum senang."Entah itu adalah kabar baik untuk kita, atau kabar buruk," ujar Sinta tanpa ekspresi."Kamu beneran hamil, Sayang?" tanya Aris memastikan. Sinta mengangguk dengan cepat."Tapi tunggu.. kamu beneran hamil anak aku kan?""Ya iya lah, Mas. Anak siapa lagi? Aku udah telat mens satu bulan, begitu aku cek ternyata hasilnya positif."Senyuman Aris semakin lebar, ia pun langsung memeluk tubuh Sinta dengan perasaan yang bahagia."Aku senang

    Last Updated : 2025-01-07
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Mari Berpisah, Mas!

    Aris masuk ke dalam kamarnya. Di sana ia tidak melihat Sarah. Pandangannya ia edarkan ke berbagai arah, rupanya wanita cantik itu tengah duduk di balkon kamar. "Sarah ... masuk dulu! Ada yang mau aku bicarakan," perintah Aris. Mendengar suara suaminya, Sarah pun menoleh. "Kamu baru pulang? Sudah puas bertemu selingkuhan mu?" tanya Sarah sembari menyeringai. Suara wanita itu sangat lembut, namun kalimat dan tatapan matanya terasa sangat menusuk jantung. "Ja-jadi ... kamu sudah tahu?" "Ya, aku sudah tahu apa alasan kenapa selama ini kamu enggan menunaikan kewajiban kamu kepada aku," ucap Sarah dengan wajah yang terlihat tenang namun dingin. "Rupanya benar dugaan aku, kamu tidak pernah mencintai dan tidak pernah menginginkan aku," lanjutnya sembari memaksakan senyumannya. Dada Sarah sangat sesak, namun ia berusaha untuk menahan emosinya. Agar tidak membuang-buang tenaganya lebih banyak lagi. "Mari berpisah, Mas! Sekarang juga, sebaiknya kamu ucapkan talak untuk aku. Da

    Last Updated : 2025-01-08

Latest chapter

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Sarah Salah Paham

    "Bu, lagi ngapain sih di depan pintu kamar Aris dan Sinta? Ibu lagi nguping mereka?!" Pak Bambang tiba-tiba saja mengejutkan Bu Susi yang sedari tadi sedang asik mendengarkan pertengkaran anak sam menantunya dari kamar tersebut. "Aduh, Pak, ngagetin Ibu aja deh!" ucap Bu Susi sembari mengelus-elus dadanya. "Lagian Ibu ini kurang kerjaan banget sih berdiri di sini! Katanya mau siap-siap untuk masak makan malam? Dari tadi Bapak pikir udah lagi sibuk di dapur, taunya malah kepo sama urusan anak dan menantunya. Gak baik loh, Bu, menguping pembicaraan orang lain. Telinga Ibu bisa di tusuk sama besi panas di akhirat nanti!" Mata Bu Susi langsung terbelalak saat mendengar ucapan suaminya, "astaghfirullahal'adzim, Pak! Kok Bapak tega sih nyumpahin Ibu begitu!" "Loh, Bapak itu ngingetin Ibu, bukan nyumpahin. Udah ayo cepat masak ah! Jangan nguping-nguping lagi!" Pak Bambang menarik lengan Bu Susi untuk menjauh dari kamar putranya. Pak Bambang mengambil air dari dispenser, kemudian meminum

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Aris Dan Sinta Ribut

    Cklek.. Aris membuka pintu kamar, saat itu juga, Sinta langsung menatapnya dengan tatapan sinis dan setajam silet. "Dari mana aja kamu, Mas? Baru ingat, kalo punya istri lain selain Sarah?!" sindirnya. Aris berjalan mendekat dan duduk di atas tempat tidur. "Kamu ini kenapa sensi terus sih? Dari siang, aku kamu marahin terus. Apa kamu gak capek hari ini marah-marah mulu?" tanya Aris dengan lembut. "Ya gimana aku gak marah sama kamu? Kamu itu sadar gak sih, kalo itu bikin aku kesal dan cemburu?!" ucap Sinta dengan wajah yang cemberut. "Apalagi tadi, kamu cuma diam aja saat ibu memarahi aku!" sambungnya. "Iya-iya aku minta maaf, Sayang. Soalnya aku bingung harus gimana, di tambah lagi aku juga kesel karena kamu naro garam banyak di jus yang aku minum, tenggorokan aku sampe sakit loh!" "Salah kamu sendiri lah, itu kan jus yang seharusnya di minum sama Sarah! Kenapa kamu mau-mau aja tuker minuman kamu sama minuman punya Sarah?! Karena itu, rencana aku jadi gagal deh!" omel Sinta.

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Aris Sudah Benar-Benar Mencintai Sarah?!

    "Kamar ini adalah milikku, hak aku, aku yang lebih dulu menempatinya. Jadi aku gak akan mau memberikannya kepada Sinta. Ingat janji kamu ke aku, bahwa kamu akan bersikap adil kepada aku dan istri barumu itu!" lanjutnya. Mendengar semua ucapan Sarah, Aris manggut-manggut. Pria itu mengelus-elus tangan Sarah, menenangkan nya supaya Sarah tidak marah. "Iya-iya, aku gak akan memaksa kamu kok. Kalau memang kamu gak mau kasih kamar ini buat Sinta, yaudah gak papa. Nanti biar aku bicara sama dia. Aku gak mau kalo kamu sampe mikir bahwa aku gak sayang sama kamu karena aku lebih mementingkan keinginan dia daripada menjaga perasaan kamu," ujar Aris sembari tersenyum. "Bagus deh kalau begitu," ucap Sarah. "Yaudah gih sekarang kamu temuin Sinta, bilang ke dia kalo aku gak mau menuruti keinginannya!" "Gampang lah, bisa nanti. Lagian kamu gak kangen sama aku, apa?" "Bukan nya gak kangen, Mas. Cuma kalo kamu di sini terus dan ngebiarin Sinta sendirian di kamar, kan aku jadi gak enak s

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Sinta Ingin Bertukar Kamar Denganku?

    Bu Susi dan Pak Bambang geleng-geleng kepala melihat ulah Sinta yang baru setengah hari resmi menjadi menantu mereka."Lihat tuh, Ris! Istri baru kamu, belum genap sehari tinggal di rumah ini, sdah bikin masalah aja dengan Sarah!" ujar Bu Susi."Lagian Ibu sih, ngapain coba banding-bandingkan Sinta dengan Sarah terus? Jadi Sinta merasa iri dan kesel deh sama Sarah. Coba aja kalo sikap Ibu itu adil kepada mereka berdua, Sinta pasti gak ada kepikiran buat ngisengin Sarah, Bu," sahut Aris."Kamu ini, istri gak benar masih aja di bela! Lagian kan Ibu itu cuma ngasih tau Sinta dan bicara apa adanya. Emang dianya aja yang punya hati busuk, iri dan dengki terhadap Sarah!""Benar kata Aris, Bu. Sebaiknya Ibu juga harus bisa menjaga perasaan Sinta, jangan selalu memojokkan dia dan membanding-bandingkan nya dengan Sarah. Bagaimanapun Sinta juga kan menantu Ibu, mereka berdua sama-sama istri sah nya Aris, jadi Ibu harus menyayangi mereka dan jangan membandingkan satu sama lain. Dengan begitu, me

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   1-0

    "Kenapa?" tanya Aris. "Mas, kayaknya lebih pekat punya kamu. Gimana kalo kita tukeran? Soalnya aku pengen punya kamu!" ucap Sarah dengan nada bicara yang manja. "Masa sih? Emangnya Sinta bikinnya gak sama?" tanya Aris. Sinta menggelengkan kepalanya, memberi isyarat agar suaminya itu tidak mau menukar gelasnya dengan gelas milik Sarah. "Sama aja kok, Mas," jawab Sinta. "Gak ada yang beda, jadi kamu gak perlu menukar minuman kamu dengan minuman Mas Aris, Sarah!" sambungnya Sinta. "Tuh, kata Sinta, minuman kita sama. Dia pasti bikinnya barengan sekalian, mana mungkin bikin satu persatu?" "Tapi tetep aja, Mas. Jus punya kamu pasti rasanya lebih enak, karena Sinta bikinnya penuh cinta. Kita tukeran ya! Masa sih soal minuman aja kamu gak mau ngalah sama aku? Katanya, kamu sayang sama aku?" cecar Sarah. Ia sengaja membuat madunya cemburu dan kepanasan. "Udahlah, Ris. Kalo memang jusnya sama aja, apa salahnya kamu menuruti permintaan Sarah? Kan rasanya juga gak akan berbeda, yang pent

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Sinta Ingin Membalas Sarah?

    "Lihat Sarah, dia baru pulang kerja. Sekarang cepat bikinkan minuman untuk Sarah, sekalian untuk Ibu, Bapak dan Aris juga. Kalo kamu mau, buat juga untuk kamu." "Bu, jangan begitu dong," tegur Pak Bambang. "Kenapasih, Pak? Bikin minum doang kan hanya pekerjaan yang mudah, Sinta tentu gak merasa keberatan dong. Biasanya juga Sarah selalu bikin kan minuman untuk kita, gak apa-apa." "Iya, Pak, gak papa kok. Ibu dan Bapak mau di buatkan minuman apa?" tanya Sinta. "Saya mau teh pake perasan lemon, jangan terlalu manis, dan jangan terlalu asam. Jadi, rasa gula dan perasan air lemon nya harus seimbang ya!" pinta Bu Susi. "Iya, Bu." "Kalo Bapak kopi aja, jangan terlalu pait ya, Sinta." "Baik, Pak." "Sarah, cepat pesan kamu mau di buatkan minuman apa sama adik madumu itu?" "Jus mangga aja. Kamu juga mau jus mangga kan, Mas?" ucap Sarah sembari menoleh ke arah Aris. Sinta menatap Aris, memberikan isyarat agar suaminya itu tidak mengiyakan ucapan Sarah. "Iya sudah cepat buatkan jus ma

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Kesal Karena Terus-Terusan Disindir

    Sesampainya di depan pintu rumah, Sarah menghela nafasnya saat ingin memasuki rumah tersebut.Ia tahu pasti akan banyak drama saat Sinta tinggal satu atap bersamanya, karena itu, ia harus siapkan mental dan memutar otaknya agar ia bisa menjalankan rencananya dengan elegan."Assalamualaikum.. Pak, Bu, Mas Aris.. aku pulang!" Sarah mengucapkan salam, ia pulang dengan membawa paperbag yang berisi hamburger."Wa'alaikumussalam, Nak! Sudah pulang ya, mau di buatkan minum apa?" tawar Bu Susi."Gak perlu, Bu. Nanti gampang Sarah bisa bikin minum sendiri kok," sahut Sarah.Sarah segera mencium punggung tangan bapak dan ibu mertuanya."Kamu bawa apa, Sarah?" tanya Pak Bambang."Oh ini, Sarah beli hamburger, Pak. Ini untuk Bapak dan ini untuk Ibu. Sarah sengaja beli nya varian yang berbeda karena kan selera Ibu dan Bapak beda," ucapnya."Makasih ya Sarah, kamu memang menantu yang perhatian dan pengertian!" puji Bu Susi."Iya, Bu. Sama-sama.""Kamu sering banget traktir Ibu dan Bapak, Sarah. Apa

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Sebenarnya Apa Rencana Sarah?

    Mendapatkan penolakan dari Sinta, membuat Aris merasa kesal. "Gak Sarah, gak Sinta, semuanya sama-sama sulit banget kalo di ajak berhubungan! Punya istri dua dua-duanya gak bisa nyenengin hati suami!" batin Aris menggerutu. Sekarang Aris tidak bisa berbuat hal lain selain bersabar. Sembari ia juga harus memikirkan bagaimana cara ia berbicara kepada Sarah agar istri pertamanya itu mau mengalah dan mau memberikan kamarnya untuk Sinta. Meskipun sebenarnya ia merasa tidak yakin jika Sarah mau melepas kamarnya, namun ia akan tetap mencoba berbicara terlebih dahulu. ** Bu Susi dan Pak Bambang baru tiba di rumah, melihat suasana rumah yang sepi, membuat mereka mencari keberadaan anak dan menantu baru mereka. "Aris dan istri barunya kemana ya, Pak? Kok rumah sepi banget." "Mungkin mereka lagi istirahat Bu, sudah biarkan saja." "Masih siang bolong begini masa sih mereka mau-" "Sudah lah, Bu. Mereka kan sudah sah menjadi suami istri, jadi terserah mereka lah mau ngapain," ucap Pak Bam

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Baru Menikah, Sudah Ribut?

    Di sisi lain, Sinta dan Aris merasa bahagia, tetapi juga kesal karena melihat Sarah datang bersama Azof. Apalagi saat melihat mereka berdua masuk ke dalam mobil yang sama sembari bercanda. Hal itu sungguh membuat Aris merasa cemburu. Melihat raut wajah Aris yang tidak bahagia seperti yang seharusnya, membuat Sinta semakin merasa dongkol. "Mas, kamu kok dari tadi diem aja sih? Kenapa muka kamu kayak bt begitu? Kamu gak bahagia menikah sama aku?" cecar Sinta dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya. "Bahagia lah, masa enggak," sahut Aris. "Kamu cemburu ya ngeliat istri pertama kamu itu datang dengan Mas Azof? Iya?!" omelnya. "Apaan sih, gak jelas banget kamu ini! Ayo kita pulang!" Aris menarik tangan Sinta dan mengajaknya untuk pulang. Karena jarak antara masjid dan rumah Aris tidak terlalu jauh, mereka pun hanya perlu berjalan kaki saja untuk sampai ke rumah. Aris masuk ke dalam kamarnya dan Sarah, yang kemudian di ikuti oleh Sinta. "Kamu ngapain masuk ke sini, Sinta?" tany

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status