Chapter: Baru Menikah, Sudah Ribut?Di sisi lain, Sinta dan Aris merasa bahagia, tetapi juga kesal karena melihat Sarah datang bersama Azof. Apalagi saat melihat mereka berdua masuk ke dalam mobil yang sama sembari bercanda. Hal itu sungguh membuat Aris merasa cemburu. Melihat raut wajah Aris yang tidak bahagia seperti yang seharusnya, membuat Sinta semakin merasa dongkol. "Mas, kamu kok dari tadi diem aja sih? Kenapa muka kamu kayak bt begitu? Kamu gak bahagia menikah sama aku?" cecar Sinta dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya. "Bahagia lah, masa enggak," sahut Aris. "Kamu cemburu ya ngeliat istri pertama kamu itu datang dengan Mas Azof? Iya?!" omelnya. "Apaan sih, gak jelas banget kamu ini! Ayo kita pulang!" Aris menarik tangan Sinta dan mengajaknya untuk pulang. Karena jarak antara masjid dan rumah Aris tidak terlalu jauh, mereka pun hanya perlu berjalan kaki saja untuk sampai ke rumah. Aris masuk ke dalam kamarnya dan Sarah, yang kemudian di ikuti oleh Sinta. "Kamu ngapain masuk ke sini, Sinta?" tany
Terakhir Diperbarui: 2025-02-22
Chapter: Hari Pernikahan Aris Dan SintaHari ini adalah hari minggu, karena Sarah libur kerja, ia pun membantu Bu Susi beberes rumah dan memasak untuk makan siang. Saat mereka sedang sibuk memasak di dapur, Bu Susi yang merasa penasaran dengan kemajuan hubungan anak dan menantunya, akhirnya membuka obrolan mengenai hal itu. "Sarah.. Ibu denger dari Aris, katanya kamu sudah memaafkan dia. Apa itu benar, Nak?" tanya Bu Susi. Sarah hanya mengangguk dan tersenyum tipis saat mendapatkan pertanyaan seperti itu dari ibu mertuanya. "Apa kamu sudah benar-benar memaafkan Aris dengan tulus? Lalu, beneran siap menerima Sinta untuk menjadi madu kamu?" tanya Bu Susi lagi. Di satu sisi, mana mungkin Sarah mau berkata jujur kepada mertuanya? Sedangkan, di sisi lain ia juga tidak ingin membuat Bu Susi terlalu berharap dan membuat sang mertua kecewa pada akhirnya. "Aku memang sudah berusaha untuk memaafkan Mas Aris, Bu. Dan siap gak siap, aku juga akan tetap terima Sinta sebagai maduku. Aku akan menjalaninya apa adanya, biarkan semuany
Terakhir Diperbarui: 2025-02-20
Chapter: Jaga Sikap Dan Jangan Seenaknya!Sinta selalu menunggu Azof pulang. Setiap hari ia selalu menanyakan kepada Bi Lasmi, apakah Azof akan pulang atau tidak. Sekitar pukul sebelas siang, wanita itu terbangun dari tidurnya. Merasa gerah, ia memutuskan untuk langsung mandi di kamar mandi yang berada tidak jauh dari kamarnya. "Panas-panas begini enak kali ya kalo berenang? Apa aku berenang aja ya? Toh, Mas Azof juga belum pulang. Peduli apa dengan larangan Bi Lasmi?!" gumam Sinta saat ia sedang mencuci wajahnya. Sebenarnya sejak kemarin, Sinta sudah gatal ingin menceburkan dirinya dan berendam sepuasnya di dalam air kolam renang yang segar itu. Namun sayangnya Bi Lasmi melarangnya. Dengan alasan, Azof mengizinkan dia tinggal di sini tetapi tidak boleh menggunakan barang-barang yang ada di dalam rumah, tidak boleh memasuki area rumah (ruangan utama, hanya boleh di dapur saja), termasuk tidak boleh menggunakan kolam renangnya. Tetapi cuaca hari ini sangat terik, membuat Sinta tidak bisa menahan diri untuk tidak berenang.
Terakhir Diperbarui: 2025-02-19
Chapter: Aris Mengajak Hubungan Suami-Istri "Aku harus memikirkan cara bagaimana aku bisa menolak ajakan Mas Aris nanti malam!" batin nya. "Sekarang, aku pura-pura tidak tahu saja!" imbuhnya. Sarah melangkahkan kakinya mendekat ke arah ruang keluarga, "assalamualaikum.." ucapnya dengan senyuman manisnya. "Wa'alaikumussalam." Bu Susi dan Aris menyahut dengan kompak. "Sarah, kamu sudah pulang, Sayang!" jawab Aris dengan wajah yang sumringah. "Iya, Mas." "Kok gak kasih kabar? Kan aku bisa jemput kamu ke kantor." "Gak perlu, Mas. Aku bisa pulang sendiri kok." "Kamu pasti capek kan, Nak? Ibu sudah memasak makanan kesukaan kamu, sekarang kamu bersih-bersih dulu setelah itu makan ya!" ucap Bu Susi dengan hangat. "Iya, Bu, terimakasih. Maaf ya karena Sarah sibuk kerja, jadi Sarah jarang bantuin Ibu masak." "Ah gak papa, Sayang. Masak kan bukan perkara besar, hanya pekerjaan kecil yang menyenangkan." Sarah tersenyum, "kalau begitu, Sarah ke kamar dulu ya, Bu!" "Iya, Sarah." "Sayang, aku siapkan makanannya untuk kamu ya. Nan
Terakhir Diperbarui: 2025-02-18
Chapter: Berniat Untuk Menghamili SarahAris mendekati ibunya, ia tahu jika ia belum bisa menjadi anak yang membanggakan. Justru sebaliknya, ia malah membuat orang tuanya merasa malu. "Bu.. maafin aku ya, karena sudah bikin masalah dan membuat Ibu juga bapak malu," ucap Aris. "Yasudah lah, Ris. Percuma kamu menyesal sekarang, nasi sudah menjadi bubur. Ibu juga sudah menjadi bahan gibah para tetangga, kamu tau? Tadi waktu Ibu belanja di tukang sayur, mereka semua bisik-bisik dan menyindir Ibu. Di mata mereka, Ibu adalah Ibu yang gagal mendidik kamu!" ujar Bu Susi. Aris langsung meraih kedua tangan ibunya, menangis memohon maaf. "Tolong maafkan aku, Bu. Karena tanpa maaf dan ridho Ibu, aku gak akan bisa menjalani hidup aku dengan mudah." "Maka nya kamu itu jangan banyak tingkah dong, Ris. Hidup lagi enak-enaknya malah kamu hancurkan hanya demi memenuhi nafsu kamu." "Iya, Bu. Aku janji, aku gak akan mengulangi nya lagi. Sekali lagi, tolong maafkan aku." Aris terus memohon sembari menangis. Sudah beberapa hari ini di dia
Terakhir Diperbarui: 2025-02-17
Chapter: Sinta Tidak Seperti Sarah"Padahal aku dan Sinta sudah mengkhianati dia, tapi Sarah justru masih memikirkan nasib Sinta? Ya ampun Sarah... Hati kamu itu terbuat dari apa sih? Sudah aku duga, sebenarnya Sarah itu memiliki hati yang lembut dan tidak tegaan. Aku hanya perlu merendah dan memperlakukannya dengan lembut, dia pasti mau menurut," gumam Aris dalam hati. "Tapi, Sayang.. aku gak mau peduli lagi sama perempuan itu. Yang aku pedulikan sekarang hanya perasaan kamu. Aku gak mau menyakiti kamu lagi." Aris terus berakting dengan baik, ia terus meyakinkan Sarah agar istrinya itu tidak merasa ragu dan mau percaya kepadanya lagi. "Mas, mau bagaimanapun juga, Sinta itu kan pernah menjadi sahabat aku. Jadi, mana mungkin aku tega kamu membuangnya begitu saja? Ingat, kamu sudah merenggut kehormatannya, jadi aku mohon, kamu harus tetap menikahi dia ya! Aku rela kok berbagi suami dengan sahabatku sendiri. Yang terpenting adalah kamu bisa adil kepada kami," sahut Sarah. "Kamu yakin?" tanya Aris memastikan. Sarah
Terakhir Diperbarui: 2025-02-16
Chapter: Malam Pertama Dewa & LintangFlora membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Hari sudah semakin malam, namun matanya tidak bisa terpejam.Biasanya ia selalu tidur berdua dengan Dewa di kamarnya yang hangat.Namun kali ini, ia justru tidur sendiri di dalam kamar yang terasa begitu dingin tanpa belaian dan pelukan dari suaminya.Pikiran Flora tidak bisa berhenti menerka-nerka apa yang sedang terjadi malam ini."Malam ini adalah malam pertama bagi Mas Dewa dan Lintang. Sekarang, apakah mereka sedang melakukan kewajiban mereka selayaknya suami dan istri?!" Flora bergumam, air matanya lolos begitu saja dari mata indahnya membahasi pipi.Dada Flora terasa sesak membayangkan suaminya menggauli sahabatnya sendiri. Meskipun berusaha untuk ikhlas menerima kenyataan bahwa ia sudah di madu, namun jika membayangkan suaminya merajut cinta di atas ranjang dengan wanita lain, Flora masih belum bisa terima."Enggak, Flora! Kamu yang sudah memaksa Mas Dewa dan Lintang untuk menikah. Jadi, seharusnya kamu juga bisa menerima jika merek
Terakhir Diperbarui: 2024-05-07
Chapter: Lintang Sakit HatiSetelah selesai ijab qobul tersebut, Dewa mengedarkan pandangannya mencari wanita satu-satunya yang ia cintai.Di barisan ketiga, Flora terlihat menatapnya dengan senyuman manis. Dewa membalas senyuman istri pertamanya, kemudian ia segera beranjak hendak menghampiri tambatan hatinya itu.Namun, saat ia ingin pergi meninggalkan meja akad, Lintang menahan lengannya."Mas Dewa mau kemana?" tanya Lintang yang kemudian menoleh ke arah Flora yang sedang menunggu suaminya."Mau nyamperin Flora ya?" imbuhnya."Ya, aku mau nemenin Flora. Dia pasti lagi sedih sekarang," jawab Dewa dengan raut wajah yang dingin, kemudian meninggalkan Lintang begitu saja.Melihat sikap Dewa yang lebih mementingkan Flora di bandingkan dirinya, Lintang mendengus kesal."Mas Dewa benar-benar keterlaluan! Baru saja kita sah menjadi suami-istri, bukannya dia nemenin aku dan bikin aku senang. Dia malah nyamperin Flora!" "Flora, kamu baik-baik saja kan?" Saat sampai di kursi istrinya pertamanya, Dewa langsung memastik
Terakhir Diperbarui: 2024-05-06
Chapter: Tidak Sepantasnya Aku Cemburu.."Aku yang meminta Lintang untuk menikah dengan Mas Dewa. Jadi, aku mohon kepada Om dan Tante supaya memberikan izin dan restu untuk Mas Dewa menikahi Lintang," ujar Flora.Sekarang, Flora, Dewa dan Mama Ratna sedang berada di rumah Lintang tengah berbicara dengan kedua orang tua Lintang."Saya juga sangat berharap, Jeng Wanda dan Pak Bagas mau merestui mereka berdua. Lagipula kan Nak Lintang juga mencintai Dewa. Saya berjanji akan memastikan Nak Lintang hidup bahagia dengan anak saya," ujar Mama Ratna"Kalian kemari dan bicara seperti itu, sama saja seperti merendahkan saya!" ucap Pak Bagas."Lintang berasal dari keluarga terhormat, masa iya saya mau menikahkan anak saya dengan pria yang sudah beristri?!" sambungnya.Flora menyentuh tangan Dewa yang sedari tadi hanya diam. Ia menatap mata suaminya dengan lekat."Mas .. aku mohon, bicara lah dengan orang tua Lintang!" pintanya.Dewa menghela nafasnya, demi kebaikan rumah tangganya dengan Flora, ia pun akhirnya angkat suara."Om, saya m
Terakhir Diperbarui: 2024-05-04
Chapter: Papa Tidak Setuju Kamu Menjadi Istri Kedua!"Ma.. Pa.. ada hal penting yang aku mau omongin sama Mama dan Papa!" teriak Flora sembari berjalan memasuki rumah."Ada apa sayang? Kenapa kamu harus berteriak-teriak seperti itu?!" ucap Pak Bagas, papa Lintang."Iya, apa yang mau kamu bicarakan, Lin? Kok keliatannya semangat banget. Ayo sini duduk, Nak!" ujar Bu Wanda sembari menepuk ruang kosong di sebelahnya.Lintang yang baru saja sampai rumah, langsung mengabarkan kepada orang tuanya tentang hari pernikahannya dengan Dewa."Aku dan Mas Dewa sebentar lagi akan menikah, Ma.. Pa... Aku benar-benar senang dan gak sabar menunggu hari bahagia itu!" serunya dengan senyuman yang lebar.Mendengar kabar pernikahan Dewa dan Lintang, kedua orang tua Lintang tentu merasa terkejut karena mereka sama-sama tahu bahwa Dewa telah beristri."Yang benar saja kamu Lintang! Dewa itu kan sudah menikah dengan sahabat kamu," ucap Bu Wanda."Iya Ma, aku serius. Meskipun Mas Dewa sudah menikah dengan Flora, tapi aku tidak masalah kok jika harus menjadi ist
Terakhir Diperbarui: 2024-05-01
Chapter: Kamu mau kan menjadi istri kedua Mas Dewa?!Beberapa hari setelah pertemuannya dengan Lintang, Flora dan sahabatnya itu selalu berkomunikasi dengan intens.Lintang yang menunjukkan kepedulian dan simpatinya kepada Flora, membuat Flora semakin merasa yakin bahwa ia ingin menjodohkan sahabatnya dengan Dewa.Lintang seringkali main ke rumah Mama Ratna, alih-alih untuk menemui Flora, padahal sebenarnya ingin bertemu dengan Dewa juga.Di samping Flora yang selalu membujuk Dewa, Mama Ratna juga menyampaikan niatnya untuk menikahkan Lintang dengan putra kesayangannya.Saat Lintang baru saja keluar dari toilet, Mama Ratna langsung menghampirinya.“Lintang, Tante tahu betul dulu, kamu dan Dewa itu saling menyayangi satu sama lain. Sekarang kalian sudah sama-sama Dewasa, kalian kelihatan sangat cocok loh! Kamu pasti mau kan jadi istri Dewa?” ucap Mama Ratna terang-terangan.“Aku memang mencintai Mas Dewa. Tapi Tan, Mas Dewa sudah menikah dengan Flora. Mana mungkin aku menjadi yang kedua?!”“Kalau kamu mau, menjadi yang pertama atau yang
Terakhir Diperbarui: 2024-04-30
Chapter: Mas, aku izinkan kamu menikahi Lintang!Setelah selesai makan malam, sebelum pulang, Flora mengajak Lintang untuk mengobrol berdua. Selain ingin melepaskan rindu dengan sahabat lama, Flora juga ingin bertanya sesuatu kepada Lintang.Kini mereka sedang duduk berdua di kursi taman yang berada di luar restoran.“Kamu dan Mas Dewa sudah lama menikah?” tanya Lintang.“Kami sudah berhubungan cukup lama, dan sudah menikah beberapa tahun. Tapi sayangnya, aku melakukan kesalahan besar dan membuat Mas Dewa juga Mama Ratna kecewa,” ucap Flora.“Kesalahan besar? Memang nya kamu melakukan kesalahan apa?” tanya Lintang lagi.“Beberapa hari yang lalu, aku jatuh dari tangga. Saat itu aku lagi hamil besar, gara-gara tragedi itu, aku harus kehilangan bayi dan rahim aku, Lin.” Flora bercerita sembari menangis.Melihat Flora yang menangis, Lintang menunjukan simpatinya. Ia memeluk tubuh Flora sembari mengelus-elus punggungnya dengan lembut.“Aku turut prihatin dengan musibah yang menimpa kamu, Flo. Kamu yang kuat ya! Kamu adalah perempuan yang
Terakhir Diperbarui: 2024-04-27