Flora membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Hari sudah semakin malam, namun matanya tidak bisa terpejam.
Biasanya ia selalu tidur berdua dengan Dewa di kamarnya yang hangat.Namun kali ini, ia justru tidur sendiri di dalam kamar yang terasa begitu dingin tanpa belaian dan pelukan dari suaminya.Pikiran Flora tidak bisa berhenti menerka-nerka apa yang sedang terjadi malam ini."Malam ini adalah malam pertama bagi Mas Dewa dan Lintang. Sekarang, apakah mereka sedang melakukan kewajiban mereka selayaknya suami dan istri?!" Flora bergumam, air matanya lolos begitu saja dari mata indahnya membahasi pipi.Dada Flora terasa sesak membayangkan suaminya menggauli sahabatnya sendiri. Meskipun berusaha untuk ikhlas menerima kenyataan bahwa ia sudah di madu, namun jika membayangkan suaminya merajut cinta di atas ranjang dengan wanita lain, Flora masih belum bisa terima."Enggak, Flora! Kamu yang sudah memaksa Mas Dewa dan Lintang untuk menikah. Jadi, seharusnya kamu juga bisa menerima jika mereka sedang berbahagia menunaikan ibadah mereka malam ini." Lagi-lagi Flora menyadarkan dirinya untuk tidak menaruh rasa cemburu kepada orang yang ia sayangi."Sebaiknya aku ke dapur dulu untuk bikin susu hangat supaya aku bisa tidur dengan nyenyak."Flora keluar dari kamarnya, berjalan ke arah dapur membuat susu hangat dan segera menghabiskannya saat itu juga.Saat Flora sedang mencuci gelas bekas susu tersebut, Mama Ratna tiba-tiba muncul."Kamu lagi ngapain, Flo? Sudah malam, kamu belum tidur?!" tanyanya membuat Flora terkejut."Eh Mama. Ini aku abis minum susu, Ma. Abis ini aku langsung tidur kok."Mama Ratna menyeringai, merasa senang saat melihat menantu lamanya itu masih terjaga malam-malam."Kamu pasti gak bisa tidur karena gak bisa tenang memikirkan Dewa dan Lintang, ya?!"Mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Mama Ratna, Flora hanya diam."Sudah lah.. daripada kamu menyakiti perasaan kamu sendiri karena memikirkan apa yang sedang terjadi di kamar Lintang, lebih baik kamu tidur aja! Kamu gak perlu membayangkan keindahan malam pertama mereka berdua, karena kamu pasti tahu kan bagaimana bahagianya mereka sekarang? Kan kamu juga pernah merasakannya bersama Dewa." Bukannya menenangkan pikiran dan perasaan Flora, Mama Ratna justru malah semakin mengompori Flora."Iya, Ma, aku ngerti kok. Dan aku juga sudah ikhlas membagi Mas Dewa kepada Lintang. Semoga saja malam pertama mereka menyenangkan dan Mama bisa cepat-cepat dapat cucu dari Lintang!" Tidak ingin terprovokasi, Flora justru merespon ucapan Mama Ratna sembari tersenyum ceria."Kalau gitu, aku ke kamar dulu ya, Ma. Udah ngantuk, permisi." Flora buru-buru meninggalkan mertuanya, karena ia tidak mau mendengarkan apapun lagi dari mulut pedas Mama Ratna.***Sementara di dalam kamar Lintang, Lintang dan Dewa tengah berada di satu ranjang yang sama.Karena mereka sudah menikah, maka mau tidak mau, Dewa bermalam di rumah orang tua Lintang, malam ini."Mas Dewa koi dari tadi diam aja ya? Apa dia juga malu-malu sama seperti aku?" gumam Lintang yang sedari tadi menunggu Dewa yang memulai.Karena sudah terlalu lama menunggu pergerakan dari Dewa. Lintang yang sudah merasa penasaran akhirnya menoleh ke arah suaminya."Mas Dewa.." Wanita itu memanggil Dewa yang tengah memunggunginya.Tidak ada sahutan apapun dari sang suami. Dengan rasa kesal, Lintang pun akhirnya memastikan keadaan suaminya.Betapa kesal dan kecewanya saat Lintang mengetahui bahwa suaminya itu sedari tadi bukan sedang menahan malu untuk memulai permainan.Namun, sudah tertidur pulas membelakanginya karena dia memang tidak ingin melakukan apapun kepada Lintang malam ini."Sialan Mas Dewa! Di malam pertama kami, bukan nya kita bersenang-senang sampai pagi, Mas Dewa justru meninggalkan aku tidur kayak gini!" Lintang yang merasa kesal memutuskan untuk meninggalkan kamarnya.Ia turun ke dapur untuk mengambil air dingin agar bisa sedikit menenangkan perasaanya yang sedang berapi-api."Sabar Lintang.. sabar.. Mungkin sekarang Mas Dewa kelelahan, siapa tau nanti besok, pagi-pagi dia baru mengajak aku untuk melakukan hal itu." Lintang mencoba untuk menenangkan dan meyakinkan dirinya sendiri."Ya.. aku yakin, Mas Dewa pasti tidak akan tahan jika melihat aku berpakaian seksi. Jadi, sebaiknya sekarang aku balik lagi ke kamar, mengganti pakaian aku dengan gaun tidur yang seksi kemudian tidur di sebelahnya!" Lintang tersenyum membayangkan ide nakalnya.Lintang pun segera melakukan apa yang sudah ia rencanakan sekarang."Sebaiknya aku gak perlu selimutan, biar nanti kalo Mas Dewa kebangun, dia langsung memberikan nafkah batin nya kepadaku. Aku jadi gak sabar!"Darah mengalir deras dari pangkal paha Flora. Wanita itu terus meringis kesakitan. Kepalanya terasa berputar, dan dunianya seolah runtuh.“T-tolong… bayiku…,” suara lirih Flora terucap sambil memegangi perutnya yang terasa perih.Flora baru saja terjatuh dari lantai dua saat mendorong keranjang yang berisi pakaian kotor dan sprei nya. Wanita yang tengah hamil tua itu terlalu keras kepala dan merasa mampu mengatasi semuanya sendiri, sampai semua itu berakibat fatal untuk nyawa jabang bayi dan dirinya sendiri.Mama Ratna, ibu mertua Flora yang panik melihat apa yang terjadi dengan menantu nya, langsung menelepon ambulans dan anaknya. Tidak sampai sepuluh menit, ambulans datang dan segera membawa Flora. Walaupun sudah melakukan pertolongan pertama, tetap rasa perih yang Flora rasakan tidak berkurang.“Kamu harus kuat sayang!” ucap Mama Ratna yang berjalan di sebelah brankar Flora dengan raut wajah penuh kegelisahan.Ketika sampai di IGD, Mama Ratna dilarang untuk ikut masuk. “Mohon tun
Dimadu katanya?Flora merasa hatinya sudah ditusuk berkali-kali. Karena tidak tahan mendengar ucapan pedas itu terlalu lama, Flora memutuskan untuk pergi ke kamar.“Aku masuk dulu, Mas,” ucap Flora sambil berdiri. “Mas bisa lanjutkan obrolannya dengan Mama.”“Flora! Sayang!” Flora mendengar Dewa memanggilnya, tapi ia tidak berbalik dan terus saja melangkah. “Mama benar-benar sangat keterlaluan! Mama bicara seperti itu sama sekali tidak memikirkan perasaan Flora!” Flora tahu kalau Dewa kemudian menyusul langkahnya. Ia hanya bisa menangis di dalam kamar, meluapkan semua kesedihannya di atas kasur. Dadanya begitu sangat sesak, tidak terima jika ia harus dimadu atau diceraikan.Dewa menghampirinya dan mengelus-elus punggung Flora. “Kamu yang sabar ya, Flo. Tidak usah masukan ke hati ucapan Mama.”Flora tidak menjawab.“Saat ini, Mama mungkin sedang kesal saja karena sebuah tragedi yang menimpa kita,” ujar Dewa.Mendengar ucapan Dewa, Flora pun berucap, “Aku tau aku ini bukan istri yang
Setelah pembicaraan pagi tadi, mereka setuju untuk melakukan pertemuan malam ini. Mama Ratna sudah mengabari sahabatnya dan mengajaknya ketemuan di sebuah restoran mewah. Flora dan Dewa pun sedang bersiap.“Dewa .. Flora .. ayo cepat! Mama tidak enak jika sahabat Mama menunggu kita terlalu lama!” teriak Mama Ratna dari luar kamar.“IYA, MA!” sahut Dewa dan Flora yang baru saja keluar dari kamar mereka.Mereka melakukan perjalanan dalam diam. Ekspresi Dewa terlihat sangat dingin, sedangkan Flora sangat gugup sekarang. Berbeda dari keduanya, Mama Ratna justru tampak senang. Ia seperti sudah menantikan momen ini sejak lama.Perasaan Flora campur aduk. Sebenarnya ia tidak siap untuk bertemu dengan calon madu nya. Ia juga khawatir, jika nanti mama mertuanya akan mempermalukannya di depan calon istri Dewa.Namun saat ia menatap wajah Dewa, kekhawatiran-kekhawatiran itu langsung hilang seketika.Ia tidak peduli dengan dirinya sendiri. Apapun kenyataan yang harus ia hadapi, ia akan tetap kuat
Setelah selesai makan malam, sebelum pulang, Flora mengajak Lintang untuk mengobrol berdua. Selain ingin melepaskan rindu dengan sahabat lama, Flora juga ingin bertanya sesuatu kepada Lintang.Kini mereka sedang duduk berdua di kursi taman yang berada di luar restoran.“Kamu dan Mas Dewa sudah lama menikah?” tanya Lintang.“Kami sudah berhubungan cukup lama, dan sudah menikah beberapa tahun. Tapi sayangnya, aku melakukan kesalahan besar dan membuat Mas Dewa juga Mama Ratna kecewa,” ucap Flora.“Kesalahan besar? Memang nya kamu melakukan kesalahan apa?” tanya Lintang lagi.“Beberapa hari yang lalu, aku jatuh dari tangga. Saat itu aku lagi hamil besar, gara-gara tragedi itu, aku harus kehilangan bayi dan rahim aku, Lin.” Flora bercerita sembari menangis.Melihat Flora yang menangis, Lintang menunjukan simpatinya. Ia memeluk tubuh Flora sembari mengelus-elus punggungnya dengan lembut.“Aku turut prihatin dengan musibah yang menimpa kamu, Flo. Kamu yang kuat ya! Kamu adalah perempuan yang
Beberapa hari setelah pertemuannya dengan Lintang, Flora dan sahabatnya itu selalu berkomunikasi dengan intens.Lintang yang menunjukkan kepedulian dan simpatinya kepada Flora, membuat Flora semakin merasa yakin bahwa ia ingin menjodohkan sahabatnya dengan Dewa.Lintang seringkali main ke rumah Mama Ratna, alih-alih untuk menemui Flora, padahal sebenarnya ingin bertemu dengan Dewa juga.Di samping Flora yang selalu membujuk Dewa, Mama Ratna juga menyampaikan niatnya untuk menikahkan Lintang dengan putra kesayangannya.Saat Lintang baru saja keluar dari toilet, Mama Ratna langsung menghampirinya.“Lintang, Tante tahu betul dulu, kamu dan Dewa itu saling menyayangi satu sama lain. Sekarang kalian sudah sama-sama Dewasa, kalian kelihatan sangat cocok loh! Kamu pasti mau kan jadi istri Dewa?” ucap Mama Ratna terang-terangan.“Aku memang mencintai Mas Dewa. Tapi Tan, Mas Dewa sudah menikah dengan Flora. Mana mungkin aku menjadi yang kedua?!”“Kalau kamu mau, menjadi yang pertama atau yang
"Ma.. Pa.. ada hal penting yang aku mau omongin sama Mama dan Papa!" teriak Flora sembari berjalan memasuki rumah."Ada apa sayang? Kenapa kamu harus berteriak-teriak seperti itu?!" ucap Pak Bagas, papa Lintang."Iya, apa yang mau kamu bicarakan, Lin? Kok keliatannya semangat banget. Ayo sini duduk, Nak!" ujar Bu Wanda sembari menepuk ruang kosong di sebelahnya.Lintang yang baru saja sampai rumah, langsung mengabarkan kepada orang tuanya tentang hari pernikahannya dengan Dewa."Aku dan Mas Dewa sebentar lagi akan menikah, Ma.. Pa... Aku benar-benar senang dan gak sabar menunggu hari bahagia itu!" serunya dengan senyuman yang lebar.Mendengar kabar pernikahan Dewa dan Lintang, kedua orang tua Lintang tentu merasa terkejut karena mereka sama-sama tahu bahwa Dewa telah beristri."Yang benar saja kamu Lintang! Dewa itu kan sudah menikah dengan sahabat kamu," ucap Bu Wanda."Iya Ma, aku serius. Meskipun Mas Dewa sudah menikah dengan Flora, tapi aku tidak masalah kok jika harus menjadi ist
"Aku yang meminta Lintang untuk menikah dengan Mas Dewa. Jadi, aku mohon kepada Om dan Tante supaya memberikan izin dan restu untuk Mas Dewa menikahi Lintang," ujar Flora.Sekarang, Flora, Dewa dan Mama Ratna sedang berada di rumah Lintang tengah berbicara dengan kedua orang tua Lintang."Saya juga sangat berharap, Jeng Wanda dan Pak Bagas mau merestui mereka berdua. Lagipula kan Nak Lintang juga mencintai Dewa. Saya berjanji akan memastikan Nak Lintang hidup bahagia dengan anak saya," ujar Mama Ratna"Kalian kemari dan bicara seperti itu, sama saja seperti merendahkan saya!" ucap Pak Bagas."Lintang berasal dari keluarga terhormat, masa iya saya mau menikahkan anak saya dengan pria yang sudah beristri?!" sambungnya.Flora menyentuh tangan Dewa yang sedari tadi hanya diam. Ia menatap mata suaminya dengan lekat."Mas .. aku mohon, bicara lah dengan orang tua Lintang!" pintanya.Dewa menghela nafasnya, demi kebaikan rumah tangganya dengan Flora, ia pun akhirnya angkat suara."Om, saya m
Setelah selesai ijab qobul tersebut, Dewa mengedarkan pandangannya mencari wanita satu-satunya yang ia cintai.Di barisan ketiga, Flora terlihat menatapnya dengan senyuman manis. Dewa membalas senyuman istri pertamanya, kemudian ia segera beranjak hendak menghampiri tambatan hatinya itu.Namun, saat ia ingin pergi meninggalkan meja akad, Lintang menahan lengannya."Mas Dewa mau kemana?" tanya Lintang yang kemudian menoleh ke arah Flora yang sedang menunggu suaminya."Mau nyamperin Flora ya?" imbuhnya."Ya, aku mau nemenin Flora. Dia pasti lagi sedih sekarang," jawab Dewa dengan raut wajah yang dingin, kemudian meninggalkan Lintang begitu saja.Melihat sikap Dewa yang lebih mementingkan Flora di bandingkan dirinya, Lintang mendengus kesal."Mas Dewa benar-benar keterlaluan! Baru saja kita sah menjadi suami-istri, bukannya dia nemenin aku dan bikin aku senang. Dia malah nyamperin Flora!" "Flora, kamu baik-baik saja kan?" Saat sampai di kursi istrinya pertamanya, Dewa langsung memastik
Flora membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Hari sudah semakin malam, namun matanya tidak bisa terpejam.Biasanya ia selalu tidur berdua dengan Dewa di kamarnya yang hangat.Namun kali ini, ia justru tidur sendiri di dalam kamar yang terasa begitu dingin tanpa belaian dan pelukan dari suaminya.Pikiran Flora tidak bisa berhenti menerka-nerka apa yang sedang terjadi malam ini."Malam ini adalah malam pertama bagi Mas Dewa dan Lintang. Sekarang, apakah mereka sedang melakukan kewajiban mereka selayaknya suami dan istri?!" Flora bergumam, air matanya lolos begitu saja dari mata indahnya membahasi pipi.Dada Flora terasa sesak membayangkan suaminya menggauli sahabatnya sendiri. Meskipun berusaha untuk ikhlas menerima kenyataan bahwa ia sudah di madu, namun jika membayangkan suaminya merajut cinta di atas ranjang dengan wanita lain, Flora masih belum bisa terima."Enggak, Flora! Kamu yang sudah memaksa Mas Dewa dan Lintang untuk menikah. Jadi, seharusnya kamu juga bisa menerima jika merek
Setelah selesai ijab qobul tersebut, Dewa mengedarkan pandangannya mencari wanita satu-satunya yang ia cintai.Di barisan ketiga, Flora terlihat menatapnya dengan senyuman manis. Dewa membalas senyuman istri pertamanya, kemudian ia segera beranjak hendak menghampiri tambatan hatinya itu.Namun, saat ia ingin pergi meninggalkan meja akad, Lintang menahan lengannya."Mas Dewa mau kemana?" tanya Lintang yang kemudian menoleh ke arah Flora yang sedang menunggu suaminya."Mau nyamperin Flora ya?" imbuhnya."Ya, aku mau nemenin Flora. Dia pasti lagi sedih sekarang," jawab Dewa dengan raut wajah yang dingin, kemudian meninggalkan Lintang begitu saja.Melihat sikap Dewa yang lebih mementingkan Flora di bandingkan dirinya, Lintang mendengus kesal."Mas Dewa benar-benar keterlaluan! Baru saja kita sah menjadi suami-istri, bukannya dia nemenin aku dan bikin aku senang. Dia malah nyamperin Flora!" "Flora, kamu baik-baik saja kan?" Saat sampai di kursi istrinya pertamanya, Dewa langsung memastik
"Aku yang meminta Lintang untuk menikah dengan Mas Dewa. Jadi, aku mohon kepada Om dan Tante supaya memberikan izin dan restu untuk Mas Dewa menikahi Lintang," ujar Flora.Sekarang, Flora, Dewa dan Mama Ratna sedang berada di rumah Lintang tengah berbicara dengan kedua orang tua Lintang."Saya juga sangat berharap, Jeng Wanda dan Pak Bagas mau merestui mereka berdua. Lagipula kan Nak Lintang juga mencintai Dewa. Saya berjanji akan memastikan Nak Lintang hidup bahagia dengan anak saya," ujar Mama Ratna"Kalian kemari dan bicara seperti itu, sama saja seperti merendahkan saya!" ucap Pak Bagas."Lintang berasal dari keluarga terhormat, masa iya saya mau menikahkan anak saya dengan pria yang sudah beristri?!" sambungnya.Flora menyentuh tangan Dewa yang sedari tadi hanya diam. Ia menatap mata suaminya dengan lekat."Mas .. aku mohon, bicara lah dengan orang tua Lintang!" pintanya.Dewa menghela nafasnya, demi kebaikan rumah tangganya dengan Flora, ia pun akhirnya angkat suara."Om, saya m
"Ma.. Pa.. ada hal penting yang aku mau omongin sama Mama dan Papa!" teriak Flora sembari berjalan memasuki rumah."Ada apa sayang? Kenapa kamu harus berteriak-teriak seperti itu?!" ucap Pak Bagas, papa Lintang."Iya, apa yang mau kamu bicarakan, Lin? Kok keliatannya semangat banget. Ayo sini duduk, Nak!" ujar Bu Wanda sembari menepuk ruang kosong di sebelahnya.Lintang yang baru saja sampai rumah, langsung mengabarkan kepada orang tuanya tentang hari pernikahannya dengan Dewa."Aku dan Mas Dewa sebentar lagi akan menikah, Ma.. Pa... Aku benar-benar senang dan gak sabar menunggu hari bahagia itu!" serunya dengan senyuman yang lebar.Mendengar kabar pernikahan Dewa dan Lintang, kedua orang tua Lintang tentu merasa terkejut karena mereka sama-sama tahu bahwa Dewa telah beristri."Yang benar saja kamu Lintang! Dewa itu kan sudah menikah dengan sahabat kamu," ucap Bu Wanda."Iya Ma, aku serius. Meskipun Mas Dewa sudah menikah dengan Flora, tapi aku tidak masalah kok jika harus menjadi ist
Beberapa hari setelah pertemuannya dengan Lintang, Flora dan sahabatnya itu selalu berkomunikasi dengan intens.Lintang yang menunjukkan kepedulian dan simpatinya kepada Flora, membuat Flora semakin merasa yakin bahwa ia ingin menjodohkan sahabatnya dengan Dewa.Lintang seringkali main ke rumah Mama Ratna, alih-alih untuk menemui Flora, padahal sebenarnya ingin bertemu dengan Dewa juga.Di samping Flora yang selalu membujuk Dewa, Mama Ratna juga menyampaikan niatnya untuk menikahkan Lintang dengan putra kesayangannya.Saat Lintang baru saja keluar dari toilet, Mama Ratna langsung menghampirinya.“Lintang, Tante tahu betul dulu, kamu dan Dewa itu saling menyayangi satu sama lain. Sekarang kalian sudah sama-sama Dewasa, kalian kelihatan sangat cocok loh! Kamu pasti mau kan jadi istri Dewa?” ucap Mama Ratna terang-terangan.“Aku memang mencintai Mas Dewa. Tapi Tan, Mas Dewa sudah menikah dengan Flora. Mana mungkin aku menjadi yang kedua?!”“Kalau kamu mau, menjadi yang pertama atau yang
Setelah selesai makan malam, sebelum pulang, Flora mengajak Lintang untuk mengobrol berdua. Selain ingin melepaskan rindu dengan sahabat lama, Flora juga ingin bertanya sesuatu kepada Lintang.Kini mereka sedang duduk berdua di kursi taman yang berada di luar restoran.“Kamu dan Mas Dewa sudah lama menikah?” tanya Lintang.“Kami sudah berhubungan cukup lama, dan sudah menikah beberapa tahun. Tapi sayangnya, aku melakukan kesalahan besar dan membuat Mas Dewa juga Mama Ratna kecewa,” ucap Flora.“Kesalahan besar? Memang nya kamu melakukan kesalahan apa?” tanya Lintang lagi.“Beberapa hari yang lalu, aku jatuh dari tangga. Saat itu aku lagi hamil besar, gara-gara tragedi itu, aku harus kehilangan bayi dan rahim aku, Lin.” Flora bercerita sembari menangis.Melihat Flora yang menangis, Lintang menunjukan simpatinya. Ia memeluk tubuh Flora sembari mengelus-elus punggungnya dengan lembut.“Aku turut prihatin dengan musibah yang menimpa kamu, Flo. Kamu yang kuat ya! Kamu adalah perempuan yang
Setelah pembicaraan pagi tadi, mereka setuju untuk melakukan pertemuan malam ini. Mama Ratna sudah mengabari sahabatnya dan mengajaknya ketemuan di sebuah restoran mewah. Flora dan Dewa pun sedang bersiap.“Dewa .. Flora .. ayo cepat! Mama tidak enak jika sahabat Mama menunggu kita terlalu lama!” teriak Mama Ratna dari luar kamar.“IYA, MA!” sahut Dewa dan Flora yang baru saja keluar dari kamar mereka.Mereka melakukan perjalanan dalam diam. Ekspresi Dewa terlihat sangat dingin, sedangkan Flora sangat gugup sekarang. Berbeda dari keduanya, Mama Ratna justru tampak senang. Ia seperti sudah menantikan momen ini sejak lama.Perasaan Flora campur aduk. Sebenarnya ia tidak siap untuk bertemu dengan calon madu nya. Ia juga khawatir, jika nanti mama mertuanya akan mempermalukannya di depan calon istri Dewa.Namun saat ia menatap wajah Dewa, kekhawatiran-kekhawatiran itu langsung hilang seketika.Ia tidak peduli dengan dirinya sendiri. Apapun kenyataan yang harus ia hadapi, ia akan tetap kuat
Dimadu katanya?Flora merasa hatinya sudah ditusuk berkali-kali. Karena tidak tahan mendengar ucapan pedas itu terlalu lama, Flora memutuskan untuk pergi ke kamar.“Aku masuk dulu, Mas,” ucap Flora sambil berdiri. “Mas bisa lanjutkan obrolannya dengan Mama.”“Flora! Sayang!” Flora mendengar Dewa memanggilnya, tapi ia tidak berbalik dan terus saja melangkah. “Mama benar-benar sangat keterlaluan! Mama bicara seperti itu sama sekali tidak memikirkan perasaan Flora!” Flora tahu kalau Dewa kemudian menyusul langkahnya. Ia hanya bisa menangis di dalam kamar, meluapkan semua kesedihannya di atas kasur. Dadanya begitu sangat sesak, tidak terima jika ia harus dimadu atau diceraikan.Dewa menghampirinya dan mengelus-elus punggung Flora. “Kamu yang sabar ya, Flo. Tidak usah masukan ke hati ucapan Mama.”Flora tidak menjawab.“Saat ini, Mama mungkin sedang kesal saja karena sebuah tragedi yang menimpa kita,” ujar Dewa.Mendengar ucapan Dewa, Flora pun berucap, “Aku tau aku ini bukan istri yang
Darah mengalir deras dari pangkal paha Flora. Wanita itu terus meringis kesakitan. Kepalanya terasa berputar, dan dunianya seolah runtuh.“T-tolong… bayiku…,” suara lirih Flora terucap sambil memegangi perutnya yang terasa perih.Flora baru saja terjatuh dari lantai dua saat mendorong keranjang yang berisi pakaian kotor dan sprei nya. Wanita yang tengah hamil tua itu terlalu keras kepala dan merasa mampu mengatasi semuanya sendiri, sampai semua itu berakibat fatal untuk nyawa jabang bayi dan dirinya sendiri.Mama Ratna, ibu mertua Flora yang panik melihat apa yang terjadi dengan menantu nya, langsung menelepon ambulans dan anaknya. Tidak sampai sepuluh menit, ambulans datang dan segera membawa Flora. Walaupun sudah melakukan pertolongan pertama, tetap rasa perih yang Flora rasakan tidak berkurang.“Kamu harus kuat sayang!” ucap Mama Ratna yang berjalan di sebelah brankar Flora dengan raut wajah penuh kegelisahan.Ketika sampai di IGD, Mama Ratna dilarang untuk ikut masuk. “Mohon tun