Share

Punya Suami Tapi Berasa Jomblo

Author: Ayuraa
last update Last Updated: 2024-12-20 15:25:26

Meskipun memiliki suami yang kurang perhatian kepadanya, namun Sarah bersyukur karena memiliki mertua yang baik dan menyayanginya.

"Oh iya, Nak, tadi Aris mencari mu. Katanya sih dia lagi kurang enak badan, minta di kerok dan di pijit. Lebih baik kamu segera temui dia ya!"

"Baik, Pak. Kalau begitu Sarah permisi dulu ya."

"Iya Sarah sayang. Sekali lagi makasih banyak ya, Nak!" Saking bahagianya hari ini, Bu Susi sampai tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih.

"Iya Bu, sama-sama." Sarah menyahuti dengan senyuman manisnya.

Wanita cantik itu melenggang menaiki deretan anak tangga menuju ke kamar dengan membawa beberapa bingkisan di kedua tangannya.

Ceklek..

Sarah membuka pintu kamarnya, di atas tempat tidur tidak ada siapapun.

"Mas.. kamu dimana?" Setelah menutup kembali pintu kamar, wanita itu melangkah kan kakinya mendekati ranjang.

Menaruh barang bawaannya di atas meja sembari terus mencari keberadaan suaminya.

"Ngapain cari aku? Udah happy-happy nya?!" ujar Aris yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Pria itu baru saja selesai mandi, ia keluar bertelanjang dada dengan hanya mengenakan kolor pendek saja, tangannya sibuk mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk.

"Udah, Mas. Baru aja sampe tadi," jawab Sarah dengan polosnya.

Meskipun raut wajah suaminya tidak enak di pandang dan terlihat kesal saat ia bertanya seperti itu, namun Sarah sama sekali tidak peduli. Mau Aris marah atau tidak, yang penting dirinya merasa senang.

Karena begitu lah yang selalu Aris lakukan kepadanya. Tidak peduli sang istri kesal, suka atau tidak, pria itu selalu saja bersikap dan berlaku sesuka hatinya.

"Kata bapak, kamu lagi gak enak badan? Ayo, katanya mau aku kerokin?" ucap Sarah dengan wajah yang santai.

"Gak jadi, aku udah sembuh," jawab Aris dengan jutek.

"Oh ya? Alhamdulillah, bagus lah. Aku seneng dengernya, Mas!" Kali ini, Sarah berbicara dengan di sertai senyuman yang lebar. Ia benar-benar merasa senang, karena suaminya itu tidak merepotkan seperti biasanya jika sakit.

Entah mengapa, setelah perkara kemarin, membuat perasaan Sarah kepada Aris jadi sedikit berubah.

Sudah dua hari ini, perhatian dan pedulinya sudah tidak seperti dulu lagi. Mungkin itu adalah cara dia untuk menghindari diri dari sakit hati.

"Aku gak masak sore ini, jadi aku beli makanan dari luar. Ini!" Sarah menunjukan makanan yang ia beli, berharap agar suaminya itu antusias untuk memakan nya.

"Aku gak laper. Ngapain juga kamu belanja sebanyak itu? Traktir bapak dan ibu juga, lagi. Apa kamu tau, aku itu sudah cari uang?!"

"Loh, bukannya aku memakai jatah uangku sendiri tanpa minta lagi ke kamu? Terus, kenapa kamu kayak keberatan begitu? Lagipula baru kali ini aku belanja untuk menyenangkan diri aku. Dan memberikan sedikit hadiah untuk bapak dan ibu, apa salahnya?"

"Halah.. udah lah, terserah apa maumu. Memang sulit nasehati orang keras kepala seperti kamu!"

"Kamu kenapa sih kok jadi marah-marah terus ke aku? Lagi ribut sama selingkuhan mu ya? Kok aku yang jadi pelampiasannya?" cecar Sarah dengan beraninya.

"Apa sih kamu ini? Cukup menuduh aku selingkuh!" sentak Aris.

"Berburuk sangka terus kamu ya sama suami!" sambungnya.

"Bukannya mau berburuk sangka, Mas. Aku cuma curiga aja. Soalnya sikap kamu tuh kayak para suami yang lagi selingkuh, di sinetron itu."

"Cukup ya! Aku tuh kesel tau gak sama kamu? Kmu ngapain sih pake cerita ke ibu segala kalo aku belum melakukan kewajiban ku sebagai seorang suami seutuhnya untuk kamu?!" Aris yang merasa kesal, memarahi istrinya.

"Aku terpaksa cerita semuanya, Mas. Itu karena ibu selalu mendesak aku agar bisa secepatnya memberikan cucu. Bagaimana mau kasih cucu untuk mereka, kalau kamu sendiri aja gak mau melakukan itu sama aku?!" jawab Sarah.

"Ya tapi kan kamu gak harus jujur juga dong ke ibu. Kamu kasih alasan apa kek, yang masuk akal."

"Aku gak mau berbohong menutupi semuanya dan membuat kedua orang tuamu berharap, Mas."

Aris mengacak-acak rambutnya, setelah selesai berpakaian, pria itu melemparkan handuknya di atas tempat tidur dan pergi meninggalkan Sarah.

"Kamu mau kemana? Mau pergi! Bosan aku di rumah, ribut.. terus sama kamu!" sahut Aris yang sudah keluar dari kamar.

"Begini ya rasanya menjadi istri yang tidak inginkan oleh suami sendiri? Apapun yang aku lakukan selalu salah di mata nya!" ucap Sarah. Wanita itu meraih handuk basah yang berada di atas kasur dan menaruhnya di keranjang.

Perasaan Sarah semakin tidak nyaman, ia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan membuka pencarian bagaimana ciri-ciri suami yang memiliki selingkuhan.

Setelah membaca semua ciri-ciri yang ada, perasaannya campur aduk, antara kesal, sedih dan juga bingung harus berbuat apa.

"Semua ciri-ciri ini, ada pada Mas Aris," ucapnya sembari meremas seprei dengan kuat.

**

Malam ini adalah malam minggu, sebagai seorang istri, Sarah tentu sangat berharap jika suaminya itu mau mengajaknya jalan-jalan atau makan di luar seperti pasangan yang lain.

Namun itu hanyalah sebatas harapan Sarah saja. Karena selama ini bersama, Aris selalu saja punya alasan agar ia pergi dari rumah tanpa Sarah yang ikut serta dengan nya.

Entah itu ada meeting, ngumpul dengan teman-teman lama dan kepentingan lainnya.

Selama ini juga, Sarah tidak pernah protes, ia selalu bersabar dan menerima saja. Memaklumi semua kesibukan suaminya.

"Setiap hari aku selalu merasa bosan. Punya suami, tapi berasa kayak jomblo. Apa aku hubungi Ita aja kali ya? Ajak dia ketemuan dan nongkrong bareng. Rasanya kangen juga karena udah satu bulan ini gak ketemu. Kira-kira.. dia sibuk gak ya?"

Ita adalah sahabat Sarah dari kecil. Sarah sudah tidak mempunyai keluarga lagi, Ita lah yang selalu ada untuknya selama ini.

Apapun masalah Sarah, Ita pasti tahu. Begitupun sebaliknya. Persahabatan yang sudah terjalin lama, membuat mereka seperti keluarga.

Sarah pun mencoba menghubungi nomor Ita, tidak menunggu lama, telepon nya mendapatkan jawaban.

"Halo, Ta. Kamu lagi ngapain? Aku ganggu kamu gak?" tanya Sarah.

"Aku lagi siap-siap mau keluar sih, Rah. Kenapa emangnya?"

"Oh kamu mau keluar juga ya? Niatnya aku mau ajak kamu nongkrong di cafe biasa, ya malam mingguan. Soalnya aku bosan di rumah."

"Kamu ini kayak gak punya suami aja deh. Ajak lah suami kamu jalan-jalan, ya itung-itung pacaran, berduaan. Masa iya ada suami kamu malah bingung mau keluar sama siapa."

"Ya kamu kan tau sendiri suami aku gimana, Ta. Dia itu selalu sibuk, gak ada waktu untuk nemenin aku. Ya meskipun cuma sekedar ngopi atau makan di luar."

"Hahaha, kasian banget sih kamu, Rah. Yang sabar ya, mungkin Mas Aris memang lagi banyak keperluan maka nya belum ada waktu buat kamu."

"Maaf ya, karena sekarang aku juga gak bisa nemenin kamu, soalnya aku udah ada janji juga. Kalo besok aja gimana?"

"Yaudah gak papa, besok ya! Jangan sampe lupa!"

"Okeii."

Setelah menutup teleponnya, Sarah pun melemparkan ponselnya dengan asal. Ia merebahkan tubuhnya yang terasa lesu di atas kasur.

"Beruntung banget ya jadi Ita, dia pasti sekarang mau pergi sama suami dan teman-temannya yang lain. Ita kan orangnya humble, dia pasti banyak temen nya, gak kayak aku."

Lagi dan lagi, Sarah hanya bisa menikmati rasa sepi nya. Tidak ingin berlama-lama merasa kesepian, ia pun memilih untuk tidur dengan cepat.

Related chapters

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Masih Menjalin Hubungan Dengan Sinta

    Di samping Sarah yang merasa kesepian di dalam kamar, Aris justru keluar rumah dan menemui wanita lain di luar.Pria tampan yang sudah menyandang status sebagai seorang suami itu, kini tengah duduk di taman restoran yang mewah.Di hadapannya terdapat wanita cantik yang tidak lain adalah kekasihnya. Ya wanita itu bernama Sinta.Rasanya tentu sangat tidak adil bagi Sarah. Ia istrinya saja tidak pernah di ajak makan di restoran mewah. Jangankan makan di restoran, bahkan di ajak makan di pinggir jalan saja itu sangat jarang sekali.Sedangkan selingkuhan Aris? Selalu saja di ajak ke tempat-tempat mewah dan selalu di manjakan oleh nya.Selama ini Pak Bambang dan Bu Susi telah salah mengira. Mereka pikir, setelah putranya menikahi Sarah, Aris sudah benar-benar putus dan terlepas dari Sinta. Namun nyatanya, putranya itu justru tetap menjalin hubungan asmara dengan sang pacar, di belakang istri sah nya."Kamu kok keliatannya lagi banyak pikiran, kenapa? Apa ada kerjaan kantor yang membuat kamu

    Last Updated : 2024-12-20
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Kamu Selingkuh, Kan?!

    Sekitar pukul satu malam, Aris baru sampai rumah. Ruang tamu dan ruang tengah sudah gelap, pria itu tersenyum miring karena ia pikir semua penghuni rumah sudah tidur. Begitupun dengan Sarah. Namun saat ia baru saja menyalakan lampu untuk menerangi jalan nya menaiki tangga, Bu Susi yang berdiri di depan pintu kamarnya berdehem. "Jam berapa ini Aris? Kenapa baru pulang?!" sentak wanita baya itu. Mendengar suara sang ibu, Aris pun menoleh ke arahnya sambil nyengir kuda. "Jam sebelas, Bu. Kenapa memangnya?" Bu Susi menggeleng-gelengkan kepalanya, menatap tajam ke arah sang putra. Wanita itu melangkahkan kakinya menuju ke arah sofa, kemudian duduk di sana. "Duduk dulu, ada yang ingin Ibu bicarakan dengan kamu!" perintahnya. Tidak seperti biasanya, Bu Susi terlihat sangat serius seperti ini. Aris pun mengangguk dan segera duduk di sebelah ibu nya. "Ada apa Bu? Kok tumben Ibu keliatannya serius banget?" "Ya, Ibu memang ingin bicara serius sama kamu." "Bicara apa?"

    Last Updated : 2024-12-20
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Jamu Pemacu Hasrat?!

    Bu Susi pernah muda, apalagi dulu, ia juga pernah mengalami hal yang sama dengan mantan suaminya (bukan Pak Bambang). Ya, sebelum ia menikah dengan Pak Bambang dan mempunyai anak Aris, Bu Susi memang sudah menjadi janda.Dulu, bersama mantan suaminya, Bu Susi juga tidak mendapatkan kebahagiaan, tidak di anggap dan selalu di abaikan. Karena tidak kuat selalu merasa tertekan, ia pun akhirnya memilih untuk menyerah.Karena pernah merasakan berada di posisi Sarah, jadi, Bu Susi bisa tahu betul bagaimana sikap dan ciri-ciri pria yang mempunyai wanita lain di luar.Namun Aris hanya diam, ia tidak menjawab iya dan tidak juga mengelak.Melihat putranya yang tidak bisa jawab, Bu Susi semakin yakin, bahwa dugaannya itu benar.Karena merasa kecewa, ia pun segera beranjak dari sofa dan pergi meninggalkan Aris, sembari mengusap pipinya yang basah.Melihat ibunya masuk kembali ke dalam kamar, Aris meremas rambutnya frustasi."Kenapa Ibu bisa-bisanya bicara seperti itu ke aku? Dan kenapa.. kenapa d

    Last Updated : 2025-01-03
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Sabar Sarah, Sabar!

    Aris masuk ke dalam kamar, tidak seperti biasanya pria itu terlihat bersemangat saat menatap Sarah.Ia tersenyum lebar menambah ketampanan wajahnya, sembari berjalan selangkah demi selangkah menghampiri Sarah yang sudah tertidur pulas."Sarah Sayang.. ayo bangun dong. Mari kita melakukan apa yang sudah kita tahan selama ini, Sayang!" ucapnya sembari membelai rambut Sarah dengan lembut.Mendengar suara dan sentuhan dari Aris, membuat Sarah langsung membuka matanya."Mas.. mau ap-"Belum sempat menyelesaikan ucapannya, pria tampan itu langsung menarik tubuh Sarah ke dalam dekapan nya. Aris terus memberikan kecupan dan sentuhan-sentuhan mesra pada tubuh istrinya. Itu adalah pertama kalinya Sarah merasakan kehangatan dan cinta dari Aris seutuhnya. Mereka menikmati kemesraan mereka hingga ke adegan ranjang yang menggairahkan.Tokk.. tok.. tok.."Sarah.. kamu masih tidur atau sudah bangun, Nak? Ibu dan bapak mau pergi ke acara teman, jadi tolong kunci pintu ya!" ucap Bu Susi dari depan k

    Last Updated : 2025-01-03
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Ayo Kita Lakukan Sekarang!

    Melihat Sarah hanya turun sendiri, Pak Bambang pun menanyakan keberadaan putranya. "Kok kamu turun sendiri, Aris mana?" tanya bapak mertua. "Mas Aris masih capek, Pak. Katanya sih belum lapar, jadi nanti biar aku bawakan dia makanan ke kamar aja setelah selesai makan." "Yaudah gak papa. Ayo makan, Nak!" seru Pak Bambang. Sarah mengangguk, mereka pun menikmati makan malam mereka. Setelah selesai makan, Sarah membantu mencuci piring kemudian menyiapkan sepiring nasi beserta lauknya untuk Aris makan di kamar. Sementara Bu Susi, ia sedang sibuk bikin jamu. "Jamu nya masih lama gak Bu?" tanya Sarah. "Kamu duluan aja bawa makanan nya ke kamar, suruh Aris makan. Nanti biar Ibu yang bawakan jamu nya ke kamar kalian," sahut Bu Susi. "Yaudah Bu kalo gitu. Sarah duluan ya!" Wanita itu masuk ke dalam kamar dengan nampan yang berisi makanan dan air putih. "Mas, ini aku bawa makan malam untuk kamu. Nanti di makan ya!" "Aku ngantuk Sarah, males makan." "Seenggaknya makan lah meskipun se

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Terlalu Sakit Dan Kecewa

    Aris sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan Sarah sekarang. Karena selama ini, Sarah memang tidak pernah ada di dalam pikirannya.Aris mencoba menahan hasratnya, keluar dari rumah dengan menggunakan mobil. Hendak kemana ia sekarang?Selama lima belas menit perjalanan, pria itu akhirnya menghentikan mobilnya tepat di halaman rumah yang megah.Seperti sudah mengetahui kedatangannya, seorang wanita cantik dari dalam rumah tersebut keluar dan menarik tangan Aris mengajaknya untuk buru-buru masuk.Tanpa ucapan apapun, Aris segera menyambar tubuh wanita yang tak lain adalah Sinta. Ia melakukan tindakan apa yang tadi hendak ia lakukan kepada Sarah.Sinta bingung, karena tidak seperti biasanya pacarnya itu beringas begitu."Sabar dong, Mas. Kita belum sampai kamar, kenapa kamu langsung memeluk dan menciumi dengan kasar begini?" ucap Sinta sembari mendorong tubuh Aris agar melepaskan pelukannya."Aku udah gak tahan, Sayang," ucap Aris.Wajah Aris terlihat sangat bernafsu malam ini. Ha

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Tidak Berjanji Untuk Tidak Menyerah

    Sepulangnya dari masjid, Bu Susi langsung ke kamar Sarah. Niatnya mau memastikan apakah semalam rencananya berjalan dengan lancar atau tidak.Kebetulan sekali Sarah keluar dari kamarnya, saat ibu mertuanya itu hendak mengetuk pintu kamar."Loh Ibu, Ibu kok ada di sini?" tanya Sarah.Bu Susi menarik tangan Sarah dengan lembut, membawa menantunya itu menuruni deretan anak tangga."Ibu mau tanya sama kamu Sarah. Ayo kita duduk dulu!" serunya mengajak Sarah untuk duduk di ruang tengah."Mau tanya soal apa, Bu?" tanya Sarah lagi."Soal semalam. Tadi, waktu Ibu dan bapak mau sholat subuh ke masjid, kok tiba-tiba Aris datang dari luar. Dia sebenarnya semalam pergi kemana?" Sarah menggeleng dengan cepat, "aku juga gak tau, Bu. Mas Aris tiba-tiba pergi begitu saja tanpa bilang apapun ke aku," jawabnya.Mendengar jawaban Sarah, Bu Susi menyipitkan matanya, dahinya berkerut. "Jadi.. apa semalam kalian belum sempat bersenang-senang?" tanyanya memastikan."Iya Bu. Semua yang kita rencanakan gagal

    Last Updated : 2025-01-05
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Selingkuh Di Kantor

    Setelah menjalani aktivitas seperti biasanya. Sarah pun memasak untuk makan siang, kemudian buru-buru mandi dan siap-siap untuk pergi ke kantor suaminya. "Demi Ibu, aku akan berusaha sekali lagi untuk mengambil hati Mas Aris dan memperjuangkan rumah tangga kami," batin Sarah. "Bu, Sarah izin keluar dulu ya!" ucapnya pada Bu Susi yang sedang menonton televisi di ruang tengah. "Kamu mau kemana, Sarah?" "Ke kantor Mas Aris, nganterin makan siang," sahut Sarah sembari tersenyum manis. "Yasudah hati-hati ya, Nak. Aris pasti senang kamu ke sana sambil bawa makan siang untuknya." "Semoga aja ya, Bu. Kalo gitu, Sarah pamit ya! Assalamualaikum." Setelah mencium punggung tangan ibu mertuanya, Sarah pun melangkah meninggalkan rumah. "Wa'alaikumussalam." Sarah pergi menggunakan taksi. Begitu ia sudah sampai di depan kantor Aris, ia sangat bersemangat untuk bertemu dengan suaminya dan memberikan makan siang yang sudah ia buat dengan penuh cinta itu. "Semoga aja Mas Aris suka, aku

    Last Updated : 2025-01-05

Latest chapter

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Sinta Hamil

    Aris menemui selingkuhannya di tempat yang mereka sudah janjikan.Sesampainya ia di sana, ternyata Sinta sudah sampai lebih dulu.Dengan senyuman yang merekah, Aris berjalan menghampiri wanita itu."Sayang.. sudah menunggu lama?" tanyanya."Baru sampai kok. Ayo cepat duduk!" ujar Sinta dengan wajah yang terlihat serius."Ada apa? Apa yang ingin kamu tunjukkan ke aku?" tanya Aris penasaran.Wanita cantik itu segera mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya, kemudian menunjukkan nya kepada Aris.Sebuah testpack bergaris dua. Melihat itu, Aris tersenyum senang."Entah itu adalah kabar baik untuk kita, atau kabar buruk," ujar Sinta tanpa ekspresi."Kamu beneran hamil, Sayang?" tanya Aris memastikan. Sinta mengangguk dengan cepat."Tapi tunggu.. kamu beneran hamil anak aku kan?""Ya iya lah, Mas. Anak siapa lagi? Aku udah telat mens satu bulan, begitu aku cek ternyata hasilnya positif."Senyuman Aris semakin lebar, ia pun langsung memeluk tubuh Sinta dengan perasaan yang bahagia."Aku senang

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Mengetahui Perselingkuhan Aris

    Sudah satu bulan setelah hari itu, hubungan Aris dan Sarah tetap tidak ada perubahan. Aris hanya bersikap manis saat sedang membujuk Sarah agar tidak mengganggunya. Mereka satu rumah bahkan satu ranjang, namun tidak ada cinta dan kehangatan. Aris yang baru saja pulang kerja, segera bergegas mandi. Ponselnya yang ia taruh di dalam tas kerja, terus berbunyi beberapakali. Sarah tahu itu, namun ia enggan untuk mengeceknya. Ia khawatir jika saat ia sedang mengecek telepon tersebut, Aris tiba-tiba keluar dari kamar mandi dan memarahinya karena sudah lancang menyentuh ponselnya, seperti dulu. Beberapa menit kemudian, Aris keluar dan segera mengambil ponselnya yang sedari tadi terus berbunyi. Tanpa mengenakan pakaian terlebih dahulu, ia langsung mengangkat telepon itu dan keluar dari kamar menuju balkon. "Dari tadi gak ada henti-hentinya orang itu nelpon Mas Aris. Sebenarnya dia siapa sih? Dan ada kepentingan apa, sampe nyepam telpon begitu?" ucap Sarah penasaran. Untuk menjawab rasa

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Selingkuh Di Kantor

    Setelah menjalani aktivitas seperti biasanya. Sarah pun memasak untuk makan siang, kemudian buru-buru mandi dan siap-siap untuk pergi ke kantor suaminya. "Demi Ibu, aku akan berusaha sekali lagi untuk mengambil hati Mas Aris dan memperjuangkan rumah tangga kami," batin Sarah. "Bu, Sarah izin keluar dulu ya!" ucapnya pada Bu Susi yang sedang menonton televisi di ruang tengah. "Kamu mau kemana, Sarah?" "Ke kantor Mas Aris, nganterin makan siang," sahut Sarah sembari tersenyum manis. "Yasudah hati-hati ya, Nak. Aris pasti senang kamu ke sana sambil bawa makan siang untuknya." "Semoga aja ya, Bu. Kalo gitu, Sarah pamit ya! Assalamualaikum." Setelah mencium punggung tangan ibu mertuanya, Sarah pun melangkah meninggalkan rumah. "Wa'alaikumussalam." Sarah pergi menggunakan taksi. Begitu ia sudah sampai di depan kantor Aris, ia sangat bersemangat untuk bertemu dengan suaminya dan memberikan makan siang yang sudah ia buat dengan penuh cinta itu. "Semoga aja Mas Aris suka, aku

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Tidak Berjanji Untuk Tidak Menyerah

    Sepulangnya dari masjid, Bu Susi langsung ke kamar Sarah. Niatnya mau memastikan apakah semalam rencananya berjalan dengan lancar atau tidak.Kebetulan sekali Sarah keluar dari kamarnya, saat ibu mertuanya itu hendak mengetuk pintu kamar."Loh Ibu, Ibu kok ada di sini?" tanya Sarah.Bu Susi menarik tangan Sarah dengan lembut, membawa menantunya itu menuruni deretan anak tangga."Ibu mau tanya sama kamu Sarah. Ayo kita duduk dulu!" serunya mengajak Sarah untuk duduk di ruang tengah."Mau tanya soal apa, Bu?" tanya Sarah lagi."Soal semalam. Tadi, waktu Ibu dan bapak mau sholat subuh ke masjid, kok tiba-tiba Aris datang dari luar. Dia sebenarnya semalam pergi kemana?" Sarah menggeleng dengan cepat, "aku juga gak tau, Bu. Mas Aris tiba-tiba pergi begitu saja tanpa bilang apapun ke aku," jawabnya.Mendengar jawaban Sarah, Bu Susi menyipitkan matanya, dahinya berkerut. "Jadi.. apa semalam kalian belum sempat bersenang-senang?" tanyanya memastikan."Iya Bu. Semua yang kita rencanakan gagal

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Terlalu Sakit Dan Kecewa

    Aris sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan Sarah sekarang. Karena selama ini, Sarah memang tidak pernah ada di dalam pikirannya.Aris mencoba menahan hasratnya, keluar dari rumah dengan menggunakan mobil. Hendak kemana ia sekarang?Selama lima belas menit perjalanan, pria itu akhirnya menghentikan mobilnya tepat di halaman rumah yang megah.Seperti sudah mengetahui kedatangannya, seorang wanita cantik dari dalam rumah tersebut keluar dan menarik tangan Aris mengajaknya untuk buru-buru masuk.Tanpa ucapan apapun, Aris segera menyambar tubuh wanita yang tak lain adalah Sinta. Ia melakukan tindakan apa yang tadi hendak ia lakukan kepada Sarah.Sinta bingung, karena tidak seperti biasanya pacarnya itu beringas begitu."Sabar dong, Mas. Kita belum sampai kamar, kenapa kamu langsung memeluk dan menciumi dengan kasar begini?" ucap Sinta sembari mendorong tubuh Aris agar melepaskan pelukannya."Aku udah gak tahan, Sayang," ucap Aris.Wajah Aris terlihat sangat bernafsu malam ini. Ha

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Ayo Kita Lakukan Sekarang!

    Melihat Sarah hanya turun sendiri, Pak Bambang pun menanyakan keberadaan putranya. "Kok kamu turun sendiri, Aris mana?" tanya bapak mertua. "Mas Aris masih capek, Pak. Katanya sih belum lapar, jadi nanti biar aku bawakan dia makanan ke kamar aja setelah selesai makan." "Yaudah gak papa. Ayo makan, Nak!" seru Pak Bambang. Sarah mengangguk, mereka pun menikmati makan malam mereka. Setelah selesai makan, Sarah membantu mencuci piring kemudian menyiapkan sepiring nasi beserta lauknya untuk Aris makan di kamar. Sementara Bu Susi, ia sedang sibuk bikin jamu. "Jamu nya masih lama gak Bu?" tanya Sarah. "Kamu duluan aja bawa makanan nya ke kamar, suruh Aris makan. Nanti biar Ibu yang bawakan jamu nya ke kamar kalian," sahut Bu Susi. "Yaudah Bu kalo gitu. Sarah duluan ya!" Wanita itu masuk ke dalam kamar dengan nampan yang berisi makanan dan air putih. "Mas, ini aku bawa makan malam untuk kamu. Nanti di makan ya!" "Aku ngantuk Sarah, males makan." "Seenggaknya makan lah meskipun se

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Sabar Sarah, Sabar!

    Aris masuk ke dalam kamar, tidak seperti biasanya pria itu terlihat bersemangat saat menatap Sarah.Ia tersenyum lebar menambah ketampanan wajahnya, sembari berjalan selangkah demi selangkah menghampiri Sarah yang sudah tertidur pulas."Sarah Sayang.. ayo bangun dong. Mari kita melakukan apa yang sudah kita tahan selama ini, Sayang!" ucapnya sembari membelai rambut Sarah dengan lembut.Mendengar suara dan sentuhan dari Aris, membuat Sarah langsung membuka matanya."Mas.. mau ap-"Belum sempat menyelesaikan ucapannya, pria tampan itu langsung menarik tubuh Sarah ke dalam dekapan nya. Aris terus memberikan kecupan dan sentuhan-sentuhan mesra pada tubuh istrinya. Itu adalah pertama kalinya Sarah merasakan kehangatan dan cinta dari Aris seutuhnya. Mereka menikmati kemesraan mereka hingga ke adegan ranjang yang menggairahkan.Tokk.. tok.. tok.."Sarah.. kamu masih tidur atau sudah bangun, Nak? Ibu dan bapak mau pergi ke acara teman, jadi tolong kunci pintu ya!" ucap Bu Susi dari depan k

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Jamu Pemacu Hasrat?!

    Bu Susi pernah muda, apalagi dulu, ia juga pernah mengalami hal yang sama dengan mantan suaminya (bukan Pak Bambang). Ya, sebelum ia menikah dengan Pak Bambang dan mempunyai anak Aris, Bu Susi memang sudah menjadi janda.Dulu, bersama mantan suaminya, Bu Susi juga tidak mendapatkan kebahagiaan, tidak di anggap dan selalu di abaikan. Karena tidak kuat selalu merasa tertekan, ia pun akhirnya memilih untuk menyerah.Karena pernah merasakan berada di posisi Sarah, jadi, Bu Susi bisa tahu betul bagaimana sikap dan ciri-ciri pria yang mempunyai wanita lain di luar.Namun Aris hanya diam, ia tidak menjawab iya dan tidak juga mengelak.Melihat putranya yang tidak bisa jawab, Bu Susi semakin yakin, bahwa dugaannya itu benar.Karena merasa kecewa, ia pun segera beranjak dari sofa dan pergi meninggalkan Aris, sembari mengusap pipinya yang basah.Melihat ibunya masuk kembali ke dalam kamar, Aris meremas rambutnya frustasi."Kenapa Ibu bisa-bisanya bicara seperti itu ke aku? Dan kenapa.. kenapa d

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Kamu Selingkuh, Kan?!

    Sekitar pukul satu malam, Aris baru sampai rumah. Ruang tamu dan ruang tengah sudah gelap, pria itu tersenyum miring karena ia pikir semua penghuni rumah sudah tidur. Begitupun dengan Sarah. Namun saat ia baru saja menyalakan lampu untuk menerangi jalan nya menaiki tangga, Bu Susi yang berdiri di depan pintu kamarnya berdehem. "Jam berapa ini Aris? Kenapa baru pulang?!" sentak wanita baya itu. Mendengar suara sang ibu, Aris pun menoleh ke arahnya sambil nyengir kuda. "Jam sebelas, Bu. Kenapa memangnya?" Bu Susi menggeleng-gelengkan kepalanya, menatap tajam ke arah sang putra. Wanita itu melangkahkan kakinya menuju ke arah sofa, kemudian duduk di sana. "Duduk dulu, ada yang ingin Ibu bicarakan dengan kamu!" perintahnya. Tidak seperti biasanya, Bu Susi terlihat sangat serius seperti ini. Aris pun mengangguk dan segera duduk di sebelah ibu nya. "Ada apa Bu? Kok tumben Ibu keliatannya serius banget?" "Ya, Ibu memang ingin bicara serius sama kamu." "Bicara apa?"

DMCA.com Protection Status