Share

Punya Suami Tapi Berasa Jomblo

Penulis: Ayuraa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-20 15:25:26

Meskipun memiliki suami yang kurang perhatian kepadanya, namun Sarah bersyukur karena memiliki mertua yang baik dan menyayanginya.

"Oh iya, Nak, tadi Aris mencari mu. Katanya sih dia lagi kurang enak badan, minta di kerok dan di pijit. Lebih baik kamu segera temui dia ya!"

"Baik, Pak. Kalau begitu Sarah permisi dulu ya."

"Iya Sarah sayang. Sekali lagi makasih banyak ya, Nak!" Saking bahagianya hari ini, Bu Susi sampai tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih.

"Iya Bu, sama-sama." Sarah menyahuti dengan senyuman manisnya.

Wanita cantik itu melenggang menaiki deretan anak tangga menuju ke kamar dengan membawa beberapa bingkisan di kedua tangannya.

Ceklek..

Sarah membuka pintu kamarnya, di atas tempat tidur tidak ada siapapun.

"Mas.. kamu dimana?" Setelah menutup kembali pintu kamar, wanita itu melangkah kan kakinya mendekati ranjang.

Menaruh barang bawaannya di atas meja sembari terus mencari keberadaan suaminya.

"Ngapain cari aku? Udah happy-happy nya?!" ujar Aris yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Pria itu baru saja selesai mandi, ia keluar bertelanjang dada dengan hanya mengenakan kolor pendek saja, tangannya sibuk mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk.

"Udah, Mas. Baru aja sampe tadi," jawab Sarah dengan polosnya.

Meskipun raut wajah suaminya tidak enak di pandang dan terlihat kesal saat ia bertanya seperti itu, namun Sarah sama sekali tidak peduli. Mau Aris marah atau tidak, yang penting dirinya merasa senang.

Karena begitu lah yang selalu Aris lakukan kepadanya. Tidak peduli sang istri kesal, suka atau tidak, pria itu selalu saja bersikap dan berlaku sesuka hatinya.

"Kata bapak, kamu lagi gak enak badan? Ayo, katanya mau aku kerokin?" ucap Sarah dengan wajah yang santai.

"Gak jadi, aku udah sembuh," jawab Aris dengan jutek.

"Oh ya? Alhamdulillah, bagus lah. Aku seneng dengernya, Mas!" Kali ini, Sarah berbicara dengan di sertai senyuman yang lebar. Ia benar-benar merasa senang, karena suaminya itu tidak merepotkan seperti biasanya jika sakit.

Entah mengapa, setelah perkara kemarin, membuat perasaan Sarah kepada Aris jadi sedikit berubah.

Sudah dua hari ini, perhatian dan pedulinya sudah tidak seperti dulu lagi. Mungkin itu adalah cara dia untuk menghindari diri dari sakit hati.

"Aku gak masak sore ini, jadi aku beli makanan dari luar. Ini!" Sarah menunjukan makanan yang ia beli, berharap agar suaminya itu antusias untuk memakan nya.

"Aku gak laper. Ngapain juga kamu belanja sebanyak itu? Traktir bapak dan ibu juga, lagi. Apa kamu tau, aku itu sudah cari uang?!"

"Loh, bukannya aku memakai jatah uangku sendiri tanpa minta lagi ke kamu? Terus, kenapa kamu kayak keberatan begitu? Lagipula baru kali ini aku belanja untuk menyenangkan diri aku. Dan memberikan sedikit hadiah untuk bapak dan ibu, apa salahnya?"

"Halah.. udah lah, terserah apa maumu. Memang sulit nasehati orang keras kepala seperti kamu!"

"Kamu kenapa sih kok jadi marah-marah terus ke aku? Lagi ribut sama selingkuhan mu ya? Kok aku yang jadi pelampiasannya?" cecar Sarah dengan beraninya.

"Apa sih kamu ini? Cukup menuduh aku selingkuh!" sentak Aris.

"Berburuk sangka terus kamu ya sama suami!" sambungnya.

"Bukannya mau berburuk sangka, Mas. Aku cuma curiga aja. Soalnya sikap kamu tuh kayak para suami yang lagi selingkuh, di sinetron itu."

"Cukup ya! Aku tuh kesel tau gak sama kamu? Kmu ngapain sih pake cerita ke ibu segala kalo aku belum melakukan kewajiban ku sebagai seorang suami seutuhnya untuk kamu?!" Aris yang merasa kesal, memarahi istrinya.

"Aku terpaksa cerita semuanya, Mas. Itu karena ibu selalu mendesak aku agar bisa secepatnya memberikan cucu. Bagaimana mau kasih cucu untuk mereka, kalau kamu sendiri aja gak mau melakukan itu sama aku?!" jawab Sarah.

"Ya tapi kan kamu gak harus jujur juga dong ke ibu. Kamu kasih alasan apa kek, yang masuk akal."

"Aku gak mau berbohong menutupi semuanya dan membuat kedua orang tuamu berharap, Mas."

Aris mengacak-acak rambutnya, setelah selesai berpakaian, pria itu melemparkan handuknya di atas tempat tidur dan pergi meninggalkan Sarah.

"Kamu mau kemana? Mau pergi! Bosan aku di rumah, ribut.. terus sama kamu!" sahut Aris yang sudah keluar dari kamar.

"Begini ya rasanya menjadi istri yang tidak inginkan oleh suami sendiri? Apapun yang aku lakukan selalu salah di mata nya!" ucap Sarah. Wanita itu meraih handuk basah yang berada di atas kasur dan menaruhnya di keranjang.

Perasaan Sarah semakin tidak nyaman, ia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan membuka pencarian bagaimana ciri-ciri suami yang memiliki selingkuhan.

Setelah membaca semua ciri-ciri yang ada, perasaannya campur aduk, antara kesal, sedih dan juga bingung harus berbuat apa.

"Semua ciri-ciri ini, ada pada Mas Aris," ucapnya sembari meremas seprei dengan kuat.

**

Malam ini adalah malam minggu, sebagai seorang istri, Sarah tentu sangat berharap jika suaminya itu mau mengajaknya jalan-jalan atau makan di luar seperti pasangan yang lain.

Namun itu hanyalah sebatas harapan Sarah saja. Karena selama ini bersama, Aris selalu saja punya alasan agar ia pergi dari rumah tanpa Sarah yang ikut serta dengan nya.

Entah itu ada meeting, ngumpul dengan teman-teman lama dan kepentingan lainnya.

Selama ini juga, Sarah tidak pernah protes, ia selalu bersabar dan menerima saja. Memaklumi semua kesibukan suaminya.

"Setiap hari aku selalu merasa bosan. Punya suami, tapi berasa kayak jomblo. Apa aku hubungi Ita aja kali ya? Ajak dia ketemuan dan nongkrong bareng. Rasanya kangen juga karena udah satu bulan ini gak ketemu. Kira-kira.. dia sibuk gak ya?"

Ita adalah sahabat Sarah dari kecil. Sarah sudah tidak mempunyai keluarga lagi, Ita lah yang selalu ada untuknya selama ini.

Apapun masalah Sarah, Ita pasti tahu. Begitupun sebaliknya. Persahabatan yang sudah terjalin lama, membuat mereka seperti keluarga.

Sarah pun mencoba menghubungi nomor Ita, tidak menunggu lama, telepon nya mendapatkan jawaban.

"Halo, Ta. Kamu lagi ngapain? Aku ganggu kamu gak?" tanya Sarah.

"Aku lagi siap-siap mau keluar sih, Rah. Kenapa emangnya?"

"Oh kamu mau keluar juga ya? Niatnya aku mau ajak kamu nongkrong di cafe biasa, ya malam mingguan. Soalnya aku bosan di rumah."

"Kamu ini kayak gak punya suami aja deh. Ajak lah suami kamu jalan-jalan, ya itung-itung pacaran, berduaan. Masa iya ada suami kamu malah bingung mau keluar sama siapa."

"Ya kamu kan tau sendiri suami aku gimana, Ta. Dia itu selalu sibuk, gak ada waktu untuk nemenin aku. Ya meskipun cuma sekedar ngopi atau makan di luar."

"Hahaha, kasian banget sih kamu, Rah. Yang sabar ya, mungkin Mas Aris memang lagi banyak keperluan maka nya belum ada waktu buat kamu."

"Maaf ya, karena sekarang aku juga gak bisa nemenin kamu, soalnya aku udah ada janji juga. Kalo besok aja gimana?"

"Yaudah gak papa, besok ya! Jangan sampe lupa!"

"Okeii."

Setelah menutup teleponnya, Sarah pun melemparkan ponselnya dengan asal. Ia merebahkan tubuhnya yang terasa lesu di atas kasur.

"Beruntung banget ya jadi Ita, dia pasti sekarang mau pergi sama suami dan teman-temannya yang lain. Ita kan orangnya humble, dia pasti banyak temen nya, gak kayak aku."

Lagi dan lagi, Sarah hanya bisa menikmati rasa sepi nya. Tidak ingin berlama-lama merasa kesepian, ia pun memilih untuk tidur dengan cepat.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Puri Yana
ngk puas,buka konci segala
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Masih Menjalin Hubungan Dengan Sinta

    Di samping Sarah yang merasa kesepian di dalam kamar, Aris justru keluar rumah dan menemui wanita lain di luar.Pria tampan yang sudah menyandang status sebagai seorang suami itu, kini tengah duduk di taman restoran yang mewah.Di hadapannya terdapat wanita cantik yang tidak lain adalah kekasihnya. Ya wanita itu bernama Sinta.Rasanya tentu sangat tidak adil bagi Sarah. Ia istrinya saja tidak pernah di ajak makan di restoran mewah. Jangankan makan di restoran, bahkan di ajak makan di pinggir jalan saja itu sangat jarang sekali.Sedangkan selingkuhan Aris? Selalu saja di ajak ke tempat-tempat mewah dan selalu di manjakan oleh nya.Selama ini Pak Bambang dan Bu Susi telah salah mengira. Mereka pikir, setelah putranya menikahi Sarah, Aris sudah benar-benar putus dan terlepas dari Sinta. Namun nyatanya, putranya itu justru tetap menjalin hubungan asmara dengan sang pacar, di belakang istri sah nya."Kamu kok keliatannya lagi banyak pikiran, kenapa? Apa ada kerjaan kantor yang membuat kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Kamu Selingkuh, Kan?!

    Sekitar pukul satu malam, Aris baru sampai rumah. Ruang tamu dan ruang tengah sudah gelap, pria itu tersenyum miring karena ia pikir semua penghuni rumah sudah tidur. Begitupun dengan Sarah. Namun saat ia baru saja menyalakan lampu untuk menerangi jalan nya menaiki tangga, Bu Susi yang berdiri di depan pintu kamarnya berdehem. "Jam berapa ini Aris? Kenapa baru pulang?!" sentak wanita baya itu. Mendengar suara sang ibu, Aris pun menoleh ke arahnya sambil nyengir kuda. "Jam sebelas, Bu. Kenapa memangnya?" Bu Susi menggeleng-gelengkan kepalanya, menatap tajam ke arah sang putra. Wanita itu melangkahkan kakinya menuju ke arah sofa, kemudian duduk di sana. "Duduk dulu, ada yang ingin Ibu bicarakan dengan kamu!" perintahnya. Tidak seperti biasanya, Bu Susi terlihat sangat serius seperti ini. Aris pun mengangguk dan segera duduk di sebelah ibu nya. "Ada apa Bu? Kok tumben Ibu keliatannya serius banget?" "Ya, Ibu memang ingin bicara serius sama kamu." "Bicara apa?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Jamu Pemacu Hasrat?!

    Bu Susi pernah muda, apalagi dulu, ia juga pernah mengalami hal yang sama dengan mantan suaminya (bukan Pak Bambang). Ya, sebelum ia menikah dengan Pak Bambang dan mempunyai anak Aris, Bu Susi memang sudah menjadi janda.Dulu, bersama mantan suaminya, Bu Susi juga tidak mendapatkan kebahagiaan, tidak di anggap dan selalu di abaikan. Karena tidak kuat selalu merasa tertekan, ia pun akhirnya memilih untuk menyerah.Karena pernah merasakan berada di posisi Sarah, jadi, Bu Susi bisa tahu betul bagaimana sikap dan ciri-ciri pria yang mempunyai wanita lain di luar.Namun Aris hanya diam, ia tidak menjawab iya dan tidak juga mengelak.Melihat putranya yang tidak bisa jawab, Bu Susi semakin yakin, bahwa dugaannya itu benar.Karena merasa kecewa, ia pun segera beranjak dari sofa dan pergi meninggalkan Aris, sembari mengusap pipinya yang basah.Melihat ibunya masuk kembali ke dalam kamar, Aris meremas rambutnya frustasi."Kenapa Ibu bisa-bisanya bicara seperti itu ke aku? Dan kenapa.. kenapa d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Sabar Sarah, Sabar!

    Aris masuk ke dalam kamar, tidak seperti biasanya pria itu terlihat bersemangat saat menatap Sarah.Ia tersenyum lebar menambah ketampanan wajahnya, sembari berjalan selangkah demi selangkah menghampiri Sarah yang sudah tertidur pulas."Sarah Sayang.. ayo bangun dong. Mari kita melakukan apa yang sudah kita tahan selama ini, Sayang!" ucapnya sembari membelai rambut Sarah dengan lembut.Mendengar suara dan sentuhan dari Aris, membuat Sarah langsung membuka matanya."Mas.. mau ap-"Belum sempat menyelesaikan ucapannya, pria tampan itu langsung menarik tubuh Sarah ke dalam dekapan nya. Aris terus memberikan kecupan dan sentuhan-sentuhan mesra pada tubuh istrinya. Itu adalah pertama kalinya Sarah merasakan kehangatan dan cinta dari Aris seutuhnya. Mereka menikmati kemesraan mereka hingga ke adegan ranjang yang menggairahkan.Tokk.. tok.. tok.."Sarah.. kamu masih tidur atau sudah bangun, Nak? Ibu dan bapak mau pergi ke acara teman, jadi tolong kunci pintu ya!" ucap Bu Susi dari depan k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Ayo Kita Lakukan Sekarang!

    Melihat Sarah hanya turun sendiri, Pak Bambang pun menanyakan keberadaan putranya. "Kok kamu turun sendiri, Aris mana?" tanya bapak mertua. "Mas Aris masih capek, Pak. Katanya sih belum lapar, jadi nanti biar aku bawakan dia makanan ke kamar aja setelah selesai makan." "Yaudah gak papa. Ayo makan, Nak!" seru Pak Bambang. Sarah mengangguk, mereka pun menikmati makan malam mereka. Setelah selesai makan, Sarah membantu mencuci piring kemudian menyiapkan sepiring nasi beserta lauknya untuk Aris makan di kamar. Sementara Bu Susi, ia sedang sibuk bikin jamu. "Jamu nya masih lama gak Bu?" tanya Sarah. "Kamu duluan aja bawa makanan nya ke kamar, suruh Aris makan. Nanti biar Ibu yang bawakan jamu nya ke kamar kalian," sahut Bu Susi. "Yaudah Bu kalo gitu. Sarah duluan ya!" Wanita itu masuk ke dalam kamar dengan nampan yang berisi makanan dan air putih. "Mas, ini aku bawa makan malam untuk kamu. Nanti di makan ya!" "Aku ngantuk Sarah, males makan." "Seenggaknya makan lah meskipun se

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Terlalu Sakit Dan Kecewa

    Aris sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan Sarah sekarang. Karena selama ini, Sarah memang tidak pernah ada di dalam pikirannya.Aris mencoba menahan hasratnya, keluar dari rumah dengan menggunakan mobil. Hendak kemana ia sekarang?Selama lima belas menit perjalanan, pria itu akhirnya menghentikan mobilnya tepat di halaman rumah yang megah.Seperti sudah mengetahui kedatangannya, seorang wanita cantik dari dalam rumah tersebut keluar dan menarik tangan Aris mengajaknya untuk buru-buru masuk.Tanpa ucapan apapun, Aris segera menyambar tubuh wanita yang tak lain adalah Sinta. Ia melakukan tindakan apa yang tadi hendak ia lakukan kepada Sarah.Sinta bingung, karena tidak seperti biasanya pacarnya itu beringas begitu."Sabar dong, Mas. Kita belum sampai kamar, kenapa kamu langsung memeluk dan menciumi dengan kasar begini?" ucap Sinta sembari mendorong tubuh Aris agar melepaskan pelukannya."Aku udah gak tahan, Sayang," ucap Aris.Wajah Aris terlihat sangat bernafsu malam ini. Ha

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Tidak Berjanji Untuk Tidak Menyerah

    Sepulangnya dari masjid, Bu Susi langsung ke kamar Sarah. Niatnya mau memastikan apakah semalam rencananya berjalan dengan lancar atau tidak.Kebetulan sekali Sarah keluar dari kamarnya, saat ibu mertuanya itu hendak mengetuk pintu kamar."Loh Ibu, Ibu kok ada di sini?" tanya Sarah.Bu Susi menarik tangan Sarah dengan lembut, membawa menantunya itu menuruni deretan anak tangga."Ibu mau tanya sama kamu Sarah. Ayo kita duduk dulu!" serunya mengajak Sarah untuk duduk di ruang tengah."Mau tanya soal apa, Bu?" tanya Sarah lagi."Soal semalam. Tadi, waktu Ibu dan bapak mau sholat subuh ke masjid, kok tiba-tiba Aris datang dari luar. Dia sebenarnya semalam pergi kemana?" Sarah menggeleng dengan cepat, "aku juga gak tau, Bu. Mas Aris tiba-tiba pergi begitu saja tanpa bilang apapun ke aku," jawabnya.Mendengar jawaban Sarah, Bu Susi menyipitkan matanya, dahinya berkerut. "Jadi.. apa semalam kalian belum sempat bersenang-senang?" tanyanya memastikan."Iya Bu. Semua yang kita rencanakan gagal

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Selingkuh Di Kantor

    Setelah menjalani aktivitas seperti biasanya. Sarah pun memasak untuk makan siang, kemudian buru-buru mandi dan siap-siap untuk pergi ke kantor suaminya. "Demi Ibu, aku akan berusaha sekali lagi untuk mengambil hati Mas Aris dan memperjuangkan rumah tangga kami," batin Sarah. "Bu, Sarah izin keluar dulu ya!" ucapnya pada Bu Susi yang sedang menonton televisi di ruang tengah. "Kamu mau kemana, Sarah?" "Ke kantor Mas Aris, nganterin makan siang," sahut Sarah sembari tersenyum manis. "Yasudah hati-hati ya, Nak. Aris pasti senang kamu ke sana sambil bawa makan siang untuknya." "Semoga aja ya, Bu. Kalo gitu, Sarah pamit ya! Assalamualaikum." Setelah mencium punggung tangan ibu mertuanya, Sarah pun melangkah meninggalkan rumah. "Wa'alaikumussalam." Sarah pergi menggunakan taksi. Begitu ia sudah sampai di depan kantor Aris, ia sangat bersemangat untuk bertemu dengan suaminya dan memberikan makan siang yang sudah ia buat dengan penuh cinta itu. "Semoga aja Mas Aris suka, aku

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05

Bab terbaru

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Melihat Sinta, Azof Merasa Malas

    Sarah sampai di rumah Azof lebih dulu, saat itu kebetulan sekali sang pemilik rumah sedang bersantai di taman depan sembari menikmati secangkir kopinya. "Sarah!" panggil Azof saat melihat wanita itu turun dari taksi. Sarah menoleh, ia tersenyum kepada Azof. Saat bos nya melambaikan tangan dan memanggilnya untuk mendekat, ia pun segera berjalan cepat menghampirinya. "Silahkan duduk! Mau minum apa?" tawar Azof. Sarah mengangguk kemudian duduk di hadapan bos nya. "Gak perlu repot-repot, Pak. Saya tidak haus." "Bukan nya kamu mau ke sini sama Sinta? Kok kamu dateng sendirian? Terus.. kenapa muka kamu kelihatan berbeda? Apa ada masalah?" cecar Azof khawatir. Sarah tidak mungkin menceritakan semuanya kepada Azof, karena ia tidak mau jika sang bos berubah pikiran dan tidak jadi mengizinkan Sinta untuk tetap tinggal di rumahnya. Ia pun tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepalanya, "saya gak papa kok, Pak. Saya memang sengaja naik taksi karena aku males satu mobil sama Sinta dan Ma

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Wanita Lugu Berubah Menjadi Kejam

    Sarah semakin berani saja, Aris pun mencengkram rahang Sarah dengan kuat. "Bisa apa kamu, hah?!" bentak Aris. Sarah menjambak rambut Aris sekuat-kuatnya, saat cengkraman pria itu sudah melemah, Sarah pun membentur-benturkan kepala Aris ke mobil dengan membabi buta. Melihat perilaku Sarah, Sinta ingin membantu Aris untuk menyerang Sarah. Namun Sarah yang sudah membaca gerakan Sinta, segera meludahi wajah wanita itu berkali-kali. Hingga Sinta merasa jijik dan buru-buru mengusap wajahnya dengan tisu basah. Benturan-benturan pada kepala Aris, mengakibatkan kepalanya sedikit berdarah. Melihat Aris yang sedang merasa kesakitan, Sarah segera keluar dari mobil itu dan menghentikan taxi yang lewat. "Sialan! Berani-beraninya dia melakukan hal ini kepada kamu, Mas!" ucap Sinta. Ia segera pindah tempat duduk, mengambil kotak p3k dan mengobati luka Aris. "Aw.. pelan-pelan," lenguh Aris. "Iya, ini juga udah pelan kok!" "Aku bener-bener gak nyangka kalau dia akan berani berlaku sen

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Cemburu? Sorry..

    Sinta segera mengganti baju dengan semangat, sementara di ruang tengah, Sarah sudah menunggunya. "Aku yang akan mengantar kalian ke rumah, Azof," seru Aris saat Sinta telah kembali. "Bagus lah, dengan begitu aku jadi gak perlu pesan taksi," ujar Sarah kemudian beranjak dari tempat duduknya. "Kami berangkat dulu ya, Bu!" pamitnya pada Bu Susi. Wanita itu melenggang terlebih dahulu, kemudian di ikuti oleh Aris dan Sinta di belakangnya. Sesampainya di halaman rumah, Aris berinisiatif untuk membukakan pintu mobil tepat di sebelah kursi pengemudi. Saat Sinta hendak masuk ke dalamnya, Sarah langsung menyingkirkan tubuh Sinta. "Permisi!" serunya kemudian ia lah yang mengisi kursi tersebut. "Apa-apaan sih kamu, Sarah? Mas Aris kan bukain pintu itu untuk aku, bukan buat kamu!" ucap Sinta kesal. "Ekhemm.. mohon maaf sebelumnya. Di sini, siapa yang istri sah nya Mas Aris?" tanya Sarah sembari menaikan sebelah alisnya. "Tapi aku juga kan calon istrinya Mas Aris!" jawab Sinta. "Mas, kam

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Satu Masalah Terselesaikan!

    Tok.. tok.. tok.."Bu.. Pak.. ini Sarah. Ada yang mau Sarah bicarakan dengan Ibu dan Bapak," ucap Sarah sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar mertuanya.Sinta dan Aris yang mendengar ucapan Sarah, segera menoleh ke arah wanita cantik yang berdiri tidak jauh dari mereka.Tidak lama, Bu Susi keluar dari kamarnya."Ada apa, Sarah?" tanya nya."Bapak mana, Bu?" Bukannya menjawab, Sarah justru balik bertanya."Bapak lagi di belakang, katanya sumpek berada di dalam rumah karena ada tamu yang tidak di undang," jawab Bu Susi sengaja menaikan volume ucapannya."Ibu yang sabar ya. Sinta hanya sebentar kok di sini," jawab Sarah.Mendengar ucapan Sarah, Sinta langsung beranjak dari tempat duduk dan menghampirinya."Maksud kamu apa, Sarah? Kamu mau mengusir aku?" tanyanya."Aku gak ngusir kok. Tapi kan emang belum saatnya kamu ada di sini. Jadi, aku harap kamu bisa mengerti.""Kamu cemburu ya karena Mas Aris jauh lebih sayang dan cinta sama aku daripada sama kamu?""Ini bukan tentang aku cemburu ata

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Mukamu Bikin Aku Mual!

    Sebelum ia ke kamar, Bu Susi sempat menyuarakan kekhawatiran dan ketidaknyamanannya mengenai keberadaan Sinta.Mertuanya itu meminta Sarah untuk melakukan sesuatu agar Sinta tidak tinggal di sini sebelum wanita itu sah menjadi istri Aris.Sarah yang sudah berjanji akan memikirkan cara dan menyanggupi keinginan mertuanya, segera masuk ke dalam kamarnya kemudian membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi.Ia menyalakan shower untuk membahasi seluruh tubuhnya.Selain rasa lelah, ia juga merasa penat memikirkan permasalahan suami dan selingkuhan suaminya.Setiap harinya ada saja gebrakan yang mereka lakukan.Sebenarnya ia tidak peduli dengan yang di lakukan oleh Aris dan Sinta, namun yang ia pedulikan adalah perasaan dan kesehatan mertuanya.Air yang dingin begitu terasa sangat menyegarkan. Mampu menghilangkan beban pikiran dan rasa lelah pada diri Sarah."Kasihan ibu, ibu pasti tidak bisa tenang jika Sinta tinggal di sini sekarang. Apalagi, waktu dia dan Mas Aris menikah masih cukup lama

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Belum Saatnya Dia Tinggal Di Sini!

    "Aku minta sama kamu, Sarah, bilang ke semua teman kantor kamu untuk men-takedown vidio itu. Karena gara-gara vidio itu viral, sekarang Sinta jadi harus kehilangan janinnya!" ujar Aris."Dan apa kamu tau? Dia juga hampir kehilangan nyawanya karena gak kuat menerima semua hujatan dari para netizen!" lanjutnya.Mendengar ucapan Aris, Sarah langsung menoleh ke arah Sinta. Ia melihat mantan sahabatnya itu memang tidak seperti biasanya.Mata Sinta terlihat sayu, wajahnya juga murung. Wanita itu pasti merasa tidak tenang dan banyak menangis hari ini.Melihat kabar duka mengenai Sinta, hati Sarah tersentuh, ia jadi merasa iba, namun tetap saja, rasa dendamnya jauh lebih besar dari rasa prihatinnya.Lagipula, itu semua bukan salahnya dan tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya. Melainkan, itu adalah kesalahan dan kebodohan Sinta sendiri.'Meskipun perbuatan mereka salah, tapi aku tidak pernah berharap jika dia dan Mas Aris kehilangan calon anak mereka,' batin Sarah.Wanita itu menatap wajah

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Pelaku Berlagak Korban

    Sesampainya di halaman rumah, sebelum turun dari mobil, Aris mengecek ke arah sekeliling rumahnya. Memastikan bahwa kondisi aman dan tidak ada tetangga yang berada di sekitar sana."Aman, kita bisa turun sekarang, Sayang!" ujarnya.Aris turun dari mobil kemudian menarik pergelangan tangan Sinta dengan lembut dan buru-buru membawanya masuk ke dalam rumah.Di ruang tengah, Bu Susi dan Pak Bambang sedari tadi sudah menunggunya.Melihat Aris yang datang bersama Sinta, membuat Bu Susi langsung naik pitam."Untuk apa kamu bawa dia ke sini, Aris?!" bentaknya."Mulai hari ini, Sinta akan tinggal di sini bersama kita, Bu!" tegas Aris."Jangan ngawur kamu! Ibu gak setuju!" tolak Bu Susi."Kalian itu belum menikah, mau di taruh di mana muka Ibu dan Bapak hah?!""Apa kamu mau rumah kita didemo sama tetangga gara-gara kamu membawa pelakor tinggal di sini? Sedangkan kalian saja belum sah menjadi suami istri!" ucap Bu Susi, wanita itu yang awalnya duduk, kini langsung berdiri."Iya, Ris. Kamu janga

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Akan Membawa Sinta Tinggal Serumah?!

    Karena suasana yang sudah tidak kondusif, Aris pun menarik tangan Sinta untuk pergi dari tempat tersebut. Yang kemudian di susul oleh pemilik kontrakan. Karena tidak ingin orang-orang pada kabur dan rugi besar, akhirnya ibu pemilik kontrakan pun terpaksa tidak jadi menyewakan rumahnya kepada Aris dan Sinta. "Mas, Mbak, maaf ya. Saya tidak bisa menyewakan rumah ini untuk kalian. Karena mau bagaimana pun juga, mereka lah yang lebih dulu tinggal di kontrakan saya selama bertahun-tahun. Saya sudah mencoba bicara kepada mereka, tapi mereka tetap kekeh tidak mau menerima kalian dan bahkan melakukan hal-hal yang tidak di inginkan. Jadi, mau tidak mau, dengan terpaksa saya tidak bisa memberikan kontrakan ini kepada kalian. Karena saya gak mau rugi." Aris dan Sinta yang sedari tadi hanya diam, tidak bisa berbuat apa-apa. Karena percuma saja jika ia ikut berbicara dan melawan para ibu-ibu itu, yang ada nama mereka akan semakin jelek di mata semua orang. "Udah lah Mas, aku juga gak mau ti

  • Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu   Perlakuan Buruk Orang Lain Kepada Sinta

    Aris membawa Sinta ke pemilik kontrakan yang menurutnya terbaik dan ingin menyewa salah satu rumah untuk tempat tinggal Sinta sementara waktu."Permisi Bu.. Di sini masih ada kontrakan yang kosong kan?" tanya Aris pada pemilik kontrakan tersebut.Mengetahui bahwa pria dan wanita tersebut sedang menjadi perbincangan orang-orang, sang pemilik kontrakan pun langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat."Tidak ada. Semua kontrakan di sini sudah penuh," jawabnya dengan pandangan yang terlihat sinis. Ia masuk ke dalam rumahnya dan buru-buru menutup pintu tidak ingin menghiraukan keberadaan sejoli itu.Namun Aris dengan cepat menahan pintu tersebut, "tunggu dong Bu, saya belum selesai bicara.""Mau ngomong apa lagi? Kan udah saya bilang, semua kontrakan saya sudah penuh!""Ibu jangan bohong dong, saya lihat di depan ada tulisan 'sedia kontrakan, satu rumah' Kalo emang kontrakannya udah di isi sama orang, seharusnya Ibu copot tulisan itu. Iya kan?" ujar Aris."Begini deh, Bu. Saya berani ba

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status