Share

82. Adam Berangkat

Adam pun melangkah meninggalkan rumah bersama dengan abahnya. Aku hanya menatapnya dengan sendu. Putra sulungku harus menyeberang laut dengan pesawat sendiri guna bertemu calon mertua dan warga sekitarnya.

Ada rasa bangga buat Adam, anakku itu sudah bisa memberi tausiah untuk kalangan kecil. Mungkin kelebihan ini yang membuat orang tua Halimah menginginkan menantu yang baik secara akhlak dan rupa. Memang Adam terbilang pemuda yang tampan, aku yang sebagai ibu tirinya saja mengakui jika dia tampan.

Selama aku menikah dengan Yahya, kedua anak tiriku selalu mendukungku dalam segala hal. Apalagi jika abahnya sudah berjalan sedikit serong, maka mereka berdualah yang selalu menenangkan kerisauan hatiku. Punggung Adam sudah tidak kulihat lagi, lalu aku pun melanjutkan aktifitas yang lain.

"Umi, Zahra berangkat diantar siapa?" tanya Zahra.

"Sudah siapkah? Ayok biar umi yang antar!" ajakku.

Kulihat Zahra segera bersiap dengan menggenakan sepatunya, lalu tas dia cangklong pada kedua bahunya. G
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status