Share

81. Berita Datang Sendiri

Pak Amir kulihat menunduk, pria paruh baya itu tidak berani menatapku. Dia tetap diam tanpa banyak kata. Bibirnya bungkam hingga aku ulang pertanyaanku baru lah dia menjawab dan menerangkan apa yang sebenarnya terjadi.

Aku diam termangu, rupanya wanita itu mengaku bahwa dia bukanlah istri dari Yahya jadi tidak mau membayar pisang yang jelas ada di teras rumahnya itu. Justru dari wanita itulah Pak Amir tahu alamat rumahku.

"Jadi wanita itu yang menyuruh Bapak untuk menagih uang pisang sajanjang?" tanyaku untuk lebih yakin lagi.

"Benar, Bu. Maaf!" balasnya.

Aku pun berdiri menuju ke warung untuk mengambil dompetku pribadi. Setelahnya segera kuambil sejumlah uang harga pisang itu dan kuserahkan langsung pada Pak Amir.

"Terima kasih, Bu. Semoga usaha Ibu lancar, saya permisi!" pamit Pak Amir.

"Iya, Pak. Sama-sama," jawabku.

Pria itu akhirnya meninggakkan warungku, terlihat wajah yang penuh senyum. Aku yang melihat langkahnya penuh semangat menjadi terenyuh. Apakah bapakku juga seperti it
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status