Bab 248Kepala Adi terasa berdenyut nyeri karena sejak tadi dia tak kunjung menemukan barang-barang berharga milik ibunya.Memang seharusnya dia tak melakukan ini, namun apa daya dia memang tak memiliki uang sebesar pun.Apalagi ibunya tak mau memberikan uang dan Adi tetap harus bertahan hidup di dunia luar sebelum dia berhasil membalaskan dendamnya pada Siti dan Handi."Sialan!"Pada akhirnya kalimat kasar itu keluar agar bisa meluapkan emosinya. Adi tak bisa menunggu lebih banyak waktu lagi. Percuma juga dia mencari barang-barang berharga milik ibunya karena sudah pasti wanita paruh baya itu menyembunyikannya.Merasa tak kunjung mendapatkannya, Adi memilih untuk keluar dari kamar ibunya.Pria itu kembali duduk di sofa sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Sekarang apa yang harus dilakukannya?Bahkan rencananya untuk menjual rumah secara diam-diam tidak berhasil sama sekali. Sertifikat rumahnya bahkan sudah disembunyikan.Sekarang dia benar-benar tak memiliki apapun. Tak mungkin ras
Bab 249Adi terdiam yang sejenak setelah mendengar pertanyaan dari Eva. Dia juga belum tahu pasti tentang rencana selanjutnya karena saat ini dia harus fokus untuk menyembunyikan diri."Kenapa diam aja? Jangan bilang kalau kamu masih belum merencanakan apapun," selidik Eva.Bagaimanapun juga wanita itu semakin merasa tak sabar untuk membalaskan dendamnya pada Siti. Dia juga tak bisa bergerak sendirian karena saat ini tak ada dukungan sedikitpun dari suaminya. Jika Dirga tahu bahwa dia kembali melakukan kesalahan dan menyinggung Siti, pria itu pasti akan kembali marah besar."Kamu bisa diam dulu, nggak? Kepalaku sekarang rasanya sakit."Eva mendengus kesal. Bagaimana bisa diam kembali dan bersabar?Rasanya waktu terus bergulir dan Siti serta keluarga kecilnya semakin bahagia.Eva yang melihat itu semua tentu saja merasa sangat iri. Apalagi keluarga kecil yang baru saja dibentuk itu semakin dikenal oleh khalayak publik sebab Siti telah menjadi seorang penulis terkenal."Enteng banget ka
Bab 250Adi membuka matanya dengan cepat ketika dia merasakan sebuah air baru saja mengguyur wajahnya. Pria itu kini terlihat seperti seekor ikan yang kelabakan karena tiba-tiba berada di daratan.Setelah matanya terbuka dengan sempurna pria itu melihat sosok ibunya yang kini berdiri sambil berkacak pinggang tepat di sisi ranjangnya. Raut wajah wanita paruh baya itu kini dipenuhi dengan kemarahan. Namun pandangan matanya justru beralih menatap cangkir air yang berada di genggaman ibunya."Ibu? Ibu yang guyur Adi?"Rasanya pria paru banyak itu semakin tak percaya dengan perilaku ibunya yang sampai tega mengguyur tubuhnya dengan air."Iya! Kenapa?" Tanpa rasa bersalah sedikitpun wanita paruh banyak itu balik bertanya. Bahkan raut wajahnya terlihat semakin menyebalkan.Adi mengusap wajahnya biang basah dan pria itu segera beranjak untuk duduk di tepi ranjang. Padahal dia baru saja bisa memejamkan matanya setelah semalaman tidur tak nyenyak. Tapi ibunya dengan tega mengguyurnya begitu saj
Bab 251Mata wanita paruh baya itu kini membulat dengan sempurna. Di sisi lain dia merasa takut jika anaknya tahu tentang rencananya."Ma-mana mungkin? Ibu memang menyembunyikan sertifikat rumah itu karena takut kamu akan melakukan sesuatu yang buruk. Ibu benar, kan? Jujur saja, Di. Kamu pasti sempat berpikir untuk tetap menjual rumah ini, bukan?"Adi terdiam tanpa bisa berkata-kata lagi karena semua hal yang dikatakan oleh ibunya itu memang benar.Walaupun begitu setidaknya dia masih memiliki hak untuk tahu dan tak ada salahnya juga untuk menjual rumah daripada harus luntang-lantung di jalanan."Bu, bukankah lebih baik kita jual saja rumah ini dan beli yang lebih kecil? Ibu juga nggak perlu lagi merasa bingung untuk meminjam uang pada orang lain.""Nggak bisa! Rumah ini nggak boleh dijual sampai kapanpun. Kamu nggak usah berpikir yang tidak-tidak dan berharap Ibu benar-benar akan menjualnya, Di."Lagi, penolakan kembali dilontarkan secara langsung oleh Retno dan Adi juga tak bisa mel
Bab 252Dirga menatap kepergian istrinya dengan perasaan bersalah. Tapi kali ini dia juga tak akan mengalah mengingat sikap istrinya yang sudah sangat keterlaluan.Dirga menghela napas perlahan. "Eva, sebenarnya mau sampai kapan kamu akan tetap keras kepala dan menaruh dendam seperti ini?"Ada rasa sakit yang kini perlahan mulai muncul di dalam hati Dirga. Mengingat sikap istrinya yang kini semakin pendendam membuatnya menjadi jengah.Pria itu tak pernah memberikan batasan pada istrinya. Dia selalu memberikan apapun yang diinginkan oleh Eva. Tapi untuk masalah dendam dan juga sikap yang sudah keterlaluan, Dirga juga tak bisa diam saja."Aku harap kamu bisa segera berubah sebelum semuanya terlambat."*15 menit kemudian, Eva telah sampai di salah satu tempat yang memang biasa dia gunakan untuk bertemu dengan Adi.Suasana malam ini cukup sepi dan wanita itu memilih untuk tetap berada di dalam mobil sambil mengirimkan pesan pada Adi.Namun sebelum dia berhasil mengirimkan pesan seseorang
Bab 253Tatang memarkirkan mobilnya tepat di halaman majikannya. Tak berselang lama sosok seorang pria tampak turun dari mobil dan berjalan mendekat ke arah pintu rumah.Siti yang sadar bahwa suaminya kini telah kembali langsung bergegas untuk membukakan pintu dan menyambutnya.Dulu, Handi hanya bisa mencuri-curi pandang pada Siti. Tapi sekarang wanita itu berdiri tepat untuk menyambutnya dengan senyuman yang begitu manis."Mas, udah pulang? Gimana kerjaan hari ini? Lancar, kan?"Tanpa basa-basi sedikitpun wanita itu langsung meraih tas kerja suaminya.Handi tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya perlahan."Ada banyak pekerjaan hari ini yang harus diselesaikan. Tapi untungnya semua sudah selesai.""Alhamdulillah kalau gitu. Ya udah, mandi dulu gih, Mas. Aku udah siapin air panas. Abis itu turun buat makan malam, ya?"Handi mengangguk perlahan. Pria itu segera beranjak menaiki tangga menuju kamar untuk membersihkan diri. Sedangkan Siti meminta dua rekan kerjanya untuk segera menyi
Bab 254Tatang mengemudikan mobilnya dengan cepat. Akhirnya kereta besi yang sejak tadi membelah jalanan itu telah sampai di sekitar rumah sakit.Handi bergegas turun sambil membopong Putri. Sedangkan Siti berjalan di belakang suaminya sambil membawa tas yang berisi data diri Putri."Kamu urus persyaratan Putri, biar aku yang bawa dia ke tempat pemeriksaan."Siti melakukan kepalanya dengan cepat dan juga patuh setelah mendapatkan perintah dari sang suami. Meski wanita itu saat ini tengah merasa khawatir dengan keadaan putrinya yang sejak tadi meringis kesakitan, tapi dia juga tak mau membuang waktu sedikitpun.Siti bergegas ke bagian resepsionis dan memberikan semua data-data yang diperlukan.Sedangkan Handi sudah pergi ke ruang gawat darurat. Untungnya para dokter dan juga tim medis segera memeriksa keadaan gadis kecil itu.Hanya perlu waktu sekitar 30 menit hingga akhirnya Siti telah menyelesaikan semua persyaratan serta administrasi. Wanita itu segera kembali dan menemui anak serta
Bab 255Setelah mereka berdua sampai di rumah, Handi dengan cepat langsung membawa gadis kecil yang sudah tertidur itu ke kamarnya. Begitu juga dengan Siti.Mereka berdua tampak duduk tepat di sisi ranjang Putri dan menatap gadis kecil yang kini telah terlelap. Mungkin gadis kecil itu juga sudah masuk ke dalam dunia mimpi, bahkan saat tertidur senyuman manisnya tiba-tiba tercetak jelas di wajahnya yang menggemaskan.Handi ikut tersenyum. Pria itu kembali menoleh ke arah istrinya dan menunjukkan senyuman Putri."Kayaknya dia memimpikan sesuatu yang indah sampai tersenyum seperti itu."Siti itu tersenyum setelah mendengar penuturan suaminya dan wanita itu juga merasakan hal yang sama seperti Handi. Wanita itu kembali menatap anaknya dan langsung menarik selimut hingga menutupi sebagian tubuh gadis kecil itu.Siti lantas mengecup kening Putri dan mengelusnya perlahan. "Semoga kamu jadi anak yang kuat, ya? Kamu pasti akan cepat sembuh.""Ya, dia pasti akan segera sembuh. Udah, yuk. Kita k
EndingAdi berlari sejauh mungkin ketika pria itu menyadari ada sebuah mobil yang sejak tadi mengikutinya dari belakang."Sial! Masa aku gagal lagi?!"Putri terlihat sangat ketakutan dan gadis kecil itu juga kelelahan karena sejak tadi ditarik dengan paksa oleh Adi. Mereka berdua terus berlari tanpa memperhatikan apapun.Handi menginjak pedal gasnya dan mengemudikan mobilnya jauh lebih cepat dari biasanya ketika melihat sosok Adi. Kemarahan yang ada di dalam hatinya itu semakin memuncak ketika melihat pria itu menarik anaknya."Aku nggak akan pernah melepaskanmu Adi!" Dengan cepat, dia langsung mengerem mobilnya ketika berada tepat di hadapan Adi dan berhasil menghadangnya.Adi terjatuh karena terkejut. Begitu juga dengan Putri. Handi tanpa basa-basi langsung keluar dari mobilnya, dia berjalan mendekat dengan perasaan yang begitu marah."Kamu sudah sangat keterlaluan dan melewati batas dari kesabaranku, Adi. Kamu sudah berani mengusik keluargaku!"Adi tercengang dan merasakan nyalinya
Bab 326Setelah Eva berhasil diamankan oleh polisi, Siti berlalu pergi untuk menemui mantan ibu mertuanya. Wanita itu telah mendapatkan kabar dan juga bukti begitu banyak dari sang suami bahwa sebenarnya orang-orang terdekatnya terlibat soal anaknya yang menghilang.Siti tak ingin diam saja. Selama suaminya kini berjuang untuk menemukan anaknya, dia akan menangkap orang-orang yang terlibat dari masalah ini.Sumi dan Bi Yati yang ikut menemani juga merasa kaget karena Siti terlihat begitu berubah seolah menjadi wanita lain."Mbak," panggil Sumi dengan perasaan yang sedikit takut.Siti tampak menoleh sekilas dan wanita itu tersenyum tipis seolah memberikan kode bahwa dia baik-baik saja."Ti, Bibi harap masalah ini segera selesai dan Putri bisa ditemukan dalam keadaan yang baik-baik saja."Siti menganggukkan kepalanya perlahan. "Aku juga berharap begitu, Bi. Aku tidak akan diam saja jika ada satu luka di kulit Putri."Hanya butuh waktu sekitar 10 menit saja hingga wanita itu sampai tepat
Bab 325Handi dan Selina telah masuk ke rumah dan mendapati keadaan yang begitu berantakan. Mereka lantas berkeliling untuk mencari bukti lebih banyak.Handi menemukan seragam sekolah anaknya dan pria itu bisa yakin bahwa wanita yang sempat memberikan informasi itu tak berbohong sama sekali.Selina menghela napas perlahan. "Maaf, Pak. Sepertinya karena tindakan saya yang terlalu ceroboh, Adi jadi kabur begitu saja dan membawa semua bukti-buktinya."Handi terdiam. Tiba-tiba saja dia mendengar suara ponsel yang berdering.Dua orang yang tengah ada di dalam ruang tamu itu tampak menoleh dengan terkejut. Mereka kini berusaha untuk menemukan ponsel yang berdering karena sadar itu bukan milik dari mereka masing-masing.Selina menyingkirkan salah satu bantal dan menemukan ponsel. Dia sadar kalau ini adalah milik Adi."Pak, saya menemukannya! Ini ponsel milik Adi dan sepertinya karena terburu-buru dia jadi meninggalkannya."Handi dengan cepat langsung merebutnya. "Ini ... darimana dia bisa me
Bab 324Handi telah sampai di tempat yang baru saja dikatakan oleh sosok wanita misterius. Dia juga telah menghubungi pihak kepolisian untuk ikut datang.Pria itu bergegas turun sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar. Padahal sosok wanita itu mengajaknya bertemu di tempat ini, tapi dia tak melihat sosoknya sama sekali."Apa jangan-jangan wanita itu hanya berbohong dan mencoba untuk mengecohku?"Dia merasa takut kalau informasi yang sempat didengarnya itu hanyalah palsu dan membuatnya jadi terkecoh hingga tak jadi pergi ke kantor polisi.Handi mengusap wajahnya dengan kasar. Dia merasa kesal dan berniat untuk kembali masuk ke dalam mobilnya. Tapi sayup-sayup telinganya mendengar suara rintihan seorang perempuan. Dia lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling lagi dan memicingkan matanya ketika melihat sosok wanita yang ada di kejauhan tergeletak di jalanan."Itu ... Hah? Jangan-jangan itu dia!"Tanpa basa-basi sedikit pun dia langsung berlari mendekat. Dilihatnya sosok wanita ya
Bab 323Selina dengan cepat langsung pergi keluar meski rencana awalnya tak berhasil. Tapi wanita itu akan tetap berusaha untuk menyelamatkan Putri.Wanita itu bergegas pergi ke salah satu tempat yang cukup sepi agar bisa menelepon dengan nyaman.Wanita itu meraih salah satu ponsel rahasia miliknya dan langsung mencoba untuk menelepon seseorang. Cukup lama hingga panggilannya itu akhirnya diangkat."Halo, siapa ini?""Pak, saya yakin anda tahu. Beberapa kali saya mencoba untuk mengirimkan bukti-bukti mengenai kejahatan Adi dan Yayuk.""Kamu ...""Ya, benar. Tapi ada hal lain yang jauh lebih penting. Putri, anak anda diculik."Mata pria yang ada di ujung telepon sana tampak terbelalak kaget. Dia yang tengah mengemudikan mobilnya itu sontak langsung mengerem secara mendadak."Bagaimana kau tahu soal anakku yang diculik?" Tak bisa dipungkiri saat ini dia merasa sangat curiga.Selina menghela napas berat. "Ini tak penting sama sekali. Tapi saya tahu di mana keberadaan Putri dan jika Bapa
Bab 322Handi bergegas meraih jaketnya setelah pria itu mendapatkan panggilan penting dari pihak kepolisian.Siti yang tengah duduk itu sontak langsung menatap suaminya dengan tatapan heran."Mas, kamu mau pergi ke mana?"Pria itu tampak menoleh dan diam sejenak. "Mas akan pergi ke kantor polisi karena tadi baru saja mendapatkan panggilan dan katanya ada sedikit titik terang mengenai keberadaan Putri."Mata Siti seketika terbelalak lebar setelah mendengar penjelasan suaminya. "Apa benar, Mas? Kalau begitu aku juga ikut denganmu."Pria itu dengan cepat langsung menggelengkan kepalanya. "Kamu di rumah aja, Ti. Biar Mas yang akan menyelesaikan semua masalah ini."Pri itu tahu dengan jelas kalau kondisi tubuh istrinya sedang tak baik-baik saja sebab wanita itu terus saja memikirkan berbagai kemungkinan buruk mengenai Putri. Dia tak ingin membuat suasana jadi jauh lebih buruk.Siti merasa sedikit kecewa karena takut ijinkan untuk ikut pergi ke kantor polisi. Namun wanita itu juga tak bisa
Bab 321Siti menoleh ke arah suaminya dengan cepat. "Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang, Mas?""Tenang dulu." Pria itu lantas mengulurkan segelas air putih pada istrinya. Siti dengan cepat langsung meminumnya, namun dia tetap saja merasa khawatir."Mas, kita nggak mungkin diam saja seperti ini. Apa yang diinginkan oleh penculik? Uang? Berapa banyak? A-aku punya uang jadi--""Stop, Siti!" Wanita itu langsung diam. Dia yang tadinya tengah merasa sangat kebingungan itu kini perlahan mulai menangis. Dia benar-benar hampir gila karena masalah ini.Handi dengan cepat langsung memeluk agar bisa menenangkannya."Ti, tenang ... kita akan cari solusinya sama-sama."Baik Sumi, Bi Yati, Tatang dan Dadang bisa merasakan kesedihan yang begitu mendalam di sepasang suami istri ini.Padahal mereka belum lama menikah namun telah dipertemukan oleh banyak masalah yang berat dan juga rumit.Setelah merasa istrinya sedikit tenang, pria itu langsung melepaskan pelukannya. Dia kembali beralih menatap
Bab 320Siti melipat mungkin ada juga sajadahnya setelah wanita itu selesai menunaikan salat. Matanya terlihat begitu sembab karena sampai sore ini pun masih belum ada kabar mengenai keberadaan anaknya.Namun dia tak ingin larut dalam kesedihan dan wanita itu akhirnya memutuskan untuk turun ke lantai bawah. Dia tak mungkin membuat orang-orang di rumah ini merasa khawatir terus menerus padanya.Perlahan wanita itu mulai menapaki tangga setelah keluar dari kamarnya. Tapi entah mengapa dia merasakan atmosfer yang cukup berbeda seolah-olah semua orang yang ada di rumah ini tengah merasa tegang.Siti mengerikan pening ketika melihat sosok suaminya kini berada tepat di ruang tamu. Sumi dan Bi Yati juga ada di sana. Bahkan Tatang dan Dadang juga secara kebetulan berada tepat di dalam rumah."Ada apa ini?"Suara Siti telah berhasilkan mengejutkan semua orang dan mereka kini terlihat sangat kikuk.Siti semakin merasa heran, dia mendekat sambil mengerutkan keningnya."Kok malah pada diem aja? A
Bab 319Selina membuka pintu kamarnya dan benar saja, pria yang tak lebih dari benalu itu kini masih tertidur lelap seolah dia tak pernah melakukan kesalahan apapun.Selina menghela napas berat. Apa dia tak sadar kalau belum memberi makan anaknya sendiri?Dia masih tak menyangka karena ada sosok ayah yang begitu tega seperti Adi.Namun marah-marah seperti ini juga tak ada gunanya sama sekali karena pria itu tak mungkin mau mendengarkannya. Dibandingkan harus meluangkan waktu untuk marah-marah, dia memutuskan untuk segera pergi ke lemari bajunya dan mencari pakaian yang pas dikenakan Putri.Cukup lama dia berkutat untuk mencari pakaian, namun tiba-tiba saja ada seseorang yang memeluknya dari belakang dan berhasil membuatnya terpekik kaget."Kamu kaget, ya?" suara berat seorang pria telah berhasil menggetarkan gendang Selina.Wanita itu kini tampak tersenyum kikuk. "Ah, Mas ... kamu kenapa malah ngagetin aku, sih?"Adi hanya diam. Pria itu merasa seolah-olah berada di awan karena memili