Bab 252Dirga menatap kepergian istrinya dengan perasaan bersalah. Tapi kali ini dia juga tak akan mengalah mengingat sikap istrinya yang sudah sangat keterlaluan.Dirga menghela napas perlahan. "Eva, sebenarnya mau sampai kapan kamu akan tetap keras kepala dan menaruh dendam seperti ini?"Ada rasa sakit yang kini perlahan mulai muncul di dalam hati Dirga. Mengingat sikap istrinya yang kini semakin pendendam membuatnya menjadi jengah.Pria itu tak pernah memberikan batasan pada istrinya. Dia selalu memberikan apapun yang diinginkan oleh Eva. Tapi untuk masalah dendam dan juga sikap yang sudah keterlaluan, Dirga juga tak bisa diam saja."Aku harap kamu bisa segera berubah sebelum semuanya terlambat."*15 menit kemudian, Eva telah sampai di salah satu tempat yang memang biasa dia gunakan untuk bertemu dengan Adi.Suasana malam ini cukup sepi dan wanita itu memilih untuk tetap berada di dalam mobil sambil mengirimkan pesan pada Adi.Namun sebelum dia berhasil mengirimkan pesan seseorang
Bab 253Tatang memarkirkan mobilnya tepat di halaman majikannya. Tak berselang lama sosok seorang pria tampak turun dari mobil dan berjalan mendekat ke arah pintu rumah.Siti yang sadar bahwa suaminya kini telah kembali langsung bergegas untuk membukakan pintu dan menyambutnya.Dulu, Handi hanya bisa mencuri-curi pandang pada Siti. Tapi sekarang wanita itu berdiri tepat untuk menyambutnya dengan senyuman yang begitu manis."Mas, udah pulang? Gimana kerjaan hari ini? Lancar, kan?"Tanpa basa-basi sedikitpun wanita itu langsung meraih tas kerja suaminya.Handi tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya perlahan."Ada banyak pekerjaan hari ini yang harus diselesaikan. Tapi untungnya semua sudah selesai.""Alhamdulillah kalau gitu. Ya udah, mandi dulu gih, Mas. Aku udah siapin air panas. Abis itu turun buat makan malam, ya?"Handi mengangguk perlahan. Pria itu segera beranjak menaiki tangga menuju kamar untuk membersihkan diri. Sedangkan Siti meminta dua rekan kerjanya untuk segera menyi
Bab 254Tatang mengemudikan mobilnya dengan cepat. Akhirnya kereta besi yang sejak tadi membelah jalanan itu telah sampai di sekitar rumah sakit.Handi bergegas turun sambil membopong Putri. Sedangkan Siti berjalan di belakang suaminya sambil membawa tas yang berisi data diri Putri."Kamu urus persyaratan Putri, biar aku yang bawa dia ke tempat pemeriksaan."Siti melakukan kepalanya dengan cepat dan juga patuh setelah mendapatkan perintah dari sang suami. Meski wanita itu saat ini tengah merasa khawatir dengan keadaan putrinya yang sejak tadi meringis kesakitan, tapi dia juga tak mau membuang waktu sedikitpun.Siti bergegas ke bagian resepsionis dan memberikan semua data-data yang diperlukan.Sedangkan Handi sudah pergi ke ruang gawat darurat. Untungnya para dokter dan juga tim medis segera memeriksa keadaan gadis kecil itu.Hanya perlu waktu sekitar 30 menit hingga akhirnya Siti telah menyelesaikan semua persyaratan serta administrasi. Wanita itu segera kembali dan menemui anak serta
Bab 255Setelah mereka berdua sampai di rumah, Handi dengan cepat langsung membawa gadis kecil yang sudah tertidur itu ke kamarnya. Begitu juga dengan Siti.Mereka berdua tampak duduk tepat di sisi ranjang Putri dan menatap gadis kecil yang kini telah terlelap. Mungkin gadis kecil itu juga sudah masuk ke dalam dunia mimpi, bahkan saat tertidur senyuman manisnya tiba-tiba tercetak jelas di wajahnya yang menggemaskan.Handi ikut tersenyum. Pria itu kembali menoleh ke arah istrinya dan menunjukkan senyuman Putri."Kayaknya dia memimpikan sesuatu yang indah sampai tersenyum seperti itu."Siti itu tersenyum setelah mendengar penuturan suaminya dan wanita itu juga merasakan hal yang sama seperti Handi. Wanita itu kembali menatap anaknya dan langsung menarik selimut hingga menutupi sebagian tubuh gadis kecil itu.Siti lantas mengecup kening Putri dan mengelusnya perlahan. "Semoga kamu jadi anak yang kuat, ya? Kamu pasti akan cepat sembuh.""Ya, dia pasti akan segera sembuh. Udah, yuk. Kita k
Bab 256Esok paginya, Putri tak diizinkan untuk berangkat sekolah. Gadis kecil itu mengambil cuti selama setidaknya satu atau dua hari.Siti juga sudah mengabarkan keadaan anaknya itu pada pihak sekolah dan untungnya guru juga memberikan keringanan hingga gadis kecil itu sembuh.Mau tak mau gadis kecil itu memang harus banyak beristirahat hingga keadaannya semakin pulih karena Siti juga tak ingin membiarkan gadis kecil itu berada di sekolah dalam kesulitan dan membuat orang-orang di sekitarnya ikut tak nyaman.Siti menyiapkan sarapan untuk putrinya. Sedangkan Handi kini tengah menyantap sarapannya. Pria itu memiliki jadwal untuk meeting penting kali ini bersama dengan klien, jadi dia tak ingin terlambat ataupun membuang waktu sedikitpun.Tapi sejak tadi pria itu merasa heran karena istrinya seringkali melamun seolah tengah memikirkan sesuatu. Bahkan ketika dia meliriknya lagi, Siti yang tengah mengoleskan selai ke atas roti itu tampak tak fokus.Pria itu tampak mengerutkan keningnya.
Bab 257Siti segera membawakan sarapan untuk Putri. Wanita itu tampak mengetuk pelan pintu kamar anaknya dan tak berselang lama terdengar suara dari dalam."Masuk aja, Bu."Siti lantas memutar gagang pintu dan menatap sosok anaknya yang masih berada di atas kasur."Gimana keadaanmu? Udah lebih baik, kan?"Putri menganggukkan kepalanya dengan cepat. Dia memang sudah merasa jauh lebih baik, tapi karena ayah dan ibunya memintanya untuk tetap berada di rumah, gadis kecil itu tak memiliki pilihan lain dan tetap berada di kamarnya sampai sesekali menggambar ataupun mewarnai untuk meringankan kebosanannya.Siti lantas meletakkan sarapan anaknya ke atas meja dan wanita itu duduk tepat di sisi ranjang anaknya."Kalau Putri butuh sesuatu, jangan turun. Panggil Ibu, Mbak Siti atau Bi Yati. Inget, ya?""Iya, Bu. Tapi Putri bosan disini aja," keluhnya.Siti menghela napas perlahan. Sudah pasti gadis kecil itu merasa bosan karena biasanya di jam segini dia akan pergi ke sekolah untuk belajar dan ju
Bab 258Rosa telah selesai mengamankan semua dokumen yang akan digunakan nanti saat presentasi di depan klien. Wanita itu kembali melirik ke arah jam yang melingkar tepat di pergelangan tangannya dan beralih mendekat ke arah sang atasan."Pak, sebentar lagi klien akan datang."Handi menganggukkan kepalanya perlahan. Pria itu lantas beranjak dari kursinya dan berlalu keluar bersama dengan sekretaris pribadinya.Semua karyawan inti yang memang dipersiapkan untuk presentasi kali ini juga sudah bersiap di ruang rapat.Handi menatap mereka satu persatu. Pria itu merasa senang karena tak ada lagi pengkhianat yang berada di kantornya.Paling tidak dia bisa bekerja dengan nyaman tanpa perlu memikirkan sesuatu yang merugikan.Rosa mendapatkan telepon dari seseorang dan wanita itu segera berbisik pada Handi mengenai klien yang baru saja sampai tepat di depan kantor."Klien sebentar lagi akan sampai di ruang rapat ini jadi kalian semua harus bersiap-siap.""Baik, Pak!"Handi dengan sikap langsu
Bab 259"Pengumuman semuanya!"Semua karyawan yang pada awalnya tengah sibuk bekerja kini tampak menoleh ke arah sumber suara dan menatap lekat Rossa."Ada kabar baik untuk kalian semua mengenai proyek yang baru saja berhasil dan perusahaan kita bekerja sama dengan baik. Jadi Direktur Handi memutuskan untuk mentraktir karyawan semua. Uang bonus juga akan tetap diberikan tanpa potongan dari makanan yang kalian beli. Jadi silahkan pilih makanannya dan pesan sekarang juga."Mata semua karyawan kini tampak bersinar senang setelah mendengarkan berita baik yang begitu menyenangkan dari Rossa. Para karyawan juga tampak bersorak."Wah, gila! Untung kita kerja di perusahaan ini dan punya bos yang baik!"Rossa tampak tersenyum ketika mendengar ocehan salah satu karyawan yang memang ada benarnya. Mungkin pria itu memang terlihat begitu dingin dari luar tapi nyatanya dia memiliki sifat yang begitu lembut dan peduli pada para karyawannya tanpa membanding-bandingkan mereka semua."Nah, pesanlah sek