Bab 260Adi yang mendengar pernyataan itu pun sontak langsung menghentikan langkahnya. Pria itu saat ini berada di dalam dilema karena beberapa bulan yang lalu dia memang sempat dekat dengan Selina.Menurutnya wanita itu memanglah seseorang yang begitu cocok untuknya dan selalu mengerti perasaannya.Meski merasa sedikit takut akan kemungkinan bahwa wanita itu hanya mengatakan omong kosong, Adi pada akhirnya memilih untuk membalikan badannya dan menatap lekat sosok wanita yang kini masih berdiri dengan nafas terengah-engah.Selina menarik sudut bibirnya tipis ketika melihat pria itu berbalik dan kini menatapnya lekat. Dengan langkah perlahan wanita itu mulai mendekat."Kamu beneran Mas Adi, kan?"Adi masih diam. Dia juga enggan menjelaskan dan juga membuka identitasnya secara terang-terangan."Selina, ini aku."Mendengar suara pria itu, Selina semakin yakin kalau tebakannya tak salah. Padahal wanita itu saat ini tengah merasa pusing dan memikirkan cara agar bisa bertemu dengan Adi. Tap
Bab 261Mata Handi terlihat membulat dengan sempurna setelah membaca pesan dari pengirim yang tak dikenal itu."Siapa pemilik nomor ini? Kenapa dia mengetahui tentang Adi?"Ada banyak hal janggal yang membuatnya penasaran. Tapi pria itu juga sedikit percaya karena kemungkinan besar buronan itu memang ada di kota ini.Entah mengapa dia memiliki pikiran dan langsung membalas pesan tersebut.[Beri informasi lebih banyak lagi dan akan ada bayaran atas kerja kerasmu.]Handi tentu saja tak ingin membuang waktu ataupun kesempatan jika memang informasi yang baru saja diterimanya kali ini benar karena dia bisa memanfaatkan itu untuk mencari tahu keberadaan Adi.Saat ini pria itu benar-benar menghilang dan tak meninggalkan jejak sedikitpun. Adi sungguh lihai bersembunyi seolah menjadi penjahat kelas kakap.Handi tak pernah berpikir sedikitpun kalau pada akhirnya pria itu berani untuk kabur dari penjara. Apalagi keamanan di dalam penjara tak bisa diragukan lagi. Namun nyatanya sebuah kecelakaan
Bab 262Handi telah sampai di rumahnya. Pria itu segera turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah. Dia tampak mengedarkan pandangannya ke sekeliling untuk mencari sosok istrinya. Tapi dia tak menemukannya sama sekali.Dia lantas naik ke tangga menuju lantai atas. Sebelum pulang ke rumahnya dia juga sempat mampir ke toko kue untuk membelikan beberapa jenis makanan ringan untuk Putri.Rasanya tak adil jika dia hanya membelikan hadiah untuk Siti seorang. Gadis kecil itu juga masih memerlukan kasih sayang dan merupakan tanggung jawabnya.Handi berada tepat di pintu kamarnya. Pria itu lantas memutar gagang kunci dan masuk ke dalam. Dilihatnya sosok wanita yang kini tengah duduk di sofa. Tapi nyatanya wanita itu ketiduran.Handi menghela nafas perlahan sambil menggelengkan kepalanya.Pria itu lantas mendekat dan memperhatikan istrinya lekat."Kenapa malah ketiduran di sofa?"Pria itu tahu dengan jelas bahwa keadaan istrinya saat ini tengah tak stabil. Apalagi semalam wanita itu mengalami mi
Bab 263"Aku mau ke kamar Putri. Dia pasti bosen sendirian seharian ini. Kebetulan aku juga tadi beli beberapa camilan dan coklat. Dia pasti suka," ujar Handi.Pria itu berdiri dan mengelus pelan puncak kepala istrinya. Siti hanya mengangguk pelan.Wanita itu masih fokus menatap buket bunga tulip yang baru saja diterimanya dari sang suami. Bahkan setiap kali pria itu mendapatkan keberhasilan, dia tak lupa merayakannya dengan orang sekitar. Dulu, Siti pikir dia pria yang dingin. Tapi ternyata dia bukan dingin, hanya saja membatasi segala hal dengan orang lain. Jika sudah mengenalnya lebih jauh, dia benar-benar pria yang baik serta pengertian.Siti mendekatkan buket bunga itu ke hidungnya. Aroma khas bunga tulip segar seketika menyeruak masuk ke dalam lubang hidungnya secara perlahan."Harum," lirihnya.Di sisi lain, Handi berapa tepat di depan pintu kamar anaknya. Pria itu lantas mengetuknya perlahan."Putri, ini Ayah. Apa Ayah boleh masuk?""Ayah? Boleh, masuk aja."Handi segera memu
Bab 264Selina masuk ke dalam salah satu bilik toilet. Ketika para pekerja sibuk makan siang, dia memilih untuk memanfaatkan waktu ini agar bisa menghubungi Adi.Bagaimanapun juga wanita itu tak ingin membuang waktu ketika kesempatan sudah menghampirinya. Untung saja dia berhasil mendapatkan nomor ponsel baru Adi.Kebetulan toilet kali ini juga sepi. Jika pun ada orang yang masuk, Selina pasti bisa mendengarnya.Setelah merasa keadaan aman serta memungkinkan. Wanita itu segera menelepon Adi. Butuh waktu cukup lama hingga pria itu mengangkat panggilannya."Halo, siapa ini?" Suara seorang pria mulai terdengar dari ujung telepon.Mata Selina berbinar, "Ini aku, Mas.""Selina?""Iya, Mas. Maaf, apa aku ganggu kamu?"Dengan tingkah yang lembut dan manja, Selina bertingkah seperti wanita polos yang begitu mencintai Adi. Namun nyatanya di dalam hati wanita muda itu ada sebuah bara yang membara."Nggak juga. Kenapa kamu menelepon?""Mas, kenapa selama ini nggak ada kabar? Aku coba hubungi kam
Bab 265Putri kini sudah diperbolehkan untuk masuk sekolah kembali, namun dengan syarat bahwa ibunya akan tetap ikut untuk mengawasi gadis kecil itu supaya tidak menyusahkan lebih banyak orang di sekolah nantinya.Gadis kecil itu kini tengah menyantap sarapan. Begitu juga dengan Handi.Tak lama, mereka bertiga siap untuk pergi. Handi seperti biasa mengantar anak serta istrinya dulu ke sekolah. Apalagi pria itu tak akan membiarkan apapun terjadi pada keluarganya. Sepanjang perjalan, mereka bertiga mengisi keheningan dengan obrolan. Tatang yang mengemudi juga sesekali nimbrung.Hanya butuh waktu sekitar 15 menit saja dan mereka telah sampai di sekolah. Putri dan Siti segera turun dari mobil. Begitu juga dengan Handi. Setelah berpamitan itu segera melaju pergi bersama dengan sopirnya.Sedangkan Putri dan Siti kini masuk ke dalam gerbang sekolah. Untungnya beberapa staf di sekolah ini memang sudah mengenal mereka berdua. Saat melihat gadis kecil itu cukup kesulitan untuk berjalan, ada be
Bab 266Eva mengutak-atik ponselnya dengan santai sambil menonton televisi. Lagi tadi wanita itu memang memutuskan untuk menghapus postingan yang sempat dia publish di akun sosial media palsu milikku agar bisa menjatuhkan Siti.Tapi nyatanya dia tak berhasil melakukan itu dan sepupunya malah berniat untuk mempermasalahkan masalah ini ke pengadilan.Sejujurnya dia tak ingin melakukan itu. Tapi masalah semakin besar dan dia juga dimusuhi oleh suaminya sendiri.Mau tak mau dia tetap harus melakukannya walaupun sebenarnya masih merasa kesal dan juga terhina sebab statusnya kini diremehkan oleh Siti.Eva mengurutkan kening ketika melihat layar ponselnya menyala dan menandakan adanya panggilan masuk.Tanpa basa-basi wanita itu langsung mengangkat panggilan dari suaminya. Padahal selama beberapa hari belakangan pria itu terus mencoba untuk menghindarinya dengan segala cara dan 1000 alasan."Halo, ada apa?""Sayang, kamu mau belanja nggak?"Mata wanita itu kini tampak memicing ketika mendenga
Bab 267Mata Eva terlihat membulat dengan sempurna setelah mendengar penuturan suaminya."Apa?! Kenapa kamu berpikir seperti itu, Mas? Aku memang menghapus postingannya, tapi bukan berarti aku sudah bersiap untuk meminta maaf pada Siti."Ketegasan itu keluar dengan mudah dari mulut Eva. Sejak awal dia memang tak pernah berniat untuk meminta maaf pada Siti. Bahkan meski sepupunya itu telah membuat masalah ini masuk ke pengadilan sekalipun.Dirga tampak terkejut karena ternyata dugaannya itu salah kaprah. Pria itu sudah terlanjur merasa senang ketika membayangkan istrinya akan meminta maaf pada Siti dan berdamai.Tapi nyatanya itu semua hanyalah khayalan belaka karena istrinya memang benar-benar keras kepala dan tak akan pernah mau melunak sedikitpun meski dia memang bersalah.Keterkejutan itu tiba-tiba membuatnya merasa enggan untuk mengantar istrinya berbelanja karena Dirga pikir dia akan merayakan hal ini dengan membuat istrinya jauh lebih bahagia."Kenapa kamu tidak berniat untuk be
EndingAdi berlari sejauh mungkin ketika pria itu menyadari ada sebuah mobil yang sejak tadi mengikutinya dari belakang."Sial! Masa aku gagal lagi?!"Putri terlihat sangat ketakutan dan gadis kecil itu juga kelelahan karena sejak tadi ditarik dengan paksa oleh Adi. Mereka berdua terus berlari tanpa memperhatikan apapun.Handi menginjak pedal gasnya dan mengemudikan mobilnya jauh lebih cepat dari biasanya ketika melihat sosok Adi. Kemarahan yang ada di dalam hatinya itu semakin memuncak ketika melihat pria itu menarik anaknya."Aku nggak akan pernah melepaskanmu Adi!" Dengan cepat, dia langsung mengerem mobilnya ketika berada tepat di hadapan Adi dan berhasil menghadangnya.Adi terjatuh karena terkejut. Begitu juga dengan Putri. Handi tanpa basa-basi langsung keluar dari mobilnya, dia berjalan mendekat dengan perasaan yang begitu marah."Kamu sudah sangat keterlaluan dan melewati batas dari kesabaranku, Adi. Kamu sudah berani mengusik keluargaku!"Adi tercengang dan merasakan nyalinya
Bab 326Setelah Eva berhasil diamankan oleh polisi, Siti berlalu pergi untuk menemui mantan ibu mertuanya. Wanita itu telah mendapatkan kabar dan juga bukti begitu banyak dari sang suami bahwa sebenarnya orang-orang terdekatnya terlibat soal anaknya yang menghilang.Siti tak ingin diam saja. Selama suaminya kini berjuang untuk menemukan anaknya, dia akan menangkap orang-orang yang terlibat dari masalah ini.Sumi dan Bi Yati yang ikut menemani juga merasa kaget karena Siti terlihat begitu berubah seolah menjadi wanita lain."Mbak," panggil Sumi dengan perasaan yang sedikit takut.Siti tampak menoleh sekilas dan wanita itu tersenyum tipis seolah memberikan kode bahwa dia baik-baik saja."Ti, Bibi harap masalah ini segera selesai dan Putri bisa ditemukan dalam keadaan yang baik-baik saja."Siti menganggukkan kepalanya perlahan. "Aku juga berharap begitu, Bi. Aku tidak akan diam saja jika ada satu luka di kulit Putri."Hanya butuh waktu sekitar 10 menit saja hingga wanita itu sampai tepat
Bab 325Handi dan Selina telah masuk ke rumah dan mendapati keadaan yang begitu berantakan. Mereka lantas berkeliling untuk mencari bukti lebih banyak.Handi menemukan seragam sekolah anaknya dan pria itu bisa yakin bahwa wanita yang sempat memberikan informasi itu tak berbohong sama sekali.Selina menghela napas perlahan. "Maaf, Pak. Sepertinya karena tindakan saya yang terlalu ceroboh, Adi jadi kabur begitu saja dan membawa semua bukti-buktinya."Handi terdiam. Tiba-tiba saja dia mendengar suara ponsel yang berdering.Dua orang yang tengah ada di dalam ruang tamu itu tampak menoleh dengan terkejut. Mereka kini berusaha untuk menemukan ponsel yang berdering karena sadar itu bukan milik dari mereka masing-masing.Selina menyingkirkan salah satu bantal dan menemukan ponsel. Dia sadar kalau ini adalah milik Adi."Pak, saya menemukannya! Ini ponsel milik Adi dan sepertinya karena terburu-buru dia jadi meninggalkannya."Handi dengan cepat langsung merebutnya. "Ini ... darimana dia bisa me
Bab 324Handi telah sampai di tempat yang baru saja dikatakan oleh sosok wanita misterius. Dia juga telah menghubungi pihak kepolisian untuk ikut datang.Pria itu bergegas turun sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar. Padahal sosok wanita itu mengajaknya bertemu di tempat ini, tapi dia tak melihat sosoknya sama sekali."Apa jangan-jangan wanita itu hanya berbohong dan mencoba untuk mengecohku?"Dia merasa takut kalau informasi yang sempat didengarnya itu hanyalah palsu dan membuatnya jadi terkecoh hingga tak jadi pergi ke kantor polisi.Handi mengusap wajahnya dengan kasar. Dia merasa kesal dan berniat untuk kembali masuk ke dalam mobilnya. Tapi sayup-sayup telinganya mendengar suara rintihan seorang perempuan. Dia lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling lagi dan memicingkan matanya ketika melihat sosok wanita yang ada di kejauhan tergeletak di jalanan."Itu ... Hah? Jangan-jangan itu dia!"Tanpa basa-basi sedikit pun dia langsung berlari mendekat. Dilihatnya sosok wanita ya
Bab 323Selina dengan cepat langsung pergi keluar meski rencana awalnya tak berhasil. Tapi wanita itu akan tetap berusaha untuk menyelamatkan Putri.Wanita itu bergegas pergi ke salah satu tempat yang cukup sepi agar bisa menelepon dengan nyaman.Wanita itu meraih salah satu ponsel rahasia miliknya dan langsung mencoba untuk menelepon seseorang. Cukup lama hingga panggilannya itu akhirnya diangkat."Halo, siapa ini?""Pak, saya yakin anda tahu. Beberapa kali saya mencoba untuk mengirimkan bukti-bukti mengenai kejahatan Adi dan Yayuk.""Kamu ...""Ya, benar. Tapi ada hal lain yang jauh lebih penting. Putri, anak anda diculik."Mata pria yang ada di ujung telepon sana tampak terbelalak kaget. Dia yang tengah mengemudikan mobilnya itu sontak langsung mengerem secara mendadak."Bagaimana kau tahu soal anakku yang diculik?" Tak bisa dipungkiri saat ini dia merasa sangat curiga.Selina menghela napas berat. "Ini tak penting sama sekali. Tapi saya tahu di mana keberadaan Putri dan jika Bapa
Bab 322Handi bergegas meraih jaketnya setelah pria itu mendapatkan panggilan penting dari pihak kepolisian.Siti yang tengah duduk itu sontak langsung menatap suaminya dengan tatapan heran."Mas, kamu mau pergi ke mana?"Pria itu tampak menoleh dan diam sejenak. "Mas akan pergi ke kantor polisi karena tadi baru saja mendapatkan panggilan dan katanya ada sedikit titik terang mengenai keberadaan Putri."Mata Siti seketika terbelalak lebar setelah mendengar penjelasan suaminya. "Apa benar, Mas? Kalau begitu aku juga ikut denganmu."Pria itu dengan cepat langsung menggelengkan kepalanya. "Kamu di rumah aja, Ti. Biar Mas yang akan menyelesaikan semua masalah ini."Pri itu tahu dengan jelas kalau kondisi tubuh istrinya sedang tak baik-baik saja sebab wanita itu terus saja memikirkan berbagai kemungkinan buruk mengenai Putri. Dia tak ingin membuat suasana jadi jauh lebih buruk.Siti merasa sedikit kecewa karena takut ijinkan untuk ikut pergi ke kantor polisi. Namun wanita itu juga tak bisa
Bab 321Siti menoleh ke arah suaminya dengan cepat. "Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang, Mas?""Tenang dulu." Pria itu lantas mengulurkan segelas air putih pada istrinya. Siti dengan cepat langsung meminumnya, namun dia tetap saja merasa khawatir."Mas, kita nggak mungkin diam saja seperti ini. Apa yang diinginkan oleh penculik? Uang? Berapa banyak? A-aku punya uang jadi--""Stop, Siti!" Wanita itu langsung diam. Dia yang tadinya tengah merasa sangat kebingungan itu kini perlahan mulai menangis. Dia benar-benar hampir gila karena masalah ini.Handi dengan cepat langsung memeluk agar bisa menenangkannya."Ti, tenang ... kita akan cari solusinya sama-sama."Baik Sumi, Bi Yati, Tatang dan Dadang bisa merasakan kesedihan yang begitu mendalam di sepasang suami istri ini.Padahal mereka belum lama menikah namun telah dipertemukan oleh banyak masalah yang berat dan juga rumit.Setelah merasa istrinya sedikit tenang, pria itu langsung melepaskan pelukannya. Dia kembali beralih menatap
Bab 320Siti melipat mungkin ada juga sajadahnya setelah wanita itu selesai menunaikan salat. Matanya terlihat begitu sembab karena sampai sore ini pun masih belum ada kabar mengenai keberadaan anaknya.Namun dia tak ingin larut dalam kesedihan dan wanita itu akhirnya memutuskan untuk turun ke lantai bawah. Dia tak mungkin membuat orang-orang di rumah ini merasa khawatir terus menerus padanya.Perlahan wanita itu mulai menapaki tangga setelah keluar dari kamarnya. Tapi entah mengapa dia merasakan atmosfer yang cukup berbeda seolah-olah semua orang yang ada di rumah ini tengah merasa tegang.Siti mengerikan pening ketika melihat sosok suaminya kini berada tepat di ruang tamu. Sumi dan Bi Yati juga ada di sana. Bahkan Tatang dan Dadang juga secara kebetulan berada tepat di dalam rumah."Ada apa ini?"Suara Siti telah berhasilkan mengejutkan semua orang dan mereka kini terlihat sangat kikuk.Siti semakin merasa heran, dia mendekat sambil mengerutkan keningnya."Kok malah pada diem aja? A
Bab 319Selina membuka pintu kamarnya dan benar saja, pria yang tak lebih dari benalu itu kini masih tertidur lelap seolah dia tak pernah melakukan kesalahan apapun.Selina menghela napas berat. Apa dia tak sadar kalau belum memberi makan anaknya sendiri?Dia masih tak menyangka karena ada sosok ayah yang begitu tega seperti Adi.Namun marah-marah seperti ini juga tak ada gunanya sama sekali karena pria itu tak mungkin mau mendengarkannya. Dibandingkan harus meluangkan waktu untuk marah-marah, dia memutuskan untuk segera pergi ke lemari bajunya dan mencari pakaian yang pas dikenakan Putri.Cukup lama dia berkutat untuk mencari pakaian, namun tiba-tiba saja ada seseorang yang memeluknya dari belakang dan berhasil membuatnya terpekik kaget."Kamu kaget, ya?" suara berat seorang pria telah berhasil menggetarkan gendang Selina.Wanita itu kini tampak tersenyum kikuk. "Ah, Mas ... kamu kenapa malah ngagetin aku, sih?"Adi hanya diam. Pria itu merasa seolah-olah berada di awan karena memili