Bab 259"Pengumuman semuanya!"Semua karyawan yang pada awalnya tengah sibuk bekerja kini tampak menoleh ke arah sumber suara dan menatap lekat Rossa."Ada kabar baik untuk kalian semua mengenai proyek yang baru saja berhasil dan perusahaan kita bekerja sama dengan baik. Jadi Direktur Handi memutuskan untuk mentraktir karyawan semua. Uang bonus juga akan tetap diberikan tanpa potongan dari makanan yang kalian beli. Jadi silahkan pilih makanannya dan pesan sekarang juga."Mata semua karyawan kini tampak bersinar senang setelah mendengarkan berita baik yang begitu menyenangkan dari Rossa. Para karyawan juga tampak bersorak."Wah, gila! Untung kita kerja di perusahaan ini dan punya bos yang baik!"Rossa tampak tersenyum ketika mendengar ocehan salah satu karyawan yang memang ada benarnya. Mungkin pria itu memang terlihat begitu dingin dari luar tapi nyatanya dia memiliki sifat yang begitu lembut dan peduli pada para karyawannya tanpa membanding-bandingkan mereka semua."Nah, pesanlah sek
Bab 260Adi yang mendengar pernyataan itu pun sontak langsung menghentikan langkahnya. Pria itu saat ini berada di dalam dilema karena beberapa bulan yang lalu dia memang sempat dekat dengan Selina.Menurutnya wanita itu memanglah seseorang yang begitu cocok untuknya dan selalu mengerti perasaannya.Meski merasa sedikit takut akan kemungkinan bahwa wanita itu hanya mengatakan omong kosong, Adi pada akhirnya memilih untuk membalikan badannya dan menatap lekat sosok wanita yang kini masih berdiri dengan nafas terengah-engah.Selina menarik sudut bibirnya tipis ketika melihat pria itu berbalik dan kini menatapnya lekat. Dengan langkah perlahan wanita itu mulai mendekat."Kamu beneran Mas Adi, kan?"Adi masih diam. Dia juga enggan menjelaskan dan juga membuka identitasnya secara terang-terangan."Selina, ini aku."Mendengar suara pria itu, Selina semakin yakin kalau tebakannya tak salah. Padahal wanita itu saat ini tengah merasa pusing dan memikirkan cara agar bisa bertemu dengan Adi. Tap
Bab 261Mata Handi terlihat membulat dengan sempurna setelah membaca pesan dari pengirim yang tak dikenal itu."Siapa pemilik nomor ini? Kenapa dia mengetahui tentang Adi?"Ada banyak hal janggal yang membuatnya penasaran. Tapi pria itu juga sedikit percaya karena kemungkinan besar buronan itu memang ada di kota ini.Entah mengapa dia memiliki pikiran dan langsung membalas pesan tersebut.[Beri informasi lebih banyak lagi dan akan ada bayaran atas kerja kerasmu.]Handi tentu saja tak ingin membuang waktu ataupun kesempatan jika memang informasi yang baru saja diterimanya kali ini benar karena dia bisa memanfaatkan itu untuk mencari tahu keberadaan Adi.Saat ini pria itu benar-benar menghilang dan tak meninggalkan jejak sedikitpun. Adi sungguh lihai bersembunyi seolah menjadi penjahat kelas kakap.Handi tak pernah berpikir sedikitpun kalau pada akhirnya pria itu berani untuk kabur dari penjara. Apalagi keamanan di dalam penjara tak bisa diragukan lagi. Namun nyatanya sebuah kecelakaan
Bab 262Handi telah sampai di rumahnya. Pria itu segera turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah. Dia tampak mengedarkan pandangannya ke sekeliling untuk mencari sosok istrinya. Tapi dia tak menemukannya sama sekali.Dia lantas naik ke tangga menuju lantai atas. Sebelum pulang ke rumahnya dia juga sempat mampir ke toko kue untuk membelikan beberapa jenis makanan ringan untuk Putri.Rasanya tak adil jika dia hanya membelikan hadiah untuk Siti seorang. Gadis kecil itu juga masih memerlukan kasih sayang dan merupakan tanggung jawabnya.Handi berada tepat di pintu kamarnya. Pria itu lantas memutar gagang kunci dan masuk ke dalam. Dilihatnya sosok wanita yang kini tengah duduk di sofa. Tapi nyatanya wanita itu ketiduran.Handi menghela nafas perlahan sambil menggelengkan kepalanya.Pria itu lantas mendekat dan memperhatikan istrinya lekat."Kenapa malah ketiduran di sofa?"Pria itu tahu dengan jelas bahwa keadaan istrinya saat ini tengah tak stabil. Apalagi semalam wanita itu mengalami mi
Bab 263"Aku mau ke kamar Putri. Dia pasti bosen sendirian seharian ini. Kebetulan aku juga tadi beli beberapa camilan dan coklat. Dia pasti suka," ujar Handi.Pria itu berdiri dan mengelus pelan puncak kepala istrinya. Siti hanya mengangguk pelan.Wanita itu masih fokus menatap buket bunga tulip yang baru saja diterimanya dari sang suami. Bahkan setiap kali pria itu mendapatkan keberhasilan, dia tak lupa merayakannya dengan orang sekitar. Dulu, Siti pikir dia pria yang dingin. Tapi ternyata dia bukan dingin, hanya saja membatasi segala hal dengan orang lain. Jika sudah mengenalnya lebih jauh, dia benar-benar pria yang baik serta pengertian.Siti mendekatkan buket bunga itu ke hidungnya. Aroma khas bunga tulip segar seketika menyeruak masuk ke dalam lubang hidungnya secara perlahan."Harum," lirihnya.Di sisi lain, Handi berapa tepat di depan pintu kamar anaknya. Pria itu lantas mengetuknya perlahan."Putri, ini Ayah. Apa Ayah boleh masuk?""Ayah? Boleh, masuk aja."Handi segera memu
Bab 264Selina masuk ke dalam salah satu bilik toilet. Ketika para pekerja sibuk makan siang, dia memilih untuk memanfaatkan waktu ini agar bisa menghubungi Adi.Bagaimanapun juga wanita itu tak ingin membuang waktu ketika kesempatan sudah menghampirinya. Untung saja dia berhasil mendapatkan nomor ponsel baru Adi.Kebetulan toilet kali ini juga sepi. Jika pun ada orang yang masuk, Selina pasti bisa mendengarnya.Setelah merasa keadaan aman serta memungkinkan. Wanita itu segera menelepon Adi. Butuh waktu cukup lama hingga pria itu mengangkat panggilannya."Halo, siapa ini?" Suara seorang pria mulai terdengar dari ujung telepon.Mata Selina berbinar, "Ini aku, Mas.""Selina?""Iya, Mas. Maaf, apa aku ganggu kamu?"Dengan tingkah yang lembut dan manja, Selina bertingkah seperti wanita polos yang begitu mencintai Adi. Namun nyatanya di dalam hati wanita muda itu ada sebuah bara yang membara."Nggak juga. Kenapa kamu menelepon?""Mas, kenapa selama ini nggak ada kabar? Aku coba hubungi kam
Bab 265Putri kini sudah diperbolehkan untuk masuk sekolah kembali, namun dengan syarat bahwa ibunya akan tetap ikut untuk mengawasi gadis kecil itu supaya tidak menyusahkan lebih banyak orang di sekolah nantinya.Gadis kecil itu kini tengah menyantap sarapan. Begitu juga dengan Handi.Tak lama, mereka bertiga siap untuk pergi. Handi seperti biasa mengantar anak serta istrinya dulu ke sekolah. Apalagi pria itu tak akan membiarkan apapun terjadi pada keluarganya. Sepanjang perjalan, mereka bertiga mengisi keheningan dengan obrolan. Tatang yang mengemudi juga sesekali nimbrung.Hanya butuh waktu sekitar 15 menit saja dan mereka telah sampai di sekolah. Putri dan Siti segera turun dari mobil. Begitu juga dengan Handi. Setelah berpamitan itu segera melaju pergi bersama dengan sopirnya.Sedangkan Putri dan Siti kini masuk ke dalam gerbang sekolah. Untungnya beberapa staf di sekolah ini memang sudah mengenal mereka berdua. Saat melihat gadis kecil itu cukup kesulitan untuk berjalan, ada be
Bab 266Eva mengutak-atik ponselnya dengan santai sambil menonton televisi. Lagi tadi wanita itu memang memutuskan untuk menghapus postingan yang sempat dia publish di akun sosial media palsu milikku agar bisa menjatuhkan Siti.Tapi nyatanya dia tak berhasil melakukan itu dan sepupunya malah berniat untuk mempermasalahkan masalah ini ke pengadilan.Sejujurnya dia tak ingin melakukan itu. Tapi masalah semakin besar dan dia juga dimusuhi oleh suaminya sendiri.Mau tak mau dia tetap harus melakukannya walaupun sebenarnya masih merasa kesal dan juga terhina sebab statusnya kini diremehkan oleh Siti.Eva mengurutkan kening ketika melihat layar ponselnya menyala dan menandakan adanya panggilan masuk.Tanpa basa-basi wanita itu langsung mengangkat panggilan dari suaminya. Padahal selama beberapa hari belakangan pria itu terus mencoba untuk menghindarinya dengan segala cara dan 1000 alasan."Halo, ada apa?""Sayang, kamu mau belanja nggak?"Mata wanita itu kini tampak memicing ketika mendenga