Share

109. Putus

"Aku tidak ingin mengorbankan karier dan masa depanku."

Sampai di sini aku paham. Mas Dodi lebih memilih karir dan keluarganya. Baiklah. Bagiku tidak masalah.

"Oke, kalau itu keputusan Mas Dodi." aku menarik badan dan bersandar pada kursi sambil mengibaskan rambut. Ingin menegaskan pada Mas Dodi kalau aku baik-baik saja dan tidak akan menderita ketika dia lebih memilih istri dan karirnya.

"Kamu tidak ingin aku perjuangkan?" Pertanyaan Mas Dodi membuatku beralih dari gelas minuman ke wajahnya.

"Memperjuangkan? Maksud Mas Dodi apa?"

Sudah jelas tadi mas Dodi memilih karir dan istrinya. Tapi sekarang aku harus minta diperjuangkan juga?

"Aku bisa meninggalkannya demi kamu," ucapnya serius.

Enteng sekali Mas Dodi mengatakan bisa meninggalkan istrinya demi aku. Setelah dia lepas dari wanita itu otomatis dia juga akan lepas dari pekerjaannya. Lalu apa yang aku harapkan dari pria pengangguran?

"Aku nggak apa-apa. Aku akan baik-baik saja tanpa Mas Dodi." Kupasang senyum se-natural mungkin.

"T
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status