Home / Romansa / Karena Kita Berbeda / Bab 2 : Aku Mencintainya, Kamu Akan Kecewa

Share

Bab 2 : Aku Mencintainya, Kamu Akan Kecewa

Author: Mel Lauravin
last update Last Updated: 2021-08-17 21:39:45

"Kamu ?" Lagi ?"

“Kamu bisa gak sih jadi cewek itu anggun gak pecicilan?” Kayaknya hidup aku tuh gak beruntung banget setiap kali ketemu sama kamu."

"Huft." Menghela napas panjang. Dengan penuh rasa kesal dihatinya Bian menatap Ruth tajam.

“Sorry !” Sahut Ruth sambil menyatukan kedua tangannya.

Kemudian Bian berlalu pergi, malas jika harus berdebat kusir dengan seorang wanita, apalagi di perpustakaan, dan tiba-tiba Ruth memanggilnya kembali.

“Bian ! Maaf, aku-aku gak sengaja." Menatap lelaki didepannya dengan mata berbinar.

“Sudahlah, lupakan!” berlalu pergi.

“Abian kamu makin keren deh kalau lagi jengkel begitu, makin gemes dan aku semakin terpesona." Batin Ruth menatap penuh kekaguman.

Kemudian dia berlari kecil mensejajarkan langkahnya dengan Bian.

“Bian, tunggu!”

“Apalagi sih? CEWEK PECICILAN ?”

“What?” pekiknya dengan nada tak percaya.

“CE-WEK PE-CI-CI-LAN, jelas?”

Ruth hampir menangis dikatakan pecicilan oleh seorang Abian, dengan air bening menggenang di pelupuk matanya siap tumpah dengan sekali kedipan saja.

“Kamu jahat Yan, tega banget bilang aku gitu.”

“Terus masalah buat kamu? Kan emang kamu pecicilan. Sadar gak sih kalau setiap ketemu kamu selalu aja ada kejadian yang membuat aku kesal.

“Iya, maaf !” Gadis itu menyatukan kedua tangannya.

Bian tampak cuek dan berlalu pergi.

“Bi, tunggu !” berteriak memanggil Bian

“Apa lagi Non?”

“Ha?” Dengan raut wajah bingung.

“Nih anak emang ngeselin ya!”

“hhmm, it's me! Kamu bakalan rindu gak kalau satu hari aja gak ketemu aku?" Tanya Ruth sambil menaik turunkan alisnya.

“PD loh ketinggian Nona!”

“Ngaku aja deh Tuan Abian Anggara Firman yang terhormat. Gak usah jaim, aku ikhlas kok. Sepi kan kalau gak ada aku? Buktinya setiap ketemu aku, kamu jadi banyak bicara." Celotehnya panjang kali lebar.

“Wah-wah-wah-wah, ngomong sama tangan!” Sambil mengangkat tangan kanannya.

Dan berlalu pergi.

“Mau kemana kamu Yan?” teriak Ruth.

“Mading!” kenapa mau ikut lo?”

“Boleh?”

“ENGGAK !” Titah Abian tegas.

“Awas kamu ya Yan, entar jatuh cinta sama aku”

“Gak Bakal!”

“ Yakin kamu?”

“Yakin!" Ucapnya mantap. "Udah sana jauh-jauh." Sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

“Kalau kamu jatuh cinta sama aku gimana? Atau aku yang jatuh cinta sama kamu?" Tanya gadis bermata cokelat menawan itu. Ucapan Ruth sukses membuat langkah kaki Abian terhenti.

“Kamu yang bakalan kecewa sebaiknya jangan."

“Kenapa?”

“Banyak tanya kamu, kalau aku bilang jangan ya jangan."

“Kenapa? Kamu sudah punya pacar?”

“Bukan urusanmu." cecar Abian tegas.

“Jawab aku Yan." Sambil mensejajarkan langkah dengan Bian.

“Kamu beneran mau tau ?"

“Hm." Sambil menganggukkan kepala.

“Dengar ya baik-baik, aku sudah punya pacar atau belum itu bukan urusan kamu. Dan juga tidak ada kewajiban untuk menjelaskannya ke kamu." Abian berlalu pergi namun langkahnya masih saja terhenti dengan pertanyaan Ruth lagi.

“Siapa pacar kamu?" Tanya Ruth penasaran dan merasa tidak puas dengan jawaban yang keluar dari bibir lelaki yang berhasil mengusik hatinya.

"Kenapa diam? Dia tidak di sini, jauh dari kamu gitu? kalian LDR? Tanya Ruth penasaran.

Abian masih terdiam enggan menanggapi. Kedua tangannya sibuk menempelkan selembar kertas yang dipenuhi dengan huruf demi huruf yang tersusun menjadi rangkaian kata-kata di papan mading.

“Selesai." Ucapnya sambil menepuk-nepuk tangan dan berjalan.

“ Bi jawab aku!"

“Apa?"

“Pacar kamu? Sambil mensejajarkan langkah.

Ruth tidak menyadari bahwa kaki kanannya menginjak bagian lantai yang tidak rata, gadis itu hampir terjatuh. Bian yang berada disampingnya cepat menyadari kondisi Ruth yang hampir terjatuh dan dengan sigap tangan kanannya meraih pinggang Ruth, sementara tangan kirinya memegang tangan kiri Ruth dan tiba-tiba,

“Aaa." Teriak Ruth hampir terjatuh.

Dengan sigap Bian menangkapnya.

“ Ruth, Awas!”

Dalam posisi yang hampir berpelukan dengan jarak mereka yang begitu dekat, netra kedua insan berbeda jenis kelamin ni bertemu pandang. Dengan jarak yang kian terkikis, Ruth menatap dalam netra hitam pekat milik Abian, menatapnya sangat lama, begitu juga dengan Abian. Jantung keduanya kian berdebar saling bersahutan. Saling menatap dalam keheningan hingga beberapa detik kemudian kedua insan itu tersadar.

Deg.

"OMG jantungku." Batin Ruth dengan muka bersemu merah.

“E-eh maaf!" Sahut Abian dengan gerakan salah tingkah sambil memegang dahinya.

“Aku juga minta maaf. Terima kasih.“

“Hm ya. Aku duluan."

“Oh iya, silakan Bi!"

Lalu Abian pun berlalu pergi, sementara Ruth,

“OMG, apa yang terjadi? Janntungku sepertinya harus diperiksa, kenapa detaknya tidak beraturan begini? Aahh!" Teriaknya, kemudian dia tersadar.

“Bian, tunggu!"

“Apalagi?"

“Kamu belum jawab pertanyaan aku."

“Pertanyaan yang mana?"

“Pacar kamu?"

“Ck." Abian berdecak malas.

“Aku mau tahu siapa dia?”

“Kenapa kamu mau tahu semua tentang aku, bukan urusan kamu juga kan?"

“Jadi urusan aku kalau aku suka sama kamu, atau sebaliknya."

“PD kamu nona Ruth!”

“Mungkin suatu saat nanti." Ruth berkata

“Aku sudah bilang jangan!"

“Kenapa? Karena kamu sudah punya pacar? Aku akan merebut kamu dari dia."

“Jangan nanti kamu kecewa!"

“Siapa yang kecewa? Aku atau dia?"

“Kamu dan dia. Aku tidak ingin itu terjadi."

“Aku dan Dia kecewa?” tanya Ruth

“ Ya, aku tidak ingin salah satu diantara kalian berdua kecewa atau bahkan kalian berdua yang akan kecewa karena aku."

“ Kenapa? Apa kamu sangat mencintainya?"

“Ya, aku sangat mencintainya!” Sambil memejamkan mata Abian membayangkan gadis ayunya. "Dia adalah gadis pertama yang mengisi hatiku, memberi warna dalam hidupku. Dia gadis yang baik yang rela menghabiskan sisa-sisa waktunya untuk menungguku, hanya untuk menungguku, bahkan dia rela menjaga kesetiaannya dalam setiap embusan napasnya. Menanti dan terus menanti. Bukan tidak bisa untuknya mencari pria lain, karena dia adalah gadis yang baik, cantik, lembut dan berhati malaikat. Aku yakin, di sana pasti banyak pria yang menginginkannya, tapi dia bilang, dia telah memilihku dan tidak akan pergi jika bukan aku yang memintanya. Dia akan menjaga hati dan perasaannya sampai aku kembali membawanya dalam keabadian cinta. Dia sangat pengertian bahkan dia tidak pernah marah ketika aku tidak sempat menghubunginya. Ketika aku menghubunginya maka sapaan lembut dan manja yang akan keluar dari bibirnya yang selalu mampu menenangkan dan melepas lelahku. Dan seandainya dia berada didekatku aku akan memeluknya erat dan tak kan membiarkan dia lepas dan pergi. Ya begitulah gadis ayuku. Dia berhati malaikat. Jadi mana mungkin aku sanggup menyakitinya. Jika kau menyukaiku, sebaiknya kau buang jauh rasa itu dan jangan biarkan rasamu tumbuh dan semakin tumbuh. Aku hanya tidak ingin kau atau dia kecewa." Ucap Abian panjang lebar.

Sementara Ruth berdiri mematung mendengar semua ucapan Abian, kedua kakinya seperti terpaku tanpa bisa melangkah dan berkata,

“Apakah tak ada kesempatan untukku?”

“Entahlah, aku tak ingin memberi harapan padamu dan aku rasa kau juga mengerti."

“Hm." Ruth hanya bergumam.

"Tapi aku menyukaimu Yan dan aku, a_ku tidak bisa mencegah perasaanku."

"Cegahlah semampumu Ruth!" Tegas Bian.

"Jika aku tetap tak bisa mencegahnya, maka apa yang akan terjadi?"

"Entahlah, mungkin sesuatu yang tidak pernah akan bisa kita bayangkan. Entah aku, kau atau dia yang akan terluka, atau mungkin justru kita bertiga yang akan terluka dan kecewa. Jadi cegahlah sebisamu."

Kedua insan berbeda jenis kelamin itu terdiam untuk sesaat sambil mencerna keadaan apa yang sedang terjadi diantara mereka berdua. Tanpa mereka tahu ke mana takdir akan membawa perasaan yang tumbuh tanpa mereka pinta.

Di kelas

“Hei bro, dicariin ke perpus gak ada rupanya di sini.” Sapa Dion.

“Iya, bentar doang aku di perpus!”

“Lemes amat kenapa? Gegana lo?" Ejek Dion

“Apaan sih?" Gaje."

“Aku tahu nih, kalau begini gejalanya pasti berkaitan dengan Bening. Kenapa kangen lo ama dia? Berat bro emang kalau LDR, tapi aku salut sama kalian berdua, bisa saling menjaga. Tapi Bening emang baik sih, super baik malah, langka banget model cewek kayak dia. Jangan sakitin dia bro!”

“ Tau aja kalau aku lagi mikirin Bening. Iya benar aku lagi rindu ama dia. Gak lah, gak bakalan aku nyakitin dia."

“Aku tuh tahu banget perjalanan kalian dari dulu sampai sekarang, dari zaman kita masih ingusan. Bagaimana dulunya kamu jadi penggemar rahasianya dia. Dia yang banyak dikagumi lelaki dan pada akhirnya dia memilih kamu."

“Aku juga gak nyangka kalau akhirnya aku sama dia akhirnya bisa bersama."

“Aku orang pertama yang tidak rela kamu pisah sama dia, kalau kamu nyakitin dia, ingat-ingat masa dulu kamu mencoba mendapatkan dia. Dan masa-masa yang udah kalian lalui berdua.

“Hm." Menggumam.

“Kamu benar Di, sudah banyak tahun yang kami lalui, sudah banyak waktu yang kami lewati. Aku hanya ingin kelak kami berakhir bahagia.

“Mudah-mudahan Bi, asalkan kamu tetap bisa jaga hati, mata dan imanmu!"

“Kok aku?”

“Ya kamu lah, kalau Bening sih gak ragu akunya, dia bakalan setia dan bisa jaga hati, sekalipun kamu ninggalin dia, aku yakin dia tetap akan nungguin kamu. Kecuali, Dion menggantung ucapannya

“Kecuali apa? Tanya Abian.

“Kecuali aku yang gantiin posisi kamu di hati Bening."

“Maksud kamu? Dion, kamu suka sama Bening?Mau mengkhianati aku kamu?” Tanya Bian dengan tatapan marah.

“Hm!" Sambil mengedikkan bahu.

“Dion !” Teriak Abian.

“Apaan sih? Bercanda juga, makanya jaga dia baik-baik, kalau enggak, aku akan rebut Bening dari kamu."

“Teman makan teman kamu? Atau teman adalah maut?"

“Hahahahaha." Mereka tertawa bersama, merasa bodoh dengan apa yang mereka ucapkan. Dan tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada mereka kedepannya. Bersahabat sejak kecil, sekolah yang sama hingga mereka kuliah pun pada kampus dan jurusan yang sama. Saling berbagi dalam suka dan duka.

Related chapters

  • Karena Kita Berbeda   Bab 3 : Miss You So Much Bee

    Abian telah kembali ke tempat di mana dia menyewa sebuah rumah bersama Dion sahabatnya. Ya rumah yang tidak terlalu besar yang terdiri dari dua kamar tidur dan satu kamar mandi. Rumah dengan design minimalis dengan cat berwarna hijau muda yang terlihat bersih dan terawat. Cukup nyaman dengan taman kecil yang ditumbuhi rumput hijau dan bunga-bunga yang bermekaran menambah keasrian rumah tersebut. Di tengah langit senja yang temaram, pria tampan itu menjatuhkan bokongnya pada salah satu kursi di teras rumah yang ditempatinya. “ Kenapa aku begitu merindukannya ?” sedang apa dia gadis ayuku ?” Meraih gawai dari saku celana jeansnya hendak melihat apakah ada pesan atau telpon dari sang pemilik hati. “Tidak ada!” gumamnya Lalu jemarinya sibuk mengetik sebuah pesan yang ditujukan kepada gadis ayunya “Assalamualaikum Bee ” “Kamu lagi sibuk banget ya ? Sampai satu hari ini gak ada kabar dari kamu, nanti kalau kamu udah baca pesan aku, telpon atau kabari aku !” Ok !” “Miss you so m

    Last Updated : 2021-08-21
  • Karena Kita Berbeda   Bab 4 : Aku Akan Melamarmu

    Kemudian gadis ayu ini membuka hpnya dan membaca semua pesan yang dikirimkan kepadanya dari lelaki yang selalu menjadi nomor satu di hati. “Assalamualaikum Bee!" "Kamu lagi sibuk banget ya? Satu hari ini tidakk ada kabar dari kamu, nanti kalau kamu udah baca pesan aku, telpon atau kabari aku,Ok!" “Miss you so much Bee!” Kemudian gadis ayu ini langsung mencari contack name dengan nama “ My Bii”, lalu mencoba menelpon seseorang di sana yang sudah sangat merindukannya. Tut,tut,tut, belum ada jawaban kemudian ia mengulangi panggilan kembali Tut, tut, tut, tut Sementara Abian yang memang sudah menunggu kabar dari gadis ayunya segera berlari meraih gawainya, berharap seseorang yang dirindukannyalah yang menghubunginya. Senyum manis terukir di bibirnya mnegetahui siapa yang sudah menelponnya. Sebuah name contack dengan tulisan “ My Bee “. Lalu dengan segera menekan tombol hijau. “Hallo, assalammualaikum Bee!" Suara bariton itu lembut menyapa gadis ayu yang sudah sangat dirindukan

    Last Updated : 2021-08-21
  • Karena Kita Berbeda   Bab 5: Ragu dan Menyerah ?

    BAB 5 : Ragu dan Menyerah ? Pagi yang cerah. “Yan, libur semester ini balik gak ?” Tanya Dion pada sahabatnya. “Belum tau sih, Di. Rencana pas kelar kuliah aja baru balik, maunya cepat selesai biar cepat kerja, nabung buat ngelamar Bening.” “Ceileh, dah mikir kawin aja lo!” Sahut Dion dengan nada kentara meledek. “Ya iyalah Di, kamu kan tau, aku sama dia udah berjarak lama banget. Kalau gak cepat-cepat dihalalin ntar keburu orang lain yang halalin. Udah sejauh ini juga kan?” “Benar juga sih. Asal jangan lo yang ngebet, lo yang ngingkari.” Ucap Dion mengingatkan kalau temannya lupa. Untuk sejenak Abian terdiam. Kata-kata sahabatnya itu seperti menusuk tepat di jantungnya. Di tengah obrolan mereka, tiba-tiba gawai Abian berdering tanda sebuah notifikasi masuk dari gawainya. Senyum lelaki tampan itu mengembang sempurna dari sudut bibirnya, melihat siapa pengirim pesan bertuliskan “My Bee”. Kemudian dia langsung membuka dan membaca pesan yang dikirimkan oleh pujaan hatinya yang

    Last Updated : 2021-11-02
  • Karena Kita Berbeda   Bab 6 : Jadilah Pacar Aku

    Abian begitu terkejut dengan pengakuan tiba-tiba dari seorang gadis yang menurutnya terlalu berani dan blak-blakan soal pengakuan perasaannya. Saat ini bahkan dirinya belum sempat mencerna keadaan apa yang sedang terjadi. Namun dirinya sempat berpikir bahwa gadis ini sangat bertolak belakang dengan gadis ayunya. Jika Bening adalah seorang gadis yang lembut, ayu, dan penuh kehati-hatian, tidak blak-blakan, baik bahkan sangat baik dan berhati malaikat. Maka Ruth adalah kebalikan dari gadisnya. Lebih terbuka, blak-blakan, periang, ambisius, sangat vokal dan dominan. "Kamu ngomong apa sih Ruth?" Tanyanya memastikan. "Aku suka sama kamu Yan." Sahut Ruth penuh keyakinan. "Ruth kamu?" Abian seolah tak mampu berkata-kata. "Gila?" Sela Ruth memotong pembicaraan. "Iya, aku gila, tergila-gila sama kamu Yan." Mencoba meraih tangan kanan Abian. "Kamu apa-apaan sih? Lepaskan Ruth!" Perintahnya sambil menepis tangan Ruth. "Yan, kasi aku kesempatan untuk kamu mengenal aku dan aku menge

    Last Updated : 2021-11-05
  • Karena Kita Berbeda   Bab 7 : Siapa Ruth?

    Hari ini setelah pengakuan yang cukup mengejutkan dan melewati hari yang panjang dengan jadwal perkuliahan yang cukup menguras tenaga, Abian sedang duduk di bawah pohon nan rindang, ditemani angin sepoi-sepoi yang cukup membuat udara sekitar menjadi lebih segar. Lelaki tampan itu lalu mengambil ponsel dari dalam tasnya, dirinya baru saja mengingat bahwa ada pesan dari Bening yang sempat terabaikan, lalu ia segera membuka aplikasi berkirim pesan berwarna hijau itu dan membuka ruang chat dengan kontak nama”My Bee”. Senyum terukir dari bibirnya, setelah membaca pesan singkat dari gadis yang kesetiaannya tidak diragukan lagi.“Kak, kapan pulang? Rasanya aku sudah tidak kuat menahan rasa rindu yang kian membuncah ini. Sudah hampir dua tahun kamu tidak pulang. Apakah kamu tidak merindukanku atau rinduku tidak sebesar rindumu padaku kak?”"Kak?”“Kak Bii ?”“My Bii ?”“Abiaaaaaannn?”“ABIAN ANGGARA FIRMAN? Kamu kemana sih?”“MENYEBALKAN.”Setelah membaca pesan singkat dari gadis pujaan hati,

    Last Updated : 2025-01-24
  • Karena Kita Berbeda   Bab 8: Jaga Batasanmu

    Bab 8: Jaga Batasanmu“Selamat ulang tahun Abian sayang.” Ucap Ruth dengan nada lembut dan mesra.Abian menoleh ke arah di mana gadis itu berada. Lelaki tampan itu melihat Ruth dengan tatapan tajam.“Ruth?” Gumamnya hingga terdengar oleh Bening.“Ruth?” Tanya Bening dengan nada yang tak biasa.“Bee!” Abian berusaha memberikan penjelasan pada Bening.“Siapa Ruth? Dia memanggilmu sayang kak?” Tanya Bening penuh curiga.Abian terdiam, menatap tajam gadis disampingnya. Tanpa berkata sepatah katapun pada Bening, dirinya langsung mematikan sambungan telepon. Dan itu tentu saja membuat gadis itu semakin curiga. Berulang kali Bening mencoba menghubungi Abian kembali, namun tak satupun panggilannya dijawab oleh lelaki itu. Membuat dirinya semakin kesal dan bertambah curiga.“Ruth siapa? Sayang? Dia bahkan memanggil Kak Bian dengan sebutan sayang. Ada apa ini sebenarnya? Aku yang ingin memberinya kejutan, justru aku yang terkejut. Apa kak Bian selingkuh? Ah, tidak-tidak, ini tidak mungkin, seba

    Last Updated : 2025-01-25
  • Karena Kita Berbeda   Bab 9: Curiga

    Teriakkan Bening terdengar nyaring di telinga Abian, dia langsung berlari ke arah sumber suara. Di dapur terlihat gadis itu tengah memegang lututnya yang terluka. Lantai yang licin akibat ada sedikit tumpahan minuman membuat Bening terpeleset dan karena mencari pegangan agar tidak terjatuh, tangan kanannya memegang pada sebuah rak di mana tersusun piring dan mangkuk berbahan plastik dengan brand ternama. Pada akhirnya bukan hanya Bening yang terjatuh, tapi piring dan mangkuk plastik itupun terjatuh dan menimpa dirinya.Abian yang melihat posisi gadis itu terjatuh sambil mengelus-elus kepalanya yang kejatuhan benda sambil memegangi lututnya yang sedikit berdarah langsung mendekati.“Kamu tidak apa-apa? Kenapa bisa jatuh?” Jelas raut khawatir terlukis diwajah dan nada suaranya.Gadis itu menggelengkan kepalanya, ia hampir menangis, airmatanya sudah siap untuk tumpah membasahi pipinya. Abian yang cepat tanggap pada keadaan langsung mencegah agar gadisnya tidak menangis.“Jangan menangis

    Last Updated : 2025-01-31
  • Karena Kita Berbeda   Bab 10 : Kita Adalah Maybe

    Ucapan Dion cukup mengejutkan bagi Abian. Lelaki itu seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Lalu dirinya kembali mempertanyakannya lagi.“Di, kamu serius dengan apa yang kamu katakan tadi?”“Yan, Yan, aku hanya bercanda. Mana mungkin aku mengkhianatimu. Kamu dan Bening itu sahabatku, kalian berdua sudah seperti keluargaku sendiri. Tenang saja, masih banyak gadis-gadis lain yang bisa aku suka.”“Benarkah? Tapi kenapa kamu masih sendiri saja sampai sekarang?” ejek Bian.“Itu karena aku hanya ingin satu saja seumur hidup. Tidak ingin menyakiti banyak wanita.”“Benarkah? Dan aku percaya,”celetuk Abian santai sambil merangkul bahu sahabatnya.“Kamu memang harus percaya.”“Baiklah, aku percaya.”####Hari ini terasa sangat melelahkan bagi Bening, setelah seharian menjalankan aktivitas sebagai mahasiswi dengan segudang kegiatan dan segudang pula praktik klinik yang ia jalankan. Ya, sebagai mahasiswi kebidanan waktu untuk sekedar melepaskan lelah dirasa sangat dibutuhkan walaupun h

    Last Updated : 2025-02-04

Latest chapter

  • Karena Kita Berbeda   Bab 10 : Kita Adalah Maybe

    Ucapan Dion cukup mengejutkan bagi Abian. Lelaki itu seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Lalu dirinya kembali mempertanyakannya lagi.“Di, kamu serius dengan apa yang kamu katakan tadi?”“Yan, Yan, aku hanya bercanda. Mana mungkin aku mengkhianatimu. Kamu dan Bening itu sahabatku, kalian berdua sudah seperti keluargaku sendiri. Tenang saja, masih banyak gadis-gadis lain yang bisa aku suka.”“Benarkah? Tapi kenapa kamu masih sendiri saja sampai sekarang?” ejek Bian.“Itu karena aku hanya ingin satu saja seumur hidup. Tidak ingin menyakiti banyak wanita.”“Benarkah? Dan aku percaya,”celetuk Abian santai sambil merangkul bahu sahabatnya.“Kamu memang harus percaya.”“Baiklah, aku percaya.”####Hari ini terasa sangat melelahkan bagi Bening, setelah seharian menjalankan aktivitas sebagai mahasiswi dengan segudang kegiatan dan segudang pula praktik klinik yang ia jalankan. Ya, sebagai mahasiswi kebidanan waktu untuk sekedar melepaskan lelah dirasa sangat dibutuhkan walaupun h

  • Karena Kita Berbeda   Bab 9: Curiga

    Teriakkan Bening terdengar nyaring di telinga Abian, dia langsung berlari ke arah sumber suara. Di dapur terlihat gadis itu tengah memegang lututnya yang terluka. Lantai yang licin akibat ada sedikit tumpahan minuman membuat Bening terpeleset dan karena mencari pegangan agar tidak terjatuh, tangan kanannya memegang pada sebuah rak di mana tersusun piring dan mangkuk berbahan plastik dengan brand ternama. Pada akhirnya bukan hanya Bening yang terjatuh, tapi piring dan mangkuk plastik itupun terjatuh dan menimpa dirinya.Abian yang melihat posisi gadis itu terjatuh sambil mengelus-elus kepalanya yang kejatuhan benda sambil memegangi lututnya yang sedikit berdarah langsung mendekati.“Kamu tidak apa-apa? Kenapa bisa jatuh?” Jelas raut khawatir terlukis diwajah dan nada suaranya.Gadis itu menggelengkan kepalanya, ia hampir menangis, airmatanya sudah siap untuk tumpah membasahi pipinya. Abian yang cepat tanggap pada keadaan langsung mencegah agar gadisnya tidak menangis.“Jangan menangis

  • Karena Kita Berbeda   Bab 8: Jaga Batasanmu

    Bab 8: Jaga Batasanmu“Selamat ulang tahun Abian sayang.” Ucap Ruth dengan nada lembut dan mesra.Abian menoleh ke arah di mana gadis itu berada. Lelaki tampan itu melihat Ruth dengan tatapan tajam.“Ruth?” Gumamnya hingga terdengar oleh Bening.“Ruth?” Tanya Bening dengan nada yang tak biasa.“Bee!” Abian berusaha memberikan penjelasan pada Bening.“Siapa Ruth? Dia memanggilmu sayang kak?” Tanya Bening penuh curiga.Abian terdiam, menatap tajam gadis disampingnya. Tanpa berkata sepatah katapun pada Bening, dirinya langsung mematikan sambungan telepon. Dan itu tentu saja membuat gadis itu semakin curiga. Berulang kali Bening mencoba menghubungi Abian kembali, namun tak satupun panggilannya dijawab oleh lelaki itu. Membuat dirinya semakin kesal dan bertambah curiga.“Ruth siapa? Sayang? Dia bahkan memanggil Kak Bian dengan sebutan sayang. Ada apa ini sebenarnya? Aku yang ingin memberinya kejutan, justru aku yang terkejut. Apa kak Bian selingkuh? Ah, tidak-tidak, ini tidak mungkin, seba

  • Karena Kita Berbeda   Bab 7 : Siapa Ruth?

    Hari ini setelah pengakuan yang cukup mengejutkan dan melewati hari yang panjang dengan jadwal perkuliahan yang cukup menguras tenaga, Abian sedang duduk di bawah pohon nan rindang, ditemani angin sepoi-sepoi yang cukup membuat udara sekitar menjadi lebih segar. Lelaki tampan itu lalu mengambil ponsel dari dalam tasnya, dirinya baru saja mengingat bahwa ada pesan dari Bening yang sempat terabaikan, lalu ia segera membuka aplikasi berkirim pesan berwarna hijau itu dan membuka ruang chat dengan kontak nama”My Bee”. Senyum terukir dari bibirnya, setelah membaca pesan singkat dari gadis yang kesetiaannya tidak diragukan lagi.“Kak, kapan pulang? Rasanya aku sudah tidak kuat menahan rasa rindu yang kian membuncah ini. Sudah hampir dua tahun kamu tidak pulang. Apakah kamu tidak merindukanku atau rinduku tidak sebesar rindumu padaku kak?”"Kak?”“Kak Bii ?”“My Bii ?”“Abiaaaaaannn?”“ABIAN ANGGARA FIRMAN? Kamu kemana sih?”“MENYEBALKAN.”Setelah membaca pesan singkat dari gadis pujaan hati,

  • Karena Kita Berbeda   Bab 6 : Jadilah Pacar Aku

    Abian begitu terkejut dengan pengakuan tiba-tiba dari seorang gadis yang menurutnya terlalu berani dan blak-blakan soal pengakuan perasaannya. Saat ini bahkan dirinya belum sempat mencerna keadaan apa yang sedang terjadi. Namun dirinya sempat berpikir bahwa gadis ini sangat bertolak belakang dengan gadis ayunya. Jika Bening adalah seorang gadis yang lembut, ayu, dan penuh kehati-hatian, tidak blak-blakan, baik bahkan sangat baik dan berhati malaikat. Maka Ruth adalah kebalikan dari gadisnya. Lebih terbuka, blak-blakan, periang, ambisius, sangat vokal dan dominan. "Kamu ngomong apa sih Ruth?" Tanyanya memastikan. "Aku suka sama kamu Yan." Sahut Ruth penuh keyakinan. "Ruth kamu?" Abian seolah tak mampu berkata-kata. "Gila?" Sela Ruth memotong pembicaraan. "Iya, aku gila, tergila-gila sama kamu Yan." Mencoba meraih tangan kanan Abian. "Kamu apa-apaan sih? Lepaskan Ruth!" Perintahnya sambil menepis tangan Ruth. "Yan, kasi aku kesempatan untuk kamu mengenal aku dan aku menge

  • Karena Kita Berbeda   Bab 5: Ragu dan Menyerah ?

    BAB 5 : Ragu dan Menyerah ? Pagi yang cerah. “Yan, libur semester ini balik gak ?” Tanya Dion pada sahabatnya. “Belum tau sih, Di. Rencana pas kelar kuliah aja baru balik, maunya cepat selesai biar cepat kerja, nabung buat ngelamar Bening.” “Ceileh, dah mikir kawin aja lo!” Sahut Dion dengan nada kentara meledek. “Ya iyalah Di, kamu kan tau, aku sama dia udah berjarak lama banget. Kalau gak cepat-cepat dihalalin ntar keburu orang lain yang halalin. Udah sejauh ini juga kan?” “Benar juga sih. Asal jangan lo yang ngebet, lo yang ngingkari.” Ucap Dion mengingatkan kalau temannya lupa. Untuk sejenak Abian terdiam. Kata-kata sahabatnya itu seperti menusuk tepat di jantungnya. Di tengah obrolan mereka, tiba-tiba gawai Abian berdering tanda sebuah notifikasi masuk dari gawainya. Senyum lelaki tampan itu mengembang sempurna dari sudut bibirnya, melihat siapa pengirim pesan bertuliskan “My Bee”. Kemudian dia langsung membuka dan membaca pesan yang dikirimkan oleh pujaan hatinya yang

  • Karena Kita Berbeda   Bab 4 : Aku Akan Melamarmu

    Kemudian gadis ayu ini membuka hpnya dan membaca semua pesan yang dikirimkan kepadanya dari lelaki yang selalu menjadi nomor satu di hati. “Assalamualaikum Bee!" "Kamu lagi sibuk banget ya? Satu hari ini tidakk ada kabar dari kamu, nanti kalau kamu udah baca pesan aku, telpon atau kabari aku,Ok!" “Miss you so much Bee!” Kemudian gadis ayu ini langsung mencari contack name dengan nama “ My Bii”, lalu mencoba menelpon seseorang di sana yang sudah sangat merindukannya. Tut,tut,tut, belum ada jawaban kemudian ia mengulangi panggilan kembali Tut, tut, tut, tut Sementara Abian yang memang sudah menunggu kabar dari gadis ayunya segera berlari meraih gawainya, berharap seseorang yang dirindukannyalah yang menghubunginya. Senyum manis terukir di bibirnya mnegetahui siapa yang sudah menelponnya. Sebuah name contack dengan tulisan “ My Bee “. Lalu dengan segera menekan tombol hijau. “Hallo, assalammualaikum Bee!" Suara bariton itu lembut menyapa gadis ayu yang sudah sangat dirindukan

  • Karena Kita Berbeda   Bab 3 : Miss You So Much Bee

    Abian telah kembali ke tempat di mana dia menyewa sebuah rumah bersama Dion sahabatnya. Ya rumah yang tidak terlalu besar yang terdiri dari dua kamar tidur dan satu kamar mandi. Rumah dengan design minimalis dengan cat berwarna hijau muda yang terlihat bersih dan terawat. Cukup nyaman dengan taman kecil yang ditumbuhi rumput hijau dan bunga-bunga yang bermekaran menambah keasrian rumah tersebut. Di tengah langit senja yang temaram, pria tampan itu menjatuhkan bokongnya pada salah satu kursi di teras rumah yang ditempatinya. “ Kenapa aku begitu merindukannya ?” sedang apa dia gadis ayuku ?” Meraih gawai dari saku celana jeansnya hendak melihat apakah ada pesan atau telpon dari sang pemilik hati. “Tidak ada!” gumamnya Lalu jemarinya sibuk mengetik sebuah pesan yang ditujukan kepada gadis ayunya “Assalamualaikum Bee ” “Kamu lagi sibuk banget ya ? Sampai satu hari ini gak ada kabar dari kamu, nanti kalau kamu udah baca pesan aku, telpon atau kabari aku !” Ok !” “Miss you so m

  • Karena Kita Berbeda   Bab 2 : Aku Mencintainya, Kamu Akan Kecewa

    "Kamu ?" Lagi ?" “Kamu bisa gak sih jadi cewek itu anggun gak pecicilan?” Kayaknya hidup aku tuh gak beruntung banget setiap kali ketemu sama kamu." "Huft." Menghela napas panjang. Dengan penuh rasa kesal dihatinya Bian menatap Ruth tajam. “Sorry !” Sahut Ruth sambil menyatukan kedua tangannya. Kemudian Bian berlalu pergi, malas jika harus berdebat kusir dengan seorang wanita, apalagi di perpustakaan, dan tiba-tiba Ruth memanggilnya kembali. “Bian ! Maaf, aku-aku gak sengaja." Menatap lelaki didepannya dengan mata berbinar. “Sudahlah, lupakan!” berlalu pergi. “Abian kamu makin keren deh kalau lagi jengkel begitu, makin gemes dan aku semakin terpesona." Batin Ruth menatap penuh kekaguman. Kemudian dia berlari kecil mensejajarkan langkahnya dengan Bian. “Bian, tunggu!” “Apalagi sih? CEWEK PECICILAN ?” “What?” pekiknya dengan nada tak percaya. “CE-WEK PE-CI-CI-LAN, jelas?” Ruth hampir menangis dikatakan pecicilan oleh seorang Abian, dengan air bening men

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status