Abian begitu terkejut dengan pengakuan tiba-tiba dari seorang gadis yang menurutnya terlalu berani dan blak-blakan soal pengakuan perasaannya. Saat ini bahkan dirinya belum sempat mencerna keadaan apa yang sedang terjadi. Namun dirimya sempat berfikir bahwa gadis ini sangat bertolak belakang dengan gadis ayunya. Jika Bening adalah seorang gadis yang lembut, ayu, dan penuh kehati-hatian, tidak blak-blakan, baik bahkan sangat baik dan berhati malaikat. Maka Ruth adalah kebalikan dari gadisnya. Lebih terbuka, blak-blakan, periang, ambisius dan sangat vokal dan dominan.
"Kamu ngomong apa sih Ruth ?" tanyanya memastikan.
"Aku suka sama kamu Yan!". sahut Ruth
"Ruth kamu ?"
'Iya, aku gila, tergila-gila sama kamu. Yan !" meraih tangan kanan Abian.
"Kamu apa-apaan sih ?" lepaskan Ruth !" perintahnya sambil menepis tangan Ruth.
"Yan, kasi aku kesempatan untuk kamu mengenal aku dan aku mengenal kamu. Aku gak minta kamu buru-buru membuat keputusan. Paling tidak kasi aku kesempatan buat bisa dekat sama kamu."
"Aku gak bisa !" tegas Abian.
"Kenapa gak bisa ?" Pacar kamu ?" iya ?" maka aku akan merebut kamu dari dia. Dia gak ada di sini Yan, dia jauh dari kamu kan ?. Aku, aku bisa melakukan apa yang dia tidak bisa lakukan Yan. Aku bisa memberikan apa yang dia tidak bisa berikan ke kamu.
"Kamu ngomong apa sih Ruth ?" maksud kamu kalau aku menghianatinya maka dia tidak akan pernah tahu begitukah ?"
"Hhmm!" mengangguk.
"Kamu benar-benar gila, kamu bisa bayangin kalau kamu yang berada diposisinya dia ? kamu pernah bayangin kalau seandainya kamu yang dikhianati ?"
"Abian, aku ."
"Ruth hentikan !" Jangan seperti ini, kamu membuat aku takut."
"Aku gak menakuti kamu Yan !"
"Bersikaplah biasa saja, jangan sampai sikap kamu membuat aku kehilangan respect sama kamu!"
"Ok,ok. maafkan aku Yan !"
"Tadi kamu bilang kamu mau minta tolong sama aku, kamu mau minta tolong apa ?"
"Jadilah pacar aku Yan !"
"Deg."
"Apa ?"
Ada beberapa BAB dan dialog yang saya revisi. Maaf upate sedikit, ini pun mencuri-curi waktu di tengah pekerjaan. Saya akab usahakan untuk update setiap hari. Terima kasih untuk yang sudah membaca. Percayalah saya menyayangi kalian. plis tinggalkan jejak. Itu mood booster loh. Terimakasih.
Adelia Ruth Prawita, gadis periang, mempunyai rasa percaya diri tinggi, vokal dan ambisius. Apa yang ia inginkan harus didapatkan. Tidak peduli sesulit apapun itu, berusaha agar apapun bisa terwujud seperti maunya. Termasuk soal cinta, siapapun lelaki yang ia sukai harus bisa ditakhlukkan dan wajib hukumnya menjadi miliknya. Hingga pada satu ketika Ruth jatuh cinta pada seorang lelaki, yang menurutnya cukup sulit untuk digapai. Dialah Abian Anggara Firman. Seorang lelaki yang beberapa hari terakhir ini mengisi pikirannya. Berawal dari pertemuan yang tak disengaja pada sebuah insiden. Sejak saat itu, Ruth selalu mengingatnya, bayangan wajah Abian yang tampan dan rupawan terus menghantui. Dia adalah pria yang sulit didekati, sifatnya yang cool, cuek dan perfeksionis membuat nyalinya sedikit menciut. Namun tak sedikitpun ada niat untuk menyerah, selalu berusaha mencari celah agar dirinya bisa masuk ke dasar hati pria rupawan itu. Namun ada hal yang cukup membuat gadis itu ragu untuk menda
"Kamu ?" Lagi ?" “Kamu bisa gak sih jadi cewek itu anggun gak pecicilan?” Kayaknya hidup aku tuh gak beruntung banget setiap kali ketemu sama kamu." "Huft." Menghela napas panjang. Dengan penuh rasa kesal dihatinya Bian menatap Ruth tajam. “Sorry !” Sahut Ruth sambil menyatukan kedua tangannya. Kemudian Bian berlalu pergi, malas jika harus berdebat kusir dengan seorang wanita, apalagi di perpustakaan, dan tiba-tiba Ruth memanggilnya kembali. “Bian ! Maaf, aku-aku gak sengaja." Menatap lelaki didepannya dengan mata berbinar. “Sudahlah, lupakan!” berlalu pergi. “Abian kamu makin keren deh kalau lagi jengkel begitu, makin gemes dan aku semakin terpesona." Batin Ruth menatap penuh kekaguman. Kemudian dia berlari kecil mensejajarkan langkahnya dengan Bian. “Bian, tunggu!” “Apalagi sih? CEWEK PECICILAN ?” “What?” pekiknya dengan nada tak percaya. “CE-WEK PE-CI-CI-LAN, jelas?” Ruth hampir menangis dikatakan pecicilan oleh seorang Abian, dengan air bening menggenang di
Abian telah kembali ke tempat di mana dia menyewa sebuah rumah bersama Dion sahabatnya. Ya rumah yang tidak terlalu besar yang terdiri dari dua kamar tidur dan satu kamar mandi. Rumah dengan design minimalis dengan cat berwarna hijau muda yang terlihat bersih dan terawat. Cukup nyaman dengan taman kecil yang ditumbuhi rumput hijau dan bunga-bunga yang bermekaran menambah keasrian rumah tersebut. Di tengah langit senja yang temaram, pria tampan itu menjatuhkan bokongnya pada salah satu kursi di teras rumah yang ditempatinya. “ Kenapa aku begitu merindukannya ?” sedang apa dia gadis ayuku ?” Meraih gawai dari saku celana jeansnya hendak melihat apakah ada pesan atau telpon dari sang pemilik hati. “Tidak ada!” gumamnya Lalu jemarinya sibuk mengetik sebuah pesan yang ditujukan kepada gadis ayunya “Assalamualaikum Bee ” “Kamu lagi sibuk banget ya ? Sampai satu hari ini gak ada kabar dari kamu, nanti kalau kamu udah baca pesan aku, telpon atau kabari aku !” Ok !” “Miss you so m
Kemudian gadis ayu ini membuka hpnya dan membaca semua pesan yang dikirimkan kepadanya dari lelaki yang selalu menjadi nomor satu di hati. “Assalamualaikum Bee!" "Kamu lagi sibuk banget ya? Satu hari ini tidakk ada kabar dari kamu, nanti kalau kamu udah baca pesan aku, telpon atau kabari aku,Ok!" “Miss you so much Bee!” Kemudian gadis ayu ini langsung mencari contack name dengan nama “ My Bii”, lalu mencoba menelpon seseorang di sana yang sudah sangat merindukannya. Tut,tut,tut, belum ada jawaban kemudian ia mengulangi panggilan kembali Tut, tut, tut, tut Sementara Abian yang memang sudah menunggu kabar dari gadis ayunya segera berlari meraih gawainya, berharap seseorang yang dirindukannyalah yang menghubunginya. Senyum manis terukir di bibirnya mnegetahui siapa yang sudah menelponnya. Sebuah name contack dengan tulisan “ My Bee “. Lalu dengan segera menekan tombol hijau. “Hallo, assalammualaikum Bee!" Suara bariton itu lembut menyapa gadis ayu yang sudah sangat dirindukan
BAB 5 : Ragu dan Menyerah ? Pagi yang cerah. “Yan, libur semester ini balik gak ?” Tanya Dion pada sahabatnya. “Belum tau sih, Di. Rencananya aku ambil semester pendek, biar cepat kelar studi aku dan cepat dapat kerja, nabung buat ngelamar Bening.” “Ceileh, dah mikir kawin aja lo !” “Yaiyalah Di, kamu kan tau aku tuh sama dia udah berjarak lama banget. Kalau gak cepat-cepat aku halalin ntar keburu orang lain yang halalin. Udah sejauh ini juga kan ?” “Benar juga sih !” Asal jangan lo yang ngebet, lo yang ngingkari.” Untuk sejenak Abian terdiam. Kata-kata sahabatnya itu seperti menusuk tepat di jantungnya. Di tengah obrolan mereka, tiba-tiba gawai Abian berdering tanda sebuah notifikasi masuk dari gawainya. Senyum pria tampan itu mengembang sempurna dari sudut bibirnya, melihat siapa pengirim pesan bertuliskan “My Bee”. Kemudian dia langsung membuka dan membaca pesan yang dikirimkan oleh pujaan hatinya yang jauh dari pandangan ma
Abian begitu terkejut dengan pengakuan tiba-tiba dari seorang gadis yang menurutnya terlalu berani dan blak-blakan soal pengakuan perasaannya. Saat ini bahkan dirinya belum sempat mencerna keadaan apa yang sedang terjadi. Namun dirimya sempat berfikir bahwa gadis ini sangat bertolak belakang dengan gadis ayunya. Jika Bening adalah seorang gadis yang lembut, ayu, dan penuh kehati-hatian, tidak blak-blakan, baik bahkan sangat baik dan berhati malaikat. Maka Ruth adalah kebalikan dari gadisnya. Lebih terbuka, blak-blakan, periang, ambisius dan sangat vokal dan dominan. "Kamu ngomong apa sih Ruth ?" tanyanya memastikan. "Aku suka sama kamu Yan!". sahut Ruth "Ruth kamu ?" 'Iya, aku gila, tergila-gila sama kamu. Yan !" meraih tangan kanan Abian. "Kamu apa-apaan sih ?" lepaskan Ruth !" perintahnya sambil menepis tangan Ruth. "Yan, kasi aku kesempatan untuk kamu mengenal aku dan aku mengenal kamu. Aku gak minta kamu buru-buru membuat keputusan
BAB 5 : Ragu dan Menyerah ? Pagi yang cerah. “Yan, libur semester ini balik gak ?” Tanya Dion pada sahabatnya. “Belum tau sih, Di. Rencananya aku ambil semester pendek, biar cepat kelar studi aku dan cepat dapat kerja, nabung buat ngelamar Bening.” “Ceileh, dah mikir kawin aja lo !” “Yaiyalah Di, kamu kan tau aku tuh sama dia udah berjarak lama banget. Kalau gak cepat-cepat aku halalin ntar keburu orang lain yang halalin. Udah sejauh ini juga kan ?” “Benar juga sih !” Asal jangan lo yang ngebet, lo yang ngingkari.” Untuk sejenak Abian terdiam. Kata-kata sahabatnya itu seperti menusuk tepat di jantungnya. Di tengah obrolan mereka, tiba-tiba gawai Abian berdering tanda sebuah notifikasi masuk dari gawainya. Senyum pria tampan itu mengembang sempurna dari sudut bibirnya, melihat siapa pengirim pesan bertuliskan “My Bee”. Kemudian dia langsung membuka dan membaca pesan yang dikirimkan oleh pujaan hatinya yang jauh dari pandangan ma
Kemudian gadis ayu ini membuka hpnya dan membaca semua pesan yang dikirimkan kepadanya dari lelaki yang selalu menjadi nomor satu di hati. “Assalamualaikum Bee!" "Kamu lagi sibuk banget ya? Satu hari ini tidakk ada kabar dari kamu, nanti kalau kamu udah baca pesan aku, telpon atau kabari aku,Ok!" “Miss you so much Bee!” Kemudian gadis ayu ini langsung mencari contack name dengan nama “ My Bii”, lalu mencoba menelpon seseorang di sana yang sudah sangat merindukannya. Tut,tut,tut, belum ada jawaban kemudian ia mengulangi panggilan kembali Tut, tut, tut, tut Sementara Abian yang memang sudah menunggu kabar dari gadis ayunya segera berlari meraih gawainya, berharap seseorang yang dirindukannyalah yang menghubunginya. Senyum manis terukir di bibirnya mnegetahui siapa yang sudah menelponnya. Sebuah name contack dengan tulisan “ My Bee “. Lalu dengan segera menekan tombol hijau. “Hallo, assalammualaikum Bee!" Suara bariton itu lembut menyapa gadis ayu yang sudah sangat dirindukan
Abian telah kembali ke tempat di mana dia menyewa sebuah rumah bersama Dion sahabatnya. Ya rumah yang tidak terlalu besar yang terdiri dari dua kamar tidur dan satu kamar mandi. Rumah dengan design minimalis dengan cat berwarna hijau muda yang terlihat bersih dan terawat. Cukup nyaman dengan taman kecil yang ditumbuhi rumput hijau dan bunga-bunga yang bermekaran menambah keasrian rumah tersebut. Di tengah langit senja yang temaram, pria tampan itu menjatuhkan bokongnya pada salah satu kursi di teras rumah yang ditempatinya. “ Kenapa aku begitu merindukannya ?” sedang apa dia gadis ayuku ?” Meraih gawai dari saku celana jeansnya hendak melihat apakah ada pesan atau telpon dari sang pemilik hati. “Tidak ada!” gumamnya Lalu jemarinya sibuk mengetik sebuah pesan yang ditujukan kepada gadis ayunya “Assalamualaikum Bee ” “Kamu lagi sibuk banget ya ? Sampai satu hari ini gak ada kabar dari kamu, nanti kalau kamu udah baca pesan aku, telpon atau kabari aku !” Ok !” “Miss you so m
"Kamu ?" Lagi ?" “Kamu bisa gak sih jadi cewek itu anggun gak pecicilan?” Kayaknya hidup aku tuh gak beruntung banget setiap kali ketemu sama kamu." "Huft." Menghela napas panjang. Dengan penuh rasa kesal dihatinya Bian menatap Ruth tajam. “Sorry !” Sahut Ruth sambil menyatukan kedua tangannya. Kemudian Bian berlalu pergi, malas jika harus berdebat kusir dengan seorang wanita, apalagi di perpustakaan, dan tiba-tiba Ruth memanggilnya kembali. “Bian ! Maaf, aku-aku gak sengaja." Menatap lelaki didepannya dengan mata berbinar. “Sudahlah, lupakan!” berlalu pergi. “Abian kamu makin keren deh kalau lagi jengkel begitu, makin gemes dan aku semakin terpesona." Batin Ruth menatap penuh kekaguman. Kemudian dia berlari kecil mensejajarkan langkahnya dengan Bian. “Bian, tunggu!” “Apalagi sih? CEWEK PECICILAN ?” “What?” pekiknya dengan nada tak percaya. “CE-WEK PE-CI-CI-LAN, jelas?” Ruth hampir menangis dikatakan pecicilan oleh seorang Abian, dengan air bening menggenang di
Adelia Ruth Prawita, gadis periang, mempunyai rasa percaya diri tinggi, vokal dan ambisius. Apa yang ia inginkan harus didapatkan. Tidak peduli sesulit apapun itu, berusaha agar apapun bisa terwujud seperti maunya. Termasuk soal cinta, siapapun lelaki yang ia sukai harus bisa ditakhlukkan dan wajib hukumnya menjadi miliknya. Hingga pada satu ketika Ruth jatuh cinta pada seorang lelaki, yang menurutnya cukup sulit untuk digapai. Dialah Abian Anggara Firman. Seorang lelaki yang beberapa hari terakhir ini mengisi pikirannya. Berawal dari pertemuan yang tak disengaja pada sebuah insiden. Sejak saat itu, Ruth selalu mengingatnya, bayangan wajah Abian yang tampan dan rupawan terus menghantui. Dia adalah pria yang sulit didekati, sifatnya yang cool, cuek dan perfeksionis membuat nyalinya sedikit menciut. Namun tak sedikitpun ada niat untuk menyerah, selalu berusaha mencari celah agar dirinya bisa masuk ke dasar hati pria rupawan itu. Namun ada hal yang cukup membuat gadis itu ragu untuk menda