Share

Bab 3

Pada saat bersamaan, pesta pertunangan diadakan di Kediaman Keluarga Ananda.

Kediaman itu penuh dengan tamu. Hari ini, Keluarga Ananda mengadakan perjamuan. Orang-orang yang datang adalah orang terkemuka di Kota Kumara.

Saat ini, Leo telah tiba. Setelah mengetahuinya, Kepala Keluarga Ananda, Erik Ananda keluar untuk menyambutnya secara pribadi.

"Pak Leo tiba-tiba datang berkunjung. Aku terlalu lama menyambutmu. Apakah gurumu baik-baik saja?"

Hal ini yang paling dipedulikan Erik. Lima belas tahun yang lalu, dia menderita penyakit serius. Banyak dokter yang tidak bisa menyembuhkannya. Saat dia hampir mati, seorang lelaki tua datang untuk menyelamatkannya. Untuk membalas budi, Erik menjodohkan putri tunggalnya dengan murid lelaki tua itu, Leo.

"Guruku sudah mati." Leo sangat terpukul. Saat dia masih muda, kedua orang tuanya mati. Sejak dia berusia tujuh tahun, dia diasuh oleh gurunya. Gurunya mengajari Leo berbagai keterampilan. Bisa dikatakan gurunya adalah kerabat terdekatnya. Namun, beberapa hari yang lalu, dia berpisah dengan gurunya.

"Apa! Gurumu sudah mati!"

"Sayang sekali." Wajah Erik sangat menyesal, lalu dia menatap Leo sambil bertanya, "Lalu, berapa banyak keterampilan gurumu yang telah kamu pelajari?"

"Aku merasa malu. Guruku adalah orang yang sangat hebat, tapi aku hanya belajar sedikit kemampuannya."

Leo sangat rendah hati. Faktanya, dia telah mempelajari sebagian besar keterampilan gurunya. Dia bahkan telah melampaui gurunya dalam beberapa aspek.

"Hanya sedikit?"

"Kalau begitu, kenapa kamu datang ke sini?"

Ekspresi Erik langsung menjadi masam. Dia terlihat sangat berbeda dari sebelumnya.

Orang yang Erik minati adalah gurunya Leo. Jika Leo mewarisi kemampuan gurunya, dia akan menerima Leo. Alhasil, Leo hanya menguasai sedikit. Apa gunanya Leo datang kemari?

"Aku memenuhi kontrak pernikahan sesuai kesepakatan," kata Leo sambil mengeluarkan surat nikah.

"Dari mana datangnya bocah bodoh ini? Dia ingin menikahi putri Keluarga Ananda dengan surat nikah itu. Dia benar-benar nggak tahu diri."

"Yah, dia bahkan nggak bercermin. Dia ingin menikahi putri sulung Keluarga Ananda. Dia benar-benar sedang berangan-angan."

"Dasar pengemis, cepat keluar dari rumah kami!"

Semua orang melontarkan komentar yang mengejek. Leo berpakaian sederhana, seolah-olah dia baru saja keluar dari pegunungan. Sementara, Keluarga Ananda adalah keluarga kaya. Putri sulung Keluarga Ananda, Ranti sangat cerdas dan cantik. Keduanya benar-benar seperti langit dan bumi.

Hari ini adalah hari pertunangan Ranti. Semua orang datang untuk memberi selamat padanya. Alhasil, Leo malah datang dengan membawa surat nikah untuk menghancurkan pertunangan itu. Hal ini membuat banyak orang tidak senang.

Anggota Keluarga Ananda merasa semakin malu. Ekspresi Erik pun terlihat semakin masam.

Dia tidak lupa bahwa putrinya telah bertunangan. Namun, setelah bertahun-tahun, dia tidak mendengar kabar dari lelaki tua itu. Dia mengira mereka telah lupa atau menyerah, jadi dia kembali menjodohkan putrinya.

Kedatangan Leo yang tiba-tiba membuatnya panik. Namun, setelah mengetahui bahwa lelaki tua itu telah mati. Erik merasa bahwa keputusannya sangat tepat.

"Meskipun kalian bertunangan sebelumnya, tapi kamu sudah bertahun-tahun nggak ada kabar. Aku pikir kamu sudah menyerah. Jadi, batalkan saja pertunangan ini," kata Erik dengan dingin.

Leo berkata sambil tersenyum menghina, "Saat itu, hidupmu sekarat. Kalau guruku nggak datang untuk menyelamatkanmu, kamu pasti sudah mati lima belas tahun lalu. Tapi, sekarang kamu ingin membatalkan pertunangan ini. Apa kamu nggak punya hati?"

"Lancang sekali kamu!" Erik berkata dengan marah, "Nak, demi gurumu, aku nggak akan berdebat denganmu kali ini. Kalau ada lain kali, jangan salahkan aku karena bertindak kejam."

"Untuk apa aku menikah dengan pengemis sepertimu? Keluar dari sini. Kamu tinggal di sini hanya akan mengotori pandanganku."

Diiringi nada suara menghina, seorang wanita berjalan mendekat.

Wanita itu memiliki sosok cantik. Namun, penampilannya tertinggal jauh dari Febi. Dia adalah Ranti Ananda.

Leo melihat seorang pemuda keluar bersama Ranti. Pria itu merangkul Ranti sambil berkata, "Nak, izinkan aku memperkenalkan diri. Aku Rendi, putra sulung Keluarga Wiryawan, satu-satunya pewaris Perusahaan Wiryawan. Orang kampungan sepertimu masih ingin merebut wanitaku, kamu benar-benar nggak tahu diri."

"Cepat pergi atau aku akan menyuruh seseorang mematahkan kakimu!" teriak Ranti dingin. Dia tampak sangat jijik dan benci pada Leo.

Dia adalah satu-satunya pewaris Keluarga Ananda. Bagaimana mungkin dia akan menikah dengan seorang pengemis? Rendi yang merupakan pewaris keluarga terkaya adalah jodoh yang tepat untuknya.

Melihat ekspresi masam sekelompok orang ini, Leo tersenyum dengan ekspresi menghina.

"Erik, sebelum guruku mati, dia memintaku untuk mengobatimu agar dapat hidup selama sepuluh tahun lagi. Sekarang, sepertinya nggak perlu lagi."

"Aku sangat sehat. Aku nggak perlu kamu mengobatiku," kata Erik sambil mendengus dingin.

"Dasar pengemis nggak tahu malu. Kamu nggak mau keluar dari sini. Pengawal, patahkan kakinya dan usir dia!" perintah Ranti dengan dingin.

Hari ini adalah hari pertunangannya dengan Rendi. Dia tidak mengizinkan siapa pun mengacaukannya.

Dengan cepat, beberapa pengawal mendekat dan siap mengambil tindakan.

"Cukup!"

Erik menghentikan pengawal itu. Hari ini adalah hari pertunangan putrinya dengan putra Keluarga Wiryawan. Dia tidak ingin menimbulkan lebih banyak masalah, jadi dia menulis cek senilai dua miliar dan melemparkannya ke depan Leo.

"Ini dua miliar. Anggap saja itu sebagai kompensasi untukmu. Ambil uangnya dan cepat pergi!"

"Kalau kamu nggak mau mengambil uangnya, keluarlah dari sini. Pengemis sepertimu nggak akan pernah menghasilkan uang sebanyak itu seumur hidupmu. Serahkan akta nikah dan keluar dari sini!" Ekspresi Ranti penuh dengan penghinaan.

Leo bahkan tidak melihat ceknya. Dia menatap Erik dan berkata, "Apakah umur lima belas tahunmu hanya bernilai dua miliar? Sepertinya hidupmu juga nggak berharga. "

Saat mendengarnya, Erik langsung menjadi marah. "Nak, jangan keterlaluan. Bajingan sepertimu bahkan pergi ke pabrik untuk memasang sekrup pun, nggak ada yang mau mempekerjakanmu. Kamu nggak akan menghasilkan uang sebanyak itu dalam hidupmu. Kalau kamu nggak keluar, kamu nggak akan mendapat satu sen pun dariku."

Ranti bahkan melangkah maju dan mengambil akta nikah dari tangan Leo, ​​​​lalu merobeknya.

Leo tidak menghentikannya. Dia berkata sambil tersenyum dingin, "Aku harap kamu nggak menyesali keputusan hari ini. Seluruh anggota Keluarga Wiryawan, suatu hari nanti, jangan pernah berlutut dan memohon padaku."

"Memohon padamu? Apa kamu gila! Keluarga Ananda adalah keluarga kaya. Sekarang, Ranti bahkan menikah dengan pewaris Keluarga Wiryawan. Orang kampungan sepertimu bahkan nggak memiliki kualifikasi untuk mengagumi kita. Apa kami akan takut padamu?"

"Hahaha ...."

Semua orang tertawa terbahak-bahak. Mereka melihat Leo seolah-olah sedang melihat orang bodoh.

"Putri sulung Keluarga Sharon datang!"

Mendengar suara yang datang dari luar, kerumunan itu langsung terdiam. Kemudian, sebuah keluarga besar tanpa sadar muncul di benak mereka. Keluarga Sharon, keluarga terkaya di Kota Kumara.

Semua orang melihat ke luar. Mereka melihat seorang wanita mengenakan gaun batik bersulam putih berjalan dengan cepat.

Sosok wanita itu sangat seksi. Wajahnya yang cantik tidak ada kekurangan apa pun. Dia seperti peri yang keluar dari lukisan. Kecantikannya itu sungguh memesona.

Ranti selalu menganggap dirinya cantik. Namun, saat ini dia merasa malu pada dirinya sendiri.

Bukan hanya dia, tapi semua wanita yang hadir juga seperti itu. Saat ini, mereka menunjukkan ekspresi terpesona dan cemburu yang tidak bisa disembunyikan.

"Cantik sekali. Dia seperti peri yang turun dari langit."

"Dari dulu, ada rumor bahwa putri sulung Keluarga Sharon secantik peri. Dia adalah wanita tercantik di Kota Kumara. Saat aku melihat dia hari ini, dia memang layak memegang reputasi itu."

Setelah melihat Febi, semua orang yang hadir tercengang. Tatapan mereka terlihat membara.

Awalnya, Rendi merasa sangat bangga. Namun, setelah melihat Febi, tatapannya menunjukkan keserakahan. Dia langsung merasa Ranti yang berada di sisinya itu tidak cantik lagi.

"Kenapa Nona Febi datang kemari? Apakah dia juga datang untuk menghadiri pesta pertunangan Nona Ranti?"

"Nona Febi mewakili keluarga terkaya di Kota Kumara. Kalau dia benar-benar datang untuk menghadiri pesta pertunangan, Keluarga Ananda benar-benar akan bangga."

"Mungkin demi Keluarga Wiryawan. Meskipun Keluarga Wiryawan nggak sebaik Keluarga Sharon, mereka masih termasuk keluarga kelas satu."

Semua orang berkomentar dengan mata berapi-api.

Semua anggota Keluarga Ananda langsung bersemangat. Erik buru-buru melangkah maju untuk menyambutnya, "Kunjungan Nona Febi benar-benar membawa kemuliaan bagi Keluarga Ananda. Aku harap kamu memaafkan aku karena terlambat menyambutmu."

Anggota Keluarga Ananda yang lain juga buru-buru melangkah maju. Meskipun hanya menyapanya, para tamu tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mengenal Febi.

Selama mereka bisa meninggalkan kesan di depan Febi, mereka akan mendapatkan keuntungan besar di masa depan.

"Menjauhlah, dasar pengemis. Jangan menghalangi jalanku!" Ranti memelototi Leo dengan jijik. Kemudian, dia buru-buru berjalan melewati Leo dan menuju ke arah Febi.

"Dia?" Leo sangat terkejut. Dia tidak menyangka wanita yang tidur dengannya tadi malam ternyata adalah putri sulung keluarga terkaya di Kota Kumara.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status