Share

Bab 6

Penulis: Wijaya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Febi secara alami memahami maksud ayahnya. Ayahnya ingin dia berkencan dengan Aston, bahkan ibunya pun berpikir demikian.

Febi harus mengakui bahwa Aston memang luar biasa. Dia adalah putra sulung Keluarga Ginanjar. Dia tampan, sopan dan anggun. Dia memenuhi standar wanita dalam memilih pasangan.

Namun, Febi tidak tahu kenapa dia tidak jatuh hati kepada Aston.

Setelah akupunktur Agung selesai, Dani terbangun tidak lama kemudian. Hal ini membuat semua anggota Keluarga Sharon sangat bersemangat.

Sore itu, Dani memesan makanan di hotel untuk menjamu Agung dan Aston. Dia memberi Agung sebuah amplop besar sebagai biaya konsultasi.

"Febi, temani aku jalan-jalan, ya."

Setelah makan malam, Aston mengajak Febi keluar.

"Feb, kenapa kamu masih berdiri di sana, cepat setujui."

Ibunya Febi, Lanny Sukmana buru-buru mendorong Febi dan memintanya untuk setuju.

Febi hanya bisa mengangguk setuju. Bagaimanapun, Aston baru saja memberikan bantuan besar kepada mereka.

Saat keduanya hendak keluar, mereka tiba-tiba menerima telepon dari rumah sakit. Dani muntah darah.

Rombongan itu bergegas kembali ke rumah sakit.

Saat ini, Dani sudah tidak sadarkan diri. Ada darah di seluruh sudut mulut dan selimutnya. Dani memuntahkan beberapa teguk darah.

Seluruh anggota keluarga ketakutan.

"Dokter Agung, tolong cepat periksa apa yang terjadi?" desak Robby dengan cemas.

"Kenapa kamu begitu cemas? Aku di sini, apa yang kamu takutkan?"

Wajah Agung penuh dengan penghinaan. Sampai saat ini, dia belum menyadari keseriusan masalah ini.

Namun, ketika dia memeriksa denyut nadi Dani lagi, ekspresinya berubah drastis. Kondisi Dani sudah berada di luar kendalinya.

"Nggak mungkin? Bagaimana bisa seperti ini?"

Agung merasakan nadinya dalam waktu lama. Akhirnya, dia menggelengkan kepalanya dengan tak daya.

"Dokter Agung, kenapa kamu menggelengkan kepala?" tanya Robby dengan gugup. Dia sudah memiliki firasat buruk di hatinya.

"Racun Pak Dani telah menyerang hatinya. Aku nggak memiliki cara untuk menyelamatkannya. Aku turut berbelasungkawa."

"Apa!"

"Bukankah kamu berjanji sebelumnya bisa menyembuhkan ayahku? Kenapa sekarang kamu nggak bisa menyembuhkannya?" tanya Robby dengan marah.

Agung mengerutkan keningnya dan berkata dengan tidak senang, "Aku telah menyelamatkan Pak Dani sebelumnya, tapi racun Pak Dani terlalu kuat. Aku bisa membuatnya tetap hidup selama dua jam lagi sudah sangat baik."

"Kamu ...."

Robby mengangkat tinjunya. Dia ingin menghajar Agung.

"Omong-omong, Ayah, Pak Leo memberiku obat sebelumnya. Obat itu mungkin berguna," kata Febi sambil berlari ke tempat sampah.

Namun, sampah di tempat sampah sudah dibuang.

"Celaka, sampahnya sudah dibuang. Ayo, kita cepat cari ke luar," kata Febi dan hendak berlari keluar.

"Febi, berhentilah mencari. Bahkan Dokter Agung pun nggak bisa berbuat apa-apa. Bagaimana obat penipu itu bisa bermanfaat?" bujuk Aston sambil menghentikannya.

"Nggak, Pak Leo telah menyembuhkan penyakit jantungku sebelumnya. Mungkin obatnya sangat bermanfaat. Kalian bantu aku mencarinya bersama."

"Carilah. Ayo, kita coba."

Robby menghela napas. Faktanya, dia tidak punya harapan lagi.

Beberapa orang bertanya kepada petugas kebersihan. Kemudian, mereka mencari di tempat sampah besar di luar.

Namun, hanya Febi yang mencari dengan serius. Eko dan putranya, Kevin tidak memercayainya sama sekali. Sementara Robby hanya mencari dengan sembarangan.

Aston juga mencarinya, tapi dia merasa jijik. Jika bukan demi meluluhkan Febi, bahkan jika dia diberi 20 miliar sekalipun, dia tidak akan melakukannya. Tindakan ini terlalu menjijikkan.

"Aku menemukannya."

Setelah mendapatkan botol itu, Febi sangat gembira. Kemudian, dia bergegas kembali ke bangsal.

"Febi, biarkan Dokter Agung memeriksanya terlebih dahulu, siapa tahu itu racun," saran Aston.

"Nggak ada waktu lagi."

Dani tidak dapat bernapas lagi. Saat ini, nyawanya didukung sepenuhnya oleh ventilator.

Jadi, Febi tidak memedulikan terlalu banyak lagi. Dia langsung memasukkan obat ke dalam mulut kakeknya.

Faktanya, Febi tidak memiliki harapan yang tinggi. Dia hanya ingin mencoba segala cara. Dia berdoa untuk memohon secercah harapan.

Beberapa menit berlalu, kondisi Dani tidak membaik sama sekali.

"Aku sudah memberitahumu jangan memercayai kata-kata seorang penipu. Obatnya bukan hanya nggak berguna, tapi juga membuatmu tubuhmu bau," kata Aston.

Namun, detik berikutnya, Dani tiba-tiba kembali bernapas. Semua indikator tubuhnya dengan cepat kembali normal. Kemudian, dia perlahan membuka matanya.

"Kakek, Kakek. Akhirnya, Kakek bangun."

Febi memegang tangan Dani dan menangis kegirangan.

Agung tiba-tiba membelalakkan matanya. Ekspresinya tampak terkejut dan tidak percaya.

Robby juga terkejut. "Aku nggak menyangka obat anak itu benar-benar efektif. Tampaknya, dia benar-benar mampu menyelamatkan Ayah. Febi, cepat bawa dia kemari."

"Aku nggak tahu di mana dia." Febi menangis dengan cemas.

"Obatnya bisa bertahan selama tiga hari, 'kan? Aku akan segera menggunakan segala upaya untuk mencarinya. Sekalipun aku harus mencari di seluruh Kota Kumara, aku akan menemukannya."

Robby segera mengirim orang untuk mencari Leo. Dia juga meminta video kamera pengawasan.

...

Di kantor Direktur Perusahaan Aksara!

Leo sedang berbaring malas di sofa. Seorang wanita dengan sosok dan penampilan sempurna di sampingnya sedang menyuapinya anggur.

Nama wanita ini adalah Rosa Amalia. Dia adalah sekretaris yang ditugaskan Heru padanya.

Biasanya, Leo tidak ikut campur dalam urusan perusahaan. Jadi, tugas sehari-hari Rosa adalah menyajikan teh atau memijit bahu dan punggungnya.

Leo sangat menikmati kehidupan seperti ini.

Saat ini, Heru mengetuk pintu dan berjalan masuk.

"Pak Leo, seperti yang kamu harapkan, Keluarga Sharon mengutus orang untuk mencarimu."

Leo menunjukkan senyum main-main di sudut mulutnya. Semua ini sesuai ekspektasinya. Awalnya, dia tidak ingin memedulikannya. Namun, ketika dia memikirkan Febi, dia berubah pikiran. Akan tetapi, Keluarga Sharon mengusirnya. Tentu saja Leo harus membuat mereka cemas selama beberapa hari.

Melihat tenggat waktu tiga hari telah tiba, tapi mereka masih belum dapat menemukan Leo, ​​​​semua anggota Keluarga Sharon putus asa.

Robby menyesal telah mengusir Leo, ​​​​jika Dani tidak dapat diselamatkan, Robby akan merasa bersalah seumur hidupnya.

Febi juga merasa cemas hingga menangis. Saat ini, seorang perawat berjalan masuk. "Nona Febi, ada seseorang di luar yang memintaku untuk memberikan catatan ini padamu. "

Febi membuka catatan itu dan melihat tulisan nomor 316.

"Ayah, aku pergi dulu."

Setelah Febi selesai berbicara, dia berlari dengan panik. Orang lain mungkin tidak tahu apa maksudnya, tapi dia mengerti.

Nomor itu adalah nomor kamar hotel tempat dia bermalam bersama Leo.

Febi tiba di pintu kamar 316 dengan cepat, lalu dia membunyikan bel pintu.

Pintu terbuka dengan cepat. Orang yang membuka pintu adalah Leo.

"Pak Leo, tiga hari akan segera tiba. Tolong selamatkan kakekku." Febi meraih tangan Leo dengan tatapan memohon.

Leo melepaskan tangannya dan kembali ke kamar. "Aku memberi kalian kesempatan, tapi kalian nggak menggunakannya dengan baik. Kalian bahkan menyalahkanku."

Febi menyimpan tasnya di atas meja, lalu mulai melepas pakaiannya.

"Nona Febi, apa maksudmu?"

"Kamu mengundangku ke sini karena kamu menginginkanku. Aku akan memberikannya kepadamu. Selama kamu menyelamatkan kakekku, aku akan melakukan apa pun yang kamu mau."

Febi menangis sambil membuka kancing pakaiannya. Dia merasa sedih pada dirinya sendiri, tapi dia tidak punya pilihan lagi.

"Sudah, hentikan."

Leo menghentikan Febi dan berkata sambil tersenyum, "Hanya tersisa satu jam dari tiga hari. Waktu nggak cukup, kita lakukan lain kali."

Febi buru-buru mengenakan pakaiannya, lalu membawa Leo ke bangsal rumah sakit secepat mungkin.

"Pak Leo, kamu sudah datang."

Setelah melihat Leo, Robby merasa sedikit canggung.

Leo berkata sambil meregangkan tubuhnya, "Aku sudah datang, tapi aku takut."

"Apa yang kamu takutkan?" tanya Robby dengan bingung.

"Aku takut kamu akan mengusirku lagi," goda Leo.

Robby merasa semakin malu, "Pak Leo, aku bersalah sebelumnya. Aku minta maaf padamu."

Aston menatap Leo sambil berkata dengan dingin, "Nak, kalau kamu berakal sehat, cepat obati Kakek Dani. Setelah masalah ini selesai, aku akan memberikan uang padamu."

"Dasar bodoh!"

Leo menunjukkan ekspresi menghina.

"Apa katamu?"

Aston tiba-tiba menjadi marah dan berkata dengan niat membunuh, "Kalau kamu punya nyali, katakan sekali lagi."

"Pak Aston, bisakah kamu berhenti membuat onar? Anggap saja aku memohon padamu." Febi merasa cemas dan marah. Jika Aston tidak membawa Agung kemari, dia tidak akan terpaksa mencari Leo lagi.

Aston juga merasa marah. Febi bahkan mengatakan dia membuat onar. Jelas-jelas semua ini adalah ulah Leo.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Arman MSi
semakin keren aza nih ceritanya... hehe...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 7

    Leo datang ke ranjang rumah sakit dan duduk. Kemudian, dia memeriksa denyut nadi Dani.Karena waktu tiga hari semakin dekat, Dani mengalami koma lagi. Kondisinya tidak begitu baik.Agung dan Markus sedang menonton di samping. Sampai saat ini, mereka bahkan berpikir Leo tidak dapat menyembuhkan Dani.Bagaimanapun, mereka telah mendiagnosis Dani tidak dapat diselamatkan lagi.Dani dapat bertahan selama tiga hari lagi. Hal itu karena obat yang diminum hari itu sangat ampuh. Orang yang meracik obat itu mungkin bukan Leo.Robby dan Febi sangat gugup. Terutama ketika Leo mengerutkan keningnya, jantung mereka berdebar kencang.Dani bukan hanya kerabat mereka, tapi dia juga tulang punggung Keluarga Sharon.Jika Dani celaka, itu akan menjadi pukulan yang menyakitkan bagi Keluarga Sharon."Bagaimana? Apakah kakekku bisa diselamatkan?" tanya Febi dengan tergesa-gesa ketika dia melihat Leo selesai memeriksa denyut nadinya."Selama dia masih bernapas, aku bisa menyelamatkannya. Jangan khawatir," hi

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 8

    Setelah melepas mantelnya, Febi menghentikan gerakannya. Lalu, dia menatap Leo dengan malu. "Bisakah kamu berbalik dulu?""Bukannya aku belum pernah melihatnya. Apalagi, kamu ingin menunjukkannya kepadaku nanti," kata Leo sambil tersenyum, lalu duduk di tempat tidur.Febi juga berpikir demikian. Jadi, dia melepaskan gaun sambil menggertakkan giginya. Saat ini, dia hanya mengenakan pakaian dalamnya.Leo duduk di tempat tidur sambil melihatnya dengan serius. Meskipun ini bukan pertama kalinya dia melihat ini, dia merasa bahagia setiap saat.Febi tersipu malu. Meskipun dia dan Leo sudah pernah berhubungan, dia tidak dapat mengingat apa pun tentang waktu itu. Jadi, kali ini adalah pertama kalinya bagi Febi."Minumlah dulu."Leo menuangkan segelas air dan menyerahkannya kepada Febi. Kemudian, Febi mengambil gelas itu dan menyesapnya.Wajah Leo menunjukkan senyuman main-main, ​​​​lalu dia menggendong Febi dan berjalan ke tempat tidur. Dia menempatkan Febi di tempat tidur dengan lembut."Pela

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 9

    Hotel Kumara adalah hotel terbesar dan termewah di Kota Kumara. Mereka yang datang ke sini adalah orang kaya atau pejabat.Hari ini bahkan lebih meriah. Rendi dan Ranti mengenakan pakaian pengantin. Mereka berdiri di depan pintu hotel untuk menerima tamu.Banyak tamu datang untuk memberi selamat kepadanya, termasuk beberapa anggota keluarga terkaya.Beberapa tahun terakhir, Keluarga Wiryawan menjadi semakin kuat. Mereka hampir menjadi salah satu keluarga terkaya.Namun, yang benar-benar menarik keluarga terkaya ini adalah alasan lain, itu adalah ketua.Rendi membeberkan berita tersebut beberapa hari yang lalu. Dia mengatakan bahwa ketua akan datang untuk menghadiri pernikahannya.Hal ini tidak diragukan lagi membuat orang-orang gempar. Jika itu benar, status Keluarga Wiryawan akan segera naik ke tingkat yang lebih tinggi. Bahkan Keluarga Sharon pun harus menghormati mereka.Mereka boleh tidak menghargai Keluarga Wiryawan, tapi mereka tidak boleh tidak menghargai ketua.Rendi telah menu

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 10

    Dia melihat seorang lelaki duduk di sofa di dalam kamar, tepatnya adalah seorang lelaki tua.Orang ini adalah Leo. Namun, saat ini dia telah mengubah penampilannya. Rambut Leo terlihat memutih, wajah keriput dan banyak bekas luka di atasnya. Penampilannya itu tampak mengerikan dan menakutkan."Apakah kamu adalah ketua?" tanya Ranti dengan takut-takut. Dia ingin berbalik dan melarikan diri.Meskipun ketua dikabarkan sudah tua dan jelek, dia sudah siap secara mental untuk melihatnya. Namun, orang itu terlalu tua dan jelek. Orang ini bukan hanya pantas menjadi kakeknya, wajahnya yang jelek dan penuh bekas luka itu membuat Ranti jijik."Kamu berani meragukan identitasku?"Mata Leo membelalak. Ranti sangat ketakutan hingga kakinya menjadi lemas dan berlutut di lantai. "Aku nggak berani. Ketua jangan marah.""Bangunlah," kata Leo."Terima kasih, Ketua."Setelah dia berdiri, Ranti menarik napas dalam-dalam untuk mengatasi ketakutan batinnya.Dia telah bertekad. Tidak peduli seperti apa rupa k

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 11

    "Pengawal, patahkan anggota tubuhnya dan buang keluar!"Ferdian memberi perintah, lalu para preman di sekitarnya bergegas ke sana."Tunggu!"Febi buru-buru menghentikannya, lalu dia berkata sambil menatap Leo, "Apa kamu benar-benar ingin menjadi cacat?""Pecundang ini masih ingin membuatku menjadi cacat?" tanya Leo dengan ekspresi menghina."Kalau kamu terus seperti ini, aku nggak bisa menyelamatkanmu." Febi sangat marah, dia tak menyangka Leo akan begitu keras kepala.Leo menunjukkan senyuman main-main, lalu dia berkata dengan tegas, "Aku nggak butuh penyelamatanmu sama sekali. Aku nggak menganggap serius pecundang ini sama sekali.""Kamu punya nyali, kamu berani menjadi begitu sombong saat nyawamu diambang kematian. Aku ingin melihat betapa sombongnya kamu! Patahkan anggota tubuhnya, lalu hancurkan mulutnya!" kata Ferdian dengan niat membunuh."Tunggu sebentar. Pak Ferdian, izinkan aku membujuknya lagi."Febi berdiri di depan Leo. Tindakannya itu membuat Leo sedikit terharu.Ferdian

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 12

    "Salam pada Pak Kai!"Saat Ferdian mendekati Kai, dia segera membungkuk dan memberi hormat.Kemudian, Tina, Rendi, Erik dan anggota keluarganya juga ikut memberi hormat. Tatapan mereka penuh dengan kekaguman.Kai memandang Rendi dan Ranti sejenak."Ckckck, sungguh menyedihkan dipukuli seperti ini di hari pernikahan kalian.""Pak Kai, kamu harus membalaskan dendam kami!"Rendi berkata sambil memanas-manasi, "Kamu nggak tahu betapa sombongnya anak itu. Dia tahu kamu akan datang, tapi dia nggak takut sama sekali. Dia juga bilang dia nggak menganggap serius Pak Kai dan Sekte Jaguar sama sekali. Dia bahkan menyebutmu pecundang.""Lancang!" raung Kai dengan marah. Seketika, aura membunuh yang menakjubkan untuk memenuhi area itu.Orang-orang di sekitarnya tiba-tiba merasa ketakutan.Jika Kai marah, akibatnya akan cukup serius."Apa latar belakang orang itu?"Kai sangat berhati-hati. Meskipun dia adalah ketua mafia di Kota Kumara, masih ada beberapa petinggi yang tidak mampu dia singgung. Belu

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 13

    Menghadapi ancaman Rosa, meskipun mereka sangat enggan, mereka tetap menunduk di lantai dan memakan makanan kucing dengan patuh.Mereka tidak lagi peduli dengan harga diri mereka lagi. Hal yang terpenting saat ini adalah hidup mereka.Mata Erik dan yang lainnya penuh dengan kebencian. Leo ​​​​yang menyebabkan mereka makan makanan kucing dan dipermalukan seperti ini. Erik diam-diam bersumpah akan membuat Leo membayar konsekuensinya.Saat ini, Dani, Febi dan yang lainnya masih menunggu di depan pintu hotel. Mereka melihat orang-orang dari Sekte Jaguar pergi. Awalnya, dia ingin masuk dan melihat-lihat, tapi petugas keamanan hotel tidak mengizinkan mereka masuk. Hal ini membuat mereka sangat khawatir.Tentu saja, hanya Dani dan Febi yang merasa khawatir. Adapun Robby, Lanny, Eko, Santi dan Kevin, mereka tidak merasa khawatir sama sekali.Mereka sama sekali tidak peduli pada hidup dan mati Leo. Jika mereka tidak takut Dani akan marah, mereka pasti sudah lama pergi.Saat menunggu, Kevin menj

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 14

    "Kenapa kalau dia sudah tua?" Santi berkata dengan acuh tak acuh, "Usia seorang pria bukanlah masalah sama sekali. Yang terpenting adalah kemampuannya. Sedangkan untuk penampilannya, itu lebih nggak penting lagi. Apa gunanya tampan? Tampan nggak bisa dimakan."Santi berkata dan melirik Leo. "Dia sangat tampan? Tapi, apa gunanya? Dia hanya membual sepanjang hari dan suka membuat onar. Kalau ada wanita yang bersedia menikah dengannya, wanita itu benar-benar buta."Leo memiliki keinginan untuk menghajarnya. Dia hanya berdiri di sini dalam diam, tapi Santi malah menjelek-jelekkannya tanpa alasan. Apakah Leo terlihat mudah ditindas?Kevin mengangguk dengan setuju. "Ibuku benar, orang seperti dia nggak berguna sama sekali, dia bahkan nggak bisa dibandingkan dengan ketua. Menurutku, kamu harus pergi mencari ketua. Kalau dia jatuh cinta padamu, kamu akan berjaya dan Keluarga Sharon juga akan sejahtera bersama.""Kalau begitu kamu saja yang pergi, mungkin ketua memiliki selera yang berbeda. Mun

Bab terbaru

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 402

    Harus diketahui bahwa Leo dan Zaki baru berusia dua puluhan tahun, tetapi mereka sudah memasuki Alam Bawaan. Bahkan kekuatan para master senior pun tidak sebanding dengan mereka.Jika sepuluh hingga dua puluh tahun kemudian, sehebat apa kekuatan mereka?Dalam sekejap mata, keduanya bertarung selama puluhan ronde. Pertarungan itu semakin intens. Kekuatan keduanya tampak setara.Ekspresi Zaki tampak semakin masam. Hal ini karena Leo jauh lebih kuat dari yang dia bayangkan. Tidak peduli bagaimana Zaki menyerang, dia tidak dapat melukai Leo sehelai rambut pun. Dia bahkan tidak berhasil menyentuh sudut pakaiannya.Sementara Leo tampak lebih santai.Faktanya, dengan kekuatannya saat ini. Jangankan membunuh Zaki dengan cepat. Dia bahkan bisa membuatnya terluka parah dengan satu serangan.Alasan mengapa Leo tidak melakukan ini adalah karena dia takut akan menakuti Rangga.Sekarang, tujuan utama Leo adalah membunuh Rangga. Baginya, masalah lain tidak penting.Segera setelah puluhan ronde berlal

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 401

    Zaki sangat marah. "Hari ini, kamu akan mati. Aku akan menginjakmu di hadapan semua orang, sehingga kamu akan dipermalukan seumur hidupmu!""Coba saja kalau bisa." Leo meletakkan tangan di punggungnya sambil tersenyum. Dia terlihat sangat percaya diri."Keluarkan senjatamu!"Zaki mengarahkan pedang panjangnya ke arah Leo. Auranya langsung memancar ke segala arah.Orang-orang di sekitar merasakan tekanan yang tak terlukiskan. Mereka tanpa sadar merasa ketakutan.Leo mengenakan jaket berwarna hitam. Kemudian, mereka melihat dia mengeluarkan sebuah belati berukuran Zaki dari jaketnya.Setelah Jessy yang berada di bawah arena melihat belati itu, dia langsung terkejut hingga membuka mulutnya.Orang lain tidak mengenalnya, tetapi dia langsung mengenali belati itu. Belati itu adalah miliknya. Dia selalu menyimpannya di vilanya. Kenapa belati itu bisa diambil oleh Leo?"Serang!"Awalnya, Zaki ingin menunggu Leo mengambil tindakan. Namun, Leo tidak menyerang untuk waktu lama. Zaki kehilangan ke

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 400

    Sebelum Leo berbicara, Rangga sudah berkata dengan tidak senang, "Zaki, apa kamu nggak tahu aturan mengantre? Aku yang mengajaknya bertarung terlebih dulu. Cepat minggir!"Banyak orang yang menganggukkan kepala mereka. Rangga mengajak Leo bertarung terlebih dahulu, sementara Leo telah menyetujuinya. Saat pertarungan akan dimulai, Zaki malah membuat onar. Tindakan Zaki memang tidak sesuai dengan aturan.Namun, Zaki tidak memedulikan hal tersebut. Dia berkata sambil menatap Rangga, "Aku nggak peduli apa itu mengantre. Siapa pun yang berani menghentikanku menghapus rasa maluku, dia akan menantangku. Kalau kamu nggak setuju, aku akan membunuhmu terlebih dahulu!"Sialan, Zaki benar-benar gila.Seketika, Rangga langsung marah. "Zaki, apa kamu kira aku takut padamu?""Aku nggak tahu kamu takut atau nggak. Aku hanya tahu kalau kamu nggak turun, aku akan membunuhmu sekarang!" Tubuh Zaki memancarkan aura membunuh yang kuat.Dia ingin menantang Leo untuk menghilangkan rasa malunya. Dia juga ingin

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 399

    Setelah Leo muncul, Rangga langsung memancarkan aura membunuh yang menakjubkan."Leo, akhirnya kamu muncul."Leo berjalan ke arah Rangga, lalu dia berhenti tidak jauh dari sana dan berkata, "Rangga, awalnya aku kira kamu adalah seorang pria sejati. Tapi, aku akui bahwa aku salah.""Apa maksudmu?" tanya Rangga dengan nada dingin.Leo berkata sambil menunjukkan senyuman sinis, "Kamu memaksa gadis yang nggak menyukaimu untuk menikah denganmu. Apa bedanya kamu dengan seekor binatang? Bukan, membandingkan kamu dengan binatang adalah penghinaan terhadap binatang.""Sialan, kamu cari mati!"Rangga marah. Leo bahkan berani mengatakan dia lebih buruk dari seekor binatang. Menjengkelkan sekali."Berani sekali kamu! Cepat berlutut dan minta maaf pada Pak Rangga!""Anak ini bahkan berani memarahi Pak Rangga. Dia benar-benar nggak takut mati."Semua anggota Keluarga Safwando marah. Mereka berteriak dengan suara lantang.Para tamu juga merasa Leo memiliki nyali yang besar. Sebelumnya, Keluarga Jonat

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 398

    "Hormat pada langit!"Pulau Fairy terisolasi dari dunia luar, jadi upacara pernikahan mereka masih mengkuti adat kuno. Mereka hanya mengadakan upacara pernikahan, tetapi tidak mendaftarkan pernikahan mereka.Setelah upacara pernikahan, mereka akan menjadi pasangan sah yang diakui oleh semua orang.Leo berdiri di antara kerumunan. Dia menyaksikan Celine mengikuti upacara pernikahan dengan tidak berdaya.Saat ini, tidak hanya Atin yang berada di sana. Bahkan semua tetua Keluarga Safwando pun berkumpul di sana.Selain itu, masih ada anggota Keluarga Roderik dan Keluarga Tabrani. Orang-orang ini mungkin memihak pada Keluarga Safwando. Jika Leo bertindak, dia tidak hanya tidak dapat menyelamatkan Celine, Leo bahkan akan kehilangan nyawanya."Hormat pada orang tua!""Hormat pada pasangan!""Sah!"Terdengar tepuk tangan meriah. Semua orang bertepuk tangan sambil memberi selamat.Saat ini, Rangga seharusnya membawa pengantin wanita ke kamar. Namun, dia tidak melakukannya. Sebaliknya, Rangga ma

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 397

    Tetua Agung berkata, "Pak Atin, mungkinkah orang itu adalah orang yang tadi malam?"Atin berkata, "Seharusnya benar. Orang itu mahir dalam seni penyamaran dan sangat kuat. Kita harus menemukan cara untuk membunuhnya. Kalau nggak, akan ada masalah yang nggak ada habisnya!"Tetua Agung berkata sambil mengangguk, "Pak Atin benar. Tapi, yang terpenting adalah pesta pernikahan. Setelah malam ini, kita akan menyelesaikan masalah dengannya."Atin menganggukkan kepalanya.Saat keduanya hendak kembali, jeritan dan pertarungan sengit tiba-tiba terdengar dari kejauhan. Bahkan fluktuasi energi yang kuat bisa dirasakan dari jarak jauh."Celaka!"Ekspresi Atin berubah. Kemudian, dia buru-buru kembali dengan kecepatan tinggi. Sementara Tetua Agung Keluarga Safwando mengikuti di belakangnya.Saat ini, tim pernikahan menjadi sangat berantakan. Leo ​​​​kembali, lalu dia mulai membunuh orang-orang di antara kerumunan.Sasaran Leo sangat jelas. Dia mengincar Rangga yang dilindungi oleh para pengawal.Namu

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 396

    Keduanya menyerang dengan pedang mereka hingga terdengar suara keras. Seketika, energi pedang keduanya meledak. Namun, sisa energi pedang berwarna putih malah terus menyerang tanpa henti.Kedua tetua itu tampak terkejut. Kemudian, mereka segera mengangkat pedang mereka untuk melawan.Setelah itu, terdengar suara ledakan yang keras. Kedua orang itu terpental oleh energi yang menakutkan tersebut, lalu terjatuh ke tanah dengan cepat.Setelah itu, terdengar suara ledakan yang keras dan tanah berguncang dengan hebat. Muncul dua kawah besar hingga debu beterbangan ke langit."Lindungi Pak Rangga!"Para pelayan dan penjaga yang menemani Rangga pun menghunus pedang mereka satu demi satu, lalu mereka mengepung Rangga."Siapa pun yang menghalangiku akan mati!"Leo memegang belatinya sambil berlari ke arah Rangga.Belati itu dia temukan di vila. Belati itu adalah sebuah senjata tajam.Meskipun Leo tidak terbiasa menggunakannya, itu lebih baik dibandingkan menyerang dengan tangan kosong."Duar!"H

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 395

    Namun, sekarang seseorang akan membantunya menyelamatkan Celine. Leo tentu saja bersedia mencobanya.Ada dua alasan mengapa Leo memercayai pria berjas putih itu. Pertama, dia tidak punya pilihan lain.Alasan kedua, dia mengenal pria berjas putih itu. Namanya Jimmy Roderik. Dia adalah putra sulung dari Keluarga Roderik, pemimpin dari empat keluarga besar di Pulau Fairy.Pada saat yang sama, dia juga dikenal sebagai penerus terhebat di Pulau Fairy. Dia juga merupakan genius paling menonjol di Pulau Fairy selama seratus tahun.Pada usia dua puluh tahun, dia memasuki Alam Bawaan. Pada usia dua puluh tujuh tahun, tingkat kultivasinya sudah tidak terduga.Banyak orang mengatakan bahwa Jimmy dapat mencapai Alam Setengah Dewa di masa depan.Alam Setengah Dewa sebenarnya adalah alam setelah Alam Bawaan. Begitu orang-orang mencapai alam itu, mereka tidak akan terkalahkan di dunia.Terlebih lagi, mereka akan memiliki kekuatan yang luar biasa. Mereka dapat membunuh orang dengan mudah. Mereka bahka

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 394

    Ada empat keluarga besar di Pulau Fairy, antara lain Keluarga Roderik, Keluarga Tabrani, Keluarga Jonathan dan Keluarga Safwando.Keluarga Safwando menempati urutan terakhir. Hal ini merupakan duri di hati setiap orang di Keluarga Safwando.Namun, beberapa hari yang lalu, Keluarga Safwando mengalahkan Keluarga Jonathan dalam satu gerakan. Hal ini membuat mereka tidak menduduki posisi terakhir lagi.Celine yang dulunya acuh tak acuh padanya. Saat ini, Celine akan menjadi pengantinnya. Hal itu adalah sebuah kebahagiaannya. Bagaimana mungkin Rangga tidak merasa bahagia?Leo melihat Rangga dari kejauhan. Dia ingin menampar pria bajingan itu sampai mati.Namun, Leo masih menahan dorongan itu. Kemudian, dia berlari ke sekitar Kediaman Keluarga Jonathan. Saat ini, seharusnya Celine masih berada di Kediaman Keluarga Jonathan.Pertahanan di sini terlihat sangat lemah, bahkan penjaga gerbang pun menguap.Leo merasa ada yang salah. Situasi semakin aneh, Leo semakin tidak berani bertindak gegabah.

DMCA.com Protection Status