Share

Bab 5

Author: Wijaya
last update Last Updated: 2024-07-17 11:35:34
"Ayah, Paman, dia adalah dokter genius yang aku undang," kata Febi.

"Dokter Genius?"

"Dia?"

Semua orang mendengar Febi berkata bahwa Leo adalah seorang dokter genius. Mereka memandangnya dengan tatapan menghina.

Baik itu pengobatan tradisional ataupun pengobatan modern, keterampilan medis yang hebat perlu dipelajari untuk waktu lama.

Sementara Leo baru berusia dua puluhan. Bagaimana mungkin keterampilan medisnya luar biasa.

"Febi, di mana kamu menemukan pembohong ini?" tanya Eko.

"Paman, dia bukan pembohong. Dia benar-benar dokter genius. Dia menyembuhkan serangan jantungku sebelumnya."

Meskipun Febi membenci Leo karena telah merampas kepolosannya, ini adalah dua hal yang berbeda. Pagi ini, dia mengalami serangan jantung dan nyawanya sekarat. Setelah Leo menusuk akupunktur beberapa kali, serangan jantung Febi sembuh.

Bahkan Markus tidak memiliki kemampuan seperti itu. Jadi, Febi tidak salah mengatakan bahwa Leo adalah dokter genius.

"Anak muda, apakah kamu yakin bisa menyembuhkan ayahku?" tanya Robby dengan ragu.

"Aku belum mendiagnosis pasiennya, jadi aku nggak bisa menjamin bisa menyembuhkannya. Tapi, aku yakin kalau aku nggak bisa menyembuhkannya, nggak ada seorang pun di dunia ini yang bisa menyembuhkannya."

Nada suara Leo terdengar santai, tapi apa yang dia katakan penuh dengan keyakinan.

"Sombong sekali. Bahkan Dokter Genius Markus nggak berani memuji dirinya sendiri seperti ini," kata Eko sambil mencibir.

"Dia nggak berani menjamin karena keterampilan medisnya buruk. Kalau nggak, dia nggak akan menyuruhmu mempersiapkan pemakaman," kata Leo dengan acuh tak acuh.

"Nak, kamu benar-benar sombong." Markus berkata dengan marah. "Aku telah hidup lebih dari 50 tahun. Aku telah berpraktik kedokteran sejak aku berusia tiga belas tahun. Aku sudah lebih dari enam puluh tahun menjadi dokter. Kamu adalah satu-satunya orang yang bilang bahwa keterampilan medisku buruk."

"Itu karena kamu belum pernah bertemu dengan dokter genius yang sesungguhnya. Kebetulan aku adalah dokter genius itu," ucap Leo sambil tersenyum.

"Anak siapa ini? Sombong sekali!"

Bersamaan dengan suara mengejek, dua pria berjalan masuk.

Salah satunya adalah seorang lelaki tua yang mengenakan pakaian batik dan memiliki janggut yang panjang.

Orang lainnya adalah seorang pria muda berusia dua puluhan tahun. Dia terlihat sangat tampan. Pria itu mengenakan setelan bermerk dan kacamata berbingkai emas.

"Pak Aston, kamu sudah datang. Siapa dia?" tanya Robby sambil menunjuk ke arah lelaki tua itu dengan rasa ingin tahu.

Aston Ginanjar tersenyum sambil memperkenalkan, "Paman Eko, aku tahu Kakek Dani sakit parah, jadi aku secara khusus mengundang Dokter Agung."

"Dokter Agung?"

Markus buru-buru menghampiri lelaki tua itu dan bertanya, "Apa kamu adalah Agung si sembilan akupunktur yang dikenal sebagai dokter yang mampu menghidupkan orang mati?"

"Ya, namaku Agung Perdana!"

Agung Perdana meletakkan tangannya di belakang punggung. Dia mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dengan ekspresi sombong.

Awalnya, Agung tidak disebut dengan panggilan ini. Karena dia menggunakan sembilan jarum perak untuk setiap akupunktur untuk menyelamatkan orang dari ambang kematian. Orang-orang pun menyebutnya dengan panggilan ini.

"Dokter Agung, aku sudah lama mengagumimu."

Markus tampak sedikit bersemangat.

"Dokter Markus, apakah Dokter Agung ini lebih hebat darimu?" tanya Robby dengan rasa ingin tahu.

Markus mengangguk dengan penuh semangat. "Meskipun aku juga menyebut diriku dokter genius, aku hanya terkenal di Kota Kumara. Rapi, Dokter Agung adalah dokter genius yang terkenal di seluruh negeri. Dia bahkan adalah salah satu dokter terbaik di dunia."

Saat Robby mendengar bahwa Agung sangat hebat, dia langsung berkata dengan semangat, "Dokter Agung, tolong selamatkan ayahku. Selama kamu dapat menyembuhkan ayahku, aku akan membayar berapa pun!"

Agung berkata dengan bangga, "Aku datang bukan untuk mencari uang. Kalau Pak Aston nggak mengundangku, bahkan dibayar mahal pun, aku nggak akan datang ke sini."

"Pak Aston, terima kasih banyak." Robby dan Eko buru-buru berterima kasih kepada Aston.

"Paman, kalian terlalu berlebihan. Ini adalah tanggung jawabku." Aston melihat ke arah Agung sambil berkata, "Dokter Agung, kamu harus segera memulai pengobatan."

"Nggak perlu terburu-buru."

Agung melihat ke arah Leo sambil berkata, "Nak, apa maksudmu tadi? Apakah menurutmu, hanya kamu yang memiliki keterampilan medis terbaik di dunia ini?"

"Yah."

Leo mengangguk dengan serius. Dia tidak bersikap sombong. Dalam hal keterampilan medis, bahkan jika gurunya masih hidup, dia mungkin tidak sebaik Leo.

Sebelum Agung membuka suara, Markus tidak bisa menahannya lagi. "Nak, kamu hanya berpura-pura hebat di depanku. Tapi, sekarang kamu bahkan berpura-pura hebat di depan Dokter Agung. Kamu benar-benar nggak tahu diri."

"Paman, siapa orang bodoh ini?" tanya Aston sambil memandang Robby.

"Dia adalah orang dibawa oleh Febi untuk mengobati ayahku," kata Robby.

Aston melihat ke arah Febi sambil berkata, "Febi, kamu ditipu olehnya. Kelihatan jelas orang ini adalah penipu. "

"Bukan, keterampilan medisnya sangat bagus," kata Febi untuk menjelaskan.

"Seberapa hebat? Mungkinkah itu lebih hebat dari Dokter Agung?" tanya Aston.

"Eh ...."

Febi terdiam. Agung adalah seorang dokter genius yang terkenal di seluruh negeri. Meskipun keterampilan medis Leo sangat hebat, Febi tidak percaya jika Leo mengatakan dia lebih kuat dari Agung. Bagaimanapun, usia Leo masih terlalu muda.

Aston berkata sambil tersenyum, "Febi, Dokter Agung sudah datang, Kakek Dani pasti akan baik-baik saja. Cepat suruh penipu ini keluar."

Febi merasa sedikit malu. Bagaimanapun, dia yang membawa Leo kemari. Jika dia mengusir Leo seperti ini, itu akan sangat keterlaluan.

"Kalau kamu percaya penipu ini, aku akan segera pergi," kata Agung sambil hendak pergi.

Robby buru-buru menghentikannya dan berkata sambil tersenyum, "Dokter Agung, jangan marah. Aku akan segera mengusir penipu ini."

"Nak, apa kamu sudah mendengarnya? Kamu ingin keluar sendiri atau aku yang mencari seseorang untuk mengusirmu!" kata Robby sambil menatap Leo dengan dingin.

Cahaya dingin melintas di mata Leo. Jika Leo tidak memikirkan Febi, orang yang berani berbicara dengannya seperti ini akan langsung ditampar olehnya.

Febi berkata dengan ekspresi canggung, "Pak Leo, maafkan aku. Bagaimana kalau kamu pergi dulu."

"Kalian yang mengusirku pergi. Jangan memohon padaku untuk kembali lagi nanti!"

Leo mendengus dingin dan berbalik untuk pergi.

Dia datang ke sini karena Febi. Dia tidak menyangka keluarga ini akan begitu menjengkelkan. Leo tidak marah jika mereka tidak percaya pada keterampilan medisnya. Namun, mereka mengusirnya ketika dia tidak lagi dibutuhkan. Keterlaluan sekali.

"Pak Leo, maafkan aku, aku nggak menyangka akan terjadi hal ini. Aku akan mengantarmu kembali."

Febi mengejarnya keluar. Dia merasa sedikit bersalah.

"Nggak perlu."

Leo berjalan beberapa langkah, lalu dia berjalan kembali dan menyerahkan sebuah botol Febi. "Karena kamu telah membantuku sebelumnya, ada obat di dalamnya, ambillah. Asalkan orang itu masih bernapas, orang itu akan bertahan selama tiga hari setelah meminumnya."

Leo meletakkan botol obat itu ke tangan Febi dan berjalan pergi. Dia telah berbaik hati memberikan obat itu.

Febi kembali ke bangsal sambil membawa botol obat itu.

"Febi, apa yang kamu pegang di tanganmu?" tanya Aston dengan rasa ingin tahu.

"Ini adalah obat yang diberikan Pak Leo padaku. Katanya selama orang itu masih bernapas, dia bisa hidup selama tiga hari setelah meminumnya," kata Febi.

"Febi, kamu sangat naif. Bagaimana kamu bisa memercayai kata-kata seorang penipu?" kata Aston.

Agung bahkan mencibir, "Pak Aston benar. Siapa pun yang berani meminum obat penipu akan dirugikan. Dia bahkan mengatakan bisa bertahan selama tiga hari. Benar-benar obat mujarab."

"Kamu nggak dengar apa yang dikatakan Dokter Agung. Cepat buang obat itu," teriak Robby.

Febi merasa sedikit ragu. Meskipun dia membenci Leo karena merampas kepolosannya, dia tidak menganggap Leo adalah seorang penipu. Bagaimanapun, Leo telah menyembuhkan penyakit jantungnya.

"Sampah harus dibuang ke tempat sampah." Robby mengambil botol itu dari tangan Febi dan melemparkannya ke tempat sampah.

Setelah itu, Agung baru merasa puas. Kemudian, dia memeriksa denyut nadi Dani.

Markus berdiri di samping sambil menonton dengan penuh harap. Dia ingin belajar dari idolanya.

Setelah beberapa saat, Agung menunjukkan ekspresi mengerti.

"Dokter Agung, bagaimana kondisinya?" tanya Robby dengan tergesa-gesa ketika dia melihat Agung selesai memeriksa denyut nadi Dani.

"Pak Dani keracunan," kata Agung.

"Keracunan!"

Robby sangat terkejut. Dia selalu mengira Dani sakit. Bagaimanapun, mereka telah memeriksa berkali-kali di rumah sakit.

"Yah, dia keracunan. Ini adalah racun sangat langka yang sulit dideteksi oleh orang biasa," kata Agung.

"Dokter Agung, apakah kamu bisa menyembuhkannya?" tanya Febi dengan penuh harap.

"Omong kosong, nggak ada penyakit di dunia ini yang nggak bisa aku obati. Nggak ada racun yang nggak bisa aku netralkan," kata Agung dengan bangga.

"Dokter Agung, terima kasih." Febi sangat bersemangat.

Agung segera membuka sebuah kotak. Dia mengeluarkan jarum perak, lalu memberikan akupunktur pada Dani.

Febi mengepalkan tangannya erat-erat. Dia terlihat sangat gugup.

Aston buru-buru menghiburnya, "Febi, kamu harus percaya pada Dokter Agung, Kakek akan baik-baik saja."

"Pak Aston, kali ini semuanya berkatmu. Febi, kamu harus berterima kasih kepada Pak Aston," kata Robby dengan penuh arti.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Maspri Pku
alur ceritanya sangat menarik dan memancing keingintahuan lebih besar
goodnovel comment avatar
Maspri Pku
cerita yang bagus
goodnovel comment avatar
Fakri Mukhtar
hebatnya ilmu akupunktur.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 6

    Febi secara alami memahami maksud ayahnya. Ayahnya ingin dia berkencan dengan Aston, bahkan ibunya pun berpikir demikian.Febi harus mengakui bahwa Aston memang luar biasa. Dia adalah putra sulung Keluarga Ginanjar. Dia tampan, sopan dan anggun. Dia memenuhi standar wanita dalam memilih pasangan.Namun, Febi tidak tahu kenapa dia tidak jatuh hati kepada Aston.Setelah akupunktur Agung selesai, Dani terbangun tidak lama kemudian. Hal ini membuat semua anggota Keluarga Sharon sangat bersemangat.Sore itu, Dani memesan makanan di hotel untuk menjamu Agung dan Aston. Dia memberi Agung sebuah amplop besar sebagai biaya konsultasi."Febi, temani aku jalan-jalan, ya."Setelah makan malam, Aston mengajak Febi keluar."Feb, kenapa kamu masih berdiri di sana, cepat setujui."Ibunya Febi, Lanny Sukmana buru-buru mendorong Febi dan memintanya untuk setuju.Febi hanya bisa mengangguk setuju. Bagaimanapun, Aston baru saja memberikan bantuan besar kepada mereka.Saat keduanya hendak keluar, mereka ti

    Last Updated : 2024-07-17
  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 7

    Leo datang ke ranjang rumah sakit dan duduk. Kemudian, dia memeriksa denyut nadi Dani.Karena waktu tiga hari semakin dekat, Dani mengalami koma lagi. Kondisinya tidak begitu baik.Agung dan Markus sedang menonton di samping. Sampai saat ini, mereka bahkan berpikir Leo tidak dapat menyembuhkan Dani.Bagaimanapun, mereka telah mendiagnosis Dani tidak dapat diselamatkan lagi.Dani dapat bertahan selama tiga hari lagi. Hal itu karena obat yang diminum hari itu sangat ampuh. Orang yang meracik obat itu mungkin bukan Leo.Robby dan Febi sangat gugup. Terutama ketika Leo mengerutkan keningnya, jantung mereka berdebar kencang.Dani bukan hanya kerabat mereka, tapi dia juga tulang punggung Keluarga Sharon.Jika Dani celaka, itu akan menjadi pukulan yang menyakitkan bagi Keluarga Sharon."Bagaimana? Apakah kakekku bisa diselamatkan?" tanya Febi dengan tergesa-gesa ketika dia melihat Leo selesai memeriksa denyut nadinya."Selama dia masih bernapas, aku bisa menyelamatkannya. Jangan khawatir," hi

    Last Updated : 2024-07-17
  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 8

    Setelah melepas mantelnya, Febi menghentikan gerakannya. Lalu, dia menatap Leo dengan malu. "Bisakah kamu berbalik dulu?""Bukannya aku belum pernah melihatnya. Apalagi, kamu ingin menunjukkannya kepadaku nanti," kata Leo sambil tersenyum, lalu duduk di tempat tidur.Febi juga berpikir demikian. Jadi, dia melepaskan gaun sambil menggertakkan giginya. Saat ini, dia hanya mengenakan pakaian dalamnya.Leo duduk di tempat tidur sambil melihatnya dengan serius. Meskipun ini bukan pertama kalinya dia melihat ini, dia merasa bahagia setiap saat.Febi tersipu malu. Meskipun dia dan Leo sudah pernah berhubungan, dia tidak dapat mengingat apa pun tentang waktu itu. Jadi, kali ini adalah pertama kalinya bagi Febi."Minumlah dulu."Leo menuangkan segelas air dan menyerahkannya kepada Febi. Kemudian, Febi mengambil gelas itu dan menyesapnya.Wajah Leo menunjukkan senyuman main-main, ​​​​lalu dia menggendong Febi dan berjalan ke tempat tidur. Dia menempatkan Febi di tempat tidur dengan lembut."Pela

    Last Updated : 2024-07-17
  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 9

    Hotel Kumara adalah hotel terbesar dan termewah di Kota Kumara. Mereka yang datang ke sini adalah orang kaya atau pejabat.Hari ini bahkan lebih meriah. Rendi dan Ranti mengenakan pakaian pengantin. Mereka berdiri di depan pintu hotel untuk menerima tamu.Banyak tamu datang untuk memberi selamat kepadanya, termasuk beberapa anggota keluarga terkaya.Beberapa tahun terakhir, Keluarga Wiryawan menjadi semakin kuat. Mereka hampir menjadi salah satu keluarga terkaya.Namun, yang benar-benar menarik keluarga terkaya ini adalah alasan lain, itu adalah ketua.Rendi membeberkan berita tersebut beberapa hari yang lalu. Dia mengatakan bahwa ketua akan datang untuk menghadiri pernikahannya.Hal ini tidak diragukan lagi membuat orang-orang gempar. Jika itu benar, status Keluarga Wiryawan akan segera naik ke tingkat yang lebih tinggi. Bahkan Keluarga Sharon pun harus menghormati mereka.Mereka boleh tidak menghargai Keluarga Wiryawan, tapi mereka tidak boleh tidak menghargai ketua.Rendi telah menu

    Last Updated : 2024-07-17
  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 10

    Dia melihat seorang lelaki duduk di sofa di dalam kamar, tepatnya adalah seorang lelaki tua.Orang ini adalah Leo. Namun, saat ini dia telah mengubah penampilannya. Rambut Leo terlihat memutih, wajah keriput dan banyak bekas luka di atasnya. Penampilannya itu tampak mengerikan dan menakutkan."Apakah kamu adalah ketua?" tanya Ranti dengan takut-takut. Dia ingin berbalik dan melarikan diri.Meskipun ketua dikabarkan sudah tua dan jelek, dia sudah siap secara mental untuk melihatnya. Namun, orang itu terlalu tua dan jelek. Orang ini bukan hanya pantas menjadi kakeknya, wajahnya yang jelek dan penuh bekas luka itu membuat Ranti jijik."Kamu berani meragukan identitasku?"Mata Leo membelalak. Ranti sangat ketakutan hingga kakinya menjadi lemas dan berlutut di lantai. "Aku nggak berani. Ketua jangan marah.""Bangunlah," kata Leo."Terima kasih, Ketua."Setelah dia berdiri, Ranti menarik napas dalam-dalam untuk mengatasi ketakutan batinnya.Dia telah bertekad. Tidak peduli seperti apa rupa k

    Last Updated : 2024-07-17
  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 11

    "Pengawal, patahkan anggota tubuhnya dan buang keluar!"Ferdian memberi perintah, lalu para preman di sekitarnya bergegas ke sana."Tunggu!"Febi buru-buru menghentikannya, lalu dia berkata sambil menatap Leo, "Apa kamu benar-benar ingin menjadi cacat?""Pecundang ini masih ingin membuatku menjadi cacat?" tanya Leo dengan ekspresi menghina."Kalau kamu terus seperti ini, aku nggak bisa menyelamatkanmu." Febi sangat marah, dia tak menyangka Leo akan begitu keras kepala.Leo menunjukkan senyuman main-main, lalu dia berkata dengan tegas, "Aku nggak butuh penyelamatanmu sama sekali. Aku nggak menganggap serius pecundang ini sama sekali.""Kamu punya nyali, kamu berani menjadi begitu sombong saat nyawamu diambang kematian. Aku ingin melihat betapa sombongnya kamu! Patahkan anggota tubuhnya, lalu hancurkan mulutnya!" kata Ferdian dengan niat membunuh."Tunggu sebentar. Pak Ferdian, izinkan aku membujuknya lagi."Febi berdiri di depan Leo. Tindakannya itu membuat Leo sedikit terharu.Ferdian

    Last Updated : 2024-07-17
  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 12

    "Salam pada Pak Kai!"Saat Ferdian mendekati Kai, dia segera membungkuk dan memberi hormat.Kemudian, Tina, Rendi, Erik dan anggota keluarganya juga ikut memberi hormat. Tatapan mereka penuh dengan kekaguman.Kai memandang Rendi dan Ranti sejenak."Ckckck, sungguh menyedihkan dipukuli seperti ini di hari pernikahan kalian.""Pak Kai, kamu harus membalaskan dendam kami!"Rendi berkata sambil memanas-manasi, "Kamu nggak tahu betapa sombongnya anak itu. Dia tahu kamu akan datang, tapi dia nggak takut sama sekali. Dia juga bilang dia nggak menganggap serius Pak Kai dan Sekte Jaguar sama sekali. Dia bahkan menyebutmu pecundang.""Lancang!" raung Kai dengan marah. Seketika, aura membunuh yang menakjubkan untuk memenuhi area itu.Orang-orang di sekitarnya tiba-tiba merasa ketakutan.Jika Kai marah, akibatnya akan cukup serius."Apa latar belakang orang itu?"Kai sangat berhati-hati. Meskipun dia adalah ketua mafia di Kota Kumara, masih ada beberapa petinggi yang tidak mampu dia singgung. Belu

    Last Updated : 2024-07-17
  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 13

    Menghadapi ancaman Rosa, meskipun mereka sangat enggan, mereka tetap menunduk di lantai dan memakan makanan kucing dengan patuh.Mereka tidak lagi peduli dengan harga diri mereka lagi. Hal yang terpenting saat ini adalah hidup mereka.Mata Erik dan yang lainnya penuh dengan kebencian. Leo ​​​​yang menyebabkan mereka makan makanan kucing dan dipermalukan seperti ini. Erik diam-diam bersumpah akan membuat Leo membayar konsekuensinya.Saat ini, Dani, Febi dan yang lainnya masih menunggu di depan pintu hotel. Mereka melihat orang-orang dari Sekte Jaguar pergi. Awalnya, dia ingin masuk dan melihat-lihat, tapi petugas keamanan hotel tidak mengizinkan mereka masuk. Hal ini membuat mereka sangat khawatir.Tentu saja, hanya Dani dan Febi yang merasa khawatir. Adapun Robby, Lanny, Eko, Santi dan Kevin, mereka tidak merasa khawatir sama sekali.Mereka sama sekali tidak peduli pada hidup dan mati Leo. Jika mereka tidak takut Dani akan marah, mereka pasti sudah lama pergi.Saat menunggu, Kevin menj

    Last Updated : 2024-07-17

Latest chapter

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 402

    Harus diketahui bahwa Leo dan Zaki baru berusia dua puluhan tahun, tetapi mereka sudah memasuki Alam Bawaan. Bahkan kekuatan para master senior pun tidak sebanding dengan mereka.Jika sepuluh hingga dua puluh tahun kemudian, sehebat apa kekuatan mereka?Dalam sekejap mata, keduanya bertarung selama puluhan ronde. Pertarungan itu semakin intens. Kekuatan keduanya tampak setara.Ekspresi Zaki tampak semakin masam. Hal ini karena Leo jauh lebih kuat dari yang dia bayangkan. Tidak peduli bagaimana Zaki menyerang, dia tidak dapat melukai Leo sehelai rambut pun. Dia bahkan tidak berhasil menyentuh sudut pakaiannya.Sementara Leo tampak lebih santai.Faktanya, dengan kekuatannya saat ini. Jangankan membunuh Zaki dengan cepat. Dia bahkan bisa membuatnya terluka parah dengan satu serangan.Alasan mengapa Leo tidak melakukan ini adalah karena dia takut akan menakuti Rangga.Sekarang, tujuan utama Leo adalah membunuh Rangga. Baginya, masalah lain tidak penting.Segera setelah puluhan ronde berlal

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 401

    Zaki sangat marah. "Hari ini, kamu akan mati. Aku akan menginjakmu di hadapan semua orang, sehingga kamu akan dipermalukan seumur hidupmu!""Coba saja kalau bisa." Leo meletakkan tangan di punggungnya sambil tersenyum. Dia terlihat sangat percaya diri."Keluarkan senjatamu!"Zaki mengarahkan pedang panjangnya ke arah Leo. Auranya langsung memancar ke segala arah.Orang-orang di sekitar merasakan tekanan yang tak terlukiskan. Mereka tanpa sadar merasa ketakutan.Leo mengenakan jaket berwarna hitam. Kemudian, mereka melihat dia mengeluarkan sebuah belati berukuran Zaki dari jaketnya.Setelah Jessy yang berada di bawah arena melihat belati itu, dia langsung terkejut hingga membuka mulutnya.Orang lain tidak mengenalnya, tetapi dia langsung mengenali belati itu. Belati itu adalah miliknya. Dia selalu menyimpannya di vilanya. Kenapa belati itu bisa diambil oleh Leo?"Serang!"Awalnya, Zaki ingin menunggu Leo mengambil tindakan. Namun, Leo tidak menyerang untuk waktu lama. Zaki kehilangan ke

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 400

    Sebelum Leo berbicara, Rangga sudah berkata dengan tidak senang, "Zaki, apa kamu nggak tahu aturan mengantre? Aku yang mengajaknya bertarung terlebih dulu. Cepat minggir!"Banyak orang yang menganggukkan kepala mereka. Rangga mengajak Leo bertarung terlebih dahulu, sementara Leo telah menyetujuinya. Saat pertarungan akan dimulai, Zaki malah membuat onar. Tindakan Zaki memang tidak sesuai dengan aturan.Namun, Zaki tidak memedulikan hal tersebut. Dia berkata sambil menatap Rangga, "Aku nggak peduli apa itu mengantre. Siapa pun yang berani menghentikanku menghapus rasa maluku, dia akan menantangku. Kalau kamu nggak setuju, aku akan membunuhmu terlebih dahulu!"Sialan, Zaki benar-benar gila.Seketika, Rangga langsung marah. "Zaki, apa kamu kira aku takut padamu?""Aku nggak tahu kamu takut atau nggak. Aku hanya tahu kalau kamu nggak turun, aku akan membunuhmu sekarang!" Tubuh Zaki memancarkan aura membunuh yang kuat.Dia ingin menantang Leo untuk menghilangkan rasa malunya. Dia juga ingin

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 399

    Setelah Leo muncul, Rangga langsung memancarkan aura membunuh yang menakjubkan."Leo, akhirnya kamu muncul."Leo berjalan ke arah Rangga, lalu dia berhenti tidak jauh dari sana dan berkata, "Rangga, awalnya aku kira kamu adalah seorang pria sejati. Tapi, aku akui bahwa aku salah.""Apa maksudmu?" tanya Rangga dengan nada dingin.Leo berkata sambil menunjukkan senyuman sinis, "Kamu memaksa gadis yang nggak menyukaimu untuk menikah denganmu. Apa bedanya kamu dengan seekor binatang? Bukan, membandingkan kamu dengan binatang adalah penghinaan terhadap binatang.""Sialan, kamu cari mati!"Rangga marah. Leo bahkan berani mengatakan dia lebih buruk dari seekor binatang. Menjengkelkan sekali."Berani sekali kamu! Cepat berlutut dan minta maaf pada Pak Rangga!""Anak ini bahkan berani memarahi Pak Rangga. Dia benar-benar nggak takut mati."Semua anggota Keluarga Safwando marah. Mereka berteriak dengan suara lantang.Para tamu juga merasa Leo memiliki nyali yang besar. Sebelumnya, Keluarga Jonat

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 398

    "Hormat pada langit!"Pulau Fairy terisolasi dari dunia luar, jadi upacara pernikahan mereka masih mengkuti adat kuno. Mereka hanya mengadakan upacara pernikahan, tetapi tidak mendaftarkan pernikahan mereka.Setelah upacara pernikahan, mereka akan menjadi pasangan sah yang diakui oleh semua orang.Leo berdiri di antara kerumunan. Dia menyaksikan Celine mengikuti upacara pernikahan dengan tidak berdaya.Saat ini, tidak hanya Atin yang berada di sana. Bahkan semua tetua Keluarga Safwando pun berkumpul di sana.Selain itu, masih ada anggota Keluarga Roderik dan Keluarga Tabrani. Orang-orang ini mungkin memihak pada Keluarga Safwando. Jika Leo bertindak, dia tidak hanya tidak dapat menyelamatkan Celine, Leo bahkan akan kehilangan nyawanya."Hormat pada orang tua!""Hormat pada pasangan!""Sah!"Terdengar tepuk tangan meriah. Semua orang bertepuk tangan sambil memberi selamat.Saat ini, Rangga seharusnya membawa pengantin wanita ke kamar. Namun, dia tidak melakukannya. Sebaliknya, Rangga ma

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 397

    Tetua Agung berkata, "Pak Atin, mungkinkah orang itu adalah orang yang tadi malam?"Atin berkata, "Seharusnya benar. Orang itu mahir dalam seni penyamaran dan sangat kuat. Kita harus menemukan cara untuk membunuhnya. Kalau nggak, akan ada masalah yang nggak ada habisnya!"Tetua Agung berkata sambil mengangguk, "Pak Atin benar. Tapi, yang terpenting adalah pesta pernikahan. Setelah malam ini, kita akan menyelesaikan masalah dengannya."Atin menganggukkan kepalanya.Saat keduanya hendak kembali, jeritan dan pertarungan sengit tiba-tiba terdengar dari kejauhan. Bahkan fluktuasi energi yang kuat bisa dirasakan dari jarak jauh."Celaka!"Ekspresi Atin berubah. Kemudian, dia buru-buru kembali dengan kecepatan tinggi. Sementara Tetua Agung Keluarga Safwando mengikuti di belakangnya.Saat ini, tim pernikahan menjadi sangat berantakan. Leo ​​​​kembali, lalu dia mulai membunuh orang-orang di antara kerumunan.Sasaran Leo sangat jelas. Dia mengincar Rangga yang dilindungi oleh para pengawal.Namu

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 396

    Keduanya menyerang dengan pedang mereka hingga terdengar suara keras. Seketika, energi pedang keduanya meledak. Namun, sisa energi pedang berwarna putih malah terus menyerang tanpa henti.Kedua tetua itu tampak terkejut. Kemudian, mereka segera mengangkat pedang mereka untuk melawan.Setelah itu, terdengar suara ledakan yang keras. Kedua orang itu terpental oleh energi yang menakutkan tersebut, lalu terjatuh ke tanah dengan cepat.Setelah itu, terdengar suara ledakan yang keras dan tanah berguncang dengan hebat. Muncul dua kawah besar hingga debu beterbangan ke langit."Lindungi Pak Rangga!"Para pelayan dan penjaga yang menemani Rangga pun menghunus pedang mereka satu demi satu, lalu mereka mengepung Rangga."Siapa pun yang menghalangiku akan mati!"Leo memegang belatinya sambil berlari ke arah Rangga.Belati itu dia temukan di vila. Belati itu adalah sebuah senjata tajam.Meskipun Leo tidak terbiasa menggunakannya, itu lebih baik dibandingkan menyerang dengan tangan kosong."Duar!"H

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 395

    Namun, sekarang seseorang akan membantunya menyelamatkan Celine. Leo tentu saja bersedia mencobanya.Ada dua alasan mengapa Leo memercayai pria berjas putih itu. Pertama, dia tidak punya pilihan lain.Alasan kedua, dia mengenal pria berjas putih itu. Namanya Jimmy Roderik. Dia adalah putra sulung dari Keluarga Roderik, pemimpin dari empat keluarga besar di Pulau Fairy.Pada saat yang sama, dia juga dikenal sebagai penerus terhebat di Pulau Fairy. Dia juga merupakan genius paling menonjol di Pulau Fairy selama seratus tahun.Pada usia dua puluh tahun, dia memasuki Alam Bawaan. Pada usia dua puluh tujuh tahun, tingkat kultivasinya sudah tidak terduga.Banyak orang mengatakan bahwa Jimmy dapat mencapai Alam Setengah Dewa di masa depan.Alam Setengah Dewa sebenarnya adalah alam setelah Alam Bawaan. Begitu orang-orang mencapai alam itu, mereka tidak akan terkalahkan di dunia.Terlebih lagi, mereka akan memiliki kekuatan yang luar biasa. Mereka dapat membunuh orang dengan mudah. Mereka bahka

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 394

    Ada empat keluarga besar di Pulau Fairy, antara lain Keluarga Roderik, Keluarga Tabrani, Keluarga Jonathan dan Keluarga Safwando.Keluarga Safwando menempati urutan terakhir. Hal ini merupakan duri di hati setiap orang di Keluarga Safwando.Namun, beberapa hari yang lalu, Keluarga Safwando mengalahkan Keluarga Jonathan dalam satu gerakan. Hal ini membuat mereka tidak menduduki posisi terakhir lagi.Celine yang dulunya acuh tak acuh padanya. Saat ini, Celine akan menjadi pengantinnya. Hal itu adalah sebuah kebahagiaannya. Bagaimana mungkin Rangga tidak merasa bahagia?Leo melihat Rangga dari kejauhan. Dia ingin menampar pria bajingan itu sampai mati.Namun, Leo masih menahan dorongan itu. Kemudian, dia berlari ke sekitar Kediaman Keluarga Jonathan. Saat ini, seharusnya Celine masih berada di Kediaman Keluarga Jonathan.Pertahanan di sini terlihat sangat lemah, bahkan penjaga gerbang pun menguap.Leo merasa ada yang salah. Situasi semakin aneh, Leo semakin tidak berani bertindak gegabah.

DMCA.com Protection Status