Share

Bab 9

Hotel Kumara adalah hotel terbesar dan termewah di Kota Kumara. Mereka yang datang ke sini adalah orang kaya atau pejabat.

Hari ini bahkan lebih meriah. Rendi dan Ranti mengenakan pakaian pengantin. Mereka berdiri di depan pintu hotel untuk menerima tamu.

Banyak tamu datang untuk memberi selamat kepadanya, termasuk beberapa anggota keluarga terkaya.

Beberapa tahun terakhir, Keluarga Wiryawan menjadi semakin kuat. Mereka hampir menjadi salah satu keluarga terkaya.

Namun, yang benar-benar menarik keluarga terkaya ini adalah alasan lain, itu adalah ketua.

Rendi membeberkan berita tersebut beberapa hari yang lalu. Dia mengatakan bahwa ketua akan datang untuk menghadiri pernikahannya.

Hal ini tidak diragukan lagi membuat orang-orang gempar. Jika itu benar, status Keluarga Wiryawan akan segera naik ke tingkat yang lebih tinggi. Bahkan Keluarga Sharon pun harus menghormati mereka.

Mereka boleh tidak menghargai Keluarga Wiryawan, tapi mereka tidak boleh tidak menghargai ketua.

Rendi telah menunggu ketua muncul. Namun, setelah menunggu lama, dia tidak melihat ketua datang.

Melihat para tamu telah tiba dan pernikahan akan segera dimulai, Rendi hanya bisa menghela napas dengan tak daya.

Tepat ketika Rendi hendak membawa Ranti masuk, sebuah taksi berhenti di depan pintu. Kemudian, seorang pria berpakaian kasual keluar.

Pria itu memasukkan tangannya ke dalam saku sambil berjalan dengan langkah mantap.

"Pengemis, kenapa kamu datang ke sini?"

Begitu Rendi melihat Leo, ekspresinya langsung menjadi masam.

"Apa urusanmu!"

Dia hanyalah orang tidak penting. Leo tidak ingin berbicara dengannya. Setelah berkata, Leo hendak berjalan masuk.

"Berhenti!"

Rendi mengulurkan tangannya untuk menghentikan Leo. "Hari ini adalah hari pernikahanku dan Ranti. Aku sudah memesan seluruh hotel. Apa kamu ingin datang ke pernikahanku untuk makan dan minum gratis?"

Ranti memutar bola matanya dan berkata dengan nada meremehkan, "Aku belum pernah melihat orang nggak tahu malu sepertimu. Kamu bahkan pergi ke pernikahan mantan tunanganmu untuk makan dan minum gratis. Apa kamu nggak tahu malu?"

Rendi bahkan langsung mengancam, "Dasar pengemis, aku peringatkan kamu. Pernikahanmu dengan Ranti telah batal. Kalau kamu tahu diri, segera keluar dari sini. Kalau kamu berani membuat masalah, aku akan membuatmu sengsara!"

"Apa kamu yakin sudah memesan seluruh hotel?" cibir Leo.

"Tentu saja, kecuali satu ruang VIP," kata Rendi dengan sombong.

Awalnya, dia berencana untuk memesan seluruh hotel itu, tapi salah satu ruang VIP telah dipesan oleh seseorang. Selain itu, orang itu adalah seorang petinggi.

"Nggak ada masalah lagi. Aku mau pergi ke ruang VIP itu, bukan menghadiri pernikahanmu, jadi menyingkirlah," kata Leo dengan sedikit tidak sabar.

"Kamu mau pergi ke ruang VIP?"

Rendi berkata dengan nada mengejek, "Nak, apa kamu tahu siapa yang ada di ruang VIP itu? Mereka adalah Keluarga Sharon, keluarga terkaya di Kota Kumara. Mereka mengadakan jamuan makan untuk tamu terhormat hari ini. Apa kamu ingin memberitahuku bahwa kamu adalah tamu terhormat itu?"

Leo menganggukkan kepalanya. "Yah, aku adalah tamu terhormat yang ingin mereka undang."

"Hahaha ...."

Rendi dan Ranti sama-sama terbahak-bahak tanpa memedulikan penampilan mereka.

"Kamu datang untuk membuat lelucon, 'kan? Kamu hanyalah seorang pengemis, tapi kamu berani mengatakan kamu adalah tamu terhormat Keluarga Sharon. Apa kamu nggak pernah bercermin?" kata Rendi dengan ekspresi menghina.

Ranti mengerutkan bibirnya dan berkata, "Pengemis, jangan mengira hanya karena kamu mengenal Nona Febi, kamu bisa berpura-pura menjadi tamu terhormat Keluarga Sharon. Aku sudah meminta seseorang untuk memeriksamu. Kamu hanyalah seorang penipu yang berpura-pura menjadi dokter genius dan menipu Nona Febi. Hari itu, Nona Febi membawamu ke rumah sakit untuk mengobati kakeknya."

"Pada akhirnya, kamu bertemu dengan Dokter Agung dan langsung dipermalukan di depan umum. Lalu, Keluarga Sharon mengusirmu. Benar, 'kan?"

"Lalu, apa kamu tahu apa yang terjadi selanjutnya?" tanya Leo.

Ranti mencibir, "Nggak perlu dikatakan lagi, Dokter Agung pasti telah menyembuhkan Pak Dani. Aku nggak peduli kamu ingin menjadi penipu. Tapi, kalau kamu ingin datang ke pernikahanku untuk menipu, percaya atau nggak, aku akan mencari seseorang untuk mematahkan kakimu."

Cahaya dingin melintas di mata Leo. "Awalnya, aku nggak ingin memedulikanmu, tapi kalau kamu bersikeras mempermainkanku, pernikahanmu nggak perlu diadakan lagi."

"Minggir!"

Setelah selesai berbicara, Leo mendorong Ranti menjauh dan melangkah masuk.

"Dasar Pengemis, beraninya kamu mendorongku!" Ranti sangat marah. Kemudian, Dia dan Rendi buru-buru mengejar Leo.

Setelah Leo masuk, dia mencari kursi dan duduk di sana. Karena Rendi dan Ranti ingin bermain, dia akan bermain-main dengan mereka.

"Bukankah dia adalah mantan tunangan Nona Ranti? Kenapa dia datang ke sini?"

"Dia bahkan datang untuk menghadiri pernikahan mantan tunangannya. Apa yang dia pikirkan?"

"Orang ini benar-benar nggak tahu malu. Kalau itu aku, aku pasti akan bersembunyi."

"Dia hanyalah seorang pengemis, bagaimana mungkin dia tahu malu?"

Para tamu yang hadir melontarkan komentar sinis. Kebanyakan dari mereka pernah bertemu Leo sebelumnya, jadi mereka mengenalnya.

Setelah Leo pergi hari itu, Keluarga Ananda mengirim orang untuk mengikutinya secara diam-diam. Mereka mencoba mencari tahu apa hubungan antara Leo dan Febi.

Alhasil, mereka mendengar Leo adalah seorang penipu. Kebohongannya langsung dibongkar oleh Dokter Agung. Kemudian, Keluarga Sharon mengusirnya.

Karena sudah mengetahui Leo adalah pengemis yang tidak memiliki kekuatan, semua orang secara alami mentertawakannya tanpa ragu.

Saat ini, Rendi dan Ranti mengejarnya. Mereka ingin marah. Namun, setelah mereka memikirkan begitu banyak tamu yang hadir dan mereka juga tidak yakin apakah ketua akan datang, jadi mereka menahan emosinya.

Rendi berjalan ke arah Leo dan menepuk bahunya. "Nak, hari ini adalah hari bahagiaku. Aku nggak masalah kamu menerobos ke acara pernikahanku. Kalau kamu mau, kamu bisa makan dan minum. Aku akan menyiapkan porsi terpisah untukmu."

"Pengawal, siapkan makanan kucing dan simpan di depan pintu."

Beberapa hotel menyediakan makanan kucing. Tak lama kemudian, seseorang membawa semangkuk makanan kucing dan menaruhnya di depan pintu.

Rendi berkata sambil tersenyum, "Nak, ini makanan kucing yang mahal. Biasanya, kamu nggak akan bisa memakannya. Cepat makan."

"Hahaha ...."

Semua orang terbahak-bahak. Mereka mencondongkan tubuh ke depan sambil tertawa dengan liar.

Leo tidak semarah yang dibayangkan semua orang. Dia hanya menutup matanya dan mengetukkan jarinya secara berirama ke atas meja.

"Nona Rosa tiba."

Saat Rendi mendengar bahwa Rosa telah tiba, dia tidak punya waktu untuk memedulikan Leo lagi. Rendi buru-buru menarik Ranti keluar untuk menyambutnya.

"Selamat datang Nona Rosa," sapa Rendi sambil melihat sekeliling. "Nona Rosa, di mana ketua?"

"Ketua datang lebih awal," jawab Rosa sambil tersenyum.

"Di mana dia? Aku nggak melihatnya?" Rendi tampak bingung.

"Ketua sedang beristirahat di kamar hotel," kata Rosa sambil mengeluarkan kartu kamar dan menyerahkannya kepada Ranti. "Pergi temui ketua dulu. Pak Rendi, aku mau membicarakan sesuatu denganmu."

Setelah mendapatkan kartu kamar, Ranti tidak sabar untuk berlari ke sana. Saat ini, dia sangat bersemangat. Akhirnya, dia bisa bertemu dengan ketua.

Selain itu, sendirian di kamar hotel bersama ketua adalah anugerah baginya.

Ranti sudah memutuskan bahwa dia akan mencoba yang terbaik untuk merayu ketua nanti. Bahkan jika dia hanya bisa menjadi kekasih ketua, dia akan merasa puas.

Bagaimanapun, ketua adalah sosok seperti dewa. Hanya dengan sedikit bantuan, Ranti akan menjadi orang terkemuka.

Setelah sampai di depan pintu, Ranti membunyikan bel pintu. Kemudian, dia menunggu dengan gugup.

"Masuklah."

Suara seorang pria datang dari dalam. Ranti merasa suara itu sedikit familier, tapi dia tidak berpikir banyak lagi. Dia membuka pintu dan masuk. Saat dia melihat orang di dalam, dia langsung membuka mulutnya dengan terkejut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status