Saat Robby dan lanny melihat bahwa mereka telah menyiapkan begitu banyak hadiah, keduanya telah memahaminya. Namun, mereka juga dengan senang hati menjodohkan anaknya.Aulia meraih tangan dan memujinya, "Febi semakin cantik. Pantas saja Atin terus merindukanmu sepanjang hari. Dia benar-benar sudah mabuk cinta.""Aston juga anak yang luar biasa. Febi juga membicarakannya sepanjang hari," kata Lanny sambil tersenyum."Bu, apa yang kamu bicarakan? Aku nggak pernah membicarakannya." Febi buru-buru mengklarifikasinya."Lihatlah, dia terlalu malu untuk mengakuinya.""Tentu saja, gadis punya harga diri yang tinggi."Kedua wanita itu berbicara satu sama lain. Mereka mengubah keduanya menjadi sepasang kekasih muda yang saling mencintai.Sementara Robby dan Alief telah berbicara tentang kerja sama setelah pernikahan anaknya dan ambisi tinggi mereka.Aston tentu saja merasa bahagia, tapi Febi merasa sangat marah. Tidak ada seorang pun yang memedulikan perasaannya.Aulia berkata sambil tersenyum,
Leo memiliki empat dewa perang, Phoenix dan Pegasus adalah dua di antaranya.Keempat dewa perang dilatih dengan cermat olehnya. Masing-masing dari mereka sangat kuat. Jika dia memanggil Phoenix dan Pegasus, dia tidak akan merasa begitu tertekan."Oke, aku akan segera melakukannya," kata Rosa, lalu dia bersiap untuk keluar. Namun, dia tiba-tiba memikirkan sesuatu. "Pak Leo, ada satu hal lagi. Orang yang kita utus ke Keluarga Sharon baru saja memberi tahu bahwa Aston membawa orang tuanya ke Kediaman Keluarga Sharon untuk melamar Nona Febi.""Aku mengerti. Aku akan menangani masalah ini secara pribadi."Dua hal terpenting bagi seorang pria adalah karier dan wanita. Sementara wanita yang paling dia sayangi adalah Febi.Sekarang, Febi menghadapi pernikahan paksa. Leo secara alami tidak akan duduk diam dan mengabaikannya.Tepat ketika Leo hendak pergi ke kediaman Keluarga Sharon, dia tiba-tiba menerima telepon dari Febi.Leo buru-buru menjawab panggilan itu. Namun, sebelum dia membuka suara,
Ayo, kita masuk," kata Febi, lalu dia hendak masuk. Namun, Leo malah menarik lengannya."Tunggu sebentar, apakah kamu yakin nggak akan menyesalinya?" tanya Leo."Kalau aku menyesalinya, aku nggak akan datang ke sini," kata Febi."Kalau begitu, pakai kalung ini." Leo mengeluarkan liontin berwarna merah darah dan memakaikannya di leher Febi.Bentuk liontin ini seperti air mata yang diperbesar beberapa kali, sehingga liontin ini dinamakan Air Mata Malaikat."Apa ini?" tanya Febi dengan bingung."Ini adalah hartaku yang paling berharga. Mulai sekarang, liontin ini akan menjadi pusaka Keluarga Pratama," kata Leo sambil tersenyum.Febi tidak menganggapnya serius. Menurutnya, itu hanyalah kristal biasa.Keduanya berjalan masuk ke KUA. Saat mereka keluar, mereka membawa buku di tangan mereka.Setelah duduk di dalam mobil, Leo masih memegang surat nikah itu dan melihat foto di atasnya.Pria di foto itu tersenyum dengan ceria. Meskipun wanita itu juga tersenyum, senyumannya terlihat sedikit kaku
Febi terkejut dan buru-buru berjalan mundur. Dia mencoba untuk melarikan diri.Leo mempercepat gerakannya, lalu memeluk Febi dari belakang."Lepaskan aku."Febi berjuang mati-matian. Namun, dia tidak berhasil melepaskan diri. Febi malah ditekan ke atas sofa oleh Leo."Jangan, aku mohon."Melihat perjuangannya tidak ada gunanya, Febi hanya bisa memohon belas kasihan."Aku bisa menjanjikan hal lain padamu, tapi nggak untuk hal ini."Leo sangat keras kepala. Dia bisa memanjakan Febi, tapi tak bisa terus menoleransinya. Leo bahkan lebih tidak bisa menerima Febi tidak diperbolehkan dia menyentuhnya."Aku hamil."Dalam keputusasaan, Febi hanya bisa mengatakan sejujurnya.Leo tertegun sejenak, lalu ekspresinya tampak sangat marah. "Febi, aku bertanya-tanya kenapa kamu tiba-tiba ingin menikah denganku, ternyata kamu ingin aku menjadi ayah dari anakmu!""Omong kosong apa kamu? Aku hanya berhubungan denganmu. Ini anakmu." Febi mendorong Leo menjauh dengan keras. Dia tampak sangat marah."Kamu be
"Kami nggak berpura-pura, kami benar-benar baru saja menikah," kata Febi."Apakah menurutmu kami percaya?" Lanny tidak memercayainya sama sekali.Febi terlalu malas untuk menjelaskan lagi. Dia langsung mengeluarkan surat nikah dari tasnya sambil berkata, "Lihatlah."Saat semua orang melihat surat nikah itu, senyuman di wajah mereka kembali membeku.Sebuah firasat buruk juga muncul di hati Lanny. Kemudian, dia buru-buru membuka surat nikah itu dan melihatnya."Ka ... ka ... kamu terlalu sembarangan. Kamu menikah dengan pria liar tanpa memberi tahu kami sama sekali."Lanny marah hingga tubuhnya gemetar. Saat berkata, dia ingin merobek surat nikah itu.Robby buru-buru menghentikannya. "Jangan merobeknya. Surat itu diperlukan saat bercerai.""Febi, kamu selalu berperilaku baik. Kenapa kamu begitu linglung kali ini!" Dani juga sangat marah.Sebelumnya, Dani ingin menjodohkan cucunya dengan Leo. Namun, setelah apa yang terjadi kemarin, dia berubah pikiran.Dia tidak keberatan Leo menyinggung
"Aku lebih tua darimu, apakah kamu ingin memukulku?" Robby terkejut dan marah.Leo menunjukkan senyum menawan. "Kalau kamu mengakuiku sebagai menantuku, aku secara alami akan menghormatimu sebagai ayah mertuaku. Tapi, kalau kamu nggak mengakuiku, aku nggak perlu menoleransimu.""Kamu ...."Robby menunjuk Leo dengan jarinya. Dia sangat marah sehingga dia tidak tahu harus berkata apa.Tatapan Leo tiba-tiba menjadi tajam. Kemudian, dia berkata dengan dingin, "Aku benci orang menunjukku. Kalau kamu nggak menginginkan jarimu, aku dapat membantumu."Robby terkejut. Kemudian, dia buru-buru menarik kembali jarinya.Dia tahu seperti apa sifat Leo? Dia sangat berani dan sangat kuat."Lihatlah, suami yang kamu cari. Dia bahkan berani memukulku!" keluh Robby sambil memandang Febi.Febi berkata sambil memandang Leo, "Dia adalah ayahku. Bisakah kamu memperbaiki sifat burukmu?""Karena istriku yang berbicara, aku akan berusaha lebih menahan diri di masa depan." Leo mengatakan dia akan mencobanya. Jik
"Kamu seharusnya nggak menyetujui taruhan ibuku."Febi menarik Leo keluar dari ruang tamu."Sekarang, aku adalah suamimu, kenapa kamu nggak percaya padaku?" tanya Leo sambil tersenyum."Kalau Nona Rosa nggak membantumu kemarin, Pak Kai nggak akan melepaskanmu. Kalau kamu menemuinya untuk membicarakan kerja sama, dia mungkin akan membunuhmu," kata Febi. "Serahkan masalah ini padaku. Kamu nggak perlu mengurusnya lagi.""Bagaimana mungkin. Kamu seharusnya lebih tahu seperti apa orang-orang Sekte Jaguar dibandingkan denganku. Terlalu berbahaya bagimu untuk mencari mereka. Aku nggak setuju."Leo tidak membiarkan Febi mengambil risiko. Jika seseorang memanfaatkannya, Febi akan celakaBagaimana mungkin Febi tidak mengetahui bahayanya? Terakhir kali dia menemui putranya Kai untuk menegosiasikan kerja sama, dia dibius. Untungnya Febi berhasil melarikan diri. Alhasil, Febi secara tidak sengaja memasuki kamar Leo."Kalau begitu ... menyerah saja.""Apakah kamu peduli padaku?" tanya Leo sambil ter
Selain itu, hal yang lebih dia khawatirkan adalah kedua liontin giok itu tidak berada di Kota Kumara lagi.Di sisi lain. Setelah dibujuk ibunya, Febi datang ke rumah sakit untuk memeriksa kehamilannya."Apa? Aku nggak hamil!"Saat Febi mendengar dokter mengatakan dia tidak hamil, dia tertegun."Nggak mungkin, ini nggak mungkin. Aku sudah ditiduri oleh bajingan itu dua kali. Kamu pasti salah periksa." Febi menggelengkan kepalanya dengan tidak percaya."Aku nggak salah periksa. Kalau kamu nggak percaya, kamu pergilah ke rumah sakit lain untuk pemeriksaan. tapi, aku dapat menjamin bahwa pemeriksaanku nggak akan salah," kata dokter itu dengan yakin."Tapi, aku pernah melakukan tes dengan alat tes kehamilan sebelumnya," kata Febi dengan bingung."Tes kehamilan bisa saja salah. Selai itu, aku melakukan pemeriksaan ginekologi padamu. Seharusnya kamu masih perawan. Apa yang membuatmu salah mengira kalau kamu hamil?""Dokter, apakah kamu yakin dia masih perawan?" tanya Lanny dengan tergesa-gesa