Share

Bab 2

Author: Wijaya
last update Last Updated: 2024-07-17 11:35:34
"Dasar bajingan, lepaskan aku. Aku bunuh kamu!"

Febi terkejut dan marah. Dia meronta dengan sekuat tenaga, tapi dia tidak berhasil melepaskan dirinya.

Kemudian, Febi dia berhenti melawan. Dia hanya menitikkan air mata dari sudut matanya.

"Hei, Nona, kenapa kamu nggak melawan?"

Saat Leo melihat Febi tidak melawan, dia menghentikan gerakannya.

"Cepat selesaikan, tapi ini yang terakhir kalinya. Jangan muncul di hadapanku lagi. Kalau nggak, aku nggak akan pernah melepaskanmu," raung Febi sambil menggertakkan giginya.

"Kamu galak sekali. Kamu benar-benar merusak moodku. Lupakan saja, kamu pergilah." Leo menjauh dari tubuh Febi.

Febi berdiri, merapikan pakaiannya dan hendak pergi. Namun, detik berikutnya dia menutupi dadanya dengan wajah pucat.

"Kenapa kamu?"

Leo buru-buru memeriksa denyut nadi Febi. Setelah beberapa detik, dia mengerti apa yang sedang terjadi. Leo melepas pakaian Febi.

Febi tidak dapat melawan sama sekali. Dia menderita penyakit jantung bawaan yang parah. Kali ini, dia mungkin tidak dapat diselamatkan. Namun, sebelum dia meninggal, Leo malah hendak menganiayanya. Hal ini membuat Febi ingin segera mati.

Namun, badai dahsyat yang dibayangkan tidak datang. Febi melihat jarum perak muncul di tangan Leo. Dengan jentikan jarinya, jarum perak itu segera menusuk ke titik akupunktur Febi, kemudian jarum perak lainnya muncul ....

Leo menusukkan tujuh jarum dalam satu tarikan napas. Lalu, dia mengulurkan tangan untuk menekan jantung Febi. Detik berikutnya, tujuh jarum perak itu sedikit bergetar dan memancarkan cahaya kabur.

"Oke, pakai bajumu," kata Leo sambil mencabut jarum peraknya.

Awalnya, Febi menutup mata dan menunggu ajalnya. Namun, setelah mendengar kata-kata Leo, ​​​​dia tiba-tiba terbangun. Febi merasakan dadanya tidak sakit lagi. Dia bahkan tidak merasakan sakit sedikit pun.

Febi terkejut. Tidak ada yang mengetahui keseriusan penyakit jantungnya dibandingkan dirinya sendiri. Bahkan dokter terbaik di Kota Kumara hanya dapat memperpanjang hidupnya. Selain itu, jika penyakitnya kambuh, Febi akan mati.

Namun, sekarang Leo hanya memberinya beberapa suntikan dan menekan jantungnya beberapa saat, Febi langsung sembuh. Bukankah keterampilan medis ini terlalu hebat?

"Nona, aku menyelamatkan hidupmu lagi. Bagaimana kamu akan membalasku?" tanya Leo sambil tersenyum.

"Bukankah aku baru saja memberimu uang? Anggap saja itu sebagai biaya pengobatan," jawab Febi.

"Aku ingat kamu bilang itu adalah bayaran untuk kerja kerasku tadi malam," kata Leo.

Febi sangat marah sehingga dia mengangkat ponselnya dan berkata, "Aku akan mentransfer uang padamu. Katakan berapa yang kamu inginkan."

"Aku nggak mau transfer. Bagaimana kalau kamu menuntutku karena pemerasan nanti? Uang tunai lebih praktis. Minta seseorang untuk mengirimkan sejumlah uang," kata Leo.

"Nggak mau."

Febi menolak tanpa berpikir. Dia tidak boleh membiarkan orang lain tahu bahwa dia menghabiskan malam dengan pria asing.

"Kalau begitu, hanya ada satu cara terakhir yang tersisa." Leo melihat ke arah Febi sambil menunjukkan senyuman aneh.

"Cara apa?"

"Aku melayanimu sebelumnya. Sekarang, kamu yang melayaniku. Buatlah aku bahagia," ucap Leo sambil menyeringai.

"Kamu ...."

Febi menunjuk ke arah Leo. Dia marah hingga tubuhnya ​​​​gemetar.

Akhirnya, dia meletakkan tangan dan menutup matanya. Dia membiarkan Leo melakukan apa pun yang dia inginkan.

Saat Leo melihatnya seperti ini, dia benar-benar memiliki keinginan untuk menidurinya. Namun, dia menahannya.

"Nona, menurutku kamu salah paham. Aku memintamu untuk melayaniku, bukan aku yang melayanimu."

Saat Febi mendengarnya, dia benar-benar merasa sangat marah.

"Yah sudah kalau nggak mau."

Febi sangat marah. Dia adalah putri sulung Keluarga Sharon, putri orang terkaya di Kota Kumara. Dia merasa sedih karena kehilangan kepolosannya. Bagaimana mungkin Febi akan mengambil inisiatif untuk melayaninya?

"Bagaimana aku bisa tertarik dengan kamu begitu galak? Lupakan saja, aku akan mencari tunanganku," kata Leo sambil menguap dengan malas.

"Seorang gangster sepertimu memiliki tunangan? Wanita buta mana yang jatuh cinta padamu?" cibir Febi.

"Siapa yang kamu anggap remeh? Tunanganku adalah Ranti, putri sulung Keluarga Ananda," kata Leo dengan bangga.

"Cih, Keluarga Ananda adalah keluarga terkenal di Kota Kumara. Bagaimana bisa Nona Ranti jatuh cinta padamu? Kamu benar-benar pandai membual."

Febi jelas tidak memercayainya. Meskipun Keluarga Ananda tidak sebaik Keluarga Sharon, mereka adalah keluarga kelas dua di Kota Kumara. Jika putri sulung Keluarga Ananda menikah, dia pasti akan menikah dengan putra dari keluarga kaya. Bagaimana mungkin dia menikah dengan gangster?

"Yah sudah kalau kamu nggak percaya. Kalau aku tertarik lagi, kamu nggak akan bisa melarikan diri lagi," kata Leo dengan penuh arti.

Saat mendengarnya, Febi ketakutan hingga langsung melarikan diri.

Saat melihat Febi melarikan diri, Leo merasa sangat geli. Kemudian, dia mengambil uang tunai 20 juta dan tertawa lagi.

Dia adalah direktur Perusahaan Aksara yang memiliki kekayaan bersih ratusan triliun dan memiliki keterampilan medis yang hebat. Sekarang, dia bahkan diperlakukan seperti pria bayaran.

"Lupakan saja, aku nggak ingin memikirkan hal ini lagi. Tunanganku masih menungguku." Leo berkemas dan pergi.

Pada saat bersamaan, di depan pintu hotel, seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan bermerk menutup telepon. Dia adalah Heru Anggara, penanggung jawab Perusahaan Aksara di Kota Kumara.

Dia menjentikkan jarinya. Kemudian, konvoi lebih dari selusin mobil Rolls-Royce melaju kemari.

Heru berdiri dengan tubuh tegap. Sebagai sosok yang terkenal di Kota Kumara, saat ini dia tidak terlihat sombong sama sekali. Melainkan penampilannya itu terlihat sangat rendah hati. Hal ini karena dia akan menyambut seseorang yang sangat bermartabat.

Febi berjalan keluar sambil menjinjing tasnya. Meskipun wajahnya sedikit kuyu, dia tetap tidak bisa menyembunyikan penampilannya yang cantik.

Saat dia keluar dari hotel, Febi langsung dikejutkan dengan pemandangan di depannya.

Bukankah itu penanggung jawab Perusahaan Aksara di Kota Kumara, Heru? Mengapa dia ada di sini?

Meskipun Keluarga Sharon adalah keluarga nomor satu di Kota Kumara, mereka tetap kagum pada Perusahaan Aksara.

Febi tidak menduga Heru bahkan berdiri di depan pintu hotel, seolah dia sedang menunggu seseorang.

Dengan statusnya itu, siapa yang pantas ditunggu? Mungkinkah salah satu eksekutif dari Perusahaan Aksara datang kemari?

"Kosongkan hotel. Orang yang nggak berkepentingan cepat pergi," kata salah satu pengawal.

"Paman Heru, apa kamu menunggu orang penting?" tanya Febi sambil melangkah maju.

"Nona Febi. Aku memang sedang menunggu seseorang, tapi aku nggak bisa memberitahumu. Maaf." Heru menolak dengan sopan.

Febi juga pergi dengan bijak. Dia baru saja kehilangan kepolosannya. Dia merasa sangat sedih, jadi dia tidak berminat untuk melihat orang penting itu.

Saat ini, Leo berjalan keluar dari hotel dengan mengenakan pakaian murahan dan penampilan yang terlihat kampungan.

"Kenapa aku melihat pria sialan ini lagi?"

Febi merasa kesal hingga menggertakkan giginya. Kemudian, dia buru-buru berjalan menuju tempat parkir.

Saat ini, ponselnya berdering. Febi mengambil ponselnya dan melihat itu adalah panggilan ibunya. Jadi, dia buru-buru menjawab panggilan itu.

"Febi, kenapa kamu nggak kembali semalam? Ke mana kamu?"

"Aku pergi menginap ke rumah sahabatku." Febi berbohong dengan santai. Dia tidak bisa mengatakan bahwa dia tidur dengan pria asing. Bagaimana mungkin dia bisa menjelaskannya?

"Kalau begitu, cepatlah kembali, kakekmu sekarat."

"Apa!" Febi berkata dengan terkejut, "Aku akan segera kembali."

Sayang sekali, Febi tidak menunggu beberapa detik lagi. Jika tidak, dia akan melihat pemandangan yang tidak akan pernah dia lupakan.

Heru memimpin dan berlutut di depan Leo.

"Salam pada Ketua!"

"Salam pada Ketua!"

Semua orang sangat hormat. Mereka tahu betul pria yang tampak biasa di depan mereka itu adalah keberadaan yang menakutkan seperti dewa.

"Semuanya, bangunlah. Antar aku ke Kediaman Keluarga Ananda," kata Leo dengan tenang.

"Terima kasih, Ketua. Silakan masuk ke dalam mobil." Heru membawa Leo naik ke mobil Rolls-Royce di tengah. Sementara, Heru duduk di kursi pengemudi.

Ada enam mobil Rolls-Royce yang mengawal di depan dan belakang. Pemandangan itu sangat spektakuler. Banyak orang berhenti dan menyaksikan dengan tatapan terkejut.

"Oke. Parkir di sini saja."

Saat mereka mendekati Kediaman Keluarga Ananda, Leo turun dari mobil lebih awal.

Meski mereka memiliki kontrak pernikahan, dia tetap perlu mengetahui situasi wanita itu terlebih dahulu. Setidaknya Leo perlu mengetahui seperti apa wanita itu. Leo lebih baik berjalan ke sana sendiri.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Arman MSi
keren banget
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 3

    Pada saat bersamaan, pesta pertunangan diadakan di Kediaman Keluarga Ananda.Kediaman itu penuh dengan tamu. Hari ini, Keluarga Ananda mengadakan perjamuan. Orang-orang yang datang adalah orang terkemuka di Kota Kumara.Saat ini, Leo telah tiba. Setelah mengetahuinya, Kepala Keluarga Ananda, Erik Ananda keluar untuk menyambutnya secara pribadi."Pak Leo tiba-tiba datang berkunjung. Aku terlalu lama menyambutmu. Apakah gurumu baik-baik saja?"Hal ini yang paling dipedulikan Erik. Lima belas tahun yang lalu, dia menderita penyakit serius. Banyak dokter yang tidak bisa menyembuhkannya. Saat dia hampir mati, seorang lelaki tua datang untuk menyelamatkannya. Untuk membalas budi, Erik menjodohkan putri tunggalnya dengan murid lelaki tua itu, Leo."Guruku sudah mati." Leo sangat terpukul. Saat dia masih muda, kedua orang tuanya mati. Sejak dia berusia tujuh tahun, dia diasuh oleh gurunya. Gurunya mengajari Leo berbagai keterampilan. Bisa dikatakan gurunya adalah kerabat terdekatnya. Namun, be

    Last Updated : 2024-07-17
  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 4

    Dihadapkan dengan sambutan hangat dari semua orang, Febi hanya mengangguk dengan sopan. Dia terus mencari di kerumunan, tapi Leo didesak ke belakang oleh semua orang. Setelah melihat sekeliling, Febi tidak menemukannya.Febi hanya bisa melihat ke arah Erik dan bertanya, "Pak Erik, di mana menantumu?"Saat semua orang mendengar ini, mereka langsung menunjukkan ekspresi memahaminya."Nona Febi benar-benar datang untuk Pak Rendi. Keluarga Wiryawan memang hebat.""Tentu saja, Keluarga Wiryawan adalah keluarga kelas satu. Jadi, masuk akal kalau Nona Febi menghargainya."Semua orang berkomentar. Sementara Rendi begitu bersemangat sehingga dia bergegas maju dan mengulurkan tangannya dengan antusias. "Halo, Nona Febi, namaku Rendi."Febi selalu hidup dalam pengasingan. Meskipun ada banyak pria yang menyukainya, tidak ada pria yang bisa mendekatinya.Saat ini, Rendi sangat bersemangat karena dia akan menjabat tangan Febi. Hal ini saja sudah cukup baginya untuk menyombongkan diri dalam waktu lam

    Last Updated : 2024-07-17
  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 5

    "Ayah, Paman, dia adalah dokter genius yang aku undang," kata Febi."Dokter Genius?""Dia?"Semua orang mendengar Febi berkata bahwa Leo adalah seorang dokter genius. Mereka memandangnya dengan tatapan menghina.Baik itu pengobatan tradisional ataupun pengobatan modern, keterampilan medis yang hebat perlu dipelajari untuk waktu lama.Sementara Leo baru berusia dua puluhan. Bagaimana mungkin keterampilan medisnya luar biasa."Febi, di mana kamu menemukan pembohong ini?" tanya Eko."Paman, dia bukan pembohong. Dia benar-benar dokter genius. Dia menyembuhkan serangan jantungku sebelumnya."Meskipun Febi membenci Leo karena telah merampas kepolosannya, ini adalah dua hal yang berbeda. Pagi ini, dia mengalami serangan jantung dan nyawanya sekarat. Setelah Leo menusuk akupunktur beberapa kali, serangan jantung Febi sembuh.Bahkan Markus tidak memiliki kemampuan seperti itu. Jadi, Febi tidak salah mengatakan bahwa Leo adalah dokter genius."Anak muda, apakah kamu yakin bisa menyembuhkan ayahk

    Last Updated : 2024-07-17
  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 6

    Febi secara alami memahami maksud ayahnya. Ayahnya ingin dia berkencan dengan Aston, bahkan ibunya pun berpikir demikian.Febi harus mengakui bahwa Aston memang luar biasa. Dia adalah putra sulung Keluarga Ginanjar. Dia tampan, sopan dan anggun. Dia memenuhi standar wanita dalam memilih pasangan.Namun, Febi tidak tahu kenapa dia tidak jatuh hati kepada Aston.Setelah akupunktur Agung selesai, Dani terbangun tidak lama kemudian. Hal ini membuat semua anggota Keluarga Sharon sangat bersemangat.Sore itu, Dani memesan makanan di hotel untuk menjamu Agung dan Aston. Dia memberi Agung sebuah amplop besar sebagai biaya konsultasi."Febi, temani aku jalan-jalan, ya."Setelah makan malam, Aston mengajak Febi keluar."Feb, kenapa kamu masih berdiri di sana, cepat setujui."Ibunya Febi, Lanny Sukmana buru-buru mendorong Febi dan memintanya untuk setuju.Febi hanya bisa mengangguk setuju. Bagaimanapun, Aston baru saja memberikan bantuan besar kepada mereka.Saat keduanya hendak keluar, mereka ti

    Last Updated : 2024-07-17
  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 7

    Leo datang ke ranjang rumah sakit dan duduk. Kemudian, dia memeriksa denyut nadi Dani.Karena waktu tiga hari semakin dekat, Dani mengalami koma lagi. Kondisinya tidak begitu baik.Agung dan Markus sedang menonton di samping. Sampai saat ini, mereka bahkan berpikir Leo tidak dapat menyembuhkan Dani.Bagaimanapun, mereka telah mendiagnosis Dani tidak dapat diselamatkan lagi.Dani dapat bertahan selama tiga hari lagi. Hal itu karena obat yang diminum hari itu sangat ampuh. Orang yang meracik obat itu mungkin bukan Leo.Robby dan Febi sangat gugup. Terutama ketika Leo mengerutkan keningnya, jantung mereka berdebar kencang.Dani bukan hanya kerabat mereka, tapi dia juga tulang punggung Keluarga Sharon.Jika Dani celaka, itu akan menjadi pukulan yang menyakitkan bagi Keluarga Sharon."Bagaimana? Apakah kakekku bisa diselamatkan?" tanya Febi dengan tergesa-gesa ketika dia melihat Leo selesai memeriksa denyut nadinya."Selama dia masih bernapas, aku bisa menyelamatkannya. Jangan khawatir," hi

    Last Updated : 2024-07-17
  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 8

    Setelah melepas mantelnya, Febi menghentikan gerakannya. Lalu, dia menatap Leo dengan malu. "Bisakah kamu berbalik dulu?""Bukannya aku belum pernah melihatnya. Apalagi, kamu ingin menunjukkannya kepadaku nanti," kata Leo sambil tersenyum, lalu duduk di tempat tidur.Febi juga berpikir demikian. Jadi, dia melepaskan gaun sambil menggertakkan giginya. Saat ini, dia hanya mengenakan pakaian dalamnya.Leo duduk di tempat tidur sambil melihatnya dengan serius. Meskipun ini bukan pertama kalinya dia melihat ini, dia merasa bahagia setiap saat.Febi tersipu malu. Meskipun dia dan Leo sudah pernah berhubungan, dia tidak dapat mengingat apa pun tentang waktu itu. Jadi, kali ini adalah pertama kalinya bagi Febi."Minumlah dulu."Leo menuangkan segelas air dan menyerahkannya kepada Febi. Kemudian, Febi mengambil gelas itu dan menyesapnya.Wajah Leo menunjukkan senyuman main-main, ​​​​lalu dia menggendong Febi dan berjalan ke tempat tidur. Dia menempatkan Febi di tempat tidur dengan lembut."Pela

    Last Updated : 2024-07-17
  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 9

    Hotel Kumara adalah hotel terbesar dan termewah di Kota Kumara. Mereka yang datang ke sini adalah orang kaya atau pejabat.Hari ini bahkan lebih meriah. Rendi dan Ranti mengenakan pakaian pengantin. Mereka berdiri di depan pintu hotel untuk menerima tamu.Banyak tamu datang untuk memberi selamat kepadanya, termasuk beberapa anggota keluarga terkaya.Beberapa tahun terakhir, Keluarga Wiryawan menjadi semakin kuat. Mereka hampir menjadi salah satu keluarga terkaya.Namun, yang benar-benar menarik keluarga terkaya ini adalah alasan lain, itu adalah ketua.Rendi membeberkan berita tersebut beberapa hari yang lalu. Dia mengatakan bahwa ketua akan datang untuk menghadiri pernikahannya.Hal ini tidak diragukan lagi membuat orang-orang gempar. Jika itu benar, status Keluarga Wiryawan akan segera naik ke tingkat yang lebih tinggi. Bahkan Keluarga Sharon pun harus menghormati mereka.Mereka boleh tidak menghargai Keluarga Wiryawan, tapi mereka tidak boleh tidak menghargai ketua.Rendi telah menu

    Last Updated : 2024-07-17
  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 10

    Dia melihat seorang lelaki duduk di sofa di dalam kamar, tepatnya adalah seorang lelaki tua.Orang ini adalah Leo. Namun, saat ini dia telah mengubah penampilannya. Rambut Leo terlihat memutih, wajah keriput dan banyak bekas luka di atasnya. Penampilannya itu tampak mengerikan dan menakutkan."Apakah kamu adalah ketua?" tanya Ranti dengan takut-takut. Dia ingin berbalik dan melarikan diri.Meskipun ketua dikabarkan sudah tua dan jelek, dia sudah siap secara mental untuk melihatnya. Namun, orang itu terlalu tua dan jelek. Orang ini bukan hanya pantas menjadi kakeknya, wajahnya yang jelek dan penuh bekas luka itu membuat Ranti jijik."Kamu berani meragukan identitasku?"Mata Leo membelalak. Ranti sangat ketakutan hingga kakinya menjadi lemas dan berlutut di lantai. "Aku nggak berani. Ketua jangan marah.""Bangunlah," kata Leo."Terima kasih, Ketua."Setelah dia berdiri, Ranti menarik napas dalam-dalam untuk mengatasi ketakutan batinnya.Dia telah bertekad. Tidak peduli seperti apa rupa k

    Last Updated : 2024-07-17

Latest chapter

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 402

    Harus diketahui bahwa Leo dan Zaki baru berusia dua puluhan tahun, tetapi mereka sudah memasuki Alam Bawaan. Bahkan kekuatan para master senior pun tidak sebanding dengan mereka.Jika sepuluh hingga dua puluh tahun kemudian, sehebat apa kekuatan mereka?Dalam sekejap mata, keduanya bertarung selama puluhan ronde. Pertarungan itu semakin intens. Kekuatan keduanya tampak setara.Ekspresi Zaki tampak semakin masam. Hal ini karena Leo jauh lebih kuat dari yang dia bayangkan. Tidak peduli bagaimana Zaki menyerang, dia tidak dapat melukai Leo sehelai rambut pun. Dia bahkan tidak berhasil menyentuh sudut pakaiannya.Sementara Leo tampak lebih santai.Faktanya, dengan kekuatannya saat ini. Jangankan membunuh Zaki dengan cepat. Dia bahkan bisa membuatnya terluka parah dengan satu serangan.Alasan mengapa Leo tidak melakukan ini adalah karena dia takut akan menakuti Rangga.Sekarang, tujuan utama Leo adalah membunuh Rangga. Baginya, masalah lain tidak penting.Segera setelah puluhan ronde berlal

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 401

    Zaki sangat marah. "Hari ini, kamu akan mati. Aku akan menginjakmu di hadapan semua orang, sehingga kamu akan dipermalukan seumur hidupmu!""Coba saja kalau bisa." Leo meletakkan tangan di punggungnya sambil tersenyum. Dia terlihat sangat percaya diri."Keluarkan senjatamu!"Zaki mengarahkan pedang panjangnya ke arah Leo. Auranya langsung memancar ke segala arah.Orang-orang di sekitar merasakan tekanan yang tak terlukiskan. Mereka tanpa sadar merasa ketakutan.Leo mengenakan jaket berwarna hitam. Kemudian, mereka melihat dia mengeluarkan sebuah belati berukuran Zaki dari jaketnya.Setelah Jessy yang berada di bawah arena melihat belati itu, dia langsung terkejut hingga membuka mulutnya.Orang lain tidak mengenalnya, tetapi dia langsung mengenali belati itu. Belati itu adalah miliknya. Dia selalu menyimpannya di vilanya. Kenapa belati itu bisa diambil oleh Leo?"Serang!"Awalnya, Zaki ingin menunggu Leo mengambil tindakan. Namun, Leo tidak menyerang untuk waktu lama. Zaki kehilangan ke

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 400

    Sebelum Leo berbicara, Rangga sudah berkata dengan tidak senang, "Zaki, apa kamu nggak tahu aturan mengantre? Aku yang mengajaknya bertarung terlebih dulu. Cepat minggir!"Banyak orang yang menganggukkan kepala mereka. Rangga mengajak Leo bertarung terlebih dahulu, sementara Leo telah menyetujuinya. Saat pertarungan akan dimulai, Zaki malah membuat onar. Tindakan Zaki memang tidak sesuai dengan aturan.Namun, Zaki tidak memedulikan hal tersebut. Dia berkata sambil menatap Rangga, "Aku nggak peduli apa itu mengantre. Siapa pun yang berani menghentikanku menghapus rasa maluku, dia akan menantangku. Kalau kamu nggak setuju, aku akan membunuhmu terlebih dahulu!"Sialan, Zaki benar-benar gila.Seketika, Rangga langsung marah. "Zaki, apa kamu kira aku takut padamu?""Aku nggak tahu kamu takut atau nggak. Aku hanya tahu kalau kamu nggak turun, aku akan membunuhmu sekarang!" Tubuh Zaki memancarkan aura membunuh yang kuat.Dia ingin menantang Leo untuk menghilangkan rasa malunya. Dia juga ingin

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 399

    Setelah Leo muncul, Rangga langsung memancarkan aura membunuh yang menakjubkan."Leo, akhirnya kamu muncul."Leo berjalan ke arah Rangga, lalu dia berhenti tidak jauh dari sana dan berkata, "Rangga, awalnya aku kira kamu adalah seorang pria sejati. Tapi, aku akui bahwa aku salah.""Apa maksudmu?" tanya Rangga dengan nada dingin.Leo berkata sambil menunjukkan senyuman sinis, "Kamu memaksa gadis yang nggak menyukaimu untuk menikah denganmu. Apa bedanya kamu dengan seekor binatang? Bukan, membandingkan kamu dengan binatang adalah penghinaan terhadap binatang.""Sialan, kamu cari mati!"Rangga marah. Leo bahkan berani mengatakan dia lebih buruk dari seekor binatang. Menjengkelkan sekali."Berani sekali kamu! Cepat berlutut dan minta maaf pada Pak Rangga!""Anak ini bahkan berani memarahi Pak Rangga. Dia benar-benar nggak takut mati."Semua anggota Keluarga Safwando marah. Mereka berteriak dengan suara lantang.Para tamu juga merasa Leo memiliki nyali yang besar. Sebelumnya, Keluarga Jonat

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 398

    "Hormat pada langit!"Pulau Fairy terisolasi dari dunia luar, jadi upacara pernikahan mereka masih mengkuti adat kuno. Mereka hanya mengadakan upacara pernikahan, tetapi tidak mendaftarkan pernikahan mereka.Setelah upacara pernikahan, mereka akan menjadi pasangan sah yang diakui oleh semua orang.Leo berdiri di antara kerumunan. Dia menyaksikan Celine mengikuti upacara pernikahan dengan tidak berdaya.Saat ini, tidak hanya Atin yang berada di sana. Bahkan semua tetua Keluarga Safwando pun berkumpul di sana.Selain itu, masih ada anggota Keluarga Roderik dan Keluarga Tabrani. Orang-orang ini mungkin memihak pada Keluarga Safwando. Jika Leo bertindak, dia tidak hanya tidak dapat menyelamatkan Celine, Leo bahkan akan kehilangan nyawanya."Hormat pada orang tua!""Hormat pada pasangan!""Sah!"Terdengar tepuk tangan meriah. Semua orang bertepuk tangan sambil memberi selamat.Saat ini, Rangga seharusnya membawa pengantin wanita ke kamar. Namun, dia tidak melakukannya. Sebaliknya, Rangga ma

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 397

    Tetua Agung berkata, "Pak Atin, mungkinkah orang itu adalah orang yang tadi malam?"Atin berkata, "Seharusnya benar. Orang itu mahir dalam seni penyamaran dan sangat kuat. Kita harus menemukan cara untuk membunuhnya. Kalau nggak, akan ada masalah yang nggak ada habisnya!"Tetua Agung berkata sambil mengangguk, "Pak Atin benar. Tapi, yang terpenting adalah pesta pernikahan. Setelah malam ini, kita akan menyelesaikan masalah dengannya."Atin menganggukkan kepalanya.Saat keduanya hendak kembali, jeritan dan pertarungan sengit tiba-tiba terdengar dari kejauhan. Bahkan fluktuasi energi yang kuat bisa dirasakan dari jarak jauh."Celaka!"Ekspresi Atin berubah. Kemudian, dia buru-buru kembali dengan kecepatan tinggi. Sementara Tetua Agung Keluarga Safwando mengikuti di belakangnya.Saat ini, tim pernikahan menjadi sangat berantakan. Leo ​​​​kembali, lalu dia mulai membunuh orang-orang di antara kerumunan.Sasaran Leo sangat jelas. Dia mengincar Rangga yang dilindungi oleh para pengawal.Namu

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 396

    Keduanya menyerang dengan pedang mereka hingga terdengar suara keras. Seketika, energi pedang keduanya meledak. Namun, sisa energi pedang berwarna putih malah terus menyerang tanpa henti.Kedua tetua itu tampak terkejut. Kemudian, mereka segera mengangkat pedang mereka untuk melawan.Setelah itu, terdengar suara ledakan yang keras. Kedua orang itu terpental oleh energi yang menakutkan tersebut, lalu terjatuh ke tanah dengan cepat.Setelah itu, terdengar suara ledakan yang keras dan tanah berguncang dengan hebat. Muncul dua kawah besar hingga debu beterbangan ke langit."Lindungi Pak Rangga!"Para pelayan dan penjaga yang menemani Rangga pun menghunus pedang mereka satu demi satu, lalu mereka mengepung Rangga."Siapa pun yang menghalangiku akan mati!"Leo memegang belatinya sambil berlari ke arah Rangga.Belati itu dia temukan di vila. Belati itu adalah sebuah senjata tajam.Meskipun Leo tidak terbiasa menggunakannya, itu lebih baik dibandingkan menyerang dengan tangan kosong."Duar!"H

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 395

    Namun, sekarang seseorang akan membantunya menyelamatkan Celine. Leo tentu saja bersedia mencobanya.Ada dua alasan mengapa Leo memercayai pria berjas putih itu. Pertama, dia tidak punya pilihan lain.Alasan kedua, dia mengenal pria berjas putih itu. Namanya Jimmy Roderik. Dia adalah putra sulung dari Keluarga Roderik, pemimpin dari empat keluarga besar di Pulau Fairy.Pada saat yang sama, dia juga dikenal sebagai penerus terhebat di Pulau Fairy. Dia juga merupakan genius paling menonjol di Pulau Fairy selama seratus tahun.Pada usia dua puluh tahun, dia memasuki Alam Bawaan. Pada usia dua puluh tujuh tahun, tingkat kultivasinya sudah tidak terduga.Banyak orang mengatakan bahwa Jimmy dapat mencapai Alam Setengah Dewa di masa depan.Alam Setengah Dewa sebenarnya adalah alam setelah Alam Bawaan. Begitu orang-orang mencapai alam itu, mereka tidak akan terkalahkan di dunia.Terlebih lagi, mereka akan memiliki kekuatan yang luar biasa. Mereka dapat membunuh orang dengan mudah. Mereka bahka

  • Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?   Bab 394

    Ada empat keluarga besar di Pulau Fairy, antara lain Keluarga Roderik, Keluarga Tabrani, Keluarga Jonathan dan Keluarga Safwando.Keluarga Safwando menempati urutan terakhir. Hal ini merupakan duri di hati setiap orang di Keluarga Safwando.Namun, beberapa hari yang lalu, Keluarga Safwando mengalahkan Keluarga Jonathan dalam satu gerakan. Hal ini membuat mereka tidak menduduki posisi terakhir lagi.Celine yang dulunya acuh tak acuh padanya. Saat ini, Celine akan menjadi pengantinnya. Hal itu adalah sebuah kebahagiaannya. Bagaimana mungkin Rangga tidak merasa bahagia?Leo melihat Rangga dari kejauhan. Dia ingin menampar pria bajingan itu sampai mati.Namun, Leo masih menahan dorongan itu. Kemudian, dia berlari ke sekitar Kediaman Keluarga Jonathan. Saat ini, seharusnya Celine masih berada di Kediaman Keluarga Jonathan.Pertahanan di sini terlihat sangat lemah, bahkan penjaga gerbang pun menguap.Leo merasa ada yang salah. Situasi semakin aneh, Leo semakin tidak berani bertindak gegabah.

DMCA.com Protection Status