Share

Fahmi Datang

[Sayang, apa tujuan Mbak Hani tadi?] Sebuah pesan dari Mas Ray. Kami berdua memang lebih suka berkirim pesan daripada saling menelpon. Entah mengapa, mungkin kalau berkirim pesan bisa mengarang jawaban dulu, hihi.

[Meminta maaf.]

[Kamu memaafkan?]

[Iya.]

[Kamu harus memaafkannya. Gara-gara kelakuannya, kita bisa bertemu. Ya kan?]

Aku hanya senyum-senyum membaca pesan dari Mas Ray sambil rebahan. Layaknya orang yang sednag jatuh cinta, ngalah-ngalahin ABg. Semoga hidup kami nanti selalu bahagia.

Tok….tok… Pintu kamarku diketuk.

"Bu, boleh Arya masuk?" tanya Arya.

"Iya, masuklah," kataku sambil beranjak dari rebahan.

Arya membuka pintu kamar, kemudian duduk di sebelahku.

"Ada apa?" tanyaku.

"Ada Ayah di depan," sahut Arya.

Aku kaget mendengar ucapan Arya.

"Sama siapa?" tanyaku lagi.

"Sendirian."

"Ya sudah, temani Ayah."

"Tadi sudah, sekarang Ayah mau bertemu dengan Ibu."

"Untuk apa?" Aku mengernyitkan dahi.

"Nggak tahu."

"Ya sudah, sebentar lagi Ibu ke depan. Temani Ayah dulu."

Arya m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status