Share

Chapter 125. Keanehan Nadia

Alana masuk ke kamarnya, tubuhnya lemas. Rasa malu dan penyesalan menyelimuti hatinya. Bayangan ancaman Darren untuk melaporkannya ke polisi terus menghantuinya. Dia tidak bisa membayangkan dirinya menghabiskan sisa hidupnya di balik jeruji besi.

"Aku ... aku akan sangat sengsara," gumamnya, air matanya kembali mengalir deras.

Alana menangis sejadi-jadinya. Dia tidak keluar untuk makan malam. Rasa putus asa dan ketakutan menggerogoti hatinya. Dia merasa sangat sendirian, kehilangan cinta Darren dan dukungan ibunya.

Keesokan paginya, Alana terbangun dengan tubuh yang panas. Dia demam. Ternyata, tangisannya semalam telah membuatnya kelelahan dan jatuh sakit.

"Ma ...," panggilnya dengan suara serak, berusaha bangkit dari tempat tidur.

Rahayu langsung masuk ke kamarnya, wajahnya khawatir. "Nak, kamu kenapa?!"

"Aku ... aku tidak enak badan, Ma," jawab Alana, tubuhnya gemetar.

Rahayu mengelus kening Alana. "Kamu harus istirahat. Mama akan panggil dokter."

Alana hanya bisa mengangguk lemah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status