Share

Chapter 127. Kekesalan Rahayu

Di tengah kebahagiaan Darren dan Nadia, Alana terbaring lemah di kamarnya. Demamnya tidak kunjung turun, tubuhnya terasa panas dan lemas. Air mata mengalir deras di pipinya, membasahi bantal.

"Ma ...," lirih Alana, suaranya serak. "Sepertinya badanku semakin lemas."

Rahayu duduk di samping tempat tidur, tangannya mengelus kening Alana yang panas. "Nak, kamu harus istirahat. Dokter sudah memberikan suntikan dan obat."

"Ma, aku takut," lirih Alana, suaranya bergetar. "Aku tidak ingin sakit terus."

Rahayu memeluk Alana erat. "Tidak apa-apa, Nak. Mama di sini. Mama akan selalu menjaga kamu."

Semakin malam, Rahayu melihat kondisi Alana yang semakin memburuk. Demamnya tidak kunjung turun, tubuhnya semakin lemas. Dia khawatir jika penyakit Alana semakin parah.

"Nak, kita ke rumah sakit saja, ya," kata Rahayu. "Mama khawatir."

Alana menggeleng. "Tidak usah, Ma. Aku tidak ingin ke rumah sakit."

"Nak, kamu harus ke rumah sakit," kata Rahayu tegas. "Mama khawatir kamu sakit parah."

Alana tidak b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status