Share

Bab 8

"Jadi kamu sekongkol dengan orang ini!"

Mata Vadel melotot karena marah lalu segera meraih kerah baju Luna.

Luna takut dengan tatapan galak Vadel dan dengan cepat menjelaskan.

"Kak Vadel, nggak seperti itu. Aku ... aku bukan pacar yang seperti itu. Aku sangat mencintamu, mana mungkin akan menyakitimu?"

"Apalagi aku sendiri rugi 600 juta. Semua itu harta milikku!"

Luna memelototi Raffi dan berteriak.

"Raffi! Kamu gila! Kenapa kamu menjebakku!"

Raffi berpura-pura marah dan menjawab, "Kamu yang bilang nggak mau menikah denganku, kamu juga yang bilang akan mengembalikan mahar 600 juta itu padaku."

Luna benar-benar kesal, "Omong kosong! Kapan kamu memberi mahar 600 juta?"

Raffi berkata, "Kamu bilang hari ini akan membawa orang kaya bodoh ke sini, kamu juga bilang kalau aku menang uang 600 juta ini, maka masalah mahar akan terselesaikan!"

"Jadi menurutmu aku ini orang kaya bodoh!" kata Vadel dengan sangat marah.

"Vadel, nggak seperti itu. Sungguh, dia ... dia ... dia menjebakku!" Luna benar-benar panik.

Raffi terus berkata, "Luna, kamu mengelaknya! Kak Vadel orang yang baik hati, demi mengembalikan mahar, kamu sengaja menyuruhnya kalah dariku! Apa kamu nggak merasa bersalah dengan Kak Vadel?"

Luna menjadi gila dan terus berkata, "Raffi! Dasar bajingan! Kenapa aku baru tahu kalau kamu pandai menjebak orang ...."

"Jalang! Diam!"

Vadel menampar wajah Luna dengan seluruh kekuatannya.

"Plak!"

Tamparan yang kuat hampir menjatuhkan Luna.

"Kak Vadel, aku benar-benar dijebak!" Luna menutupi wajahnya yang kesakitan dengan ekspresi kesedihan di wajahnya.

Vadel mengumpat dengan marah, "Dasar jalang, apa menurutmu aku bodoh?"

"Kamu! Saat kamu datang ke aula, kamu sendiri yang mendekati orang ini! Kamu mengejeknya di depanku dan kemudian memulai permainan taruhan di pagi ini!"

"Kamulah yang bertanya padaku apa maksud likuidasi saat aku sedang melakukan margin call, hingga aku kehilangan kesempatan untuk margin call!"

"Pagi hari ini ditutup, karena kamu membuat marah pria ini, jadi membuat kompetisi di mulai sore harinya!"

"Kamu membuatku rugi 600 juta! Kamu masih bilang nggak menyakitiku!"

Vadel semakin emosi saat mengatakannya.

Vadel menghubungkan adegan antara Luna serta Raffi dan menemukan beberapa petunjuk konspirasi.

Karena terbakar amarah, Vadel menampar Luna lagi.

"Plak!"

Tamparan keras ini tidak menghilangkan amarah Vadel.

Dengan menggunakan tangan dan kakinya, Vadel mulai memukuli Luna dengan kasar.

"Dasar jalang! Kamu sudah menyakitiku!"

Bang, bang, bang, bang!

"Vadel, aku benar-benar dijebak!"

"Kamu masih menyangkalnya! Kamu benar-benar menganggapku bodoh!"

Bang, bang, bang, bang!

Pemukulan terus berlanjut.

Di tengah kerumunan, tidak ada yang maju untuk membujuknya.

Ini karena Luna sebelumnya terlalu sombong dan menyinggung semua orang di sini.

Sekarang Luna dipukuli dengan kejam di depan umum, semua orang ini tidak bertepuk tangan, itu pun sudah dianggap sudah menghormati Luna.

Raffi merasa bahagia menyaksikan Luna dipukuli.

"Huh ... huh ... huh ....!

Dalam waktu kurang dari tiga puluh detik, Vadel yang gemuk sudah kehabisan napas.

Vadel berhenti memukuli Luna, berbalik dan menatap Raffi dengan sikap yang dingin.

"Nak, hari ini aku kalah darimu dan sudah jatuh ke dalam perangkapmu. Sebaiknya kamu memohon pada kakek dan nenekmu agar kamu nggak jatuh ke tanganku! Huh!"

Vadel mendengus dan berjalan menuju pintu keluar aula dengan marah.

Luna berpegangan pada meja dan bangkit dari bawah.

"Vadel, jangan pergi! Aku benar-benar dijebak!"

Luna mengejar Vadel.

Begitu mengambil dua langkah, Luna berbalik dengan tajam dan menatap Raffi dengan ekspresi kebencian.

"Raffi! Tunggu saja! Aku akan membalas semuanya sebanyak sepuluh kali lipat! Seratus kali lipat! Seribu kali lipat!"

Luna melontarkan kata-kata kebenciannya dan tertatih-tatih menuju Vadel.

Sosok wanita kejam itu dengan cepat menghilang.

Seorang pria paruh baya berjalan mendekati Raffi.

"Halo, Tuan Raffi!" kata pria paruh baya itu sambil tersenyum.

Raffi tampak terkejut, "Siapa kamu? Apa yang kamu inginkan dariku?"

Pria paruh baya itu terus tersenyum dan menjawab.

"Tuan Raffi, aku adalah manajer saham berjangka, Danny Waskito."

"Jadi begini, Tuan Raffi, akun saham berjangka internasional yang kamu percayakan pada kami untuk ditangani kini sudah disiapkan. Selain itu, kamu sudah mencapai standar pelanggan utama kami dan bisa memasuki ruang VIP kami untuk melakukan transaksi."

Raffi bertanya, "Bolehkah aku membeli semua saham internasional di ruang VIP malam ini?"

"Tentu saja!" Danny mengangguk dan berkata, "Kami sudah menyiapkan ruang VIP untukmu. Apa sekarang kamu mau masuk?"

"Kalau begitu tolong Pak Danny membawaku ke sana."

"Tuan Raffi, jangan sungkan. Ikutlah denganku."

Danny memimpin Raffi dan meninggalkan aula.

Kepergian Raffi berarti ada lahirnya seorang legenda!

Investor saham di aula ini semuanya menyebarkan berita tentang rekor cemerlang Raffi hari ini.

Hanya dalam satu hari, modal 1 miliar menjadi 16 miliar!

Untung sebanyak 16 kali lipat!

Ini adalah legenda di pasar saham dalam negeri.

Raffi menjadi dewa!

Raffi sudah menjadi dewa masa depan di hati semua investor saham dalam negeri!

Raffi sudah menjadi legenda!

Setelah hari ini, Raffi tidak pernah lagi membeli semua saham dalam sekejap di depan umum.

Raffi tidak pernah muncul lagi di dunia, tapi legendanya sudah beredar di dunia.

...

Ruang VIP di lantai dua.

Ada seorang wanita cantik berdiri di samping jendela.

Wanita ini memandang Raffi, yang mengikuti Danny dari aula dengan senyum tipis di wajah cantiknya.

"Nona, apa kamu melihat pria yang hebat itu?"

Sebuah suara pertanyaan terdengar di belakang wanita cantik itu.

Si cantik memandang Raffi dan menjawab, "Ya, orang ini sangat menarik."

"Nona, dia hanyalah tokoh kecil yang beruntung saja. Jangan terlalu diperhatikan, yang terpenting bagimu saat ini adalah menemukan cara untuk menyelesaikan masalah perusahaan."

Si cantik tampak kesal. "Kamu sedang mengajariku?"

"Nggak, Nona, aku mengkhawatirkanmu."

"Kamu nggak perlu mengkhawatirkan urusanku." Si cantik mengangkat tangannya lalu berkata, "Bantu aku mencari tahu ke mana pemuda ini dibawa oleh Manajer Rizky."

"Nona, kenapa kamu menanyakan hal ini?"

Si cantik tersenyum genit dan berkata, "Aku mau berkenalan dengan orang yang menarik ini."

...

Di kehidupan sebelumnya, ini adalah pertama kalinya Raffi memasuki ruang VIP.

Bukan karena Raffi bodoh, tapi ketika Raffi mulai membeli saham dalam kehidupan setelahnya, komputer sudah sangat populer dan bahkan ponsel pun bisa mengoperasikan segalanya.

Saat itu, tidak ada yang pergi ke bursa untuk membeli atau menjual saham.

Pada saat ini.

Raffi melihat lingkungan di ruang VIP dan mengangguk puas.

Ada sofa yang nyaman, komputer kelas atas di tambah dengan kamar mandi dan TV LCD yang tergantung di dinding ....

Seluruh ruang VIP dipenuhi dengan suasana hangat dan nyaman.

Sisi dekat ruang perdagangan ditutupi dengan kaca yang tinggi, di sana bisa melihat suasana saham, serta informasi langsung dari berbagai harga saham di layar besar ini.

"Lingkungannya lumayan juga!"

Raffi menghela napas sedikit.

Tiba-tiba.

Pintu terbuka.

Wanita cantik ini berjalan perlahan.

Dari segi penampilan dan sosoknya, mampu mengalahkan selebriti tercantik yang pernah dilihat Raffi di kehidupan sebelumnya.

Dia bermartabat dan anggun, cara berjalannya penuh dengan aura wanita kaya.

Raffi yang memiliki kenangan akan kehidupan sebelumnya, dengan cepat mengenali identitas wanita cantik ini.

Putri tertua dari Keluarga Ahyani, salah satu dari empat keluarga kaya di ibu kota provinsi, Liska Ahyani!

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Indra Predi
mantap lanjutkan semangat terimakasih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status