Raffi sekilas bisa mengenali Liska karena cukup akrab dengan Liska di kehidupan sebelumnya.Lima belas tahun setelah periode waktu saat ini.Saat itu, Liska sudah menjadi kepala Keluarga Ahyani dan tokoh terkenal di dunia bisnis.Jika menginjakkan kakinya, industri kosmetik global akan terguncang!Pada saat ini.Liska berjalan ke arahnya dengan arogansi seorang CEO wanita yang mendominasi di alisnya, tapi tidak punya aura orang kaya di kehidupan sebelumnya.Liska belum menjalani badai perebutan kekuasaan keluarganya, belum menanggung penderitaan lima tahun di kehidupan sebelumnya dan belum menjadi tokoh yang kejam serta tegas."Kalau dihitung-hitung, sepupunya Rommy baru saja melancarkan konspirasi melawannya dan dia akan jatuh ke dalam jurang kesengsaraan."Raffi mengangguk dengan sopan pada Liska."Halo, Nona Liska."Liska tampak terkejut lalu berkata, "Kamu tahu siapa aku?"Sebelum Raffi dapat menjawab, sekretaris Chelsea yang mengikuti Liska berkata dengan nada meremehkan."Nona, w
Raffi menganggukkan kepalanya dan menjelaskan secara detail."Negara Hurlan merupakan eksportir gandum terbesar negara barat dan punya reputasi sebagai lumbung padi di Benua Barat.""Perang sudah terjadi di Negara Hurlan dan ekspor gandum negara itu pasti akan terpengaruh. Setelah itu, harga saham gandum internasional akan naik secara signifikan."Liska tampak heran dan menghela napas."Tuan Raffi, aku kagum sekali padamu! Kamu sebenarnya bisa menganalisis dan memperkirakan sebelumnya bahwa perang akan terjadi malam ini."Raut wajah Chelsea menjadi pucat dan bergumam dengan suara yang lirih, "Apa masalahnya? Dia hanya orang bawahan saja!"Perang telah terjadi dan harga saham gandum internasional terus melonjak!1%! 1,5%! 2%! 2,5%! 3%! 3,5% ....!Liska melihat kenaikan harga saham, hatinya dipenuhi kegembiraan dan senyuman di wajah cantiknya menjadi semakin cerah."Tuan Raffi, dengan peningkatan yang begitu besar sekarang, kita seharusnya menghasilkan banyak uang, 'kan?" Liska sangat me
Malam mulai menghilang.Raffi yang belum tidur selama lebih dari 20 jam, tiba-tiba menjadi rileks dan merasa pusing."Nona Liska, ini sudah malah, sudah waktunya aku pulang."Raffi memasukkan catatan tulisan tangan Liska ke dalam sakunya, berdiri dan bersiap untuk pergi.Liska berdiri dan berkata, "Tuan Raffi, bagaimana kalau aku mengantarmu pulang?""Nona Liska, nggak perlu sungkan. Suatu kehormatan bagiku bisa diantar olehmu.""Kalau begitu silakan, Tuan Raffi!""Silakan."Sambil berbicara, Raffi dan Liska keluar dari ruang VIP."Bumm!"Pintu kamar tertutup.Chelsea adalah satu-satunya yang tersisa di ruang VIP.Chelsea mendekat ke pintu dan menempelkan telinganya ke pintu itu.Di luar pintu, langkah kaki Raffi dan Liska perlahan menghilang.Di dalam pintu, ekspresi kebencian perlahan muncul di wajah Chelsea."Raffi! Kamu luar biasa! Kamu luar biasa! Hanya dalam satu malam, kamu membuat Liska meragukanku!""Kamu buru-buru menggunakan uang itu, 'kan? Aku akan pastikan kamu nggak akan
Rumah Raffi.Kakak Tertua Raffi, Jessy, mondar-mandir di ruang tamu dengan cemas.Kakak Ketiga Raffi, Karina, sedang duduk di sofa dengan ekspresi sedih di wajahnya."Kak, bisakah kamu berhenti? Aku pusing sekali melihatmu."Keluhan Karina segera memicu kemarahan Jessy."Kamu berani menyalahkanku! Itu semua karena kamu, kenapa kamu memberi Raffi satu miliar? Sekarang Raffi pasti nggak pulang karena bermain judi."Suasana hati Karina awalnya memang sedang kesal, tapi setelah dimarahi oleh Jessy, Karina tiba-tiba menjadi sangat marah."Kalau dia kalah ya biarkan kalah saja. Apa masalahnya? Dia adikku, aku rela kehilangan uang!"Jessy menjadi semakin marah. "Kamu masih mengelak! Raffi menjadi kecanduan judi karena kamu!"Karina tidak mau kalah dan berkata, "Kak, jangan hanya bicara tentangku saja. Bukankah kamu memberi uang pada Raffi?""Aku ...."Jessy terdiam dan menghela napas panjang."Ah ....!""Kalau hanya kalah satu miliar saja nggak apa-apa. Kalau kalah lebih dari satu miliar dan
Raffi mengambil ponselnya dan melihat dengan sekilas.Pesan teks yang mengingatkan Raffi bahwa 20 miliar telah masuk ke rekeningnya langsung menarik perhatian Raffi.Raffi langsung tahu bahwa Liska yang mentransfer uang 20 miliar kepadanya."Wanita ini sangat menarik. Tahu kalau aku kekurangan uang, dia langsung mentransfer dana darurat 20 miliar."Raffi tersenyum dan memandang Jessy serta Karina."Kak Jessy, Kak Karina sudah lihat pesan teksnya, 'kan? Sekarang kalian percaya padaku, 'kan?"Wajah cantik Jessy dan Karina tiba-tiba memerah.Jessy menyadari bahwa dirinya sudah menyalahkan Raffi dan sangat malu hingga ingin mencari celah untuk bersembunyi.Raffi berjalan menuju kamar tidurnya sambil menguap."Aku belum tidur, sekarang aku mengantuk sekali!""Kak, kamu juga harus istirahat yang cukup. Setelah tidur nyenyak, kita akan pergi ke Perusahaan Simjam untuk melunasi hutang.""Kak Karina, ingatkan untuk rapat tentang transfer ekuitas di pabrik kabelmu lusa. Aku akan membantumu menan
Pengepungan sudah berhasil.Jessy memandangi para preman kejam di sekitarnya, merasa takut dan memeluk lengan Raffi dengan erat-erat."Kak, jangan takut. Selama aku di sini, nggak akan terjadi apa-apa."Raffi menepuk punggung tangan Jessy dan melihat ke tiga sosok yang berdiri tepat di depannya.Yang berdiri di tengah adalah Muryo.Di sebelah kiri Muryo adalah seorang pria agak gemuk yang mengenakan jas dan kacamata.Dia tampak tidak berbahaya, tapi ada cahaya licik di matanya.Dia adalah guru dari Muryo, Khalid Hastaru.Di sisi kanan Muryo adalah seorang pria jangkung berotot dengan aura jahat berkumpul di sekelilingnya.Orang tersebut adalah petarung tangguh bawahan Muryo, Zaenal Abidin.Raffi tahu bahwa di kehidupan sebelumnya, Zaenal yang membunuh Muryo, mengambil alih segalanya dari Muryo dan akhirnya berkembang menjadi salah satu bos terbaik di Kota Lotus.Karena Zaenal ini cukup tegas, segala rintangan baginya bukanlah masalah.Jika tidak, kekuatan yang dimiliki Raffi sebelum te
Omelan Jessy hanya menimbulkan ledakan tawa."Sobat-sobat, wanita cantik ini bilang kalau kita keji!""Hahaha! Mau ikuti peraturan dengan kita! Gadis ini benar-benar lucu.""Hei! Cantik, kamu harus menuruti bos kami. Kami nanti akan memanggilmu kakak ipar."...Para preman yang mengepung tertawa keras,Beberapa orang bahkan bersiul dan membuat gerakan tidak senonoh pada Jessy.Selama ledakan sorak-sorai ini, Muryo menatap lurus ke arah Jessy dan berkata sambil tersenyum jahat."Jessy, kamu memarahi kami seperti ini, apa berarti kamu nggak punya untuk melunasi hutangmu?""Hehehe, sebenarnya aku orang yang sangat baik. Selama kamu bersedia menjadi wanitaku, aku akan melunasi hutangmu dan Raffi ini juga bisa pergi dengan selamat.""Bagaimana? Kamu akan menjadi wanitaku atau ...."Sebelum Muryo selesai berbicara, kata-kata Raffi terdengar."Siapa bilang kita nggak punya uang untuk melunasi hutang kita?"Semua orang yang hadir kembali mengalihkan perhatian mereka ke Raffi.Muryo menyipitkan
Jessy terkejut."Raffi, apa maksudmu meskipun kita membayar, Muryo nggak akan melepaskan kita?""Ya, benar.Raffi memegang tangan Jessy dan menghibur."Kak, jangan khawatir, Muryo nggak bisa melakukan apa-apa pada kita, semuanya di bawah kendaliku.""Aku jamin setelah kompetisi perdagangan saham ini selesai, kita bukan hanya bisa keluar dengan selamat, tapi kita nggak akan diganggu lagi oleh mereka."Kata-kata percaya diri Raffi menenangkan kepanikan Jessy.Jessy tiba-tiba menyadari bahwa Raffi bukan lagi pemuda yang hanya bisa bermalas-malasan.Raffi telah menjadi pria dewasa yang bertanggung jawab, bertanggung jawab dan tenang.Melihat wajah tampan Raffi dan merasakan kehangatan dari telapak tangan Raffi, Jessy tersipu malu, jantungnya berdetak lebih cepat dan merasa sedikit malu seperti seorang anak perempuan kecil.Jantung dan hatinya berdebar-debar."Yo! Kalian akan mati, tapi masih saja mengobrol!"Kata-kata aneh ini terdengar.Orang yang mengucapkan kata-kata ini tidak lain adal