Share

Bab 43

Raffi tersenyum, kemudian meletakkan kontrak di meja makan dan mulai menikmati sarapan mewah yang disiapkan Leticia untuknya.

"Dok, dok dok! Dok, dok dok!"

Ada ketukan keras di pintu kamar kelas atas.

Tidak lama setelah itu, teriakan marah terdengar di luar pintu.

"Raffi! Dasar bajingan! Bukakan pintunya! Cepat buka!"

Raffi mendengar ini adalah omelan marah Herman.

"Dok, dok dok! Dok, dok dok!"

Ketukan di pintu terus berlanjut.

Raffi hanya pura-pura tidak mendengar dan terus menyantap sarapannya perlahan.

"Reaksi orang ini begitu besar. Seharusnya tagihan pengisian bahan bakar kapal pesiar itu diserahkan kepadanya."

Sambil memikirkan ini, Raffi perlahan menyesap susu.

Ketukan di pintu terus berlanjut dan teriakan tidak pernah berhenti.

Raffi baru bangun perlahan setelah kenyang, kemudian berjalan ke arah pintu dan membukanya.

Detik berikutnya, Herman dengan wajah marah muncul di mata Raffi.

"Ternyata kamu! Kenapa kamu begitu marah?"

"Bisa-bisanya kamu nggak tahu kenapa aku marah!?"

Her
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status