"Aku nggak salah lihat, 'kan? Kak Raffi dan Bos Vadel sama-sama beli saham short sell bijih besi?"Terdapat banyak suara diskusi setelah beberapa orang bertanya dengan bingung."Bagaimana mungkin bisa ditentukan pemenangnya kalau saham yang mereka beli sama?""Aku tahu! Kak Raffi bertaruh harga bijih besi akan terus meningkat! Kak Raffi melakukan short selling dan Bos Vadel juga melakukan short selling. Kerugian Kak Raffi akan lebih sedikit kalau dibandingkan Bos Vadel kalau harga bijih besi naik.""Pikiran macam apa ini? Apakah Kak Raffi nggak bisa langsung beli saham bijih besi kalau yakin harganya akan naik!""Apakah Kak Raffi bisa menang benar-benar karena dia beruntung? Dia sebenarnya hanyalah pemula dalam saham?""..."Tindakan Raffi membingungkan semua orang.Kebingungan!Tercengang!Terdapat banyak orang yang membicarakan Raffi!Harga saham bijih besi tiba-tiba terus menurun saat semua orang sedang merasa kebingungan!8,5%! 8,3%! 8,0%! 7,8%! 7,5% ...!Semua orang tercengang saa
"Aku nggak lagi mimpi, 'kan? Pandanganku benar-benar telah meluas kali ini! Ternyata ada banyak shortcut keyboard yang nggak kita ketahui!""Apakah kalian sudah lihat? Kak Raffi, salah, Guru Raffi bisa dengan akurat memanfaatkan kesempatan setiap kali dia beli dan jual saham! Dia sudah beli dan jual saham sebanyak tujuh sampai delapan kali berturut-turut, tapi sama sekali nggak pernah mengalami kerugian!""Cepat lihat, Guru Raffi telah mengganti antarmuka ke grafik kandil saham saat dia nggak lagi jual beli saham! Dia pasti lagi mengamati dan menyimpulkan tren saham ini, kemudian mengambil kesempatan dan mengambil tindakan yang pasti!""Pada saat yang sama Guru Raffi memperhatikan 20 sampai 30 produk saham, menganalisis, menghitung dan menyimpulkan begitu banyak produk saham pada saat yang sama di dalam pikiran Anda, serta juga bisa buat penilaian yang tepat pada waktunya dan mengambil tindakan tegas! Bagaimana cara kerja otaknya?""Guru Raffi telah melepaskan diri dari dunia manusia!
"Jadi kamu sekongkol dengan orang ini!"Mata Vadel melotot karena marah lalu segera meraih kerah baju Luna.Luna takut dengan tatapan galak Vadel dan dengan cepat menjelaskan."Kak Vadel, nggak seperti itu. Aku ... aku bukan pacar yang seperti itu. Aku sangat mencintamu, mana mungkin akan menyakitimu?""Apalagi aku sendiri rugi 600 juta. Semua itu harta milikku!"Luna memelototi Raffi dan berteriak."Raffi! Kamu gila! Kenapa kamu menjebakku!"Raffi berpura-pura marah dan menjawab, "Kamu yang bilang nggak mau menikah denganku, kamu juga yang bilang akan mengembalikan mahar 600 juta itu padaku."Luna benar-benar kesal, "Omong kosong! Kapan kamu memberi mahar 600 juta?"Raffi berkata, "Kamu bilang hari ini akan membawa orang kaya bodoh ke sini, kamu juga bilang kalau aku menang uang 600 juta ini, maka masalah mahar akan terselesaikan!""Jadi menurutmu aku ini orang kaya bodoh!" kata Vadel dengan sangat marah."Vadel, nggak seperti itu. Sungguh, dia ... dia ... dia menjebakku!" Luna benar-
Raffi sekilas bisa mengenali Liska karena cukup akrab dengan Liska di kehidupan sebelumnya.Lima belas tahun setelah periode waktu saat ini.Saat itu, Liska sudah menjadi kepala Keluarga Ahyani dan tokoh terkenal di dunia bisnis.Jika menginjakkan kakinya, industri kosmetik global akan terguncang!Pada saat ini.Liska berjalan ke arahnya dengan arogansi seorang CEO wanita yang mendominasi di alisnya, tapi tidak punya aura orang kaya di kehidupan sebelumnya.Liska belum menjalani badai perebutan kekuasaan keluarganya, belum menanggung penderitaan lima tahun di kehidupan sebelumnya dan belum menjadi tokoh yang kejam serta tegas."Kalau dihitung-hitung, sepupunya Rommy baru saja melancarkan konspirasi melawannya dan dia akan jatuh ke dalam jurang kesengsaraan."Raffi mengangguk dengan sopan pada Liska."Halo, Nona Liska."Liska tampak terkejut lalu berkata, "Kamu tahu siapa aku?"Sebelum Raffi dapat menjawab, sekretaris Chelsea yang mengikuti Liska berkata dengan nada meremehkan."Nona, w
Raffi menganggukkan kepalanya dan menjelaskan secara detail."Negara Hurlan merupakan eksportir gandum terbesar negara barat dan punya reputasi sebagai lumbung padi di Benua Barat.""Perang sudah terjadi di Negara Hurlan dan ekspor gandum negara itu pasti akan terpengaruh. Setelah itu, harga saham gandum internasional akan naik secara signifikan."Liska tampak heran dan menghela napas."Tuan Raffi, aku kagum sekali padamu! Kamu sebenarnya bisa menganalisis dan memperkirakan sebelumnya bahwa perang akan terjadi malam ini."Raut wajah Chelsea menjadi pucat dan bergumam dengan suara yang lirih, "Apa masalahnya? Dia hanya orang bawahan saja!"Perang telah terjadi dan harga saham gandum internasional terus melonjak!1%! 1,5%! 2%! 2,5%! 3%! 3,5% ....!Liska melihat kenaikan harga saham, hatinya dipenuhi kegembiraan dan senyuman di wajah cantiknya menjadi semakin cerah."Tuan Raffi, dengan peningkatan yang begitu besar sekarang, kita seharusnya menghasilkan banyak uang, 'kan?" Liska sangat me
Malam mulai menghilang.Raffi yang belum tidur selama lebih dari 20 jam, tiba-tiba menjadi rileks dan merasa pusing."Nona Liska, ini sudah malah, sudah waktunya aku pulang."Raffi memasukkan catatan tulisan tangan Liska ke dalam sakunya, berdiri dan bersiap untuk pergi.Liska berdiri dan berkata, "Tuan Raffi, bagaimana kalau aku mengantarmu pulang?""Nona Liska, nggak perlu sungkan. Suatu kehormatan bagiku bisa diantar olehmu.""Kalau begitu silakan, Tuan Raffi!""Silakan."Sambil berbicara, Raffi dan Liska keluar dari ruang VIP."Bumm!"Pintu kamar tertutup.Chelsea adalah satu-satunya yang tersisa di ruang VIP.Chelsea mendekat ke pintu dan menempelkan telinganya ke pintu itu.Di luar pintu, langkah kaki Raffi dan Liska perlahan menghilang.Di dalam pintu, ekspresi kebencian perlahan muncul di wajah Chelsea."Raffi! Kamu luar biasa! Kamu luar biasa! Hanya dalam satu malam, kamu membuat Liska meragukanku!""Kamu buru-buru menggunakan uang itu, 'kan? Aku akan pastikan kamu nggak akan
Rumah Raffi.Kakak Tertua Raffi, Jessy, mondar-mandir di ruang tamu dengan cemas.Kakak Ketiga Raffi, Karina, sedang duduk di sofa dengan ekspresi sedih di wajahnya."Kak, bisakah kamu berhenti? Aku pusing sekali melihatmu."Keluhan Karina segera memicu kemarahan Jessy."Kamu berani menyalahkanku! Itu semua karena kamu, kenapa kamu memberi Raffi satu miliar? Sekarang Raffi pasti nggak pulang karena bermain judi."Suasana hati Karina awalnya memang sedang kesal, tapi setelah dimarahi oleh Jessy, Karina tiba-tiba menjadi sangat marah."Kalau dia kalah ya biarkan kalah saja. Apa masalahnya? Dia adikku, aku rela kehilangan uang!"Jessy menjadi semakin marah. "Kamu masih mengelak! Raffi menjadi kecanduan judi karena kamu!"Karina tidak mau kalah dan berkata, "Kak, jangan hanya bicara tentangku saja. Bukankah kamu memberi uang pada Raffi?""Aku ...."Jessy terdiam dan menghela napas panjang."Ah ....!""Kalau hanya kalah satu miliar saja nggak apa-apa. Kalau kalah lebih dari satu miliar dan
Raffi mengambil ponselnya dan melihat dengan sekilas.Pesan teks yang mengingatkan Raffi bahwa 20 miliar telah masuk ke rekeningnya langsung menarik perhatian Raffi.Raffi langsung tahu bahwa Liska yang mentransfer uang 20 miliar kepadanya."Wanita ini sangat menarik. Tahu kalau aku kekurangan uang, dia langsung mentransfer dana darurat 20 miliar."Raffi tersenyum dan memandang Jessy serta Karina."Kak Jessy, Kak Karina sudah lihat pesan teksnya, 'kan? Sekarang kalian percaya padaku, 'kan?"Wajah cantik Jessy dan Karina tiba-tiba memerah.Jessy menyadari bahwa dirinya sudah menyalahkan Raffi dan sangat malu hingga ingin mencari celah untuk bersembunyi.Raffi berjalan menuju kamar tidurnya sambil menguap."Aku belum tidur, sekarang aku mengantuk sekali!""Kak, kamu juga harus istirahat yang cukup. Setelah tidur nyenyak, kita akan pergi ke Perusahaan Simjam untuk melunasi hutang.""Kak Karina, ingatkan untuk rapat tentang transfer ekuitas di pabrik kabelmu lusa. Aku akan membantumu menan