Share

127

Uden mengangguk. Ia mengerahkan kekuatan saat menarik gerobak di tengah jembatan. Aep memperhatikan dari sisi jembatan agar bisa bertindak cepat bila terjadi sesuatu.

Hingga Uden mencapai tengah jembatan tak ada masalah yang terjadi. Anak laki-laki itu berusaha tenang meski wajahnya tampak tegang. Di seberang jembatan, Euis menyenteri papan kayu sebagai cahaya tambahan dari obor yang terpasang di sisi gerobak. Ia ingin memastikan pergerakan anak kecil itu dengan saksama. 

Di saat itulah kejutan yang akan memeriahkan malam datang. Bersamaan dengan angin kencang yang tiba-tiba berembus, kumpulan pocong mendadak muncul di sekitar sungai dengan tawa memekakkan.

Di antara orang-orang itu, Uden-lah yang pertama kali menyadari. Ia seketika membatu di tengah jembatan, lalu menangis tanpa suara dengan kedua tangan menutup wajah.

“Uden, cepat jalan!” teriak Euis, “kunaon kamu ... astagfirullah Teh Nunung.” Euis mendadak dikejutkan dengan tubuh Nun

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status