Share

126

Euis ikut dibuat kaget. Fokus pada kondisi Nunung membuatnya lupa pada anak kecil tadi. “Uden,” panggilnya, “Uden.”

Wajah Aep mendadak pucat. Sepanjang penglihatannya, anak kecil itu tak dijumpai di mana pun. Euis sudah mulai menangis sembari berteriak, merasa lalai karena tak memperhatikan Uden.

“Teh, Mang,” ucap Uden yang muncul tiba-tiba dari samping mereka. Anak kecil itu memegang dua buah daun talas yang diubah fungsinya menjadi gelas untuk menampung air.

“Kamu dari mana atuh, Den?” tanya Euis yang langsung menghambur ke arah Uden.

“Saya ... ambil air, Teh.” Uden menunduk, takut dimarahi karena tak izin lebih dahulu.

Euis mengembus napas lega. Ia melirik sinis Aep yang sepertinya ingin memarahi Uden. 

“Biar saya saja yang ambil air,” ujar Aep saat sadar tatapan Euis padanya. “Kalian  tunggu di sini.”

Aep berjalan ke arah tempat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ubie Aqeela
perkecil lah point nya supaya kami bisa membaca lebih nyaman. kalau poin nya di kurangin. poin nya terlalu banyak jadi sya sedikit kecwea. jujur ceritanya bagus saya suka. tapi kenapa poin nya banyak banget yg harus dikeluarkan setiap bab nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status