Share

128

Gumaman Aep nyatanya didengar oleh Euis. Tanpa bisa dicegah, gadis itu menoleh lagi ke belakang. Saat menemukan seseorang tengah berdiri di ujung seberang, ia buru-buru mengalihkan pandangan lagi ke depan.

Aya naon, Teh?” bisik Uden. Wajahnya ikut tegang saat melihat ekspresi Euis. “Pocong lagi?”

“Diam,” bisik Aep dengan suara gemetar, “dan jangan menoleh ke belakang.”

Hening seketika menerkam. Meski jarak mulai merenggang, Aep masih mengintip arah belakang melalui ekor mata. Sosok itu kini sudah menjejakkan kaki di jembatan. Di tengah situasi menegangkan, pikiran Aep terus bekerja cepat untuk memikirkan jalan keluar.

“Jalan,” ucap Aep. Tarikan napasnya mendadak lebih cepat dua kali lipat.

Seolah paham dengan keadaan, Euis dan Uden tak protes soal perintah barusan. Mereka mendorong gerobak dengan tangan gemetar. Meski penasaran, keduanya berusaha untuk tak menoleh ke belakang, me

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status