Share

131

Rojali mendadak merasakan raganya sangat lemas. Kakinya bahkan tak bisa menahan bobot tubuh hingga dirinya terjatuh. Untuk beberapa detik kemudian, waktunya dihabiskan dengan mengumpulkan tenaga.

“Mana si penghianat Ilham?” tanya Rojali saat tubuhnya berhasil bangkit. Napasnya terengah seperti habis maraton. Dengan segera matanya memindai sekeliling. Kedua tangan pemuda itu terkepal kuat. Dadanya menjadi sesak saat mengingat kepercayaannya kembali disia-siakan. Meski berat, pada akhirnya ia memilih beristigfar.

Setelah tenang, Rojali mengambil kain penutup wajahnya yang tergeletak tak jauh darinya. Dibanding mencari keberadaan Ilham, pemuda itu lebih memilih memprioritaskan tujuannya semula, yakni menyelamatkan Kiai dan menghentikan ritual ini.

Untuk itu, Rojali bergerak ke arah kubah merah itu berada. Terakhir kali ia mencoba masuk, ia justru mendapat serangan seperti sengatan listrik. Saat langkahnya kian dekat, Rojali sama sekali tak lagi mendenga

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status