Share

130

Iring-iringan mobil milik pesantren tengah menuju kawasan Ciboeh. Ustaz Ahmad dan Lukman tampak duduk di kendaraan yang berada paling depan. Sang putra kiai sudah mewanti-wanti agar para santri tidak lepas dari zikir untuk menghindari siasat musuh yang akan menghalangi mereka.

Saat ini, mobil baru saja memasuki perkebunan. Di saat bersamaan, kegelapan seketika menghantam. Satu-satunya sumber cahaya hanyalah lampu mobil yang bergerak seiring kendaraan menggerus jarak.

“Tenangkan diri kamu, Man,” ucap Ustaz Ahmad saat melihat wajah tertekan Lukman.

Lukman mengembus napas panjang. Pandangannya teralih pada kepalan tangan yang berada di atas paha. “Saya benar-benar marah sama diri saya sendiri, Ustaz.”

Ustaz Ahmad menoleh sesaat, lalu kembali fokus pada jalanan. “Hal yang terpenting saat ini adalah kamu mengakui kesalahan kamu, Man.”

“Untuk kedua kalinya saya mengecewakan Kiai, Ustaz.” Lukman tertunduk de

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status