Share

Bab 26

Penulis: NawankWulan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-22 12:57:22

Cafe yang dibangun Mas Amran setahun lalu ini memang tak terlalu luas. Masih ada tanah kosong di bagian belakang yang akan kufungsikan untuk taman kecil dengan beberapa meja dan kursi. Bisa untuk berfoto ria sembari menikmati makanan berat atau camilan beserta minuman kekinian yang tersedia.

Selama ini cafe memang sudah cukup ramai pengunjung, mungkin karena menu makanan yang disediakan tak terlalu berat dan ramah di kantong, juga ada menu camilan lain yang kekinian. Minuman pun bervariasi dari bermacam jus dan bermacam kopi. Ada delapan karyawan di cafe ini, empat untuk shift pagi sampai sore sedangkan empat lainnya untuk shift sore sampai malam.

Mungkin memang belum terlalu besar untuk ukuran cafe secara normal, tapi keuntungan bersih yang didapatkan dari cafe ini sudah lumayan, tak pernah kurang dari delapan puluh juta sebulan. Aku baru memeriksa keuangan cafe yang sudah setahun berjalan ini.

Tak ada yang aneh ataupun keliru, Mas Amran memang cukup teliti saat memeriksa keuangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
si zilva kebanyakan bacot. lama2 cerita mengandung toxic dosis tinggi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 27

    "Jangan bermimpi terlalu tinggi. Sampai kapanpun kamu tak akan bisa merebut cafe ini dariku, sebab cafe ini jelas sudah atas namaku. Bahkan sebelum kamu menikah dengan suamiku. Ingat itu!" ucapku saat perempuan itu membuka pintu. Dia berhenti sejenak lalu membalikkan badan menatapku dengan ekspresi kagetnya. "Apa kamu bilang barusan? Bisa diulangi? Aku kurang dengar," ucap Lala sembari menautkan kedua alisnya seolah tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan, padahal suaraku sudah cukup jelas dan keras. "Oh, nggak dengar? Ya sudah, aku juga malas mengulang hal yang sama. Pergilah. Aku masih banyak kerjaan!" balasku cepat. "Kamu cocok menjadi karyawan, Zilva. Bukan pemilik cafe sebab akulah yang lebih pantas memilikinya," sahut perempuan itu lagi dengan senyum miringnya. "Ohya? Bukannya kamu model, duitmu tentu banyak. Kenapa nggak berusaha membangun bisnis sendiri tanpa merampas bisnis orang lain? Atau jangan-jangan kamu hanya model cadangan yang gajinya nggak seberapa, lanta

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-23
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 28A

    Aku tak mengingat apapun setelah tragedi itu. Terakhir yang kudengar hanya suara lengkingan seseorang yang memanggil namaku. Suara yang cukup familiar di telinga. Mas Zain. Laki-laki itu sepertinya melihatku terlempar dari motor hingga terbentur ke trotoar. Lirih kudengar suara tangis seorang perempuan. Meski masih begitu berat, aku mencoba untuk membuka mata perlahan lalu mengedarkan pandangan ke penjuru arah. Aku yakin detik ini sudah ada di ranjang rumah sakit. Nyeri menjalar di seluruh tubuh, membuatku sedikit meringis kesakitan. Di sisi kanan ranjang kulihat Mas Amran dengan wajah kusutnya. Kedua matanya sedikit sembab karena tangisan, aku yakin itu. Sementara di kiri ranjang ada Arumi. Ah iya, hanya dia perempuan yang akan menangisiku jika dalam keadaan seperti ini. Mana mungkin keluarga Mas Amran akan ikut berduka, mungkin mereka justru akan lega jika aku mati sekalian. Dengan begitu bebas meminta Mas Amran untuk mematuhi apapun yang mereka inginkan. Astaghfirullah. Dalam

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 28B

    "Aku sudah merasa aneh sama mobil itu sejak keluar dari cafe, Mas. Makanya pura-pura mampir ke pom bensin untuk cek, apa mobil itu ikut ke pom atau sudah pergi dan ternyata dia benar-benar mengikutiku ke pom juga makanya aku foto plat mobilnya. Beberapa meter dari pom itulah mobil itu sengaja mempercepat lajunya lalu menabrakku dari belakang." Mas Amran kembali manggut-manggut lalu mengusap lenganku pelan. "Kalau begitu biar nanti aku cek ya, Sayang. Biasanya nggak hilang karena sudah tersimpan otomatis di penyimpanan data." Sedikit lega setelah mendengar jawaban Mas Amran soal data foto itu, semoga saja memang tak hilang hingga bisa mempercepat proses penyelidikan. Aku penasaran siapa sebenarnya yang tega membuat orang lain celaka. "Banyak istirahat, Va. Aku nggak mau kamu begini, nanti siapa yang bakal dengar kebawelanku kalau kamu sakit? Siapa juga yang akan mengantarku shopping, jalan-jalan, makan dan semuanya. Kamu tahu aku nggak bisa ke mall sendirian kan?" Arumi memanyunkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 29A

    "Mas, Lala hamil?" tanyaku singkat membuatnya semakin tercekat. "Hamil?" ulangnya. Aku menghela napas. Ternyata sesak ini begitu terasa saat mendengar kata hamil, tapi bukan untukku melainkan untuk perempuan lain yang tak lain adalah istri kedua suamiku. Bayangan semakin tersisih seolah kian nyata di depan mata. Mungkinkah Mas Amran akan tetap menepati janjinya untuk mencintaiku seperti dulu, jika dia sudah memiliki buah hati dari perempuan itu seperti yang diidamkannya selama ini? Ya Allah, ternyata sekadar mendengar kehamilannya saja membuatku sesakit ini. Kenapa dia begitu cepat hamil padahal belum genap dua minggu menikah dengan Mas Amran, sementara aku yang sudah dua tahun belum juga dikaruniai momongan. Ya Allah, bolehkah aku iri? Aku takut Mas Amran mengabaikanku setelah melihat istri keduanya berbadan dua. Sanggupkah aku tetap menggenggam prinsipku untuk mempertahankan rumah tangga ini jika Mas Amran lebih fokus pada istri keduanya dibandingkan aku?"Sayang ...." Lelaki it

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 29B

    "Boleh telepon mama, Sayang? Aku nyalakan loud speakernya kalau kamu mau ikut mendengarkan." Mas Amran menatapku begitu dalam. Kuserahkan kembali handphonenya lalu mengiyakan rencananya barusan. "Iya, Mas. Aku penasaran apa benar Lala sedang hamil," lirihku sembari menatap Mas Amran beberapa saat sebelum dia menganggukkan kepala. Setelah mama mengucap salam, Mas Amran pun membalasnya pelan. Ada obrolan singkat di antara keduanya, tapi mama benar-benar tak menganggapku ada. Sekadar tanya keadaanku saja tak dia lakukan. Ya Allah, padahal Mas Amran sudah bilang kalau dia nggak bisa ke rumah mama karena aku kecelakaan. Sebegitu tak dianggapnya aku sebagai menantu. "Lala mual-mual, Ran. Wajahnya pucat, sepertinya dia hamil. Mama nggak mau tahu, pokoknya kamu harus ke rumah mama sekarang. Kamu beli tespek di apotek, kalau beneran hamil besok pagi kamu antar dia ke dokter buat cek kandungan. Mama sudah nggak sabar rasanya pengin gendong cucu." "Minta tolong Mas Emil saja buat beliin tes

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 30A (Terkuak)

    POV : AMRANZilva sudah cukup bagiku, wanita yang penurut, cantik, perhatian dan nyaris sempurna. Hanya satu yang membuatku was-was, dua tahun berumah tangga dia belum juga hamil. Jujur, aku juga menginginkan seorang buah hati, hanya saja aku rela menunggu benih itu lahir dari rahimnya. Sayangnya mama tak mau menunggu bahkan memaksaku menikah dengan Lala. Perempuan itu memang teman masa kecilku. Dia bahkan sudah kuanggap seperti adik sendiri saat itu. Namun, sejak dulu Lala memang memiliki rasa berbeda denganku. Aku tahu, hanya saja pura-pura tak tahu. Berulang kali mama menyarankan untuk berhubungan lebih dari sekadar teman, tapi aku menolak. Rasaku padanya tak bisa diubah begitu saja, hingga aku dipertemukan dengan Zilva. Adik kelasku saat kuliah dulu. Dia yang memiliki fans cukup banyak karena kecantikan wajah dan hatinya. Tak hanya itu saja, Zilva juga pintar dalam akademik bahkan dia mendapatkan beasiswa untuk kuliahnya itu. Aku tak tahu bagaimana perasaannya kala itu padaku, h

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-26
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 30B

    POV : AMRAN[Dia nggak mungkin menyebarkan video itu. Jika nekat, justru dia yang akan masuk penjara. Dia hanya menggertakmu, La. Jauhi dia. Kalau dia mengancam, ancam balik. Jangan berada di bawahnya karena dia akan semakin semena-mena. Kalau kamu mau, lebih baik lapor papa sekalian. Papa lebih tahu bagaimana menghadapi laki-laki itu]Balasanku saat itu pun masih kusimpan. Sebagai bukti jika aku tak membiarkannya begitu saja. Aku sudah berusaha menempatkan diri sebagai suaminya. Hanya saja, dia yang kurang bisa menghargai statusku di depan teman-temannya hanya karena urusan kontrak kerja. Ancamanku pada Gibran hanya dijadikan bahan tertawaan. Dia bahkan mengancamku balik jika sampai menghalangi keinginannya. Laki-laki itu benar-benar berbahaya. Namun, tiap kali aku meminta Lala untuk menceritakan semuanya pada papa, dia tetap saja menolak dengan berbagai alasan. Mungkinkah sekarang laki-laki itu sudah mendapatkan apa yang dia inginkan dari Lala? Apakah mereka kembali berhubungan la

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-26
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 31A

    Kepergian Mas Amran ke rumah mama semalam benar-benar membuatku tak tenang bahkan tak bisa tidur dengan nyenyak. Apalagi tak ada handphone untuk menghubungi atau sekadar tanya kabarnya. Layar handphoneku hancur karena kecelakaan kemarin dan Mas Amran janji akan membelikan handphone baru untukku setelah pulang dari rumah mama. Menunggu Arumi sampai jam besuk tiba rasanya juga terlalu lama. Tak sabar ingin cerita banyak hal dengannya, apalagi soal Lala. Barang kali dia bisa membantuku memecahkan masalah Mas Amran ini. Setidaknya agar mama tahu siapa menantu kesayangannya itu. Jika Mas Amran tak mau membuka aib Lala di depan siapapun demi janji dan menjaga perasaan mama, kurasa aku bisa mengambil alih tugasnya bukan? Aku akan cari bukti sendiri siapa Lala sebenarnya dan membongkarnya di depan mama. Mama harus tahu siapa yang layak dijadikan menantu idaman, aku atau perempuan itu. "Pagi, Cantik. Jangan melamun, nanti bisa kesambet jin tomang!" Aku sedikit terkejut saat dia datang, tapi

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-27

Bab terbaru

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Pesan Mengejutkan

    "Assalamualaikum, Jeng Ratna. Gimana kabarnya?" Ratna, mamanya Amran menerima panggilan telepon. "Wa'alaikumsalam, Jeng Mayang. Alhamdulillah kabar saya dan keluarga baik. Kabar Jeng May sama Wita bagaimana?" balas Ratna dengan senyum tipis. Ternyata yang menelepon saat ini adalah Mayang, mamanya Deswita. Wanita paruh baya itupun gegas mencuci tangan di wastafel. Suara Mayang terdengar cukup keras saat loud speaker di handphone Ratna diaktifkan. "Alhamdulillah kami juga baik, Jeng. Kebetulan Wita sama suaminya baru pulang dari Singapure. Mereka bawa oleh-oleh lumayan banyak, sudah dibagi-bagi ke tetangga. Tadi pagi kami ke rumah Jeng Ratna, sayangnya nggak ada di rumah. Memangnya Jeng Ratna sekeluarga ke mana?" tanya Mayang perlahan. "Oh iya, Jeng. Sejak kemarin kami memang pergi hajatan ke rumah saudara. InsyaAllah sore nanti pulang, sengaja menginap semalam di sini. Wita baru pulang honeymoon ya, Jeng?" balas Ratna lagi. "Benar, Jeng. Mereka baru pulang honeymoon di Singapure.

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Tamu Spesial

    "Tamu yang kamu tunggu datang tuh, Mas," ucap Arumi saat melihat Lana dan Dikta datang dari pintu utama. Berliana adalah perempuan yang disukai Radit sejak dulu, namun cintanya bertepuk sebelah tangan. Dia justru menikah dengan Dikta, cinta pertamanya saat di sekolah putih abu-abu dulu. "Apa kamu bilang?" tanya Radit yang tak terlalu mendengar ucapan istrinya. Radit sempat melamun beberapa saat, jadi tak fokus dengan pembicaraan Arumi. "Tamu yang kamu tunggu sudah datang. Lihatlah, biar hatimu senang," ucap Arumi lagi dengan menahan sesak di dada. Radit cukup kaget saat melihat Lana datang bersama suaminya, lebih kaget lagi saat mendengar ucapan sang istri perihal masa lalunya. Dia memang sempat cerita soal Lana sekilas, tapi tak menyangka jika Arumi mengenali wajah perempuan itu. Tanpa Radit tahu jika Arumi sempat melihat Lana di album foto mertuanya bahkan ada foto perempuan itu di dompet suaminya. "Kamu tahu darimana kalau dia Lana?" tanya Radit gugup. Dia menatap Arumi beber

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Sesak

    Suasana begitu meriah saat keluarga Amran sampai ke gedung tempat pernikahan Arumi dan Radit digelar. Sepasang pengantin sudah duduk di pelaminan. Arumi tampak cantik dan anggun dengan kebaya berwarna biru mudanya. Radit pun terlihat lebih tampan dan menawan dengan warna jas yang sama."Zilva!" Arumi melambaikan tangan pada Zilva yang baru memasuki gedung. Zilva tersenyum sembari memberikan kode agar sahabatnya itu bisa menjaga sikap karena banyak tamu yang datang. "Mas, aku ke sana sebentar ya?" ucap Zilva saat ingin menghampiri Arumi di pelaminan. "Iya, Sayang. Aku tunggu di sini sama mama. Mbak Selly juga mau ikut itu," balas Amran sembari menunjuk kakaknya yang melangkah paling belakang. "Iya, Mas. Mbak Selly juga mau ngucapin selamat." Zilva tersenyum tipis. "Kenapa nggak sekalian nanti aja pas mau pulang?""Kelamaan, Mas. Arumi sudah lihat tadi, lagipula cuma salaman aja, nanti ke sini lagi," bisik Zilva dibalas dengan anggukan suaminya. Zilva pun menggandeng Rafka lalu men

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Kabar Terbaru

    Robby, tangan kanan Amran itu tiba-tiba datang tanpa mengirimkan pesan terlebih dahulu. Sepertinya ada kabar penting yang dia bawa, makanya buru-buru datang meski dia juga tahu kalau Amran dan keluarganya ada acara saat ini. "Maaf mengganggu, Mas. Ada berita penting yang harus saya sampaikan secepatnya," ucap Robby sembari mengikuti langkah bosnya ke teras rumah. Amran duduk di salah satu kursi teras lalu disusul oleh Robby yang menduduki kursi lain. "Soal apa? Kecelakaan Prilly?" tebak Amran seketika. Namun, Robby menggeleng pelan membuat Amran mengernyit. "Kalau bukan itu, lantas soal apa?" tanyanya penasaran karena tebakan yang diyakininya benar justru salah besar. "Soal lelaki berjaket kulit yang selama ini meneror keluarga bos." Robby mengangguk pelan berusaha meyakinkan saat Amran menatapnya lekat. "Kenapa dia? Sudah tertangkap?" Kali ini Robby menggeleng. "Lantas? Lincah sekali dia, bisa-bisanya kamu dan anak buahmu tak mampu menangkapnya setelah sekian lama berusaha mel

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Tamu Laki-laki

    Zilva merahasiakan permasalahan Arumi dengan calon suaminya dari Amran. Dia ingin menjaga perasaan sahabatnya, meskipun Amran sedikit tahu tentang kisah percintaan Arumi saat ini. Kisah cinta yang datang dari sebuah perjodohan, sementara Radit belum selesai dengan masa lalunya. "Cantik," puji Amran saat melihat istrinya keluar dari kamar dengan gamis abu-abunya. Rafka dan Amran pun memakai kemeja dengan warna yang sama. "Bukannya dari dulu memang cantik, Mas? Lupa?" Zilva sedikit mencibir saat digoda suaminya. "Nggak lupa dong. Lagipula kalau nggak cantik, mana mungkin jadi istri seorang Amran." "Oo ... jadi, kriteria menjadi istri Amran itu hanya cantik saja?" Zilva melirik malas. "Cantik wajahnya memang banyak, tapi yang cantik wajah dan hatinya itu nggak akan banyak." Amran menarik pelan dagu istrinya lalu mencium kening dan bibirnya."Kalian sudah siap?" Tiba-tiba mama Amran muncul dari ruang tamu. Sepertinya dia baru saja datang bersama Selly dan Ruri. "Astaghfirullah!" pek

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Tak Masuk Akal

    "Om Galih ya, Mas?" tanya Zilva setelah Amran mengakhiri panggilan. Laki-laki itu pun mengangguk lalu meletakkan kembali benda pipih kecil berwarna hitam itu ke meja. "Om Galih bilang kalau Lala akan segera bebas sekitar enam bulan lagi." Zilva manggut-manggut. "Lala masih berharap kalau kamu bakal jenguk dia?" tebak Zilva yang tahu apa inti pembicaraan itu. Zilva paham bagaimana keinginan Lala, tapi dia juga mengerti bagaimana keputusan suaminya yang tak ingin berhubungan dengan mantan istrinya itu lagi. "Biar sajalah, Sayang. Makin ribet kalau nanti berurusan dengan dia lagi. Kita nggak tahu apakah tiga tahun penahanannya itu membuatnya benar-benar jera atau justru menimbulkan dendam semakin dalam." "Jenguk saja sekali, Mas. Nggak ada salahnya kan?" bujuk Zilva lagi. Namun, Amran justru hanya membalas dengan hembusan napas kasar lalu menyandarkan punggungnya ke sofa. "Kamu lupa bagaimana sepak terjangnya selama ini? Dia nyaris memisahkan kita dan membuat kita selalu ribut, Saya

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Harapan Yang Berbeda

    "Assalamualaikum. Bagaimana kabarmu, Ran?" Suara dari seberang mengingatkan Amran dengan seseorang yang begitu dia kenal. Amran mengernyit. Dia tak tahu mengapa tiba-tiba laki-laki itu meneleponnya dengan nomor baru. "Wa'alaikumsalam, Pa. Alhamdulillah kabar baik. Papa sama mama gimana?" tanya Amran pada Galih, orang tua Lala yang tak lain mantan istri keduanya. "Alhamdulillah kami baik, Ran." Amran mengucap Hamdallah saat mendengar berita baik itu. "Sudah lama tak kasih kabar, papa hanya mau bilang kalau nomor yang lama hilang. Ini nomor baru papa." "Iya, Pa. Nanti Amran simpan nomornya. Maaf belum bisa jenguk papa dan mama. Akhir-akhir ini cukup banyak masalah dan Amran harus menyelesaikannya satu persatu." Amran menghela napas panjang. Sejak perceraiannya dengan Lala beberapa bulan silam, Amran memang hanya dua atau tiga kali menjenguk mertuanya. Itupun karena mama mertuanya sakit. Setelahnya, dia tak pernah ke sana lagi karena memang banyak masalah yang menimpa keluarganya.

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Nomor Asing

    "Fika, sini sama Tante." Zilva menyambut Fika dengan hangat. Gadis cantik itu dititipkan pada Zilva dan Amran selama Prilly masih di klinik. Romi yang bekerja sebagai karyawan swasta tak mungkin bisa menjaga Fika 24 jam. Dia harus bekerja dan menjenguk istrinya. Oleh karena itulah, pilihan terakhir dan terbaik memang menitipkan Fika pada Zilva karena dia yang selalu di rumah. "Tante, maaf kalau Fika ganggu Tante Zilva ya," ucap Fika dengan polosnya. "Nggak ganggu, Sayang. Tante justru senang Fika di sini. Adik Rafka ada yang nemenin main. Iya kan?" Zilva jongkok, mensejajari Fika yang berdiri di depannya. Dia pun tersenyum lalu mengusap puncak kepala Fika yang menatapnya dengan berbinar. "Iya, Tante. Fika mau ajak adik Rafka main," balas Fika sembari berlari kecil ke arah Rafka yang bermain bola di ruang tengah. Zilva dan Amran saling tatap lalu sama-sama tersenyum. Amran merangkul istrinya saat melangkah beriringan mendekati Rafka dan Fika. Mereka membicarakan tentang keadaan Pr

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Foto Pelaku

    "Gimana keadaan Prilly, Ma?" tanya Amran saat mamanya menjemput di depan pintu utama klinik Amal Sehat. "Alhamdulillah Prilly membaik, Ran. Dia cuma agak trauma saja." Amran menatap mamanya lekat."Trauma gimana, Ma?" lirih Amran sembari melangkah ke kamar inap Prilly. "Dia bilang beberapa kali tak sengaja lihat ada yang mengikutinya. Sebelum ke pasar tadi dia juga sudah lihat laki-laki yang menabraknya itu, tapi Prilly mencoba berbaik sangka. Ternyata, firasatnya memang benar kalau laki-laki itu ingin mencelakainya." Ratna menjelaskan semuanya pada Amran. "Jadi, Prilly memang sengaja ditabrak?" tanya Amran lagi saat berhenti di depan kamar inap Prilly. Ratna pun mengangguk. "Dia kabur setelah melihat Prilly tergeletak di trotoar." "Kurang ajar," gumam Amran begitu geram. Jemari-jemarinya mengepal. Dia tak akan tinggal diam melihat adiknya diperlakukan semena-mena seperti itu. "Sudahlah, Ran. Yang penting sekarang kesembuhan Prilly dulu. Soal pelakunya kita urus belakangan." "N

DMCA.com Protection Status