แชร์

Bab 25

"Mas, hari ini aku mulai ke cafe ya? Aku mau buktiin ke mama kalau aku juga bisa kerja dan mengembangkan usaha kita," ucapku pada Mas Amran yang masih menikmati sarapannya.

"Iya, Sayang. Yang penting kamu bahagia, asal janji satu hal." Mas Amran mengusap punggung tanganku pelan.

"Janji apa, Mas?" Aku sedikit penasaran dengan pertanyaan yang masih disimpannya.

"Saat aku bersamamu, harus pulang lebih cepat dibandingkan kepulanganku dan saat aku bersama Lala, jangan pulang terlalu malam. Nanti aku carikan asisten ya, buat temani kamu di rumah dan ke cafe. Setidaknya biar nggak sendirian kalau aku nggak di rumah dan nggak bisa antar kamu."

"Baik, Mas. Aku juga nggak suka kalau pergi malam-malam masih di jalan kok, kecuali sama kamu atau Arumi." Aku membalas dengan senyum tipis.

"Kalau kamu nggak di rumah, sesekali Arumi boleh menginap kan, Mas? Kadang suka pengin ada teman ngobrol." Aku kembali menoleh lalu memberi Mas Amran segelas air putih setelah menyelesaikan sarapannya.

"Boleh,
บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อเรื่องนี้บน Application
ความคิดเห็น (6)
goodnovel comment avatar
Hansiana Siregar
lawan di Lala,pr tanpa rasa.....model....kok banyak yg dicitrakan amoral ya.....kasihan....mg gk bener di duta....
goodnovel comment avatar
Lenny Prima dewi
Ada ya, , yg senang berbagi suami, , gk poin plus kok buat si amran. . Mau enak bini 2 tp msh nuntut ini itu dr istri bucin
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
cerita ini terlalu berbelit2 dan muter2 disitu aja. si zilva yg sok2an merasa hebat dan paling dicintai. klu kamu dicintai maka kamu g akan dipoligami. percuma juga lulus cumlaude klu menegakkan harga diri aja g bisa
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด

DMCA.com Protection Status