Share

Part 108. Keterlaluan.

POV. Luna

Kubanting benda pipih itu dengan begitu keras ke lantai. Hingga ponsel seharga belasan juta yang dibeli dengan gaji sebulan itu, pecah, remuk redam, dan puing-puingnya berserakan di lantai.

Dan setelah itu, kami pun terlibat pertengkaran. Mas Aksa pergi dengan membawa koper, entah ke mana.

Esoknya, dia tidak pulang. Pastinya, dia tinggal bersama gundiknya, entah ada di mana.

Pagi hingga sore hari, aku bisa menyibukkan diriku dengan berbagai aktivitas di butikku. Aku sibuk dengan laporan keuangan, aku sibuk menghitung uang, aku sibuk memeriksa kualitas jahitan. Aku juga sibuk melobi dan menjaring pelanggan. Pagi hingga sore hari, kubuat diriku tak punya waktu untuk sekedar meratapi nasib rumah tanggaku.

Jika aku lelah atau mengantuk karena kurang tidur, siangnya, aku akan tidur, di butik.

Namun jika senja sudah menyapa. Jika aku sudah kembali lagi ke rumahnya Mas Aksa. Saat tak ada lagi teman yang mengajak tertawa. Tak urung, pikiranku pun kembali terkungkung, memikirkan nas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status