Share

Part 113. Satu-satunya cara.

POV. Aksa

Satu tangan kiri Mama, memegang tangannya Papa. Sementara, satu tangan kanannya, mengusap-usap punggungnya Papa.

Aku hanya berani berdiri di pintu utama. Kulihat, Luna pun duduk berhadapan dengan Mama, didampingi oleh Bu Indah.

"Mohon maaf, Non Luna, saya mau pamit dulu. Sebentar lagi, suami saya pulang, di rumah tidak ada orang," pamit Bu Indah.

Mungkin Bu Indah sengaja pulang, karena merasa tidak enak dengan keributan yang sedang terjadi.

Dari tempatku berdiri, aku melihat dua polisi baru saja keluar dari dalam. Mereka membawa pisau yang terbungkus plastik.

Sebenarnya, apa yang baru saja terjadi di rumah ini?

Orang-orang yang ada di luar pun, sudah mulai pulang ke rumahnya masing-masing. Para polisi itu, berpamitan kepada kami.

"Kami permisi dulu. Ibu Luna, besok harap datang ke kantor polisi. Masalah kekeluargaan kalian, harap bisa diselesaikan secara kekeluargaan, ya, Pak?" ucap polisi itu kepada Papa.

"Iya, Pak. Terimakasih, untuk semua bantuannya. Kami tidak tahu, a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status