Share

Part 121. Kasihan nanti ....

POV. Bara

"Menikah lagi? Sama perempuan yang katanya sedang hamil itu?"

Ibu terkejut. Beliau melepas celemek yang menutupi dadanya, dan menaruhnya di sandaran kursi. Aku hanya mengangguk menanggapi keterkejutan Ibu.

"Kamu memangnya melihat pertengkaran mereka?" tanya Ibu.

"Ya mereka bertengkarnya di teras, ya aku melihat, lah. Luna itu, sepertinya labil," ucapku.

"Kalau Ibu yang jadi Non Luna, laki-laki yang seperti itu, bukan cuma Ibu ludahi. Tapi sudah Ibu kasih ra*un. Kalau cuma diludahi, itu sangat tidak seimbang dengan kesalahan yang dia lakukan. Kamu bisa-bisanya bicara kalau Non Luna itu labil. Kamu tidak tahu rasanya menjadi dia. Perempuan lain, mungkin sudah bunuh diri, jika ada di posisinya."

Ibu berbicara dengan ketus. Beliau tidak terima, aku menyalahkan Luna.

"Kasihan Non Luna. Dia masih kecil, tapi cobaannya besar ...."

Mata Ibu, menerawang. Terlihat bulir bening yang menggenang di pelupuk matanya.

"Hal yang paling sakit bagi seorang istri, itu ketika suaminya bers
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status