Share

BAB 30

Pagi ini aku berencana menemui Mas Rian. Hampir semalaman mata tak bisa lena mengingat perkataan Mas Langit tentang kondisi Dokter Juwita.

Seharusnya diri tak perlu risau, bukankah wanita paripurna tapi tak berperasaan itu sumber dukaku. Namun, ah ... lagi-lagi sisi kemanusiaan selalu mendominasi dan jadi alasan.

Ya, aku memang tak setangguh batu karang. Walau berganti musim dengan kuatnya hempasan ombak, akan tetap kokoh di tempat semula.

"Ini makanan faforit Ambar, hampir setiap pagi dia memasakkannya untuk kami," ucap Mas Langit saat aku tiba di dapur. Dia sedang mengaduk sesuatu di penggorengan yang begitu enak baunya. Tapi entah apa yang dimasaknya.

Kuakui lelaki bertubuh tegap itu punya banyak kelebihan dibanding Mas Rian. Selain perawakan, wajah, juga akhlaknya pun bagus. Dia tak segan mengerjakan hal-hal kecil. Seperti memasak, mengemas dapur, pun pakaiannya dicuci sendiri. Kecuali waktu-waktu tersibuknya kadang aku ambil alih.

Ya, hanya satu kekurangannya. Dia terlalu data
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
hei njing, jgn terlalu menye2 si mentari itu njing. yg tegas dan cerdas. terlalu tolol,baper dan tukang mimpi tapi dungu
goodnovel comment avatar
Siti Habsah
Jenuh dgn ceritanya, terlalu mengada-ada. Sifat mentari kurang mencerminkan sifat wanita tegas dan mandiri.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status