Share

BAB 35

Aku menghentikan langkah, lantas melihat sekilas Mas Langit kemudian menyorot ke Abram. Anak itu meyodorkan tangan hendak berpindah ke gendonganku, tatapnya penuh permohonan. Tuh, perkiraanku tak meleset.

"Besok saja kalau ingin bicara, Mas. Silakan tentukan tempat dan waktu," ujarku meraih Abram dan membawa ke mobil. Mas Rian berhenti mengejar saat aku naikkan tangan tanda tak ingin berdebat.

"Itu kalau Mas ingin. Atau tidak sama sekali." Tatapku setajam ucapanku.

Hari ini penuh kesedihan, jiwa ini seakan tak berada di tubuh. Beradu urat leher dengan mantan sudah tak menyiutkan nyaliku seperti dulu. Sudahlah ... Jangan dibahas! Yang kubutuhkan sekarang adalah tempat istirahat untuk menetralkan kewarasan. Titik.

"Oke, besok aku hubungi."' Mas Rian mundur beberapa langkah. Dia terlihat pasrah. Ck!

'Kenapa baru sekarang kau belajar mengalah, Mas? Setelah diantara kita hanya abu yang tersisa akibat dibakar di pengadilan?' lirihku dalam hati melihat sosoknya di kaca spion yang masih ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status