Share

BAB 19

"Ada kiriman saya letakkan di atas meja, Bu." Tuti meletakkan bokong di depan meja kasir seusai melayani pelanggan yang baru saja pulang.

Jam hampir menunjuk angka 12 siang. Aku rasa perut mulai sudah keroncongan. Wajarlah, waktu segini, semua pegawai dan karyawan diistirahatkan.

"Dari?" tanyaku mengangkat wajah sejenak, lalu kembali ke pembukuan. Sebenarnya tidak bisa fokus total. Mengingat Abram, apalagi wajahnya kemarin. Inilah salah satu caraku mengalihkan resah dan gundah yang berkepanjangan.

"Dari Mbak Anggi, Bu."

"Kamu kok manggil aku Ibu? Sedang Anggi, Mbak? Padahal kami hanya selisih bulan, loh. Apa wajahku terlihat boros, ya?" Tuti menaikkan bahu, lantas tertawa melihatku melipat alis, lalu berlari ke atas tanpa menanggapi ucapanku. Ck! Anak ini mulai main teka-teki dengan atasannya.

Tak cukup lima menit, terdengar derap Tuti menenteng dos makanan, bersamaan dering ponsel yang membuatku mengalih. Emak!

"Assalamu alaikum, Mak. Tari belum sempat berkunjung. Gimana keadaan Bap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Aniek Oktari Keman
yang tabah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status