Share

BAB 18

Aku menggunakan sisa waktu sebaik mungkin dengan Abram setelah kepulangan Anggi. Mulai dari melanjutkan bacaan iqra' yang memang rutinitas kami, saling berbagi cerita, bermain sambil menonton TV, berebut remot, gantian melempar bantal, dan berakhir tertidur pulas setelah menceritakan kisah-kisah teladan.

Mungkin akulah seorang ibu yang paling munafik di muka bumi ini, mengharap anak menjadi shaleh, tapi tak memberi contoh yang baik. Perpisahan ke dua orang tua di depan mata ini contohnya.

Sepertiga malam aku memanjangkan sujud dan doa kepada Rabb pemilik segala di samping Abram. Bukan meminta hati lelaki yang memang tak pernah untukku, tapi menengadah keikhlasan pada luka yang ditanamnya, pun pada takdir perpisahan yang tak pernah teringin meski dalam mimpi.

'Ya, Rabb ... Raibkan dendam dan cinta di hati ini pada lelaki yang pernah Engkau jodohkan. Dan jadikan rasa sakit, luka, perih, dan sesak yang ditinggalkannya, sebagai pelebur dosaku yang menggunung. Amin.'

Hati kembali teriris
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
kau ibu tak berguna dan hanya sibuk mencari kebahagiaan dan mengasihani diri sendiri. bodoh,lemot,lemah dan tidak punya harga diri. binatang aja bertarung dan berjuang utk anaknya sementara kau apa yg sdh kau lakukan**in*
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status