Share

BAB 20

Mobil melaju cepat saat Mas Langit mendengar percakapanku dengan Emak.

Bapak kembali kambuh penyakitnya, tapi tak ingin dirawat. Semoga hanya menungguku seperti dulu saat jantung beliau memburuk.

Kadang sebagian orang tua merasa nyaman, bila anak sendiri yang memberi keputusan dan merawat ketika tak berdaya. Dan bapak, salah satu dari mereka.

Benar saja. Mata lelaki cinta pertama itu yang sedang berbaring lemah, berkaca-kaca melihatku membuka pintu. Tangannya terulur seperti waktu kecil dulu saat beliau pulang kerja untuk melepas rindu. Aku rasa masih kerinduan yang sama, meski kondisi yang berbeda.

"Maafkan Tari, Pak. Yuk, kita ke rumah sakit," bujukku menumpahkan tangis di punggung tangan beliau. Denyut jantungnya berdetak tak beratur ketika kuletakkan kepala di dada kurusnya.

Ini kebiasaan kami ketika bertemu. Walau di mana dan sampai sedewasa sekarang, tak pernah berubah. Menenggelamkan ke wajah di dada yang dulu bidang itu adalah ketenangan sendiri. Aku rasa semua putri melaku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
cerita teranjing yg pernah ada. g ada yg membanggakan dari yokohnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status