Share

34. Kesaksian Palsu

Remasan yang bisa dikatakan sangat kuat dengan segala amarah tertahan, belum ada dua puluh empat jam sejak emosi Erina diluapkan, tapi kini emosi itu kembali lagi bahkan lebih kuat. Kuku-kuku yang memutih karena remasan itu sama sekali tidak membuat Erina merasa baik, "Kak Erina," panggil seseorang mengetuk pintu kamar yang masih terbuka itu.

Perlahan remasan pada ujung daster itu terlepas, diikuti dengan kepala yang terangkat dan menunjukkan wajah termasuk mata yang memerah, "Kak Erina nangis?" kata orang itu menghampiri dengan raut khawatir yang tidak bisa dibohongi.

"Enggak," jawab Erina singkat sambil mengulum senyum, "kamu baik-baik saja, Liona?"

Wanita berambut ikal itu pula mengulum senyum dan mengangguk, "aku sudah dengar semua dari Vina," katanya mengubah posisi duduk, tak disangka ternyata ia membaringkan dirinya dan menyandarkan kepala di kedua kaki Erina yang bersila.

"Semuanya sudah bangun?" tanya wanita itu menunduk dan mengelus-elus rambut Liona, ada rasa senang yang te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status