Ada yang mengatakan jika hubungan sepasang kekasih hanya romantis, manis, dan berbunga-bunga di tiga bulan pertama berpacaran.Nami meyakini itu adalah hal yang benar, karena memang ia ditampar pengalaman berulang kali dan hal itulah yang terjadi. Lantas karena begitu berpengalaman, Nami sejujurnya tidak berekspektasi terlalu tinggi akan hubungannya dengan Samudra. Jika ditanya soal keseriusan, maka Nami tentu serius. Nami tidak pernah bermain-main dalam menjalin hubungan. Sayangnya, orang lain yang suka main-main padanya. Kembali lagi, karena begitu banyak jam terbangnya. Terlebih kekasihnya kali ini adalah seorang penyanyi papan atas dengan jadwal kesibukan yang membuat Nami geleng-geleng pusing ketika melihat jadwal sang pacar. Nami telah mempersiapkan diri jika nasibnya akan sama dengan Raline nantinya. Nami tidak meragukan perasaan Samudra. Hanya saja, pertentangan yang terjadi atas hubungan mereka, membuat Nami abu-abu memikirkan rencana ke depan.Ketika Samudra ada jadwal
"Mas, udah dengar kabar tentang kehamilan Raline?"Berbulan-bulan kembali berlalu. Hubungan antara Nami dan Samudra terkesan stabil, meski jika itu dijalani oleh pasangan awam di luar sana, terkesan lambat."Oh, ya? Wah, kalau Raline hamil, semoga dia berubah pikiran untuk mengadopsi Tama, Megumi, dan Jelo."Lama kelamaan, Nami merasa seperti Raline yang dulu. Samudra yang memang super sibuk, mulai berkurang intensitas berkirim pesan, telepon, dan video callnya. "Mas serius banget mau jadi ayah angkat mereka?""Iya. Kenapa, Nona? Nona tidak setuju jadi bundanya mereka?"Samudra baru ingat jika dirinya tidak ada menanyai pendapat Nami mengenai keinginannya untuk menjadi orang tua bagi Tama, Megumi, dan Jelo. "Maaf, Sayang. Aku egois. Seharusnya aku bertanya tentang pendapatmu tentang adopsi sebelum kamu menerima perasaanku."Benak Samudra rasanya semakin semrawut. Mengapa ia melupakan kriteria penting saat mencari pendamping? Ia tidak bisa marah seandainya Nami tidak setuju dengan re
"Nggak, Mas. Aneh, tau! Masa Pak Sony nggak bisa mengusahakan biar Mas Dirga nggak diperlakukan begitu? Alasan dihapus dari line up juga subjektif banget. Nggak adil banget buat mas."Nami ingin menangis. Matanya sudah berkaca-kaca. Selama ini Nami cukup banyak menahan diri setelah membaca banyak berita yang menurutnya simpang siur saja. Pemberitaan buruk soal Samudra, semakin membludak belakangan ini. Apalagi setelah Samudra ketahuan jalan berdua bersamanya waktu itu. Instagram, twitter, tiktok, sampai facebook sekalipun, ramai menjadi perbincangan tentang hal itu. "Mas, ini efek yang kita ketahuan itu, kan?"Nami juga membaca thread di twitter tentang kecurigaan yang terkumpul dari salah satu akun asing mengenai pacar misterius Samudra. Itu dimulai dari kaos kaki pink bermotif alpaca di studio Samudra yang tertangkap kamera. Kemudian ketika Samudra yang menggendong Nami di malam Nami menjadi korban Pak Kaze. Dan banyak kecurigaan lain yang sebenarnya sudah ramai dibicarakan ti
"Kalian meminta aku home tour?"Samudra menggeleng,"Kita lihat nanti."Samudra terus bercerita tentang kegiatannya belakangan ini. Matanya tak lepas dari membaca komentar dan berharap jika komentar yang ditunggu muncul. Cukup sulit memang. Sering kata-kata Samudra terputus di tengah jalan, karena komentar yang ia baca cukup membuatnya kehilangan konsentrasi."Banyak komentar yang aneh di sini."Beberapa kali Samudra membaca komentar yang memintanya untuk membuka pakaian. Ada yang menanyai penyebab dirinya dihapus dari line up New City Festival. Ada juga yang menuliskan komentar dengan menanyakan keberadaan Lolita Jessica. Lolita Jessica adalah penyanyi dangdut yang sedang ramai dirumorkan pacaran dengan Samudra, karena dianggap memiliki ciri-ciri yang sama dengan Nami. Ah, Samudra sampai lelah rasanya akibat terlalu sering digosipkan dengan penyanyi dangdut. Berulang kali Samudra berinteraksi dengan penyanyi perempuan genre musik yang lain, tidak ada yang sampai jadi gosip. Mala
"Kenapa aku tidak dibangunkan?"Samudra tanpa rencana untuk tidur saat live. Itu jelas berlebihan dan ia harus menghadapi banyak pertanyaan serta teguran dari agensi."Agensi marahin mas? Berlebihan banget kalau sampai marah. Mas tidur juga normal-normal aja. Nggak mendengkur, nggak ngiler, nggak ngigau.""Tetap saja jadi too much information."Nami hanya tidak tega membangunkan Samudra yang tidur begitu nyenyak. Apalagi saat memandang wajah Samudra yang terlelap, Nami bisa menatap gurat lelah di wajah tampannya."Maaf, Mas." Nami tidak ingin berseteru. Tidur saat live memang berlebihan, Nami akui."Aku yang maaf." Nah, loh?"Harusnya aku matikan livenya. Bukan memaksakan diri untuk terus lanjut membaca komentar mellifluous."Nami tersenyum maklum. Sama sekali tidak mengambil hati dengan apa yang diucapkan Samudra barusan."Udah liat di internet? Dampaknya positif, lho. Nggak ada yang ngata-ngatain kamu, Mas."Samudra takut memeriksa ponsel. Namun ia harus melakukannya, karena banyak
"Jangan gegabah. Tenangkan diri, Mas. Ingat jika kita menikah nggak boleh memaksakan diri."Nami merapikan pakaiannya dan ia harus pamit detik itu juga. Bahaya jika ia terus bersama Samudra. Di bawah atap dan dilindungi dinding adalah tempat yang berbahaya untuk dua sejoli yang dimabuk asmara. "Mas, aku pulang sekarang." "Jangan. Nasi gorengnya belum habis.""Udah kenyang, Mas."Samudra menahan Nami agar tidak langsung pergi. "Maaf, tadi aku khilaf."Nami hanya nyengir. Sama sekali tidak ingin memperpanjang. Akan tetapi, Samudra keliru mengartikannya. Menduga jika Nami marah, karena ia berlebihan kurang ajar"Nggak papa, Mas. Soalnya aku juga kepancing."Malu mengakuinya. Namun Nami harus menghilangkan prasangka Samudra. Nami tidak menganggap itu sesuatu yang kurang ajar, karena Nami juga mengizinkan. "Aku antar."Tanpa menunggu persetujuan Nami, Samudra bergegas mengambil kunci mobil. Perjalanan ke rumah Nami kebanyakan diisi sepi yang kikuk. Mereka tetap mengobrol, tapi Samudra
"Kok ada orang seperti mama? Udah jual rumah papa tanpa izin aku. Lari sama suaminya. Pake nipu aku. Sekarang balik dan mau tinggal bareng."Nami masih dengan sisa sedu-sedannya. Dadanya masih sesak setelah menangis lama. Samudra masih berada di kostnya Nami. Mengurungkan niat untuk pulang. "Apa jangan-jangan sebenarnya mama lagi ada masalah? Jangan-jangan bertengkar sama suaminya lagi. Makanya minggat."Keluarga mamanya hanyalah dirinya seorang. Mamanya juga tidak begitu punya teman. Makanya bisa jadi mamanya mencari tahu tentang tempat tinggal barunya sebagai pelarian, karena tidak tahu lagi harus kemana."Ah, nggak tau ah!"Nami menggaruk kasar kulit kepalanya sampai helai rambutnya berantakan."Aku durhaka, ya, Mas? Kok aku ngerasa bersalah sama mama, udah ngusir jahat banget? Mana tadi banyak yang liatin. Kalau ada yang videoin, gimana, ya, Mas? Terus videonya dimasukkin tiktok pake caption kalau aku anak kurang ajar yang udah bentak dan ngusir ibunya sendiri?"Nami tetaplah Nam
"Nanti mas viral sebagai mas-mas aneh yang bikin keributan di tempat umum. Terus Mas Dirga direscue sama pihak rumah sakit jiwa, gara-gara pihak cafe nelepon ada ODGJ lepas. Terus mas ngelawan waktu digiring, sampai masker Mas Dirga copot. Akhirnya ketahuan kalau Mas Dirga adalah Samudra Dirgantara, penyanyi terkenal yang tiba-tiba dibekuk pihak rumah sakit jiwa. Viral dan makin ribet, deh, jadinya."Samudra hanya bercanda ingin berguling-guling di lantai. "Memang kalau bercanda sama penulis novel, ada saja kemungkinannya," tanggap Samudra.Makanan yang dinanti pun tiba. Selagi makan, Nami kembali mengungkit soal penyanyi dangdut yang style berpakaiannya berubah seperti dirinya. "Beneran naksir si Lolita itu kayaknya sama mas. Pas satu acara, kalian serius nggak interaksi, walau cuma sekadar say hello?"Dari matanya, Samudra mengingat jika ada yang hal yang terlewat. "Tidak ada. Kalau sama CEO agensinya dia pernah dua kali. Itu pun membicarakan hal lain. Tidak ada membahas tentang
"Apa ini, Bu?"Saat jam istirahat makan siang, ibunya Samudra menemui Nami secara mendadak. Nami diajak ke cafe terdekat dari kantornya untuk makan siang. Sembari menunggu pesanan disajikan ke hadapan, ibunya Nami memberikan sesuatu kepada sang menantu."Itu tiket. Nggak mungkin kamu nggak tahu." Ibunya Samudra terkekeh kemudian.Ya. Nami tahu jika itu tiket. Namun maksudnya apa memberikan tiket kepadanya?"Kamu sama anak ibu abis bertengkar, kan? Meski sekarang udah baikan, ibu sama ayah mau ngasih dua tiket ini, biar kamu dan Samudra bisa liburan berdua. Anggap bulan madu tipis-tipis.""Bu." Nami tersenyum canggung menatap tiket dan mertuanya bergantian."Kok, ayah sama ibu repot-repot?""Nggak repot sama sekali. Ibu itu kepengen kamu dan Samudra lebih lengket aja."Nami senang, karena mertuanya untuk ke sekian kali menunjukkan kebaikannya yang hangat. Namun kali ini, Nami terpaksa menolak."Ibu, terima kasih banget sudah peduli sama kami dan sayang sama aku. Aku beruntung banget b
"Maaf soal kelakuanku di mobil."Kalau dipikir-pikir sesudah kepalanya dingin, sikap seperti tadi sungguh childish. "Mas juga minta maaf, Sayang."Samudra kapok mengambil peran untuk drama romantis setelah ini. "Harusnya aku ngerti kalau mas cuma kerja. Padahal aku masih suka dengerin lagu-lagunya mas yang dipersembahkan buat Raline dulu. Tapi anehnya aku nggak cemburu dengernya."Bahkan Samudra sempat menjadikan Raline model video klipnya. Nami masih ingat adegan per adegan romantis Samudra bersama Raline. Namun ketika otaknya memutar memori video klip tersebut, ada pertentangan yang berbeda dengan perkataannya sebelum ini."Tapi kesel, ih! Kok Mas sama Raline so sweet banget? Dibikinin lagu satu album plus dijadiin model video klip lagi."Samudra cuma bisa bengong awalnya. Sampai akhirnya ia tersadar bila harus merespon untuk menenangkan Nami yang tampaknya lelah."Sayang, lagu-laguku yang terinspirasi dari kamu, sudah melebihi dua lagu dari lagu-laguku buat Raline. Kalau kamu mau
Tak ada yang bisa menandingi bagaimana panasnya hati seorang perempuan, saat mendengar atau bersentuhan sedikit dengan kata menjijikkan bernama PELAKOR. Arsya, Arsyi, dan Leony bergerak gesit mendandani Nami agar lebih mentereng dan mencuri perhatian lebih dari Aleena Kalila acara menonton bersama episode satu yang tayang serempak hari ini. “Aku sudah mengetahui tentang semua yang dikenakan Aleena hari ini. Pemilik butik tempatnya membeli gaun, berhubungan baik dengan Kiano.” Arsya merasa bangga dan puas hati, karena bisa mendapatkan gaun yang lebih wah, tidak norak, tapi tetap elegan untuk Nami. “Hair stylistnya Aleena pun, aku mengenalnya,” sambung Arsya yang memang untuk urusan seputar fashion, sudah tentu memiliki koneksi yang luas. Itu dikarenakan pekerjaannya yang memang berkutat di bidang tersebut. Nami hari itu sungguh tampil maksimal. Perutnya yang sudah sedikit membuncit tidak menjadi halangan untuknya mengenakan gaun berwarna biru malam dengan aksen manik-manik gemerlap
Syuting sudah usai. Samudra dan Nami yang sempat berseteru dalam diam, perlahan kembali menjalin untuk memperbaiki hubungan mereka yang sempat dingin. Nami gerah dan cemburu mengetahui tak sedikit para penggemar dan netizen yang malah berpendapat terang-terangan jika Samudra dan Aleena sangat serasi. Lebih gilanya lagi, Samudra dan Aleena memiliki fanclub bentukan perempuan-perempuan sinting yang secara tidak langsung, seperti mendoakan Samudra dan Aleena menjadi pasangan real saja. Yang dilakukan Samudra sudah benar. Ia lebih intens memperhatikan Nami. Komunikasi mereka juga meningkat tajam. Bila Nami tidak cepat mengangkat panggilan dan membaca pesan, justru Samudra yang ketar-ketir. Saking tidak inginnya Samudra melihat istrinya sedih dan stress saat hamil, Samudra lebih gila lagi membagikan momen-momen manis Nami yang entah sendirian atau saat bersamanya dan acara kumpul keluarga. Gara-gara hal itu, netizen seperti terbagi-bagi menjadi beberapa kubu. Kubu pertama adalah kubu o
"Sayang, maaf soal Aleena.""Iya. Nggak papa, Mas.""Serius nggak masalah? Jangan bohong.""Kesal sebenarnya." Bahkan Nami gatal sekali ingin menjambak rambut panjang Aleena, kemudian menjedotkan kepalanya ke jalan aspal. Untung saja Nami bukan psikopat. "Tapi aku tahu kalau mas nggak bakalan tertarik. Lagian kalau mas khilaf, aku bisa tinggal angkat kaki."Samudra menelan ludahnya susah payah,"Jangan, Sayang. Masa aku khilaf? Nggak percaya aku memangnya?"Nami cuma tersenyum,"Percaya, kok. Aku cuma mau ngasih tahu aja kalau laki-laki selingkuh yang ngaku khilaf itu, nggak perlu didampingi.""Nggak, Sayang. Aku nggak akan berbuat sebodoh itu. Janji." Samudra sampai mengacungkan dua jarinya. "Iya. Iya."Nami tidak ingin membahasnya lagi. Hormon kehamilannya, membuatnya jauh lebih sensitif. "Gaya bicara kamu berubah banyak, Mas." Nami selama ini jarang menyinggung hal yang satu itu. "Emmm, mas harus terbiasa, Sayang. Dialog juga kebanyakan gaya bahasa informal. Sama kru syuting dan
Syuting untuk series drama pertama Samudra pun dimulai hari ini. Syuting hari pertama berjalan cukup lancar. Meski Samudra harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Sebelum ini, sebagai seorang artis, tidak dipungkiri memang urusan akting bukan hal yang pertama baginya. Namun syuting untuk series drama dengan musik video tetap ada perbedaan. Samudra harus menghapal naskah dan membangun chemistry dengan lawan mainnya lawan mainnya kali ini adalah seorang gadis bernama Aleena Kalila. Aleena memang pernah berskandal sebelumnya. Namun karena tidak terbukti, Aleena masih tetap digunakan bakatnya dalam dunia entertainment. Karena harus membangun chemistry, mau tidak mau samudra dan Aleena diharuskan lebih dekat agar proses syuting berjalan dengan baik.Tentu saja semuanya dilakukan dengan profesional. Hubungan antara Samudra dengan pemain lain dan para staf pun sangat bersahabat.Samudra juga beberapa kali mendapatkan kiriman food truck dari Mellifluous juga dari teman-teman satu grupny
“Nami.” “Eh, Arsya.” Namun Nami segera merevisi panggilannya,”Bu Arsya, selamat siang. Pak Kiano ada di dalam.” “Ck! Aku mau ngobrol bentar sama kamu. Nggak usah manggil ibu gitu, ah. Aneh dengarnya.”Nami belum mengiyakan, tapi Arsya sudah menariknya agar berdiri dari kursi kerjanya. Nami digandeng, dibawa ke cafetaria kantor. “Eh, ada Arsyi sama Leony juga. Ini mau ada apaan?”Nami akhirnya duduk bergabung bersama tiga sahabatnya. Nami merasa heran, karena ketiga temannya menatapnya dengan tatapan aneh. “Nami, kamu serius ngizinin Samudra main drama series?” tanya Leony memulai rapat dadakan yang entah bertujuan untuk apa. “I-iya.” Nami semakin heran jika pertemuan itu dilakukan hanya untuk membahas Samudra akan memulai debut akting di drama series. “Kenapa, Nam?” tanya Arsyi dengan kening berkerut dalam. “Ya, nggak kenapa-napa banget. Tapi justru kalian kenapa, deh?” “Nam, kamu harus larang Samudra. Mumpung belum syuting.” Arsya mendesak. Nami malah semakin tidak mengerti d
"Eh, tumben ada kembang api."Sebelum mereka kembali ke hotel, Nami dan samudra memutuskan untuk jalan-jalan di pusat keramaian di kota Seoul.Selain mereka, penduduk lokal juga banyak yang memilih untuk nongkrong di sana. Pertokoan dan tempat makan, lengkap ada di lokasi tersebut. Mungkin itu alasan lokasi tersebut ramai pengunjung."Mungkin ada perayaan."Samudra menggenggam erat tangan Nami. Mereka mendongak, menikmati pancaran kembang api yang berkilauan di atas sana. Banyak yang merekam momen indah tersebut, tak terkecuali Nami yang dengan cepat mengambil ponselnya. Otomatis pegangan tangan mereka terlepas. Samudra pun yang tidak ingin Nami tersenggol kerumunan, menarik pinggangnya untuk lebih rapat. Suasana yang indah itu, mampu membuat Samudra terbawa perasaan. Bukannya menikmati kembang api yang sedang mempercantik angkasa sekaligus menambahkan kadar polusi. Samudra memilih untuk memandangi sang istri yang sibuk merekam sembari menonton pertunjukkan kembang api. Berawal da
“Jangan diikat.”Samudra merebut ikat rambut Nami yang baru saja ingin disematkan sang istri ke rambut. “Kenapa, sih, Mas?”“Dingin. Rambutmu sudah pendek. Untuk apa diikat?”Memang tidak ada alasan khusus, tapi Nami heran saja pada Samudra yang melarangnya mengikat rambut. “Aku tidak suka lehermu dilihat oleh pria lain. Terutama tour guide kita.”Nami tidak begitu suka pria pencemburu sebenarnya. Tapi harus ia akui bila kejujuran Samudra serasa menggelitik dadanya. Senang juga dicemburui ternyata. “Ya, udah, Mas. Nggak jadi ngikat rambut.” “Oke. Kita pulang dulu istirahat. Besok jadi ke Namsan Tower?”“Jadi, dong. Aku mau gembokin namaku sama mas.”“Oh, tidak jadi dengan Kim Seokjin?”“Ih, Mas! Cuma bercanda. Jangan jealous.”Sesampainya di hotel. Bukannya istirahat, mereka kembali melakukan hubungan suami istri layaknya pengantin baru yang baru dimabuk cinta. Benar ternyata. Yang membuat mereka tidak enjoy saat bercinta, karena fisik dan pikiran mereka sudah lelah akibat bekerj