Share

BALIK NAMA

Memang jika bisa, para sahabat selalu bisa berada di sekeliling kita disaat kita butuh peluk, tawa hangat, dan canda lucu mereka.

Namun Nami sadar apabila seiring berjalannya usia, para sahabat tidak akan selalu ada untuk kita. Bukan karena mereka tidak ingin membersamai. Kedewasaan seseorang akan dituntut oleh tanggung jawab yang semakin memicu prioritas dari usia yang menua.

Berkumpul bersama sahabat, tidak bisa menjadi rutinitas harian. Maka dari itu, pertemuan kala itu sangat dirasa spesial bagi Nami.

Telah lama dirinya tak merasakan kehangatan dan tertawa lepas sampai rahang kebas dan sakit perut seperti kala itu.

Hingga dini hari, tidak ada yang beranjak tidur. Kamar hotel yang mereka sewa, bahkan itu gratis, karena difasilitasi oleh suaminya Arsyi, masih terdengar gelak tawa yang riuh.

Mereka cuma berempat, tapi berisiknya seakan-akan lebih dari sepuluh orang. Untung kamar hotelnya kedap suara. Jadi mau mereka terbahak sampai Nami berulang kali pipis pun, tak jadi masalah.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status