Share

RESTU YANG DIDAPAT

"Maaf Nami, mungkin sambutan kami tadi kurang ramah waktu kamu datang. Kami bertiga sebenarnya bingung mau ngadepin kalian berdua kayak gimana. Ibu juga dari tadi nahan nangis lihat kamu. Katanya kasihan tiap ingat kisah Nami soal masalah hidup kamu yang sangat berat itu."

Ah, Nami mengerti sekarang.

Nami juga seperti itu biasanya bila harus berhadapan dengan seseorang yang masalah hidupnya berat. Pasti ia akan membayangkan perjuangan dan penderitaan yang diambil oleh orang tersebut. Bukannya menghibur, malah dirinya sibuk berusaha agar tidak ikut menangis.

Samudra total tidak menduga akan situasi ini. Ia menjadi melankolis dan matanya berkaca-kaca. Samudra bahkan hanya mengangguk-ngangguk saat kedua orang tuanya menasehatinya panjang lebar.

"Omongan saya barusan jangan terlalu dipikirkan." Ibu Samudra berujar, sembari menggenggam tangan Nami tiba-tiba.

"Saya sudah sangat senang, punya anak yang bisa memilih orang seperti kamu untuk dijadikan pasangan. Terlihat sekali betapa matang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status