Bab 1Pov AlifiaPerkenalkan aku Alifia Nandar Wijaya, aku adalah anak pertama dari dua bersaudara. Aku mempunyai kembaran bernama Aliyah Nandar Wijaya, kehidupan kami dimasa kecil sangatlah bahagia dengan kedua orang tua yang lengkap serta menyayangi kami dengan tulus. “Sayang dasi aku mana.” Ucap seorang pria bertubuh tinggi dan tampan didalam kamar.Arsenio Putra Mahendra, Dia adalah suamiku sejak 4 tahun yang lalu. Kehidupan keluarga kami sangatlah romantis dan harmonis, ditambah lagi finansial sangat cukup yang diberikan oleh Mas Arsen membuat keluarga kami semakin hangat.Dibalik itu semua kami diberi titipan oleh Tuhan yaitu putri cantik bernama Kinara Putri Mahendra yang berumur 3 tahun. “Di laci putih mas,” teriakku didapur.“Gaada sayang.” Teriakan Mas arsen membuatku sedikit kesal, dengan segera aku langsung mematikan kompor dan berjalan cepat menuju kamar. Sesampainya aku dikamar melihat bahwa Mas Arsen sedang kebingungan mencari dasi sehingga membuat kamar menjadi bera
Disatu sisi Fia terbangun dikala tidur nya yang sedikit tidak nyenyak karna Fia tidak enak hati akibat suaminya yang tidak kunjung pulang.“Dimana mas Arsen? Kenapa dia belum pulang padahal sudah jam 12 malam,” ujar Fia sembari meletakan hp yang baru saja dilihat untuk melihat jam.Fia memang dikabari oleh Arsen bahwa ia akan datang keacara teman nya itu namun Fia tidak berekspetasi bahwa Arsen belum pulang hingga tengah malam.“Duhh buat aku khawatir, kemana mas Arsen ini,” lirih Fia sembari menelfon Arsen berulang kali tetapi Arsen sama sekali tidak menjawab telfon dan nomornya tidak aktif.Fia berfikir untuk menelfon salah satu teman Arsen, karna Fia sudah kepalang khawatir karna Arsen belum juga sampai dirumah. “Sebaiknya aku telfon teman kantornya mas Arsen saja,” gumam Fia lalu tidak lama telfon Fiapun diangkat oleh teman Arsen.“Halo Fia kenapa?”“Maaf aku menelfon tengah malam seperti ini, aku hanya ingin bertanya kalo Arsen masi ada di acara?” Tanya Fia membuat teman Arsen b
Pagi hari yang cerah dikota yang indah, tapi tidak dengan sosok wanita cantik yang sedang termenung dikasur nya yaitu Lia, Li semalaman tidak bisa tertidur dengan nyenyak karna terus memikirkan kejadian yang ia baru saja alami bersama Kaka ipar nya tersebut.“Gabisa nih kalo gini terus, gue harus aktifitas.” Gumam Lia. Lalu dengan segera ia berjalan kekamar mandi melakukan aktivitasnya dan setelah ia merasa segar dengan segera berjalan menuju dapur.Saat menuju dapur Lia tidak melihat siapapun disana. Lia pikir kakanya itu sudah berada didapur untuk menyiapkan sarapan namun jauh diluar ekspetasi Lia.Lia sedari dulu sudah diajari masak oleh ibunya, walaupun Lia sedikit nakal dibanding sang Kaka namun keahlian masak Lia sedikit lebih dibanding Fia.Lia dengan segera menguncir rambutnya dengan asal lalu dia membuka kulkas tanpa berfikir lamapun Lia sudah tau akan masak apa, Lia mulai bergulat dengan alat alat masak tersebut.Disisi lain Arsen terbangun dari tidur nyenyak nya. Dia meliha
“H-Hah pacar?” Tanya Lia kembali dengan wajah heran.“Kamu kenapa bertanya Lia dengan seperti itu?” Cerca Fia.Arsen sedikit melotot karna dia secara reflek mengeluarkan pertanyaannya tadi. Dia tidak menyangka pertanyaan konyol seperti itu bisa terlontar didalam bibirnya.“M-maksud aku ya agar kami lebih dekat begitu, kamu juga Gatau kam adikmu sudah punya kekasih atau belum?” Tanya Arsen kembali kepada Fia.Memang Fia yang dasarnya mudah percaya pun hanya menggangguk sembari berkata “eh Iyah juga, selama ini aku tidak tahu bahwa adikku perna memiliki kekasih atau tidak.”Lia sedari dulu paling malas jika ada yang menanya tentang kisah percintaan nya. Karna kisah percintaan Lia sangat jauh berbeda dengan kisah sang kakak. Lia selalu dikecewakan oleh pria pria hingga Lia malas untuk membuka hati kembali.Mendapatkan pelukan dari Arsen tadi membuat Lia merasakan nyaman bahkan dia tidak pernah mendapatkan pelukan ternyaman tadi, rasanya Lia ingin lagi namun Lia sadar diri.“Aku tidak mem
Apa yang dirasakan Lia setelah Arsen mengatakan akan mengajaknya untuk pergi kecafe malam ini? Jelas saja kaget, ia tidak menyangka bahwa dia akan berkencan berdua dengan Kaka iparnya.“Aku tidak percaya dia mengajakku makan malam bersama, aishhh perasaan apa ini rasanya sangat menyenangkan.” Ujar Lia didalam hatinya.Lia tersenyum dengan full sedari tadi dan menganggap bahwa Arsen tadi mengajak nya untuk berkencan bersamanya, tanpa ia sadari itu adalah sebuah malapetaka untuk keruksakan rumah tangga saudaranya.Disisi lain, Fia baru saja meniduri anaknya setelah tadi menangis nangis bersama. Rasanya Fia lelah harus seperti ini terus menerus, harus mengerti tanpa dimengerti itulah masalah rumah tangga yang Fia rasakan. “Kenapa suamiku jadi berubah? Semasa pacaran dia selalu memperlakukanku dengan baik dan berperilaku manis tapi setelah kami menikah semuanya berubah, apa karna fisikku tidak sebagus dulu?” Tanya Fia pada dirinya sendiri.Ketika wanita melahirkan tentu saja ia harus men