Share

Bab 6

Sementara Lia yang sedang menuju cafe tersebut, Arsen sudah sampai di cafe yang mereka sepakati untuk bertemu. Arsen merasakan gugup karna dia sudah merencanakan sesuatu untuk malam ini.

“Apakah rencanaku akan berhasil? Aku takut ini gagal,” ujar Arsen dengan gelisah, ia sangat gugup dengan malam ini.

Saat sedang sibuk berperang dengan pikirannya sendiri, tiba tiba ponsel arsen berdering menandakan ada telfon masuk saat ia meraih ponselnya tertera nama istrinya.

“Astaga mengapa dia menelfon disaat waktu yang tidak pas, jika tidak diangkat telfon ya pasti dia akan terus menerus menelfonku.”

Dengan segera arsen mengangkat telfon dan menetralkan suaranya agar tidak terlihat suara gugup. “Halo ada apa?” Tanya Arsen.

“Mas sudah dimana?” Tanya Fia, pasalnya Fia tahu bahwa Arsen pulang kantor pukul 7 malam namun jam 8 malam masi belum tiba dirumah.

“A-aku ada acara rapat dadakan bersama klien, ada apa?”

“Pulang jam berapa? Aku sudah memasakan makanan kesukaan kamu dan aku ingin kita mengobrol malam ini,” ujar Fia.

“Maaf aku tidak bisa, aku akan pulang malam, kamu tidur saja.” Ujar Arsen langsung menutup telfon tersebut secara sepihak.

Hal itu tentu saja membuat Fia merasakan sakit hati pasalnya dia sudah lelah memasak banyak menu agar bisa dihidangkan dan disantap untuk Arsen namun ternyata Arsen sama sekali tidak peduli.

“Kenapa mas Arsen jadi berubah seperti ini? Padahal dahulu jika kita ada masalah selalu diselesaikan dengan baik baik, apa mas Arsen sudah mulai bosan atau punya wanita lain di luar sana?” Fikir Fia dengan termenung.

Namun Fia tidak ingin membuat masalah rumah tangganya menjadi makin rumit ketika dia berkomentar kepada Arsen tentang pemikirannya pasti akan membuat Arsen marah.

Jadi Fia memutuskan untuk menutupi rasa khawatir dan overthingking nya agar semuanya tidak makin rumit, akhirnya ia memutuskan untuk memakan masakannya sendirian sembari meratapi kehidupan rumah tangganya yang jauh berbeda.

Berbeda dengan Lia yang baru saja tiba di cafe dengan perasaan bahagia nya, Lia mencari tempat duduk yang di duduki Arsen pasalnya Arsen sudah mengabarinya bahwa Arsen telah tiba lebih awal.

“Nah itu dia,” ujar Lia langsung berjalan untuk menyamparkan Arsen, dia yang baru saja menutup telfon nya tiba tiba melihat seorang wanita dengan tubuh yang tinggi dan sexy serta waena kulit yang cerah tidak lupa dengan make up yang cantik.

“Apakah itu Lia?” Cicit Arsen dalam hati karna dia melihat penampilan perempuan itu seperti bukan Lia yang biasanya.

“Maaf mas tadi dijalan macet, sudah menunggu lama yah?” Ujar Lia sembari duduk dihadapan Arsen.

“Tidak, aku baru saja datang.” Ujar Arsen dengan gugup lalu Lia hanya mengangguk dengan paham. Beberapa pasang mata menatap mereka dengan kagum karna keduanya sangat serasi cantik dan manis.

“Lihatlah keduanya sangat menawan dan mempesona,”

“Sepertinya mereka sepasang kekasih,”

Beberapa orang yang berada disana berkomentar tentang Arsen dan Lia namun mereka memilih untuk mengabaikan nya, sebelum Lia datang Arsen sudah memesankan makanan untuk keduanya.

“Aku senang kita bisa sedekat ini,” ujar Lia, Arsen mengkerutkan kening dengan penasaran apa yang Lia ucapkan dan Lia mengerti keheranan Arsen.

“Aku sudah lama tidak dekat dengan pria, sekalinya mendapatkan akses untuk dekat denganmu aku menjadi sedikit mempunyai gairah kehidupan.”

Gairah? Rasanya Arsen benar benar senang mendengar ucapan Lia, sepertinya rencana Arsen akan berjalan dengan mulus bahkan Arsenpun merasakan remaja yang puber kembali malam ini.

“Aku senang jika kamu terlihat nyaman berdekatan denganku,” ujar Arsen dengan tersenyum sembari memegang tangan Lia yang berada dimeja.

Lia tersenyum dikala Arsen memegang tangannya, lalu Lia berkata “tapi bagaimana dengan kedekatan kita ? Apa Fia akan menerima?”

Lia dengan sengaja memancing pertanyaan seperti itu kepada Arsen untuk mengetahui hubungannya dengan Arsen lebih lanjut. Awalnya Lia berfikir tidak baik jika berhubungan dengan Arsen dibelakang Fia.

namun apalah daya Lia sudah jatuh hati kepada Arsen bahkan dari awal bertemu Arsen saat kakanya akan menikah pun Lia sudah mengaguminya.

“Lia, mungkin hal ini harus kamu tau. Aku sudah seperti mati rasa dengannya, setiap hari dia selalu marah marah kepadaku dengan alasan kesalahan sepele membuatku malas dirumah. Bahkan kamu ingat kemarin malam aku sangat pulang larut karna aku malas untuk pulang, tidak ada tempat ternyaman dihidupku.” Ujar Arsen sambil menatap dalam mata Lia.

“Aku sudah tau masalah rumah tangga kamu mas, keputusan kamu sangat benar karna aku pribadi melihat kakaku tidak bisa mengurus diri sama sekali dan hanya terfokus kepada anak dan pekerjaan rumah, bahkan Fia sering mengeluh seakan akan dia tidak ikhlas menjalani hidup bersamamu.” Ujar Lia ikut memanas manasi, Arsen yang merasa didukung pun tersenyum dengan lebar.

Arsen dan Lia sudah sangat tersulut oleh jiwa tidak sehat, mereka tidak saling memikirkan bagaimana kesalahan Fia, yang mereka pikirkan hanyalah penampilan dan kesalahan Fia.

Mendengar ucapan Lia membuat Arsen merasa bahwa Lia bisa menjadi tempat ternyamannya dan tempat nafsu tentu saja karna fisik Fia sangat membuat Arsen bergairah.

Tak lama kemudian mereka banyak berbicara tentang kepribadian mereka dan semakin banyak obrolan membuat mereka saling tersulut rasa nyaman satu sama lain.

“Permisi makanan nya,” ujar waiters tersebut lalu menyimpan makanan dimeja keduanya.

Arsen dan Liapun menyantap makanan dengan nyaman, “kamu suka steak sapi?” Tanya Arsen karna terlihat Lia yang menyukai makanan tersebut.

“Aku sangat suka,” ujar Lia dengan tersenyum.

Berbeda dengan Fia yang tidak menyukai makanan tersebut, beberapa hal menu yang Arsen suka sangat tidak disukai oleh Fia. Arsen tersenyum kagum walaupun keduanya kembar tapi Arsen rasa dia lebih cocok dengan kepribadian Lia.

“Beda banget sama Fia, Banyak menu yg dia tidak suka,”

“Selera dia memang rendah, berbeda denganku walaupun kamu kembar tapi banyak orang mengatakan bahwa aku lebih menarik.” Ujar Lia dengan bangga agar semakin membuat Arsen tertarik.

Lia dan Arsen benar benar menikmati makanan yang mereka makan saat ini, keduanya banyak mengatakan hal yang tidak seharusnya dikatakan oleh sepasang Kaka ipar dan adik ipar.

“Kamu perna berhubungan ranjang dengan pacarmu dulu?” Tanya Arsen.

“tidak, bahkan aku tidak perna pacaran lama,” ujar Lia membuat Arsen tersenyum lagipula saat itu kedua orang tua Lia stich parent jadi Arsen percaya.

“jadi sama aku kemarin itu first time?” Ucap Arsen dengan tersenyum mengingat kejadian semalam

Membuat Lia tersipu malu dan Lia hanya mengangguk sebagai jawaban nya.

Arsen melihat bahwa Lia sudah selesai makan begitupun dengan dirinya, Arsen mengambil tangan Lia lalu menatap mata Lia dengan dalam.

“aku tau ini salah, tapi aku yakin kita mempunyai kecocokan dan kenyamanan satu sama lain, jadi-“ ujar Arsen terpotong.

“Jadi?” Tanya Lia dengan penasaran.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status