Bab 1
Pov Alifia Perkenalkan aku Alifia Nandar Wijaya, aku adalah anak pertama dari dua bersaudara. Aku mempunyai kembaran bernama Aliyah Nandar Wijaya, kehidupan kami dimasa kecil sangatlah bahagia dengan kedua orang tua yang lengkap serta menyayangi kami dengan tulus. “Sayang dasi aku mana.” Ucap seorang pria bertubuh tinggi dan tampan didalam kamar. Arsenio Putra Mahendra, Dia adalah suamiku sejak 4 tahun yang lalu. Kehidupan keluarga kami sangatlah romantis dan harmonis, ditambah lagi finansial sangat cukup yang diberikan oleh Mas Arsen membuat keluarga kami semakin hangat. Dibalik itu semua kami diberi titipan oleh Tuhan yaitu putri cantik bernama Kinara Putri Mahendra yang berumur 3 tahun. “Di laci putih mas,” teriakku didapur. “Gaada sayang.” Teriakan Mas arsen membuatku sedikit kesal, dengan segera aku langsung mematikan kompor dan berjalan cepat menuju kamar. Sesampainya aku dikamar melihat bahwa Mas Arsen sedang kebingungan mencari dasi sehingga membuat kamar menjadi berantakan. “Astaga mass kenapa berantakan sekali!!!” Teriakku kesal. “Maaf sayang, habisnya aku bingung.” Ujar Mas Arsen dengan tersenyum tanpa dosa sambil menggaruk kepalanya. Aku segera berjalan menuju laci putih dan membuka laci tersebut, aku mencarinya hingga ujung dan menemukan dasi tersebut dengan perasan sedikit jengkel aku mengambil dasi tersebut dan memberikan kepada suamiku. “Lah kok? Aih padahal sudah kucari tapi tidak ada.” Ujar mas Arsen mengambil dasi tersebut lalu memakainya. “Makanya kalo cari barang tuh pakai mata,” gerutuku. Mas Arsen hanya tersenyum tipis, tapi dibalik itu aku mengingat sesuatu tentang percakapanku dan ibuku kemarin. “Oh Iyah mas, kalo semisal adikku tinggal disini beberapa saat boleh? Karna dia akan mencari pekerjaan baru di kota kita.” Aku dan ibuku memang beda kota, adikku Aliyah yang biasa dipanggil Lia itu masi single jadi dia masi sering berkelana hingga sering kali keluar kerja dengan alasan tidak nyaman, jadi orang tuaku mengirimkan Lia untuk tinggal bersamaku agar Lia bisa dewasa dikota lain. “Lia kembaran kamu?” Tanya mas Arsen. “Iyah, siapa lagi akukan Cuman punya adik satu.” “Apa tidak sebaiknya dia kost saja? Bukannya aku tidak mengizinkan namun disatu sisi kita sudah berumah tangga tidak baik jika ada orang asing tinggal dirumah kita.” Ujar mas Arsen. “Tapi Lia bukan orang asing, melainkan adikku.” “Yasudah, baiklah. Kapan dia kesini?” Tanya mas Arsen. “Besok.” “Okey baiklah. Kalau begitu mas pergi ke kantor dulu karna ada rapat,” Ujar mas Arsen. Aku menggangguk lalu salim terhadap suamiku. Sebenarnya aku tau mas Arsen kurang setuju jika ada keluarga lain yg masuk kerumah kami karna pasti penggerakan kita berdua akan menjadi terbatas. **** Pov Author Tok Tok Tok “Tunggu sebentar,” ujar Fia. Saat selesai memberikan asi kepada Kinara, Fia segera bergegas untuk membuka pintu karna sedari tadi mengetuk pintu dengan tak sabaran. “Siapa ya-“ Bruggghhh Seorang wanita dengan paras yang sama cantiknya dengan Fia memeluk Fia dengan erat, awalnya Fia heran dengan wanita tersebut namun dia tersadar bahwa itu adalah Lia kembarannya. “Astaga kamu mengagetkanku!!” Omel Fia lalu Lia melepas pelukan nya. “Masi saja sering mengomel sedari dulu,” gurau Lia. Fia memutar bola matanya dengan malas, lalu berkata “bukan nya seperti itu tapi kamu mengetuk pintunya secara terus menerus seperti menagih hutang.” Lia tak memperdulikan ucapan sang Kaka, dia segera masuk tanpa izin kepada Fia dan mencari keponakan nya itu. “Fia, keponakanku yang menggemaskan kau sembunyikan dimana?” Tanya Lia sembari berteriak. “Ssttt, jangan berisik anakku baru saja tidur. Sudah jangan diganggu,” ujar Fia. Lia menghela nafas dengan pasrah karna tidak bisa menciumi keponakan nya itu. “Kamu mau minum apa?” Tanya Fia. “Jus apel.” Jawab Lia sembari duduk disofa. “Jangan merepotkan,” ujar Fia sembari membawa segelas air putih dan duduk disamping Lia. “Tau gitu gausah nawarin kalo hanya air putih.” Gerutu Lia yang tidak didengar Fia. “Bagaimana keadaan ibu dan bapa?” Tanya Fia. “Baik. Sangat amat baik kabar mereka apalagi selepas perginya aku dari rumah mereka.” Ujar Lia. Fia sudah tidak heran dengan kelakuan sang adik yang sering cekcok dengan kedua orang tuanya karna perbedaan pemikiran. “Kamu itu janganlah sering melawan perkataan orang tua, mereka itu udh tua pasti kamu akan merasa kehilangan setelah mereka tiada.” Lia terdiam lalu bangun dari duduknya sembari berkata, “kamarku dimana?” “Di pojok kanan lantai 1.” Ucap Fia, sedari dulu ketika Lia diberi nasihat selalu mengalihkan dengan cara apapun agar Lia tidak mendengarkan ocehan Fia. Lia menyimpan tas nya dengan sembarangan arah setelah sampai dikamar nya lalu dia mencoba menghidupkan ac dikamar tersebut. *** Pukul 11 malam tidur Lia terusik karna merasakan hawa panas didalam kamarnya, “eughhh kenapa sangat panas,” Lia dengan segera bangkit lalu menyadari bahwa ac tidak menyala, Lia menghela nafas dan membuka bajunya sehingga hanya tersisa tanktop dan hotpans. “Duhh gue paling gabisa kalo tidur tnpa ac,” keluh Lia. Lia akhirnya memutuskan untuk tidur diruang tamu karna disana tersedia Ac, Lia berjalan mengendap ngendap agar tidak mengganggu tidur sang Kaka. Setelah itu Lia tertidur disofa dengan nyenyak tnpa menyadari bahwa Kaka Ipar nya belum pulang. **** Arsen baru saja tiba dirumah nya pukul 12 malam karna dia diundang secara mendadak di acara ulang tahun teman nya dan dia mengalami kehilangan sedikit kesadaran karna pengaruh dari alkohol. Dengan jalan yang lemas Arsen masuk kedalam rumah lalu mengunci pintu nya, betapa senang nya Arsen melihat istrinya tengah tidur disofa. “Pasti Fia menungguku pulang hingga tertidur,” ujar Arsen dengan nafsu karna hanya melihat Fia memakai tanktop. Namun pemikiran Arsen sangat salah, Itu bukan Fia melainkan Lia. Tpi saat itu Arsen tidak bisa mengendalikan akalnya dikarenakan pengaruh alkohol. Arsen langsung melepas sepatunya dan jas serta dasi yang dia kenakan. Arsen melihat nafsu bongkahan dada Lia yang padat lalu Arsen tidur diatas Lia tanpa menjatuhkan badan nya kepada Lia. Tanpa sabar Arsen mengecup ganas Lia, Lia yang merasakan badan nya sedikit berat dan seperti ada yang menciumnya pun segera terbangun dan betapa kagetnya Lia melihat bahwa Kaka ipar nya sedang melakukan hal yang tak seharusnya mereka lakukan. Saat Lia akan berontak, Arsen segera mereka dada Lia secara kasar dan itu membuat Lia lemah sehingga tidak bisa keluar dari kenikmatan tersebut. “Emhhh lepashhh,” desah lemas Lia. Arsen sama sekali tidak mendengarkan ucapan Lia, dia terus menciumi Lia dan meremas payudara Lia sembari Arsen menutup mata. Lia dan Arsen tidak punya kekuatan untuk menghentikan kegiatan mereka karna keduanya tersulut nafsu.Disatu sisi Fia terbangun dikala tidur nya yang sedikit tidak nyenyak karna Fia tidak enak hati akibat suaminya yang tidak kunjung pulang.“Dimana mas Arsen? Kenapa dia belum pulang padahal sudah jam 12 malam,” ujar Fia sembari meletakan hp yang baru saja dilihat untuk melihat jam.Fia memang dikabari oleh Arsen bahwa ia akan datang keacara teman nya itu namun Fia tidak berekspetasi bahwa Arsen belum pulang hingga tengah malam.“Duhh buat aku khawatir, kemana mas Arsen ini,” lirih Fia sembari menelfon Arsen berulang kali tetapi Arsen sama sekali tidak menjawab telfon dan nomornya tidak aktif.Fia berfikir untuk menelfon salah satu teman Arsen, karna Fia sudah kepalang khawatir karna Arsen belum juga sampai dirumah. “Sebaiknya aku telfon teman kantornya mas Arsen saja,” gumam Fia lalu tidak lama telfon Fiapun diangkat oleh teman Arsen.“Halo Fia kenapa?”“Maaf aku menelfon tengah malam seperti ini, aku hanya ingin bertanya kalo Arsen masi ada di acara?” Tanya Fia membuat teman Arsen b
Pagi hari yang cerah dikota yang indah, tapi tidak dengan sosok wanita cantik yang sedang termenung dikasur nya yaitu Lia, Li semalaman tidak bisa tertidur dengan nyenyak karna terus memikirkan kejadian yang ia baru saja alami bersama Kaka ipar nya tersebut.“Gabisa nih kalo gini terus, gue harus aktifitas.” Gumam Lia. Lalu dengan segera ia berjalan kekamar mandi melakukan aktivitasnya dan setelah ia merasa segar dengan segera berjalan menuju dapur.Saat menuju dapur Lia tidak melihat siapapun disana. Lia pikir kakanya itu sudah berada didapur untuk menyiapkan sarapan namun jauh diluar ekspetasi Lia.Lia sedari dulu sudah diajari masak oleh ibunya, walaupun Lia sedikit nakal dibanding sang Kaka namun keahlian masak Lia sedikit lebih dibanding Fia.Lia dengan segera menguncir rambutnya dengan asal lalu dia membuka kulkas tanpa berfikir lamapun Lia sudah tau akan masak apa, Lia mulai bergulat dengan alat alat masak tersebut.Disisi lain Arsen terbangun dari tidur nyenyak nya. Dia meliha
“H-Hah pacar?” Tanya Lia kembali dengan wajah heran.“Kamu kenapa bertanya Lia dengan seperti itu?” Cerca Fia.Arsen sedikit melotot karna dia secara reflek mengeluarkan pertanyaannya tadi. Dia tidak menyangka pertanyaan konyol seperti itu bisa terlontar didalam bibirnya.“M-maksud aku ya agar kami lebih dekat begitu, kamu juga Gatau kam adikmu sudah punya kekasih atau belum?” Tanya Arsen kembali kepada Fia.Memang Fia yang dasarnya mudah percaya pun hanya menggangguk sembari berkata “eh Iyah juga, selama ini aku tidak tahu bahwa adikku perna memiliki kekasih atau tidak.”Lia sedari dulu paling malas jika ada yang menanya tentang kisah percintaan nya. Karna kisah percintaan Lia sangat jauh berbeda dengan kisah sang kakak. Lia selalu dikecewakan oleh pria pria hingga Lia malas untuk membuka hati kembali.Mendapatkan pelukan dari Arsen tadi membuat Lia merasakan nyaman bahkan dia tidak pernah mendapatkan pelukan ternyaman tadi, rasanya Lia ingin lagi namun Lia sadar diri.“Aku tidak mem
Apa yang dirasakan Lia setelah Arsen mengatakan akan mengajaknya untuk pergi kecafe malam ini? Jelas saja kaget, ia tidak menyangka bahwa dia akan berkencan berdua dengan Kaka iparnya.“Aku tidak percaya dia mengajakku makan malam bersama, aishhh perasaan apa ini rasanya sangat menyenangkan.” Ujar Lia didalam hatinya.Lia tersenyum dengan full sedari tadi dan menganggap bahwa Arsen tadi mengajak nya untuk berkencan bersamanya, tanpa ia sadari itu adalah sebuah malapetaka untuk keruksakan rumah tangga saudaranya.Disisi lain, Fia baru saja meniduri anaknya setelah tadi menangis nangis bersama. Rasanya Fia lelah harus seperti ini terus menerus, harus mengerti tanpa dimengerti itulah masalah rumah tangga yang Fia rasakan. “Kenapa suamiku jadi berubah? Semasa pacaran dia selalu memperlakukanku dengan baik dan berperilaku manis tapi setelah kami menikah semuanya berubah, apa karna fisikku tidak sebagus dulu?” Tanya Fia pada dirinya sendiri.Ketika wanita melahirkan tentu saja ia harus men
Sementara Lia yang sedang menuju cafe tersebut, Arsen sudah sampai di cafe yang mereka sepakati untuk bertemu. Arsen merasakan gugup karna dia sudah merencanakan sesuatu untuk malam ini.“Apakah rencanaku akan berhasil? Aku takut ini gagal,” ujar Arsen dengan gelisah, ia sangat gugup dengan malam ini.Saat sedang sibuk berperang dengan pikirannya sendiri, tiba tiba ponsel arsen berdering menandakan ada telfon masuk saat ia meraih ponselnya tertera nama istrinya.“Astaga mengapa dia menelfon disaat waktu yang tidak pas, jika tidak diangkat telfon ya pasti dia akan terus menerus menelfonku.” Dengan segera arsen mengangkat telfon dan menetralkan suaranya agar tidak terlihat suara gugup. “Halo ada apa?” Tanya Arsen.“Mas sudah dimana?” Tanya Fia, pasalnya Fia tahu bahwa Arsen pulang kantor pukul 7 malam namun jam 8 malam masi belum tiba dirumah.“A-aku ada acara rapat dadakan bersama klien, ada apa?”“Pulang jam berapa? Aku sudah memasakan makanan kesukaan kamu dan aku ingin kita mengobr